Dunia ini membosankan…

Seandainya saja, aku dapat menciptakan sesuatu yang dapat membuat dunia ini lebih berwarna…

Ya, duniaku adalah dunia hitam putih. Dengan otak seperti ini, segalanya terasa mudah.

Terlalu mudah.

Tetapi, duniaku mulai berwarna,

Saat mereka mulai muncul, para kepala pelangi itu…

.

.

SHOU'S POV

"…u"

"…hou"

Hm?

"SHOU, KOK NGELAMUN!"

Hmmm? Oh, aku lupa, aku lagi dikelas.

"apaan sih, Yusa…" temanku bernama Yusa Akiteru, laki. Ya, temanku semuanya laki. Tak terkecuali. Dan karena tiap tahun aku selalu berteman dengan laki-laki ganteng-ganteng (mereka kok yang mendekatiku), cewe-cewe dikelas kurang menyukaiku. Meh, cewe-cewe genit. Namaku Shou Shiromaki, umur 15, sekolah di SMA Raiten. Aku, anak dua professor ternama di dunia, ayahku dan ibuku. Mereka meninggal saat usiaku 7 tahun, karena ada yang membunuh mereka untuk membungkam mulut mereka. Pasti. Aku bersumpah akan melanjutkan usaha mereka selama ini, dengan IQ ku yang lebih dari 250.

"Aku dikaruniai otak yang setara dengan kedua orangtuaku, ya itu otak seorang professor. Sejak kecil aku sudah belajar bereksperimen dan membuat beberapa barang yang menurutku cukup berguna, contohnya seperti yang ada didepanku sekarang ini yaitu pensil yang bisa menulis sendiri, penghapus yang bisa menghapus suatu coretan apapun hingga bisa menyebabkan kertas menjadi seperti baru bahkan bekas coretan tidak bisa dilacak dengan cara apapun, tas yang tidak akan jadi berat walau dimasuki barang-barang apapun, dan lain lain. aku masih belum berani membuat ciptaan yang besar-besar begitu, ehh seperti mesin waktu, mungkin?

"Penampilan fisikku itu ganteng, ya, GANTENG, padahal aku cewek (yah namaku memang mirip cowok karena waktu lahir mamaku ngidam anak cowo) dengan rambut berwarna gradasi coklat emas (entah kenapa sejak lahir sudah seperti itu, guru-guru mengatai aku semir padahal ini rambut asli) pendekku, rambutku agak menutupi sebelah kiri mataku. Sengaja kubuat begitu, karena kelainan genetikku mata kiriku menjadi berwara coklat keemasan sedangkan yang kanan berwarna coklat biasa. Aku… berdada rata (dan itu sebab membuatku dikira cowok berkali-kali yah karena aku memang suka memakai baju cowok), dan aku cukup kekar untuk ukuran perempuan, walau tinggiku hanya 160 cm. dan, siapa bilang karena tinggiku hanya segini, aku tidak bisa melakukan DUNK? Siapa, he?

Aku juga merupakan seorang otaku, otaku berat. Dan aku tergila-gila dengan Anime Kuroko no Basuke, ohhh betul-betul, isinya mulai dari cowok shota sampai cowok kakkoi yang berotot dan- oke, aku malah fangirlingan. Terimakasih pada Nanase Yukki, teman cowokku yang memperkenalkan aku pada anime lope lope ini. Kiseki no sedai + Kagami, aku menyukai semuanya, kalau disuruh memilih, maka otakku akan berbelit (?).

"fine, aku tau kamu ini jenius, gak perlu belajar, gak perlu dengerin guru njelasin di depan kayak sekarang, tapi sekalinya kamu ngelamun, duh, nyadarinnya susah taok!" omel Yusa. Duh. Dan betewe ini jam ke 9, berarti sebentar lagi pulang

"baweeeeeel. Mweeee." Ejekku. Ha, dia sekaran g kelihatan kesal! Haha, lihatlah wajahnya itu~ "Yusa, kamu sekelompok denganku kan di ekstra kita?" ekstra ku adalah mendesain animasi.

"iya, kamu kok bisa lupa. O'on tenan." Katanya yang langsung membuatnya mendapatkan sambutan kasih sayang dari gunting oranye tercintaku. Jangan pernah bilang, kalau aku jadi ratu ikemen bergunting karena Akashi, JANGAN PERNAH. Atau kusate orang itu hidup-hidup dan akan kutusuk-tusuk selama proses pembuatannya.

"nah, jadi kita mau bikin apa nih, tugasnya kan disuruh bikin kartun atau animasi atau anime atau animasi apapun, lalu buat mereka sedang bernyanyi. Terserah mau dalam wujud apa. Kebanyakan pasti bikin gambar bergerak Anime di layar besar, itu sudah terlalu mainstream. Enaknya apa ya… aku mau membuat yang berbeda, tapi bingung apa…" jelasku.

"Nah, tentu saja, akan ku kaitkan dengan KUROKO NO BASKET. Kan ada character song nya mereka. MUAHAHAHAHAHAHAHA.

Kok jadi ketawa nista ya? Okelahlanjut ._.

"kita harus serius nih bikinnya, kalo sudah selesai kan, satu sekolah menyaksikannya. Di aula." Kata Yusa, yang langsung membuatku mendelik kaget.

"HAH, YANG BENAR SAJA, satu sekolah menyaksikan?! Siapa guru yang membuat peraturan macam itu, guru macam apalah itu!?" teriakku histeris, berusaha meinimalkan suara agar tidak terdengar pak Guru didepan, yang sukses membuat guru ini bersin, dan aku bisa mengambil kesimpulan kalau guru pengajar kelasku sekarang inilah yang membuat keputusan macam itu. Sialannnnn.

"guru macam apalah, apalah~" nyanyi Yusa pakai suara ala india, yang langsung membuatnya mendapatkan penghargaan dari guntingku.

"aku kehabisan ide, nanti aja aku pikirin di rumah. Teman sekelompok kita ada berapa?" kataku. "wah, seorang SHOU SHIROMAKI kehabisan ide! Ini mah keajaiban dunia yang ke de- Ekh, jangan! Taruh siletmu! Oke.. fyuh, ada 7 oang setiap kelompok, kelompok kita ada aku, kamu, Yuki, Mino, Ari, Kino, sama… umm… aku lupa. Ehe." Jelas Yusa.

"sama Shun, mak. Enak ya, temen-temen kita semua masuk ekstra yang sama." Ujarku, yang mendapat anggukan senang dari Yusa.

KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII- oke, itu mah kepanjangan.

Kring, bel bunyi tanda pulang

Oke, itu mah kependekan, ah, masa bodohlah. Emang gue pikirin banget gitulah? Gak kan. Gak. Oke, Aku kumat.

"dah dulu ya Yusa, nanti aku pikirin di rumah deh, BERDIRIIIIII, BERI HORMAT!" dan bytheway, aku ketua kelas dikelas V-D ini.

.

.

SKIP TIME

.

.

ARGH BINGUNG, MAU BIKIN APA AKU?

Apa apa apa apa apalah! Pokoknya jangan Gambar bergerak, terlalu simple untuk otak macam otakku! (oke, malah nyombong. Gak baik tuh.) eeen, mungkin, dibuat bisa bercakap-cakap dengan audience? Tapi… aku belum mencoba buat seperti ituan! Arf amburegull! Sangaaat!

Tuh kan, kalo bingung aku mulai ngaco.

Aku mulai mengalihkan pandanganku kearah lain dikamar mendiang orangtuaku, dan….. Tunggu dulu. Sejak kapan, kayu dalam lemari itu lepas?

NORMAL POV

Dan Shou pun segera mendekati lemari itu, dan mencoba memindahkan kayu besar yang merupakan dasar lemari itu, dan alangkah terkejutnya dia ketika ditemukannya sebuah microphone, dan begitu melihatnya dia mengerti, kalau dia harus mengatakan kata sandi yang tepat di microphone itu supaya sesuatu terjadi.

Shou menemukan secarik kertas, yang mungkin berisi petunjuk untuk membuat 'sesuatu terjadi' itu. Isinya merupakan : "how can I face the problem…"

Aaa, ini kata-kata yang sering membuat mama tertawa dulu. Pikir Shou. Dia pun bersuara di mic itu…

"if the problem is my face?"

Dia merasa ibunya melakukan pilihan tepat untuk membuat kode seperti ini karena hanya keluarga intilah yang mengetahui isi masing-masing hati. Tetapi dia juga berpikir ciiih, kenapa nggak dibuat soal dalam rumus kimia super susah aja, tetapi setelah itu dia tersadar, kalau ibunya melakukannya dan tempat ini ditemukan orang jahat, bisa saja orang itu meminta satu orang yang sangat jenius untuk memecahkan soal ibunya. Jadi lebih baik, buat aja kode yng hanya bisa dimengerti oleh dirinya sendiri.

Dan tiba-tiba, dari tempat Mic tadi, keluar sebuah peti yang cukup besar. Shou pun penasaran, dan ketika dia membukanya, dia menemukan satu buku yang cukup tebal dan besar, dan juga...

Buku yang akan mengubah kehidupannya menjadi berwarna, seperti rambut Kiseki no Sedai.