My Regret
genre: sad, drama, angst, violence
warning: typo,sadist!Yukio, violence,No Bashing!!
summary:
Yukio yang terlalu sedih dan marah karena kematian Fujimoto Shiro menyalahkan Rin dan rasa sayangnya berubah menjadi kebencian dan melampiaskannya pada Kakaknya.
Pemakaman Shiro Fujimoto adalah hari yang sangat menyedihkan bagi dan Rin dan Yukio. Rin yang termenung didepan batu nisan ayah angkatnya meskipun orang-orang sudah mulai bubar tak peduli saat itu sedang hujan Rin tetap termenung menatap sedih makan ayah angkatnya itu dari jauh Yukio menatap Rin dengan penuh kebencian.
Beberapa minggu kemudian
Yukio Pov
Sejak Niisan tahu aku adalah seorang exorcist sekarang tak satupun dari kami saling bicara bahkan saat ini bahkan kulihat dia lebih sering menghindari tatapanku alasannya adalah karena aku sejak hari dia mengikuti kelas cram saat bertengkar dikelas aku mengatkan semua kebencianku padanya dan menyalahkannya atas kematian ayah dan tentu saja dia terlihat terkejut dengan semua yang kukatakan hari itu pertama kalinya aku melihatnya menangis dalam hati aku tak tega tapi entah kenapa itu tak membuatku puas.
"Yukio ampun, iya aku minta maaf, aku salah". Rin merintih kesakitan sebagian wajahnya telah penuh luka.
"Apanya yang ampun, apa ayah akan kembali tentu saja tidak dan kenapa bukannya sudah biasa bagimu berkelahi dan merepotkan ayah saat harus dipanggil pihak sekolah karena kelakuanmu". Yukio memukuli Rin dengan sepenuh tenaganya.
Suasana asrama itu selalu seperti itu sejak kehadiran Okumura bersaudara karena setiap malam Yukio selalu menghukum Kakaknya tanpa alasan dan Rin tak sama sekali melawan.
"A Ayah". Rin merintih.
Aku terpaku sesaat mendengar rintihan Rin dalam hidupnya pertama kalinya Rin merintih memanggil ayah karena sejak dulu aku tahu kalau Rin adalah anak yang kuat saat dia berkelahi dengan orang yang jauh lebih besar Rin tak sekalipun menangis atau berteriak mengadu pada ayahnya malah Rin lah yang akan diadukan sekalipun dia tidak bersalah tapi mendengar kata ayah membuatku makin gelap mata.
"Oh! baru sekarang kau ayah- ayahan percuma saja dia tak ada disini karena kesalahanmu". Kataku sambil memukul dadanya lebih keras lagi.
Apa ayah akan senang jika dia melihatku memperlakukan Niisan seperti ini
Setelah entah berapa lama aku memukuli saudara kembarku sendiri akhirnya dengan nafas terengah-engah aku meninggalkan ruangan itu dengan Rin menangis sendirian sesekali Yukio bisa mendengar Rin mengguman dengan suara kecil.
A ayah maaf, ayah tolong, Yukio tolong aku kembalikan Yukio yang dulu.
Aku tidak benar-benar meninggalkan ruangan itu aku sedang bersandar dipintu masuk saat itulah aku menangis memikirkan betapa sakitnya penderitaan saudaraku tapi kenapa diriku sendiri bisa sekejam itu bukankah aku sudah berjanji bahwa aku akan melindunginya itulah kenapa aku mau menjadi Exorcist dan bukankah dulu aku selalu mengobati lukanya setelah dia berkelahi tapi sekarang adalah kebalikannya aku lah memberinya luka dan menambahnya aku tak ingin melakukannya tapi saat melihat wajahnya ingatanku kembali ke saat itu saat ayah meninggal maka saat itu aku selalu menjadi marah.
Rin Pov
Setelah meninggalnya ayah hubunganku dengan Yukio tak pernah baik lagi terutama karena Yukio berpikir bahwa aku penyabab utama kematian ayah, kuakui memang aku mengatakan sesuatu yang membuat ayah shock tapi mana aku tahu jika saat itu kata-kataku membuat ayah dikuasai satan aku tak pernah tahu apapun sebelum saat itu tapikan itu bukan karena aku tidak tahu tapi karena mereka sendiri menyembunyikannya apa memang aku salah, kenapa aku dilahirkan kenapa aku dibiarkan hidup jauh akan lebih baik jika aku mati saat dilahirkan dan semua ini tidak akan terjadi.
"A ayah". Aku terus berguman hal yang percuma lagipula pasti ayahnya juga marah padaku, eh tunggu! bukankah saat terakhir hidupnya aku memanggilnya kakek tua tentu saja sekalipun dia ada dia takkan membelaku.
Aku mencoba bangun dengan luka-lukaku seingatku seperti apapun aku berkelahi aku tak pernah luka sebanyak ini dan untunglah aku memiliki regenerasi yang cepat untuk menyembuhkan luka-luka ini yang justru kusesalkan aku berharap bahwa aku akan mati dihajar Yukio tapi mungkin takdir memang ingin aku merasakannya hinanya hidup sebagai anak satan bahkan sampai detik ini aku masih belum memiliki teman padahal kupikir teman-temanku di Cram akan menerimaku ternyata mereka membenciku juga karena statusku, aku berjalan sambil berpegangan pada tembok dapat kurasakan darahku berceceran dilantai tapi aku tak peduli aky ingin membersihkan diriku.
Yukio Pov
Aku melihat Niisan berjalan tertatih-tatih dengan susah payah jika ini dulu mungkin aku akan berlari untuk menolongnya tapi sekarang aku hanya bisa melihatnya saja tanpa bergeming dalam hati aku ingin membantunya tapi disisi lain aku merasa puas sepintas aku melihatnya menatapku namun sekejap dia memalingkan wajahnya.
Rin Pov
Aku berjalan menuju kamar mandi aku melihat Yukio menatapku dengan tatapan dinginnya aku memalingkan wajahku aku tak ingin melihat wajahnya yang sekarang ataupun tatapannya sekarang.
Aku mengguyur tubuhku dibawah air dingin membiarkan luka-lukaku yang masih tersisa terkena aliran air yang sebenarnya membuat lebih sakit tapi masih seberapa hidupnya masih lebih pedih saat satu-satunya keluargaku membenciku dan teman-temanku yang membenciku juga jadi untuk apa dan kenapa aku hidup? Ayah kau tak pernah memberitahuku memikirkan segalanya membuatnya tertawa dan juga menangis bersamaan seperti aku hilang akal.
Yukio Pov
Hari berganti aku tetap mengajar seperti biasa seperti hari-hari sebelumnya aku akan melihat Niisan duduk dikursi paling belakang sambil menundukan wajahnya tidak ada semangat atau wajah cerianya lagi lebih suram seperti manyat dengan wajah pucatnya bajunya terlihat kebesaran atau tubuhnya lebih kurus karena kurasa sebelumnya bajunya pas.
Mata pelajaran Cram berakhir dan kini saat istirahat di kelas reguler seperti biasa aku akan diikuti beberapa siswi yang mengikutiku kemanapun sebut saja fangirls mereka merecokiku dengan pertanyaan yang tidak penting dan mereka selalu memintanya untuk makan siang bersama sungguh merepotkan tapi jika kutolak pasti akan ada yang menangis jadi dengan terpaksa aku turuti mereka.
Saat itu aku bisa melihat Niisan duduk sendirian bangku dipojok lorong wajahnya tampak kosong tak ada satu orangpun disekolah itu yang mau mengajaknya walaupun untuk sekedar ngobrol semua orang terlalu takut padanya jika dikelas cram dia takuti karena dia anak satan tapi dikelas reguler dia jauhi kerena dia dianggap anak berandalan yang suka berkelahi jadi dia kesulitan mendapat teman.
Rin Pov
Aku duduk sendiri diujung lorong karena tak ada satupun yang mau dekat denganku lagipula aku juga malas mencari teman aku takut kalau mereka berakhir membenciku lagi jadi kurasa jauh lebih baik aku diam sendirian walaupun terasa sepi bukankan sejak kecil aku tak pernah memiliki satu temanpun jadi aku harus terbiasa bukan.
"Apa kau saudara Okumura Yukiokun". Tanya seorang gadis yang tak kukenal kelihatannya fans Yukio.
"Maaf, seperti kau salah orang". Kataku.
"Kupikir kau saudaranya aku mau menitipkan surat ini". Katanya.
"Bukankah aku juga tidak terlihat mirip". Kataku beralasan.
Sesaat dia menatapku dan penampilanku.
"Maaf lebih baik kau coba saja berikan langsung padanya". Kataku.
"Baiklah maaf telah mengganggumu". Katanya.
Dia pergi setelah aku berbohong tentang Yukio yang sebenarnya adalah saudaraku tapi jujur aku sedang malas jika harus melakukan sesuatu yang berhubungan dengan Yukio jauh lebih baik orang tidak tahu jika diriku bersaudara dengan Yukio atau lebih baik tak ada yang tahu siapa diriku menjadi orang asing lebih baik dari pada menjadi orang yang dibenci.
Tindakanku dengan mengelak mengakui bahwa aku adalah saudara Yukio sebenarnya tindakan percuma karena sudah banyak orang yang tahu siapa diriku walaupun satu atau dua orang tak mengenalnya tapi yang lainnya tentu saja tahu.
Huh kenapa aku harus sekolah padahal dulu aku hampir bekerja jika seandainya aku bukan anak satan apa aku bisa seperti Yukio aku tak butuh apa-apa hanya teman itu saja.
Andai saja aku bukan anak satan dan juga bukan anak kembar dengan orang tua yang lengkap apa aku akan hidup bahagia aku hanya berandai mungkin itu hanya terjadi jika aku terlahir kembali aku harao jika itu terjadi aku ingin menjadi anak tunggal tidak masalah jika kehidupanku berikutnya adalah seorang perempuan yang penting bukan anak satan ataupun anak berandalan. Dalam benakku masih terpikir apakah jika aku mati aku akan masuk ke surga atau apakah aku akan terlahir kembali karena setahuku iblis tidak bisa masuk surga dan aku adalah setengah iblis dan juga anak satan.
Waktu istirahat tanpa terasa berlalu aku segera beranjak dari tempat dudukku dan menuju kelasku untunglah aku tak sekelas dengan Yukio dikelas reguler jadi aku tak perlu melihat wajahnya untuk beberapa jam.
-Skip Time-
Kelas berakhir dengan cepat setidaknya menurutku karena sejak perilaku kasar Yukio apapun waktuku yang tadinya membosankan menjadi terasa terasa jauh lebih menyenangkan dari pada harus mendapati pulang ke asramanya dengan bogem mentah dari adikku secara tiba-tiba yang tidak beralasan sebenarnya aku bisa melawan tapi aku tak mungkin memukuli adikku sendiri dan Yukio juga menggunakan air suci jika seandainya aku berani melawan benar-benar kejam. Sejak saat itu juga aku selalu mengulur waktu untuk pulang dan memilih mengerjakan PRnya di perpustakaan sebagai alasan.
Yukio Pov
Aku mendengar bisik-bisik dari beberapa siswa yang berkerumun kedengarannya ini tentangku dan Niisan.
"Hei, kalian tahu tidak kemarin aku melihat Okumuran Rin sendirian aku sempat mau menitipkan surat namun dia bilang dia bukan saudaranya Okumura Yukio". Siswi 1.
"Mungkin kau salah orang mungkin saja namanya sama". Kata yang Siswi 2.
"Tapi aku yakin dia memang saudara kembar Okumura Yukio tapi dia bilang aku salah orang dan malah bilang kalau mereka tak sama sekali mirip". Kata sisiwa 1
"Mungkin dia memang Okumura Rin akan tetapi dia bukan benar-benar saudara kembarnya Okumura". Kata sisiwi 3.
"Maksudmu". Kata siswa 1.
"Aku punya sebuah teori, begini kita semua tahu bahwa baik okumura Rin dan Okumura Yukio sama-sama dibesarkan dipanti asuhan bukan ada kemungkinan mereka hanya ditemukan secara bersamaan". Kata siswa 3
"Benar juga sih lagi pula karakter mereka terlalu berbeda bahkan untuk ukuran kembar tidak identik mereka terlalu jauh". Kata siswa 4
"Mungkin saja saat orang tua mereka menitipkan dipanti asuhan itu kebetulan diletakkan ditempat yang sama sehingga saat ditemukan seolah mereka itu kembar". Kata siswa 5
"Mungkin itu sebabnya dia bilang bukan saudara Okumura Yukio mungkin mereka baru menyadarinya dan kudengar mereka sudah tidak terlihat akur lagi". kata siswi 3.
"Ya mungkin mereka shock saat mengetahuinya dasar nasib anak jenius dan anak yang malang". Kata siswi 2.
Mendengar obrolan mereka yang seenak menarik kesimpulan tentang aku dan Niisan sungguh menyebalkan tapi aku malas membahasnya jadi aku memilih pulang.
Saat melewati perpustakaan aku melihat Niisan duduk sendirian kelihatan mengerjakan sesuatu sebenarnya hal yang sangat jarang terjadi tapi sejak perlakuan kasarku dia terlihat agak menjauhiku terutama karena aku sering sekali mencari kesalahannya sekecil apapun.
-skip time-
Rin Pov
Aku pulang sangat larut jujur saja aku tertidur diperpustakaan dan untung PRku selesai jadi aku harap bisa langsung mandi dan tidur dan kuharap Yukio pergi misi agar aku bisa tenang tanpa harus merasakan sakit lagi.
Saat masuk asrama kelihatannya sepi kuharap Yukio sedang dalam misi jadi aku langsung menyimpan tasku dan pergi mandi.
Yukio Pov
Hari ini aku pulang lebih awal dari Rin padahal sebelumnya selalu aku yang pulang paling larut kelihatannya Niisan mencoba menghindariku tapi dia kelihatannya tidak tahu aku telah diasrama sebelum dia, saat ini dia sedang mandi aku dengan sengaja memeriksa isi tasnya ternyata dia mengerjakan PRnya ada bagusnya jika begitu besok mungkin tidak ada satupun guru yang akan memarahinya walaupun sebenarnya dia mau melakukan ini demi menghindariku.
Normal Pov
Betapa menyenangkan bagi Rin dimana hari tanpa Yukio. Sejak hari Yukio membencinya tak pernah lagi mereka dekat terutama Yukio sepenuhnya menyalahkan Rin soal meninggalnya Fujimoto Shiro sejak saat itu semuanya selalu dilampiaskan Yukio pada Rin kesalahan apapun akan menjadi masalah besar dan akan menjadi hukuman dan karena Yukio dan orang sekitarnya membuat Rin juga menyalahkan dirinya sendiri dan menyalahkan kelahiran dirinya sendiri.
Setelah mandi Rin langsung menyiapkan makan malamnya sendiri namun terasa sedih karena Yukio tak akan makan masakannya lagi jadi setiap kali memasak pasti akan bersisa meskipun Rin sendiri cemas dengan Yukio karena pastinya Yukio akan makan makanan cepat saji tak Rin juga tak berani bertanya. Sepanjang makan tanpa terasa Rin meneteskan air mata dan Yukio melihatnya.
Rin berjalan kekamarnya yang kini berpisah dengan Yukio dikamar 603 tapi saat akan akan memasuki kamar dia melihat Yukio berdiri bersandar didepan pintu kamarnya saat itu rasa takut menyeruak melihat betapa dingin wajah Yukio.
"Niisan bisakah kita bicara" kata Yukio dengan senyum manis dan nada yang sangat tenang namun bagi Rin senyuman dan suara Yukio terasa mencekam.
"A ada apa jika masalah PR aku sudah selesaika ja..". Jawab Rin ketakutan.
"Iya aku sudah tahu kalau begitu aku ingin memberimu hadiah". Kata Yukio.
"Ti tidak usah aku hanya mau tidur". Kata Rin keringat bercucuran.
Rin langsung memasuki kamarnya jujur saja dia tidak ingin berhadapan dengan Yukio atau sekedar bicara karena sejak hari itu setiap detik bersama Yukio serasa seperti neraka.
Bruugh
Belum sempat Rin menutup pintunya Yukio sudah mendoronya dengan cepat hingga terjatuh kelantai dengan sangat keras saat itu wajah Yukio mulai sangat terlihat menyeramkan.
"Niisan apa kau tidak bisa menurut untuk sebentar saja". Kata Yukio.
Yukio Pov
Aku pernah berjanji untuk melindungi Niisan tapi sekarang justru aku adalah orang yang paling berbahaya untuk Niisan aku dilema antara harus memaafkannya atau menyalahkan segalanya selalu padanya seharusnya akulah yang minta maaf bukan. Dengan kejam aku membuat merendamnya didalam bak yang airnya bercampur sedikit air suci aku beberapa kali menenggelamkan kepalanya.
glup glup fwuah
"Ayo Niisan tahan saja air ini bisa menyucikanmu dari dosa". Kataku dengan dingin.
"Aku tidak kuat Yukio". Kata Rin merintih kulihat kulitnya sedikit berasap.
"Ayolah ini hanya air Niisan" kataku mengelus kepalanya tapu wajahnya membuatku sakit dia menangis dengan keras aku tidak pernah nelihatnya seperti ini sebelumnya.
Tak lama setelah itu Niisan kehilangan kesadaran dan hampir saja dia tenggelam didalam bak aku langsung mengangkatnya.
"Niisan". Aku menjadi panik melihat Niisan seperti ini aku takut sangat takut
Aku segera memberinya CPR beberapa saat kemudian Niisan terbatuk dan air diparu-parunya keluar wajahnya sangat pucat.
"Panas". Lirih Niisan suaranya sangat serak.
Saat itu dia benar-benar pingsan aku dengan cepat mengguyur tubuhnya dengan air biasa untuk membasuh air suci yang mingkin masih menempel ditubuhnya dan aku membawanya kekamar kuganti pakaianya dan kutunggu dia sampai bangun.
"Gomene Niisan aku adalah Otoutomu yang sangat jahat". Kataku menangis diatas wajahnya air mataku terjatuh diwajahnya.
Rin Pov
Yukio membenamkanku kedalam air yang telah dicampur sedikit air suci air itu seharusnya terasa dingin namun bagiku air itu juga terasa panas beberapa kali aku tersedak air dan tenggorokanku terasa terbakar hingga paru-paru dan kesadaranku semakin menipis sungguh aku hanya ingin mati saat itu tapi sayup-sayup aku mendengar suara tangis.
-Time Skip-
Normal Pov
Waktu menunjukkan jam 4 pagi masih terlalu bagi Rin untuk bangun tapi tenggorokan dan paru-parunya terasa sakit saat itu Yukio langsung membantu Rin dengan memberinya segelaa air Rin sangat ketakutan saat itu.
"Ini hanya air biasa Niisan". Kata Yukio.
"Jangan sentuh aku pergi". Rin menampar tangan Yukio.
Ekspresi Yukio sangat sulit diartikan dan Rin menggigil dengan hebat sambil mencengkram selimutnya.
"Aku tidak pernah melihatmu seperti ini aku ingin menangis". Kata Yukio dan Rin bisa melihat jejak-jejak air mata diwajah Yukio tapi Rin tetap takut.
"Kumohon minumlah Niisan aku tahu kau takut aku memberimu air sucikan aku bersumpah ini hanya air biasa". Kata Yukio lagi.
Saat itu Rin langsung meminum air itu terasa menyegarkan tapi masih belum bisa menghilangkan rasa terbakar ditenggorokannya.
Tak lama hening diantara mereka Rin memalingkan wajahnya saat itu suara Yukio memecah keheningan.
"Ada satu hal yang ingin kutanyakan Niisan". Kata Yukio.
"Apa itu". Tanya Rin masih memalingkan wajahnya.
"Apa kau masih menyayangiku setelah apa yang kuperbuat padamu". Kata Yukio.
Pertanyaan itu sukses membuat Rin menatap balik dengan matanya yang membulat tapi Rin. Sama sekali tidak bisa bicara.
"Baiklah Niisan kau bisa jawab nanti kau boleh memikirkannya dulu". Kata Yukio meninggalkan Rin sendirian.
Apa maksudnya untuk apa dia bertanya seperti itu dia sangat kejam bukan, kenapa dia bertanya seperti itu tanpa meminta maaf dia bertanya seperti itu, oh tunggu dulu bukankah yang apapun yang Yukio lakukan adalah selalu demi dirinya tapi apa dengan menghukumnya seperti itu pantas apanya yang demi dirinya dia sudah gila tidak dia psikopat.
pikiran itu menyakiti perasaan Rin saat itu meneriakannya semua rasa sakit hatinya.
"AKU SANGAT BENCI PADAMU SANGAT BENCI, BENCI KAU GILA KAU PSIKOPAT". Teriak Rin sejadi-jadinya.
Yukio bisa mendengarnya dengan jelas karena dia hanya berdiri bersandar didepan pintu saat itu air matanya jatuh. Yukio sangat tahu tanpa dia tanyakanpun dia tahu jawaban itulah yang akan Rin katakan bukankah Yukio yang seharusnya meminta maaf tapi Yukio tidak bisa dia selalu merasa marah melihat saat Rin tapi juga sedih untuknya.
-Skip Time-
Hari berganti kabar miring tentang Rin dan Yukio bukan kembar sudah menyebar dengan mudah anak-anak dalam beberapa hari. Jika ini dulu mungkin dia tidak perlu peduli namun sekarang dia benar-benar merasa memang bukan saudaranya. Mungkin saja kan kalau sebenarnya Rin Itu hanya ditemukan dihari dan tempat yang sama bersamaan sehingga ayah angkatnya mengiranya anak kembar masuk akal bukan lagi pula jika mereka sesama anak saran kenapa hanya Rin saja yang memiliki api satan.
-kelas cram-
Banyak yang heran sekali dengan sikap Yukio dan setiap Yukio mengajar atau hanya sekedar bertemu Rin dan Yukio selalu menghindari tatapan masing-masing bahkan orang bisa menebak ada masalah diantara mereka. Suguro dan yang lainnya juga tak berhenti heran melihat tingkah mereka sampai kelas selesai.
"Sensei kami boleh tanya". Kata Suguro.
"Iya silahkan tanyakan". Kata Yukio.
"Sensei kami mendengar kabar tentang kalian". Kata Suguro.
"Kami dengar kalian bukan kembar dari anak-anak kelas lain dan Rin juga mereka bilang berkata begitu". Kata Suguro.
Saat itu Rin ingat anak-anak penggemar Yukio yang bertanya padanya saat itu dia memang bilang begitu. Yukio langsung menatap tajam Rin tapi Rin memalingkan wajahnya.
"Itu tidak benar mungkin saat itu Nii-san hanya mencoba menghindari mereka yang ingin menitipkan hadiah". Kata Yukio dengan senyum lembutnya.
Yukio melangkah ke tempat Rin duduk dan tangannya menyentuh kepala belakang Rin seolah mereka akrab tapi kuku Yukio menusuk kulit Rin
"Iya kan Nii-san ". Kata Yukio lembut
Kau memang pintar sekali.
Author Note
sudah lama nih gak update makasih sekali atas dukungan kalian. ff ini kayaknya cuma dua chapter tadinya satu chapter beres tapi karena author udah capek nulis karena fanfic baru author yang lain terhapus dan ff yang ini baru setengah. Ya sudah lah yang penting author update sedih.
review dan sarannya ditunggu ya. dan lain kali author mau bereskan ff authir yang lain. silahkan boleh reques mana dulu judul ff author yang mau update segera yang paling banyak vote mau author update duluan. Dan soal penulisan author maaf kali ini saya update di adroid jadi paragraf kurang rapih.
review, saran, komentar yang membangun ditunggu tapi dilarang bashing.
