.
Tokyo Ghoul:re (c) Ishida Sui
Absolutely OOC, AU. Crackpair nyelip dong.
.
Sekali lagi tatapan tajam antara Koori dan Shao bertemu.
Hairu sendiri asyik melihat koleksi baju di sebuah toko, dan kedua mahluk ini masih berada di luar, entah berkomunikasi semacam apa lewat tatapan mata. Hanya ada satu masalah, sebenarnya.
Rebutan.
Baik Koori maupun Shao jelas mengerti kalau ide untuk mengajak rekan dan adik sekaligus bukanlah hal yang baik dan benar. Ini buruk dan salah. Sangat jelas. Ujung-ujungnya? Rebutan. Si rekan tidak mau gebetannya lebih dekat dengan yang satunya, dan si adik tampaknya kurang restu dengan hubungan kakaknya dan si rekan. Maka terjadilah perang dingin.
Hairu bahkan tidak menyadari hal ini. Dengan masa bodonya ia menggandeng lengan keduanya, padahal Koori dan Shao merasa amit-amit dihubungkan meski dengan tangan Hairu. Isi dari kegiatan ini kiranya 9% tersenyum paksa, 1% tersenyum ikhlas dan 90% perebutan hak milik.
Ada dua tipe kejadian. Satu; saat Hairu lebih dekat dengan Shao, seperti sekarang ini.
"Eh, lucu, ya? Beli, yuk. Bisa kembaran hehe."
"Boleh, boleh."
Shao melirik Koori di seberangnya dengan tatapan penuh kemenangan ketika Hairu menunjukkan baju twin fashion padanya. Koori mendengus kesal, berjalan keluar toko.
Dan tipe kedua; ketika Hairu lebih perhatian pada Koori.
Contohnya saat tadi, Hairu membeli dua buah crepe es krim di sebuah stan. Awalnya Koori dan Shao sudah berfirasat buruk kalau Hairu akan mendonasikan salah satu crepe untuk mereka berdua, tapi ternyata salah. Hairu menyerahkan yang bertopping es krim stroberi pada Shao.
"Kan aku lagi sayang kamu, jadi kuberi satu, ya. Biar aku bagi sama Koori Senpai."
"Oh, iya. Ehe."
Giliran Koori tersenyum miring ke arah Shao yang mengerucutkan bibirnya. Ya, memang berkedok perhatian, tapi Shao merasa tersakiti. Secara terpaksa ia bagi-bagi makanan pada kucing yang datang entah dari mana.
"Pokoknya seri, ngga urus."
"Eh poin kamu itu kurang satu dari aku. Emangnya waktu dia tanya soal cocok ngganya baju ke aku dulu tadi itu ngga kamu itung?"
"Ya Tuhan cuma nyebut nama duluan aja. Seri pokoknya."
Saat itu akhirnya mereka saling berbicara. Hairu sedang pergi ke toilet, meninggalkan Koori dan Shao di sebuah bangku taman berdua. Kesempatan bagus untuk berdebat.
"Ngga ada kata seri di pertandingan, Jinli. Aku menang pokoknya." Koori ngeyel, gregetan pingin nampar Shao.
"Mau ditentuin pake koin, hah? Pokoknya seri astaga." Shao pun gregetan pingin nonjok wajah Koori biar sadar diri. "Ah bodo lah mau seri apa ngga, pokoknya kalo kalian sampe pacaran aku ngga restu."
"Ga urus restu kamu, aku langsung minta ke orang tua kalian."
"Ngomong doang aja terus."
Kemudian percakapan terus berlanjut, dari jauh terlihat seperti panda bertengkar. Kalau saja Hairu tidak datang tepat waktu, bisa-bisa taman beralih fungsi menjadi arena gulat.
"Akrab banget. Ngomongin apa?"
'Ye gila gini dibilang akrab.'
Keduanya membatin. Karena masih terbakar api tidak terima, akhirnya Shao bertanya. "Kak. Kamu mau pacaran sama Koori?"
"Heh?" Hairu menoleh, bergumam sesaat ketika memikirkan jawabannya. Pertanyaannya mudah sih, jawabannya pun seharusnya juga. Yang susah sebenarnya adalah menahan tawa ketika melihat Koori dan Shao berpayung petir menunggu jawaban Hairu.
'Ayolah Kak, sadar kalo Kak Kuramoto sekitar 284910473 kali lebih baik dari cowo rese ini. Kak aku serius, Kak, ngga canda. Kalo kalian beneran pacaran kau tidak akan kuanggap sebagai kakak, Kak, tapi babu. Kaaaaakkk—'
"Mau aja, sih."
"HAH—"
"HAHA."
Kemudian sebuah tonjokan benar-benar mendarat di pipi Koori.
"Tapi nanti aja deh mau pdkt sama Itou dulu."
"Bangsat."
Berhubung yang disebut tidak ada dalam cerita, satu-satunya sasaran tamparan yang memungkinkan hanya Shao seorang.
.
fin
.
ehehehehehe ngga tau deh kepikirannya ko bisa itou ahaha. bc itou needs more love, maybe? #bukan
—Maicchi—
