LEOBIN aaaaa xD

but the next chapter i'll add some RABIN uuuuuuh uh 3

Chapter 1

- tahun 2005

Huumpf

Untuk kesekian kalinya Taekwoon mengeluh.

Jung taekwoon, anak tunggal dari keluarga Jung yang memiliki perusahaan besar di Seoul dan beberapa kota besar lainnya. Kedua orang tuanya super duper sibuk. Sehingga dia lebih sering diasuh di tangan bibi-bibi nya dan supirnya. Hanya saja sekarang ini supir yang lama mengundurkan diri karna kondisinya yang sudah tua.

Tadi pagi Mommy nya telah berjanji akan menjemputnya di sekolah. Tapi...

Taekwoon duduk di taman sekolahnya sambil bermain kelereng. Taekwoon mulai bosan menunggu mommy nya untuk menjemputnya. Sudah lebih dari 2 jam ia menunggu dan sekarang ia benar-benar sendirian. Ia juga sudah menghubungi mommy nya berulang kali tetapi tidak ada jawaban.

Dengan kesal, Taekwoon melempar semua kelerengnya sambil berteriak kencang.

"MOMMMYYYYYYYY! MOOOMMMYY!" teriak Taekwoon sambil melempari semua kelerengnya.

"MOOOMMMYYY I HATEE YOUUU! MOOOMMMYYYYY PLEASEEEEEE! MOOOMMMMMM! I'M HUNGRYYYYYYYYY! WHYYY!"

"Ouch...aahhh! HEY! Hati-hati dong!" Teriak seorang anak laki-laki yang sepertinya hampir sebaya dengannya.

Taekwoon menoleh ke arah anak itu. Taekwoon terdiam dan mereka sambil bertatapan. Anak laki-laki itu berwajah kesal sedangkan Taekwoon dengan wajah sedihnya. Lalu Taekwoon menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan mulai menangis lagi dengan kencang.

"MOMMYYYY HUUUHUHUUUHUU"

Anak laki-laki tadi memandang Taekwoon dengan bingung lalu menghampiri Taekwoon. Dia lalu mengetuk tangan Taekwoon.

"Tok tok... apakah aku boleh masuk?" Tanya anak laki-laki itu sambil tersenyum lebar memamerkan lesung pipinya.

Taekwoon diam lagi, tanpa disadarinya ia tersenyum kecil.

"Tidak! Kau tidak boleh masuk" kata Taekwoon sambil berputar membelakangi anak laki-laki itu.

"Oke kalau gitu aku masuk ya.."kata anak laki-laki itu lalu mencubit kedua pinggang Taekwoon.

Taekwoon kaget dan spontan menolak anak laki-laki itu, dan anak itu menarik tangan Taekwoon sehingga keduanya jatuh di atas rumput sambil tertawa terbahak-bahak. Setelah beberapa menit kemudian, mereka diam dan masih tiduran di atas rumput sambil memandangi awan.

"Kenapa kau sendirian?" Tanya anak laki-laki itu

Taekwoon menoleh ke arah anak itu lalu memandanginya dari kepala sampai kaki.

Rambutnya yang coklat, matanya yang besar, wajah yang imut, ooh.. lesung pipi nya...tapi, kenapa bajunya kotor sekali? Apa ibunya tidak memarahinya? Mommy ku aja akan memarahi ku kalau ia melihat bajuku kotor sedikit. Oh ya ampun! Bajuku!

Taekwoon cepat-cepat berdiri sambil menepuk-nepuk pakaiannya.

Anak laki-laki itu memandangi Taekwoon dengan wajah yang bingung.

"Kau takut kotor ya?" Tanya anak laki-laki itu sambil senyum lebar ke Taekwoon

Taekwoon memandangi anak itu dengan aneh "Apa kau tidak takut ibumu memarahimu?"

Anak itu mengangkat bahunya seperti tidak peduli "Ibuku tidak pernah memarahiku" lalu ia berdiri dan mengajukan tangannya "Aku Lee Hongbin, kau?"

Taekwoon memandangi tangan Hongbin lalu dengan enggan ia menjabat tangan Hongbin "Aku Taek.."

"Wooniieee.. hurry.. mommy so busy" kata Mrs. Jung sambil menarik Taekwoon dan memandang jijik ke Hongbin.

"Jangan bergaul dengan gelandangan seperti itu! Mommy tidak suka! Dia kotor sekali pasti banyak kumannya eew!"

Hongbin terdiam dan terus menandangi Taekwoon dan Mommy nya sampai mereka jauh dari pandangan. Hongbin menarik nafas dan pulang ke rumah sambil membawa botol bekas yang telah dikumpulnya tadi.

- 3 hari kemudian

Taekwoon duduk di bangku taman sambil memangku makan siangnya. Ia tersenyum lebar saat ia melihat sosok anak lelaki yang ditunggu-tunggunya.

"Hongbin!" Teriak Taekwoon sambil melambaikan tangannya.

Hongbin menoleh ke arah suara itu dan berlari menuju Taekwoon.

"Uh hai! Umm.. Kau belum pulang? Mommy mu telat jemput lagi?" Tanya Hongbin dengan gelisah.

Taekwoon tersenyum dan menarik tangan Hongbin menyuruhnya duduk di samping Taekwoon.

"Uh uhh.. aku ... takut... nanti... umm... a.."

Taekwoon terus memaksa Hongbin untuk duduk di sampingnya.

"Jangan khawatir, aku tidak pulang dengan Mommy ku kali ini. Kami punya supir baru, dan dia baik. Tenang saja. Kau lapar?"

Hongbin sedikit rileks. Taekwoon membuka tempat makan siangnya dan disambut oleh suara perut Hongbin.

"Oops"

Taekwoon tersenyum kepada Hongbin dan menyodorkan makan siangnya.

"Umm, ini..."

"Untukmu, aku tidak lapar. Aku menunggumu sejak kemarin"

Hongbin langsung melahap makan siang Taekwoon.

"Mmmhh" Taekwoon tersenyum mendengarnya dan terus memandangi wajah Hongbin.

He is cute.. can i...?

Taekwoon menyentuh lesung pipi Hongbin. Hongbin berhenti mengunyah dan menatap Taekwoon dengan mata yang besar dan pipi yang masih penuh dengan makanan.

1..2..3..4..5..6..7..

"Oh! Maafkan aku. Ini kau juga harus makan kan" Hongbin memberikan makan siang Taekwoon

"Tidak, aku membawa ini untukmu" kata Taekwoon sambil menarik kembali tangannya.

Hongbin mengangguk dan kembali melanjutkan makan siangnya.

"Woaahh.. itu tadi benar-benar lezat. Terimakasih banyak ahh.. umm.. Tae..Taek.. Taek apa?"

Taekwoon tertawa kecil melihat ekspresi Homgbin.

Hongbin tersenyum malu "Maaf aku lupa namamu"

"Taekwoon.. Jung Taekwoon"

"Ooh thanks umm.. taekwoon...umm... apa aku harus memanggil mu hyung?"

"Umurmu berapa?"

"Oh aku akan 10 tahun nanti"

"Aah.. aku hyungmu, aku 12 tahun"

Hongbin tersenyum lebar dan memberi salut ke Taekwoon "oke hyung"

Taekwoon tersenyum dan mencubit pipi Hongbin.

"Aah" protes Hongbin sambil mengusap pipi yang dicubit Taekwoon.

"Stop pamer lesung pipi mu itu!"

Hongbin menjulurkan lidahnya. Taekwoon tersenyum.

"Ehm.. maaf tuan muda, sebaiknya kita segera pulang tuan. Saya takut Nyonya besar marah pada tuan" kata supir Taekwoon sambil tersenyum kecil.

Taekwoon menggenggam tangan Hongbin "Besok disini jam yang sama?"

Hongbin tersenyum lebar lagi dan mengangguk dengan antusias.

Taekwoon tersenyum dan pergi meninggalkan Hongbin.

Hongbin masih dengan senyum lebarnya sambil melambaikan tangan ke Taekwoon.

- tahun 2011 ( 6 tahun kemudian )

Taekwoon dan Hongbin telah bersahabat sejak 6 tahun lalu. Taekwoon tidak pernah memandang rendah Hongbin. Dia selalu senang saat Hongbin berada di sisinya. Mereka selalu pergi bersama, bermain bersama. Kadang Taekwoon membantu Hongbin bekerja walau Hongbin bersikeras menolak Taekwoon untuk membantunya. Tetapi Taekwoon juga keras hati untuk selalu membantu Hongbin.

Mereka bahkan punya tempat bermain mereka yaitu sebuah pantai yang tidak jauh dari sekolah Taekwoon. Jika Taekwoon bolos dia akan menelepon Hongbin untuk menjumpainya di pantai.

Hongbin lebih dari seorang sahabat bagi Taekwoon, juga lebih dari seorang dongsaeng bagi Taekwoon. Setiap Hongbin memegang tangannya, Taekwoon selalu merasa geli di perutnya. Taekwoon juga senang jika Hongbin selalu mengusik dirinya yang akhirnya Taekwoon akan mengejar untuk membalas Hongbin lalu memeluknya dan naik ke punggung Hongbin. Taekwoon juga suka mengejek Hongbin kalau Hongbin itu lebih cocok jadi seorang perempuan karena wajahnya yang cantik, yang akhirnya Hongbin akan membalas Taekwoon dengan mencoba mencium pipi Taekwoon. Taekwoon yang tidak suka dengan hal itu, ia akan lari menjauhi Hongbin sambil berteriak. Yang pada akhirnya Taekwoon memohon maaf dan berjanji akan mentraktirnya es krim kesukaan Hongbin asal Hongbin tidak mencium pipinya.

Hongbin sedang berjalan mondar- mandir di pesisir pantai sambil mengisap ibu jari tangannya. Kebiasaan buruk Hongbin jika ia sedang memikirkan sesuatu.

"Hyung.. aku.. aku.. hyung.. umm.. hyung sungguh baik padaku... umm..aaahhh" Hongbin yang frustasi menghentakkan kakinya yang menyebabkan bajunya basah akibat percikan air.

"Aishh! Bodoohhhh!"

"Bin-ah" teriak Taekwoon yang berlari kecil ke arah Hongbin dengan senyum lebar di wajahnya.

" .God. Aku harus apa!" Hongbin terus mengisap ibu jarinya dan melihat kanan kiri.

"Yah! Kau mau kemana huh?!" Taekwoon memegang bahu Hongbin sambil menarik Hongbin ke arahnya.

"Oh hyung!" Hongbin memandang ke bawah, dan berusah menjauhi tatapan Taekwoon.

"Yah!" Taekwoon mengguncang bahu Hongbin dan itu membuat Hongbin menatap Taekwoon.

Mereka saling bertatapan

"Hyung"

"Binnie"

Keduanya ngomong bersamaan, keduanya tertawa kecil

"Ahh hyung duluan yang ngomong" kata Hongbin sambil memamerkan dimples nya.

Taekwoon menggaruk tengkuknya sambil menatap ke bawah.

"Ada apa hyung ?"

Taekwoon menggenggam tangan Hongbin

"Maafkan aku binnie... a...aku..."

Hongbin hanya menatap hyungnya dengan wajah yang sedih.

Dia tau ini akan terjadi. Dia sudah tau dari awal mereka bertemu. Hongbin menahan air matanya dan mengusap pelan tangan Taekwoon dengan ibu jarinya.

Taekwoon masih menunduk

"Hongbin.. ikut denganku?" Tanya Taekwoon dan menatap Hongbin sekarang.

Hongbin yang menunduk sekarang.

Dia teringat perjalanan persahabatan mereka. Hingga dia tak bisa menahan air matanya.

Kini giliran Taekwoon yang mengusap tangan Hongbin dengan ibu jarinya.

"...hyu...hyung...aku... ak...aku..."

Taekwoon memejamkan matanya dan menahan air matanya.

No ...nooo...do...noott...cryyyy...in...front of him...noo... taekwoonn...nooo... shh...calm...down...take a breath... calm...don't...don't taekwoon don't...

Taekwoon memejam matanya dengan kuat dan menggenggam tangan Hongbin dengan kuat.

"Hyu..hyungg... i'm sorry hyung..."

Suara ombak pantai di belakang mereka, suara burung-burung yang berterbangan di atas mereka lebih nyaring dari pada percakapan mereka.

Beberapa menit telah berlalu dan mereka masih dalam posisi yang sama.

Taekwoon masih memejam matanya, dan Hongbin...Hongbin...dengan berat hati ia mulai melepaskan tangannya dari genggaman Taekwoon.

"Don't!" Kata Taekwoon sambil membuka matanya dan menatap tajam ke Hongbin.

Hongbin terdiam.

"...hyungg...i..."

"Sshhh!" Taekwoon menarik tubuh Hongbin dan memeluknya erat

"Sshh ... it's okay! Aku ngerti..."

Mereka saling bertatapan sekarang.

Ayolah Hongbin...kau harus berani...

"Tuan muda, sebaiknya kita harus berangkat sekarang. Ini perintah dari ibu anda tuan. Dia sudah menunggu di airport tuan."

Taekwoon terus menatap Hongbin.

Hongbin tersenyum dan kali ini Taekwoon membiarkan Hongbin melepaskan tangannya dari genggamannya.

"Pergilah hyung! Hanya 3 tahun kan hyung ?" Hongbin tertawa kecil

Taekwoon tetap menatap Hongbin.

"Aishhh! Hyung! Pergilahhh! Nanti kau akan dimarahi ibumu!" Hongbin mendorong Taekwoon.

"Pergiiiii! Haah.. YAH!" Teriak Hongbin sambil berkacak pinggang.

"Hyung kita masih bisa teleponan dan sms hyung! Dan 3 tahun kemudian kita akan bertemu lagi kan! Ck! Ayolahhh!" Hongbin mendorong Taekwoon lagi

"Tuan muda.."

Taekwoon mengangkat tangan kirinya dan bodyguard Taekwoon mengangguk dan pergi.

Hongbin mengehela nafas

"Jangan khawatir hyung aku bisa jaga diri. Aku juga bisa memukul orang-orang yang mengangguku! Lihat ini... hiaattchh" Hongbin mempraktekkan salah satu gerakan bela diri yang diajarkan Taekwoon kepadanya.

"Neon baboya!" Kata Taekwoon dengan lembut sambil memeluk Hongbin untuk yang terakhir kali.

Hongbin terdiam dan menghirup aroma tubuh hyung nya untuk terakhir kali.

"Pergilah hyung!"

Hongbin mendorong tubuh Taekwoon dan tersenyum memandang Taekwoon.

"Berjanjilah kau akan jaga dirimu! Berjanjilah kau akan jaga ayah dan ibumu! Berjanjilah kau akan menungguku di sini 3 tahun yang akan datang!"

Hongbin mengangguk dengan antusias sambil tersenyum.

"Yaaa hyung.. aku berjanji hyung" Hongbin menahan air matanya.

Taekwoon mengangguk dan pergi meninggalkan Hongbin.

Taekwoon menahan dirinya untik tidak berbalik. Ia terus berjalan ke depan menuju mobilnya. Ia tidak berbalik untuk melihat Hongbin. Bahkan saat dia masuk ke dalam mobil, ia juga tidak menoleh ke belakang. Ia berjanji pada dirinya kalau dia akan kembali dalam 3 tahun.

Hongbin terus memandang Taekwoon. Ia terus berdoa agar Taekwoon berbalik dan berlari ke arah Hongbin dan mengatakan kalau tadi itu semua bohong. Ia terus berdoa agar Taekwoon mengubah pikirannya dan akan tinggal disini bersamanya. Ia terus berdoa kalau saja dia bisa ikut. Tapi, dia harus membantu orang tuanya. Taekwoon sudah masuk ke mobil. Dia berdoa agar Taekwoon untuk kesekian akhir kalinya, menoleh ke belakang. Tapi, Taekwoon sudah menutup pintu mobilnya.

Mobil Taekwoon sudah berjalan, begitu juga kaki Hongbin berlari mengejar Taekwoon. Hongbin terus berlari mengejar mobil itu sambil berdoa agar mobil itu berhenti.

"HYUUUUUUUNGGG"

"HYUUUUUUUUUUUUUNGGGGGGG"

"HYYUUUUUUUUUUNGGGGGGGGGGGG"

"HYUUUUUUUNGGG AAAH" Hongbin terjatuh

"Aaahh... hyu...hyuunggg" Hongbin memegang lututnya yang berdarah dan menahan sakit.

Hongbin bahkan tidak perduli sakit di lututnya. Ia mencoba berdiri dan mengejar mobil Taekwoon

"Hyungg...hyuu...aah...hyu...hyuuunng...hyu...i... i lo... hyu.. hyunng... i... love... you... hyungghh.. aahhh"

Hongbin tak sanggup lagi hingga ia berhenti sambil memegang kuat dada dekat jantungnya.

Hongbin menangis dengan kuat sambil meneriaki nama Taekwoon. Ia tak perduli dengan orang sekitarnya. Ia hanya perduli dengan hyungnya, Taekwoon nya.

"Hyyuuunggg don't leave

...don't leave me hyung..."

Bersambung ~~~~