Once in the Blue Moon
Cast: Jimin, Jungkook, Taehyung.
Rating: T
Warning(s):
1) Omegaverse dimana omega sangat amat langka sampai di-dewa-kan. Jumlah alpha dan beta seimbang. Omega!Jimin
2) Underage. Pertama kali Jungkook dan Jimin bertemu itu waktu Jungkook kelas enam SD.
3) Murni fiksi, tidak bermaksud mengganggu siapapun. (Maksud fic ini lebih ke menunjukan kisah cinta yang jauh tapi dekat dan tidak terungkapkan antara Jungkook dan Jimin.)
4) Kalau bilang 'kepercayaan fiktif' itu tidak problematik, inilah 'kepercayaan fiktif' itu.*
XXX
XXX
XXX
Jungkook duduk bersila sambil menggenggam joystick di depan TV.
Orangtuanya tidak pernah memarahinya, ibunya cuma berkali kali bilang, "Kau mau ujian nasional, Kookie, mau main PS terus?"
Dan Jungkook cuma tersenyum tidak tahu malu.
Sampai suatu saat ibunya mengajaknya ke kuil.
"Untuk apa?" tanya Jungkook.
"Memintakanmu nasib baik." Jawab ibunya.
Dan Jungkook menuruti apa kata ibunya saja.
Ibunya membawa Jungkook ke kuil di hutan. Katanya di dalamnya tinggal seorang omega, Jungkook tidak pernah melihat omega sebelumnya karena mereka memang langka sekali, katanya omega hanya lahir tujuhbelas tahun sekali, dan katanya juga mereka bermata biru. Katanya mereka adalah titisan Dewa, siapapun yang berdoa dihadapannya meskipun itu cuma doa dalam hati pasti dikabulkan. Katanya mereka membawa nasib baik bagi orang orang di sekitar mereka.
Kuil yang Jungkook datangi di kelilingi kolam jernih, ikan ikan berenang di dalamnya. Kuil ini di naungi pohon pohon yang rimbun, teduh di bawah bayangan.
"Lepas sepatumu, Kookie." Suruh ibunya.
"Kenapa?" tanya Jungkook.
"Kuil ini adalah wilayah suci, kau tidak boleh pakai sepatu ke dalam."
Jadi Jungkook dengan susah payah melepas sepatunya yang bertali tali.
Baru setelah itu mereka masuk ke dalam.
Jungkook melihat seseorang duduk di kursi tinggi dan semua orang di dalam kuil berdoa menghadapnya.
"Itu dia?" bisik Jungkook.
Ibunya tersenyum, "Iya, itu omeganya." Berbisik di telinga Jungkook.
Pakaian khusus yang dipakai omega itu seluruhnya berwarna biru, menutupi sampai ke ujung tangan dan kakinya, matanya ditutupi kain, rambutnya panjang dikepang dan kepangnya disampirkan ke depan.
Jungkook memandanginya dengan banyak pertanyaan di otaknya, walaupun dia tidak tahu apa sang omega menyadari tingkah Jungkook di antara banyak orang yang berdoa menghadapnya.
Ibunya menyadarkan Jungkook, "Jangan dilihat terus, ayo mulai berdoa supaya nilai ujian nasionalmu bagus dan kau bisa masuk sekolah yang bisa membuatmu berkembang jadi individu yang lebih baik lagi."
Setelah itu Jungkook berdoa, persis seperti doa ibunya, tapi dia tidak tahan untuk tidak berdoa agar dia bisa bertemu sang omega lagi di dalam dan di luar kuil.
Setelah berdoa mereka pulang. Jungkook menggenggam tangan ibunya yang menariknya keluar dari kuil.
"Apa dia tidak bosan?" Tanya Jungkook dalam perjalanan pulang, "Banyak orang mendatanginya tapi tidak ada satupun yang bicara padanya."
Ibunya tertawa, "Dia tidak boleh bicara pada kita, Jungkook. Dia hanya boleh bicara pada orang orang yang mengurusnya dan mengurus kuilnya."
"Jadi dia punya teman?"
"Ya, dia punya teman."
"Oh, bagus kalau begitu." Kata Jungkook. Dia diam beberapa saat, lalu bertanya lagi, "Kenapa rambutnya panjang sekali?"
"Itu karena dia tidak diizinkan potong rambut sembarangan."
"Kapan dia boleh potong rambut?"
"Di waktu waktu tertentu, Eomma juga kurang tahu."
"Kenapa matanya ditutup?"
"Karena kita tidak boleh melihat matanya."
"Kenapa tidak boleh."
"Katanya itu bisa mendatangkan sial. Hanya orang yang mengurusnya dan mengurus kuilnya yang boleh melihat matanya."
"Matanya warna biru?"
"Katanya sih begitu."
"Kenapa bajunya panjang sekali?" tanya Jungkook lagi.
"Karena tangan dan kakinya tidak boleh sembarang menyentuh sesuatu, dan dia tidak boleh disentuh dan menyentuh sembarang orang."
"Tapi boleh mengobrol, kan?"
"Sayangnya dia juga tidak boleh mengobrol dengan sembarang orang."
"Sampai dia keluar dari kuil."
"Keluar dari kuil?" tanya Jungkook, "Kenapa dia harus keluar dari kuil?"
"Karena tugasnya sudah selesai."
"Kalau sudah selesai dia akan jadi apa?"
"Jadi orang biasa, seperti Eomma dan Kookie, dia bisa sekolah, bekerja, dia juga bisa pergi ke kuil untuk berdoa, dia bisa melakukan apapun yang dia mau." Jelas Ibunya.
Kalimat bisa melakukan apapun yang dia mau terdengar seperti hal yang bagus di telinga Jungkook, dia bertanya lagi, "Kapan tugasnya selesai?"
"Kalau dia sudah mendapat heat pertama, Kookie sudah belajar soal heat di sekolah, kan?"
Jungkook mengangguk.
Setelah itu Jungkook jadi sering pergi ke kuil, kadang sendirian, kadang bersama orangtuanya, kalau dia sedang nakal dia akan mengajak Taehyung ke kuil sore sore saat matahari terbenam. Taehyung ikut ikutan masuk ke dalam bersama Jungkook dan mereka saling tunggu-menunggu satu sama lain menyelesaikan doanya.
Sore saat matahari terbenam adalah waktu yang sangat nyaman untuk pergi ke kuil. Langit yang mulai kebiruan di luar kuil sangat senada dengan pakaian sang omega. Di dalam kuil dinyalakan lilin yang bercahaya kuning, kontras dengan biru yang sang omega kenakan.
Tidak ada yang pernah menegur dua anak kecil yang terlalu sering datang ke kuil ini karena semua orang diizinkan berdoa sampai di jam-jam tertentu dimana sang omega harus beristirahat, Taehyung dan Jungkook selalu menurut kalau sudah waktunya untuk sang omega istirahat.
Tapi Taehyung sepertinya terlalu nyaman dan menganggap kuil ini adalah rumahnya, jadi di suatu sore hari dimana matahari nyaris terbenah seluruhnya, dia berdiri di samping Jungkook yang sedang berdoa supaya sang omega bahagia dan tugasnya segera berakhir jadi dia bisa menjadi manusia yang biasa biasa saja seperti Jungkook, bisa bermain dan melakukan hal hal menyenangkan lainnya.
Taehyung tiba tiba bicara, "Salam kenal Omega yang terhormat, aku Kim Taehyung dan ini Jeon Jungkook, kau pasti bosan kan duduk disana terus, aku tahu kau tidak akan bicara padaku, tapi aku harap setelah tugasmu selesai aku, kau, dan Jungkook bisa jadi teman –ah! Tidak bukan teman, tapi sahabat."
Sang omega langsung menutup muka dengan tangannya yang tidak terlihat karena tertutup pakaiannya. Orang orang di kuil menertawakan Taehyung, tapi untungnya mereka tidak diusir dari kuil. Meskipun begitu Jungkook tetap merasa malu dan menyeret Taehyung keluar dari kuil.
Tapi setelah itu mereka tidak kapok kapok pergi berdua ke kuil. Mereka pergi berdua ke perayaan yang digelar di kuil, tentunya itu perayaan yang berpusat pada sang omega. Diadakan di malam hari saat bulan purnama dan berhubungan dengan ikan ikan yang berenang renang di kolam jernih di sekitar kuil.
Taehyung mulai mengoceh, "Aku akan memanggilnya Mochi."
"Siapa?" tanya Jungkook.
"Tentu saja omega itu, kau lihatkan pipinya tembam begitu dan wajahnya juga sangat putih."
"Dia pasti jarang panas panasan makanya wajahnya putih begitu."
"Iya, itu mungkin." Kata Taehyung, "Kapan kira kira kita bisa mulai berteman dengannya, ya?"
"Memangnya dia mau berteman dengan kita?"
"Kenapa tidak mau? Kita kan cowok cowok paling diminati di SMP."
Jungkook tertawa.
Dan mungkin doa Taehyung benar benar dikabulkan dewa, jadi begitu Jungkook lulus SMP, tugas sang omega telah berakhir. Doa terakhir Jungkook padanya sama seperti doa pertama Jungkook dan dia juga datang bersama ibunya. Berdua mereka berdoa supaya nilai ujian nasional Jungkook bagus dan kau bisa masuk sekolah yang bisa membuat Jungkook berkembang jadi individu yang lebih baik lagi. Setelah itu Jungkook masih suka datang ke kuil, jadi dia tahu bahwa omega selanjutnya belum ditemukan, mungkin karena saking langkanya, tapi itu tidak membuatnya berhenti datang.
Jungkook cuma jadi suka duduk sendiri di kelasnya, sementara Taehyung makin dipaksa belajar supaya bisa masuk universitas bagus. Jungkook penasaran dimana keberadaan sang omega sekarang.
Suatu hari dia duduk di kantin bersama Taehyung, masih berandai andai dimana sang omega berada, sampai kemudian mereka berdua dihampiri seseorang.
"Permisi." Kata orang itu, suara manis, tinggi, khas sekali. Dia pakai seragam seperti Jungkook dan Taehyung, rambutnya hitam pendek, orangnya juga pendek, kulitnya putih dan pipinya tembam, matanya biru dan berbinar binar dengan sangat cantik.
Jungkook tidak bisa bicara.
"Kim Taehyung dan Jeon Jungkook, kan?" tanyanya.
"Iya, aku Taehyung." Kata Taehyung. Sementara Jungkook cuma bisa mengangguk saja.
"Aku Park Jimin. Taehyung pernah bilang kalau dia mau kita bertiga berteman setelah tugasku selesai."
"Oh! Kau Omega yang terhormat, Mochi-ku!" seru Taehyung.
"Mochi?" tanya Jimin.
"Jangan dengarkan dia, tinggalkan saja dia." Kata Jungkook, menarik Jimin menjauh dari Taehyung.
XXX
XXX
XXX
*= Tapi SnK juga pakai kepercayaan fiktif. Jadi bagaimana ya?
Note: Aku sangat dipengaruhi ide dari yin-yang (atau eum-yang). Warna biru, bulan, bayangan, ikan, aku benar benar comot dari situ.
Note(2): Sebenernya sih Jungkook naksir Jimin dari SD, tapi nggak tahu ya ke depannya bagaimana. Mungkin mereka menikah.
