.
Tokyo Ghoul:re (c) Ishida Sui
OOC.
.
"Kau benar-benar gila, Rei."
Kurona memicingkan matanya, menatap teman sekelasnya yang tengah—entahlah, Kurona bahkan bingung harus berkata apa. Satu lagi tusukan jarum di tangan pemuda itu. "Menyiksa diri sendiri? Yang benar saja."
Kedua irisnya menatap tetesan cairan merah di atas lantai. Suzuya sendiri tidak tampak terganggu dengan darah yang menggenangi sekitar kakinya. Ia justru bersenandung, masih terus 'menjahit' tangannya.
"Yap, sudah selesai."
Kurona nyaris melongo. Uh, tidak di depan orang aneh ini. Kurona harus tetap menjaga imej dingin di depannya. "Sekarang mata—"
"K-Kau akan menjahit kelopak matamu?!" Kurona gagal. Ia sudah cukup terganggu dengan keanehan, kegilaan, ke—apalah, sekali lagi Kurona tak tahu harus berkata apa. Ia tidak bisa membayangkan kalau ternyata nanti, bukan hanya tangan dan kelopak mata, tapi juga dada, kaki, telinga, seluruh tubuh. Oh, Kurona ragu apakah ia masih dapat disebut manusia kalau begitu jadinya.
"Hanya empat jahitan, kok."
Kurona masih memicingkan matanya. Empat jahitan, hanya, ya, kau gila, Rei. Kalau Kurona berusaha menghentikannya, mungkin nanti Suzuya akan mengamuk dan entah apa yang akan ia lakukan pada Kurona kalau pada dirinya sendiri saja begitu.
Setidaknya, Kurona bisa membayangkan seberapa profesionalnya Suzuya nanti ketika telah menjadi seorang penyelidik ghoul.
"Ini pertama kalinya aku melihatmu tanpa Nashiro." Suzuya masih sibuk dengan jarum, benang merah, dan cermin di hadapannya ketika bertanya pada Kurona.
"Toilet," jawab Kurona singkat.
"Hm, hm," dan Suzuya masih sempat mengalunkan nada dari mulutnya. "Dan kau datang ke kamarku."
Kurona menelan ludahnya, melihat ke arah lain. Ia hanya penasaran, sebenarnya. Tingkah laku tak jelas lelaki ini menarik perhatiannya, membuatnya penasaran seperti apa wujud kamar seorang Suzuya Rei. Ia berpikiran kalau di dindingnya akan terpampang pisau-pisau beraneka macam, perabot-perabot mengerikan, atau mungkin lukisan dari darah? Dan Kurona salah.
Ternyata lebih dari itu.
Kurona tahu apa yang terjadi pada Suzuya. Pelelangan, sirkus, pertunjukan, poin-poin apalah. Kurona tak paham sama sekali. Yang ia ketahui, kelam.
"Kak."
Kurona menolehkan kepalanya, tampak rambut putih Nashiro menyembul dari balik pintu. Ia mengangkat alis sesaat melihat apa yang dilakukan Suzuya, kemudian mengabaikannya. "Ayo pergi."
Kurona mengangguk, berjalan ke arah pintu.
Jangan menyakiti diri sendiri, bodoh.
Kemudian pintu ditutup.
Suzuya masih bersenandung, tangannya menggunting sisa benang dari kelopak matanya. "Sekarang leher..." Senyuman terpatri di wajahnya.
.
.
"Jadi kau benar-benar menjahit bibir dan lehermu, Rei."
"Perkenalkan, namaku Suzuya Juuzou!"
.
fin
.
crackpair is my laifu so why not. eh ini bukan romance loh ya- #iyatau
eh omong-omong... itu beneran jahitan, ya? :o
—Maicchi—
