Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Han Yurim

Pair : KYUMIN

Rated : T

Genre : Romance

Summary : ketika kau merasa seperti dikhianati, dibodohi, dipermainkan oleh kekasihmu…. (failed!)

Disclaimer : The characters inside are belong to themselves

BL, OOC, Typos, DLDR

.

Misunderstand

.

.

© Little Cho (Cho Sun Kyu) ©

.

.


.

.

Sore hari yang cerah. Banyak orang yang menikmati indahnya suasana sore hari dengan berkumpul dan bercanda di taman bersama dengan keluarga maupun teman-temannya. Sangat ramai suasana taman di sore itu, penuh dengan canda tawa, anak-anak kecil yang berlarian dengan riangnya, serta para penjual eskrim yang sibuk melayani pembelinya.

Tapi sepertinya keceriaan sore hari itu tidak berlaku bagi pemuda mungil dengan tas ransel berbentuk kepala kelinci di punggungnya. Dia bahkan sama sekali tidak tertarik dengan keadaan di sekitarnya. Hanya terus berjalan dengan wajah yang ditekuk dan bibir uniknya seperti menggumam kata "anindae" dan "andwaeyo" berulang-ulang. What's the matter with him?

Pemuda berwajah manis itu terus saja melangkahkan kedua kaki mungilnya melewati taman lalu berbelok memasuki kompleks perumahan yang ada disana. Seolah sedang merasakan gundah, pemuda berambut blonde itu terus menggigit bibir bawahnya sambil sesekali menggelengkan kepalanya pelan, seolah berusaha mengusir dugaan-dugaan yang bermunculan di kepalanya.

"Haah..tenangkan dirimu, Sungminie. Jangan sampai kau meledak disini."samar terdengar gumaman yang keluar dari bibir pink sang pemuda bernama Sungmin itu. Tapi tidak dengan wajahnya, terlihat seperti berusaha menahan diri agar tidak.. menangis?

Akhirnya sampailah Sungmin di rumah megah yang sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah rumahnya. Begitu memasuki ruang tengah, terdengar suara tawa renyah seorang wanita dan kekehan kecil seorang lelaki. Tetapi tetap saja hal itu tidak mengusik Sungmin sama sekali.

Terbukti dia yang terus saja berjalan melewati ruang tersebut, bermaksud menaiki tangga rumah untuk masuk ke kamarnya yang berada di lantai atas sampai ada suara yang menghentikan langkahnya.

"Sungminie, kau sudah pulang sayang?" suara lembut menyapa pendengaran Sungmin.

"Iya umma." jawab Sungmin singkat, masih enggan untuk sekedar menatap sang pemilik suara.

"Coba lihat siapa yang datang berkunjung? Kyuhyunie datang kemari dengan membawa makanan kesukaanmu, Minnie. Ayo kita makan bersama, umma sengaja menunggumu pulang terlebih dulu."

Tiba-tiba tubuh Sungmin menegang setelah mendengar nama pemuda tersebut. Sungmin lalu membalikan tubuhnya secepat dia berkedip. Ditatapnya pemuda bernama Kyuhyun dengan tajam. Mata sipitnya semakin sipit, bibir uniknya mengerucut sebal, napasnya memburu membuat hidung kelincinya mengembang kempis imut, tanpa sadar Sungmin membuat mimik marah yang begitu..Lucu?

Sedangkan yang ditatap sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia tegang atau ketakutan. Kyuhyun malah membalasnya dengan tatapan dan senyum lembut sarat akan kerinduan yang sangat.

"Minnie tidak lapar!" jawabnya singkat dan ketus.

Sungmin memutar tubuhnya cepat layaknya pasukan pengibar bendera dan kembali melangkahkan kakinya menaiki tangga rumahnya.

"Eh? Tidak lapar? Ada apa denganmu sayang? Tidak seperti biasanya kau begini? Terlebih tidak saat Kyuhyunie bahkan ada disini?" sang umma hanya menatap khawatir anak semata wayangnya.

Sungmin kembali berhenti dan kini ganti menatap cemberut ibunya, "Jangan tanya Minnie!" teriak Sungmin dengan nada kekanakkan.

Kali ini Sungmin mantap melangkahkan kakinya menuju kamarnya, jangan lupakan hentakan kaki yang ditimbulkannya dan suara pintu yang terhempas keras tidak lama setelah itu.

Sedangkan Kyuhyun hanya tertawa geli melihat aksi merajuk versi Sungmin-nya.

"Kenapa lagi dengan anak manja itu? Moodnya selalu saja berubah-ubah." sang umma hanya mendesah sembari menggelengkan kepala melihat kelakuan anak lelakinya.

"Umma tidak tahu? Dia memang selalu seperti itu kalau sedang merajuk." Kyuhyun beranjak dari duduknya bermaksud menyusul Sungmin sesaat sebelum suara lembut itu menghentikan gerakannya.

"Sudahlah Kyuhyunie, biarkan saja dulu anak manja itu merajuk sesuka hatinya. Lebih baik kita santap makanan yang sudah jauh-jauh kau bawa. Kau juga pasti sudah lapar kan?"

"Baiklah, umma." Kyuhyun kembali mendudukan dirinya. Tidak lama setelah itu suara obrolan ringan terdengar dari dua orang tersebut.

.

.

ooOOOoo

.

.

Tanpa melepas sepatu dan mengganti bajunya terlebih dahulu, Sungmin menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuknya dengan terlentang lebar. Bibirnya masih menggerutu sebal, dia menatap kesal langit-langit kamarnya melampiaskan amarahnya.

"Argh! Babo! Babo! Babo! Untuk apa namja babo itu datang kemari! Issh… jangan harap aku mau menemui namja babo itu!" teriak Sungmin sambil berguling di atas kasurnya, membuat sprei berwarna pink lembut itu berantakan.

Lelah berguling, Sungmin terdiam dengan mata yang menerawang.

"Setelah seenaknya menghindariku selama dua minggu, untuk apa dia kembali menemuiku lagi? Namja bodoh! Apa aku sedang dipermainkan?" bisik Sungmin lemah.

Dia membuang napas kasar. Sungguh kesal rasanya, baru kali ini dia diperlakukan seenaknya. Meskipun dadanya terasa sesak, tapi tak ada air mata disana. Tidak salah, karena dia adalah seorang namja, walaupun manja dan terkadang kekanakkan tetap saja dia tidak mudah meneteskan air mata.

"Babo.. babo namja, harus sesekali aku pukul…" gumaman terakhir Sungmin sebelum akhirnya dia jatuh terlelap.

.

.

.

'Kriet'

Pintu bercat putih bersih itu perlahan terbuka, seorang namja tampan menyembulkan kepalanya mengintip ke dalam. Dia tersenyum kecil sebelum membuka pintu itu lebih lebar.

Ditatapnya penuh rindu sosok yang sedang meringkuk di atas kasur berantakannya. Namja itu—Kyuhyun, mendudukkan dirinya di sisi namja imut yang tengah meringkuk itu. Dengan lembut dibawanya tangannya untuk membelai surai halus milik kekasihnya. Ya, namja imut itu—Lee Sungmin, adalah kekasih dari Cho Kyuhyun. Namja yang sudah Kyuhyun miliki selama dua tahun ini.

"Euungghh.."

Lenguhan pelan itu berasal dari bibir pouty Sungmin. Rupanya gerakan lembut Kyuhyun membuatnya sedikit terusik. Namja mungil itu mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang, lalu kembali tenang menikmati mimpinya.

Sungguh Kyuhyun tidak tahan untuk tidak segera menerjang pose pasrah dihadapannya ini, mati-matian Kyuhyun menelan ludahnya berat menahan hasratnya. Kyuhyun menggelengkan kepalanya pelan mengusir fantasi liar yang sudah tergambar di otaknya.

Diusapnya pipi chubby Sungmin dengan punggung tangannya, masih sangat lembut. Dicubit pelan hidung runcing kekasihnya, begitu gemas. Sampai akhirnya dia mengusap pelan bibir berbentuk 'M' Sungmin dengan ibu jarinya. Oh, God~ Kyuhyun benar-benar merindukan untuk mencumbu namja kelincinya ini. Kyuhyun sangat merindukan menikmati wajah polos dan manis milik Lee Sungmin. Dua minggu tidak bertemu sungguh sangat menyiksanya. Tapi Kyuhyun tersenyum, hanya tinggal sebentar lagi apa yang sangat ia inginkan akan segera ia dapatkan.

Cuup~

Mungkin satu kecupan bisa mengobati rasa rindunya. Kyuhyun tersenyum kecil, kekasihnya ini tak merasa terusik. Kyuhyun menundukkan kepalanya, kembali memberi kecupan-kecupan kecil di atas bibir seksi Sungmin. Kecupan yang lembut dan bertubi-tubi.

Rupanya kali ini tindakan Kyuhyun mendapat respon dari Sungmin. Pemuda manis itu menggeliat pelan merasa tidurnya terganggu. Perlahan dia membuka matanya, mengerjap-ngerjap lucu mencoba mendapatkan kesadarannya.

"Eh!"

Begitu matanya dengan jelas menangkap sosok yang sudah tidak asing lagi baginya, Sungmin bergerak mundur dengan refleks seolah menghindari namja tampan yang ada tepat di sampingnya.

Gerak reflek Sungmin itu juga membuat Kyuhyun ikut terlonjak kaget. Dia mengernyit heran atas reaksi Sungmin. Ada apa dengan namja kelincinya itu?

"K-kenapa kau ada disini?" cecar Sungmin sedikit gugup.

"Wae? Aku kesini karena tadi kau tidak membalas sapaanku. Lalu aku lihat kau tertidur. Apa aku mengganggumu? Hey, aku merindukanmu, bunny. Tidakkah kau merindukanku juga?"

Kyuhyun beringsut pelan mendekati Sungmin. Berniat merengkuh Sungmin kedalam pelukannya. Cho Kyuhyun ini sedang dalam kondisi amat sangat merindukan Lee Sungmin-nya.

Tapi gerakkan tak terduga justru Sungmin perlihatkan. Dia malah bergerak semakin mundur menghindari uluran tangan Kyuhyun yang hendak memeluknya.

"Berhenti disitu!" teriak Sungmin.

"Yah! Kau ini kenapa Ming?" Kyuhyun yang tidak terima terus ditolak seperti itu melayangkan protesnya.

Dia sungguh bertanya-tanya kenapa Sungmin malah menolaknya seperti ini? Tidakkah namja Lee itu merindukannya juga? Atau apakah Kyuhun melakukan kesalahan? Tapi apa? Kyuhyun mengerang frustasi ketika tidak menemukan jawaban sama sekali.

"Kau ini kenapa? Ada apa denganmu? Kau benar-benar tidak merindukanku, eoh?" tanya Kyuhyun meyakinkan sekali lagi.

Sungmin terlihat meremas pelan sprei pinknya sebelum dia berkata "Tidak. Aku tidak merindukanmu." Ucapnya pelan.

Bohong sebenarnya kalau Sungmin berkata tidak merindukan namja tampan didepannya kini. Tentu saja dia amat sangat merindukan dekapan hangat kekasihnya. Tapi rasa kesalnya masih lebih besar daripada rasa rindunya. Dia tidak boleh lemah. Dia tidak mau dipermainkan.

"Apa?" Kyuhyun memicingkan matanya. Meyakinkan indera pendengarannya berharap apa yang ia dengar salah.

"Aku bilang aku tidak merindukanmu!" seru Sungmin sedikit lebih keras dengan mata yang menatap tajam pada Kyuhyun.

Kyuhyun membulatkan matanya dengan ekspresi tidak percaya yang jelas terlukis di wajahnya. Tapi Sungmin terlihat tidak peduli. Dia memalingkan wajahnya perlahan ke arah lain. Menghindari tatapan mengintimidasi dari Kyuhyun.

Kyuhyun mendengus kesal lalu tersenyum kecut "Aku sungguh tidak mengerti. Ada apa denganmu? Apa aku berbuat salah? Ayo coba katakan dimana letak kesalahanku, jadi aku menjelaskannya padamu. Jangan membuatku bingung dengan bersikap seperti ini, Ming." Kyuhyun melembutkan kembali nada suaranya. Dia masih mencoba membujuk Sungmin.

Dilihatnya Sungmin yang hanya tetap pada posisinya, diam dengan wajah yang melihat ke arah lain.

"Oke. Maaf bunny, selama dua minggu ini aku tidak mengabarimu. Aku mendapat proyek baru yang harus aku tangani. Dan itu otomatis membuat pekerjaanku bertambah dan juga aku menjadi dua kali lebih sibuk. Jeongmal mianhae karena aku tidak memberitahumu tentang ini sebelumnya, hal ini sangat mendadak.."

Sengaja Kyuhyun memberi jeda, mencoba meyakinkan bahwa Sungmin tengah mendengarkan penjelasannya.

"..Aku berniat menebus kesalahanku dengan menemuimu secara langsung dan menjelaskan semuanya. Aku menunggumu disini sedari tadi, bahkan aku telah membeli banyak makanan kesukaanmu. Tapi apa yang aku dapat? Kau malah mengacuhkanku. Kau membuatku merasa tambah bersalah.."

Kyuhyun berharap Sungmin mau membalasnya kali ini. Tapi ternyata Sungmin masih enggan memberikan komentar.

"Ming, ayolah~ aku kan sudah minta maaf. Berhentilah mengabaikanku seperti ini. Aku sangat merindukanmu, bunny. Kau tidak tahu betapa tersiksanya aku tidak melihatmu selama dua minggu terakhir. Tidak bisakah kau biarkan aku untuk melepas rasa rinduku ini terlebih dahulu? Eh?"

Kyuhyun nyaris mengacak rambutnya frustasi. Perasaannya sungguh kacau. Orang yang dia nanti-nanti kedatangannya ternyata menolaknya secara terang-terang seperti ini. Dia sungguh marah pada apapun yang menyebabkan Sungmin-nya jadi seperti ini.

Ditahannya sekuat tenaga rasa kesal yang menggelitik dadanya dengan mengepalkan tangannya keras. Kyuhyun memejamkan matanya, mengambil napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Baiklah, mungkin namja keras kepala ini belum bisa diajak bicara sekarang.

"Kalau ini maumu Ming. Baiklah. Mungkin kau butuh waktu sendiri untuk meredakan amarahmu. Tapi apapun itu yang menjadi alasanmu, aku hanya bisa berkata semua tidak seperti yang kau pikirkan. Aku melakukan ini untuk kelangsungan masa depan kita. Aku yakin kau tidak ingin diganggu untuk sementara, terutama olehku. Jadi, mungkin aku akan kembali setelah kau bisa menguasai amarahmu. Jaga dirimu, aku tidak ingin kau sakit."

Kyuhyun beranjak dari posisinya. Mengambil langkah pelan meninggalkan kamar Sungmin dengan suasana hati yang luar biasa buruk.

Tanpa Kyuhyun ketahui, Sungmin tersenyum meremehkan mendengar penjelasan Kyuhyun. Ia merasa ada yang lucu dengan kalimat terakhir yang Kyuhyun lontarkan padanya.

"Tidak ingin menggangguku atau kau yang sebenarnya tidak ingin aku ganggu?"

Merasa Sungmin berbicara padanya membuat tangan Kyuhyun yang hendak meraih knop pintu mendadak terhenti. Dia membalikkan badannya dan mendapati Sungmin yang tengah menatap lurus padanya.

"Kau yang ingin aku untuk tidak mengganggumu kan?"

"Apa maksu—"

"Kau bilang kau sibuk. Tapi kau selalu bisa menyempatkan diri untuk menemui Han Yurim-mu.." Sungmin mendesis tajam.

DEG!

'Yurim?'

Kyuhyun membeku ditempat. Tidak menyangka nama Yurim akan keluar dari bibir Sungmin.

"Aku benar kan, Kyu?"

Sungmin yang melihat Kyuhyun seakan kehilangan suaranya itu semakin tersenyum meremehkan. Namun sejujurnya di dalam hatinya dia tengah berteriak kalut. Apakah itu berarti semua dugaannya ini benar?

"Kau berkata tidak bisa menghubungiku karena sibuk dengan proyek barumu. Tapi pada saat pagi dan malam hari kau mendadak menjadi supir pribadi yang mengantar jemput Han Yurim." sindir Sungmin sinis.

"Y-yah.. bukan seperti itu. Kau tahu Yurim adalah tetanggaku dan tempat kerja kami kebetulan satu arah, kurasa tidak ada salahnya aku memberinya tumpangan. Lagipula apa kau lupa, Yurim adalah sahabat dekatku." Ujar Kyuhyun mencoba menjelaskan dengan baik meski suaranya terdengar gugup.

"Ceeh.." decih Sungmin. "Yurim, Yurim dan Yurim. Aku sering mendengar kau mengatakan Yurim adalah sahabatmu, adalah temanmu. Aku jadi penasaran. Sedekat apa hubungan pertemananmu dengan gadis itu.."

"Ming, jangan seperti itu. Yurim memang adalah sahabatku, dia hanya seorang teman. Dia sudah sangat membantuku banyak sekali. Aku—"

"Lalu apakah aku tidak cukup membantumu?" sela Sungmin memotong perkataan Kyuhyun.

"Ming, bukan begitu. Ini berbeda. Kau—"

"Pada saat makan siang, kau pergi ke caffe bersama dengan Yurim. Kau mengantarnya pergi berbelanja. Mengantarnya ke tempat percetakan. Ke tempat dekorasi. Bahkan menikmati jalan-jalan bersama di sebuah mall. Kau dan Yurim. Lalu dimana letak kesibukanmu itu? Apakah menjadi body guard Han Yurim yang kau maksud sebagai proyek barumu?" papar Sungmin dengan sedikit meninggikan nada suaranya.

Dadanya bergerak naik turun setelah meluapkan emosi yang sejak lama ia tahan. Entah kenapa ia merasa sangat dikhianati oleh kekasihnya.

"Mwo? Aniya. Itu tidak seperti—" Kyuhyun membulatkan matanya setelah tahu ke arah mana Sungmin bicara. "S-sungmin. K-kau tidak mengikutiku kan?" pandangan Kyuhyun berubah horror. Sikap Kyuhyun yang seperti itu terlihat seolah dia tengah menyembunyikan sesuatu.

Sungmin yang menganggap kegugupan Kyuhyun sebagai arti saat dimana seseorang tidak ingin privasinya diganggu itu mendengus keras. Memang seharusnya Sungmin mempercayai kekasihnya. Tapi saat persaannya mengatakan ada yang aneh pada kekasihnya, mau tidak mau membuat Sungmin melakukan hal nekat itu. Ingin rasanya Sungmin menangis. Kenapa reaksi Kyuhyun harus seperti itu? Itu malah semakin menguatkan dugaannya tentang hal terburuk yang akhir-akhir ini sering menjadi pikirannya.

"Kurasa kau tidak perlu tahu, yang jelas apa yang aku katakan semua benar kan?"

Kyuhyun hanya bisa menelan ludahnya lamat-lamat. Dia sungguh gugup, dan dia benci keadaan seperti ini.

"Cukup dengan Han Yurim. Aku tidak ingin mendengar apapun lagi. Aku ingin tidur." Sungmin kembali menjatuhkan tubuhnya. Ditariknya selimut yang berada di kakinya, lalu menyembunyikan tubuhnya di balik selimut.

"Tidak. Dengar Min, aku bisa jelaskan semua itu.." Kyuhyun hendak melangkahkan kakinya ke arah Sungmin tapi urung dilakukan setelah mendengar penolakan dari kekasih mungilnya itu.

"Dan aku tidak berminat untuk mendengar ocehanmu lagi. Aku ingin istirahat, Kyu.." ucap Sungmin pelan.

Kyuhyun mengusap wajahnya kasar. Mencoba melepaskan berbagai macam perasaan yang bercampur aduk dalam dirinya.

"Ya. Sepertinya kita harus saling menenangkan diri. Tapi kau harus tahu satu hal, aku tidak bermaksud melakukan apapun dengan Yurim. Aku akan menjelaskan semuanya dengan segera dan kau pasti akan mengerti. Jaga dirimu."

Begitu kalimatnya selesai Kyuhyun benar-benar melangkah pergi dari kamar Sungmin dengan cepat. Dia harus menenangkan diri.

Setelah yakin Kyuhyun sudah meninggalkan kamarnya, Sungmin menyibak selimutnya lalu menatap pintu yang telah menelan tubuh Kyuhyun dengan sendu.

Kenapa harus seperti ini? Apakah benar Kyuhyun dan Yurim…

Arrgh! Sungmin benar-benar merasa kesal! Kesal pada dirinya sendiri! Bagaimana bisa dia membuat Kyuhyun begitu mudahnya berpaling pada gadis lain? Apa dua tahun cukup membuat seseorang merasa bosan? Apa Sungmin sudah tidak menarik lagi bagi Kyuhyun hingga dia memutuskan untuk berjalan dengan orang lain?

Lalu kata rindu yang berulang kali Kyuhyun ucapkan, apakah itu suatu kebohongan yang Kyuhyun buat demi menutupi hubungannya dengan Yurim?

Sungmin masih ingat dengan jelas saat-saat dimana ia mengikuti kegiatan Kyuhyun. Nyatanya namja Cho itu selama dua minggu ini tidak benar-benar menghabiskan waktunya di kantor. Tapi dia lebih sering bepergian keluar, bersama Han Yurim!

Sungmin masih ingat bagaimana mereka berdua saling melempar senyum dan berbagi tawa bersama. Kenapa harus Yurim?

Apakah Sungmin salah menilai? Mungkin Kyuhyun memang merasa nyaman dengan sahabatnya, nyaman dalam artian berbeda. Apa ini saatnya dia untuk melepas Kyuhyun?

Memikirkannya membuat kepala Sungmin berdengung nyeri. Tidak salah kan kalau dia cemburu pada Yurim. Sungmin sangat mencintai Kyuhyun. Jika ini memang yang Kyuhyun mau…

'Sret'

Dengan cepat Sungmin menutup seluruh tubuhnya dengan selimut yang sedari tadi ia remas kasar. Lalu tak lama pertahanannya runtuh. Air mata itu dengan lancang mengalir membasahi pipi chubbynya. Disusul dengan isak tangis yang teredam oleh selimut tebalnya.

"hiksss, hiksss.. ummaaa~"

Akhirnya Sungmin menangis dengan childishnya.

.

.

ooOOOoo

.

.

Setelah Kyuhyun keluar dari kamar Sungmin, dia segera bergerak menuju ke ruang tengah dimana seseorang tengah menunggunya.

"Bagaimana Kyu? Apa Sungmin tidak curiga?" tanya seorang yeoja yang ternyata adalah umma Sungmin setelah melihat Kyuhyun menghampirinya.

"Sungmin sangat marah, umma. Dia kesal sekali padaku." Jawab Kyuhyun dengan gusar.

"Mwo? Bagaimana bisa? Kau menjelaskannya dengan benar kan?"

"Tentu saja umma. Tapi.. Sungmin tahu tentang Yurim.."

"Mwo?" nyonya Lee terdengar sangat terkejut mendengar ucapan Kyuhyun.

"Entah bagaimana, Sungmin mengetahui aku sering pergi bersama Yurim." Kyuhyun melemaskan bahunya. Dia menjadi sedikit pesimis. Haruskah dia menghentikan semua ini?

"Begitu ya?" nyonya Lee tampak berpikir. "Kau harus menjelaskannya lagi Kyu, secara pelan-pelan. Umma yakin Sungmin pasti akan mengerti posisimu. Dia hanya butuh waktu untuk sendiri saat ini. Kau dan Yurim sudah berusaha keras, kalian tidak boleh menyerah sekarang karena hanya tinggal satu langkah lagi." Kata nyonya Lee menyemangati Kyuhyun.

"Aku mengerti. Tapi bagaimana kalau seandainya Sungmin tetap tidak bisa menerima semua ini dan dia balas menjauhiku? Aku sangat takut, umma.."

"Tidak. Sungmin pasti mengerti kalau ini adalah yang terbaik untuknya, untuk kalian berdua. Kau sudah banyak berkorban untuk melakukan semua ini, dan akan sangat tidak lucu kalau kau tiba-tiba memutuskan untuk berhenti. Apa yang kau dan Yurim sudah perjuangkan akan menjadi sia-sia dan tidak berarti. Kau tidak mau itu terjadi kan?"

Kyuhyun menggelengkan kepalanya dengan gerakan lemah. Dia memang tidak ingin semua rencananya hancur berantakan.

"Bersemangatlah Kyu. Umma akan terus mendukungmu. Umma sudah menganggapmu sebagai putra umma sendiri. Umma akan membantumu menjelaskan sedikit pada Sungmin.." nyonya Lee membelai surai hitam Kyuhyun dengan sayang.

"Dan.. Yurim adalah gadis yang sangat baik. Kau memang tidak salah memilih. Sampaikan rasa terima kasih umma padanya, arachi?" tambah nyonya Lee.

Kyuhyun tersenyum mendengar kalimat itu. Ya, Kyuhyun juga sebenarnya memang berpikir demikian.

"Pasti umma, akan aku sampaikan padanya."

"Apa sekarang kau akan menemuinya?"

"Ya. Sebenarnya Yurim sudah menungguku. Dia meminta pendapatku untuk memilih desain yang cocok." Jawab Kyuhyun.

"Baiklah, tunggu apa lagi. Cepat temui dia. Tidak baik membuat seorang gadis menunggu terlalu lama." Nyonya Lee mendorong bahu Kyuhyun pelan.

Kyuhyun terkekeh. "Arraseo. Aku pergi dulu umma. Tolong jaga Sungmin." Kyuhyun memeluk erat tubuh nyonya Lee yang lebih pendek darinya. Dia juga sebenarnya sudah menganggap nyonya Lee ini seperti ummanya sendiri.

"Tenang saja. Umma pasti akan menjaga anak manja itu, untuk saat ini." nyoya Lee balas memeluk punggung Kyuhyun.

Tanpa Kyuhyun dan nyonya Lee ketahui, dari balik jendela kamar terlihat seseorang di lantai dua rumah itu tengah mengintip kegiatan mari-saling-peluk-memeluk-nya. Keningnya mengerut tidak suka, bibirnya mengerucut disertai gerutuan kecil yang keluar dari sana.

"Issh! Kenapa umma malah memeluk namja jahat itu!"

.

.

TBC

.

.

Ish! Apaan sih ini? kenapa coba Tbc nya begitu..

Maaf ya, aku Cuma gak mau file ini "ngendog" di komputerku. Makanya aku beraniin publish.. well, as long as it's KYUMIN I think its always OK rightttt joyeeeer

Masih semangat kan joyer? Gak goyah karena masalah 'dramus' kan.. hoho aku no komen deh kalo masalah itu, males.. XD

At least.. review juseyeooooo~