Water and Oil © Dini Amanda a.k.a LavenMick Amanda
Naruto © Masashi Kishimoto
Semi-Canon setting after war, gaje, typo, ooc maybe, NejiIno
Enjoy!
.
Air dan Minyak. Tak bisa bersatu,... Namun bisa berdampingan...
.
Pagi yang cerah untuk sebuah desa daun tersembunyi. Manik biru itu pun muncul perlahan dibalik kelopak sayu seorang gadis pirang panjang. Butir-butir peluh meluncur perlahan dari dahi mulusnya, pertanda mimpi buruk baru saja melanda sleeping beauty si pirang ini. Ok, itu berlebihan.
Tunggu, mimpi buruk?
Tok...tok
"Ne? Masuk lah..." ujar Ino malas malasan menanggapi ketukan pintu kamarnya. Ia pun kembali bersembunyi kebalik selimut tebalnya, menghalau sinar sang surya untuk menembus kelopak matanya
"hei, hei pig, bangun lah!" ujar seorang wanita yang masuk kedalam kamar Ino. Otaknya yang menangkap suara familiar itu hanya memerintahan si tubuh hanya diam dan semakin menggeliat dalam selimut tebalnya. Melihat tanggapan Ino terhadap ucapannya, terlihat seperti perempatan pada dahi kanannya.
"Jangan buat aku marah, pig. Bangunlah! Kakashi-sama memanggil kita" ujar gadis berambut merah jambu itu mengguncang badan dibalik selimut tebal itu.
"Memangnya ada urusan apa sampai sebegitunya kau memaksaku untuk bangun, Sakura-jidat?" tanya Ino malas-malasan membuka selimutnya
"MI-SI" ucap Sakura horor. Ino yang melihat itu hanya bergegas ketakutan, menarik handuknya dan setengah berlari menuju kamar mandi. Bahaya kan kalau Sakura mengeluarkan shanaroo nya dan membuat se-isi kamar Ino bagaikan replika kapal titanic? Ok, untuk kedua kalinya, itu berlebihan.
Setelah bersiap dengan kostum ninjanya –baju ungu selutut yang menampilkan bagian perutnya, ia pun menghampiri cermin disamping pintu kamarnya, mengikat rambutnya seperti biasa –ponytail. Sakura yang hanya menyaksikan itu hanya mengerling kesal melihat kebiasaan teman karibnya yang menurutnya kekanak-kanakan itu. Ia hanya duduk diatas kasur Ino sambil melipat tangannya didadanya dengan wajah yang sangat bosan
"Yak Sakura-chan, aku siap!" ucap Ino tersenyum lebar menampilkan gigi-gigi putihnya. Ia mengerti pasti teman pink-nya ini pasti sangat bosan –a.k.a lumutan menunggu serangkain tradisi Ino saat pagi hari. Sakura pun mengangguk lalu berjalan keluar kamar Ino.
"Hm, Ino-chan, pasti sangat sepi yah jika hanya ada kau dirumah ini" ujar Sakura yang melihat perubahan ekspresi Ino ketika melewati ruang keluarga. Ya, memang ada bingkai foto yang besar, yang menampilkan seorang gadis kecil tengah tersenyum cerah dan ada seorang ibu yang memangku anak itu. Tampak seorang laki-laki dewasa yang tersenyum dengan wajah kokohnya merangkul sang istri yang tengah duduk. Tentunya kalian tau siapa itu, kan?
"Sakura-chan, ayo bergegas. Bisa-bisa Kakashi-sensei tertidur karena menunggu kita" ucap Ino bercanda sambil menarik tangan Sakura. Mereka berdua terkikik geli ketika memikirkan tingkah laku guru mereka –maksudnya hokage itu saat merasa bosan. Setelah mengunci pintu rumah dan memastikan semuanya terkunci rapat, mereka pun berjalan menuju gedung hokage.
Sakura menatap Ino nanar melihat nasib Ino. Siapa yang tak hancur hatinya menyaksikan sang ayah (yang hanya satu-satunya keluarga yang tersisa) mati didepan matanya. Dan sekarang,Ino sendiri. Tanpa seorang keluarga pun yang bisa diajaknya canda tawa. Dan tadi –yang bahkan anak-anak tahu bahwa Ino mengalihkan pembicaraan.
Tok...Tok...
"Ya, silahkan masuk" jantung Ino seketika berdetak gila melihat siapa yang berada dalam ruangan itu. Namun si Jounin medis ini segera menguasai jantung gilanya yang mungkin akan keluar dari rongganya dadanya. Untuk yang ketiga kalinya, ini berlebihan.
"Baiklah, jadi semuanya sudah berkumpul disini" ujar hokage itu membuka pembicaraan. Mungkin kalian bertanya, kenapa pemuda Uchiha itu bisa berada disana. Ya, kalian tentu tahu teman pirang jabrik yang mempunyai garis aneh dimukanya dan suka berbuat onar, kan? Tak perlu dijelaskan lagi.
Sedangkan disamping Uchiha itu, terdapat sang pemuda Hyuuga dengan sikapnya yang tak kalah jauh beda dengan si Uchiha, tengah memandang mereka dengan tatapan 'dasar-wanita'.
"Misi kalian kali ini adalah misi rank A. Tugas kalian adalah mengamankan desa Sunagakure" jelas sang Hokage. Sang Uchiha hanya mengernyit
"Sebegitu lemah kah negara pasir itu sampai membutuhkan bantuan ninja Konoha untuk sekedar mengamankan negara mereka?" sembur pedas Sasuke
"Ya aku tahu tentang hal itu, Sasuke. Masalahnya sekarang, salah satu keamanan Suna mendeteksi adanya pergerakan akatsuki" jelas Kakashi
"Akatsuki?" ujar Ino bingung
"Sepertinya seseorang telah membangkitkan mereka semua, dengan jumlah chakra yang sangat besar. Untuk itulah, aku ingin kalian mengawasi pergerakan mereka, yang bermarkas di pinggiran Suna" jelas Kakashi lebih detail
"Aku memberi jangka waktu misi ini dalam 15 hari. Kuharap kalian dapat berkerja sama dalam tim ini. Ketua dalam tim ini... Ino." Sontak mata Ino memandang Kakashi bingung. Sedangkan Neji dan Sasuke memandang sinis sang gadis Yamanaka.
"Kenapa harus aku, hokage-sama?" tanya Ino memiringkan kepalanya
"Jangan kira aku tak tahu bahwa kau sering membantu Tim kurenai untuk memecahkan beberapa masalah dalam misi dengan jurus mu yang menghubungkan pikiranmu dan Hinata." Ucapan Kakashi itu sontak membungkam mulut Ino "Kurasa tak ada yang perlu dijelaskan lagi. Untuk lebih lengkapnya, baca gulungan ini, Ino." Ujar Kakashi memberikan sebuah gulungan. Ino berjalan maju untuk meraih gulungan itu, lalu kembali mundur
"Baiklah hokage-sama, terima kasih. Aku pergi dulu" ujar Ino undur diri. Dia keluar dari ruang hokage diikuti oleh Sasuke, Sakura dan Neji. Setelah diluar gedung, beberapa langkah saat ia keluar dari gedung hokage, Ino menghentikan langkahnya. Sejenak ia melirik kebelakang, lalu kembali menatap lurus kedepan
"Aku persilahkan kalian untuk mempersiapkan barang-barang kalian. Kita berkumpul jam 3 sore di gerbang desa" ujar Ino menatap langit siang. Setelah itu ia berjalan menjauh, meninggalkan Sakura yang masih melongo perubahan sifat Ino. Neji dan Sasuke melakukan sama yang seperti diperintahkan Ino. Walau keduanya tidak terima dengan ini, tapi ini tetap keputusan kage.
.
"Tidak biasanya seorang Uchiha telat" ujar Neji menatap sinis mata Sasuke yang baru saja tiba dengan Sakura. Ada seperti aliran listrik yang mengalir dan beradu diantara keduanya. Wajah Sakura tampak malu-malu melihat Sasuke dengan ekspresi yang membuatnya terlihat semakin cool
"Aku tidak butuh pertengkaran dalam tim. Jika hanya ingin menunjukan siapa yang hebat, tunjukkan dalam ke profesionalan" ujar Ino menyembur keduanya. Ia pun mulai berlari menuju keluar dari gerbang diikuti oleh ketiganya
"Perjalanan ke suna penuh dengan ranjau dan bandit. Dengan jumlah mereka yang beribu, kita tak bisa mengalahkan mereka dalam dua hari" ujar Ino mulai membuka pembicaraan disela lompatannya didahan pohon. Neji dan Sakura yang bersebrangan hanya bergeming. Sasuke sendiri tampak mendengarkan sambil was-was mana tahu ada musuh yang tiba-tiba menyerang
"Jadi bagaimana cara menghindari mereka, Yamanaka?" tanya Neji menatap Ino yang beberapa meter didepannya.
"Ada dua cara. Bergerak secepat kilat atau menyamar diantara mereka. Ada ide lain?" tanya Ino melirik kebelakang.
"Kenapa tidak menyerang saja? Lagian bandit-bandit itu juga lemah" ujar Sasuke mengambil bagian
"Tapi jumlah mereka banyak, Sasuke-kun" ujar Sakura. Ino sedikit terkejut mendengar ucapan Sakura yang menambahkan sufiks –kun dibelakang nama Sasuke. Ino penasaran apa yang terjadi. Dengan diam-diam, Ino memasuki pikiran Sakura dengan konsentrasi yang masih menguasai misinya
"Apa sebaiknya menggunakan genjutsu?" ujar Neji memberi pendapat
"Genjutsu?" tanya Ino kembali ke pikirannya.
"Kita hanya perlu mengelabui mereka saja" ujar Neji
"Aku akan ambil alih" ujar Sasuke. Ino pun mengangguk menyetujui pernyataan Sasuke. Mereka pun sampai pada sebuah lapangan rumput yang luas. Manik aquamarine Ino menatap tajam area hijau tersebut. Mengawasi jika ada musuh yang tiba-tiba menyerang mereka. Ino pun menghentikan pergerakan mereka. Tangannya memberi aba-aba berhenti
"Kenapa Ino?" tanya Sakura bingung
"Sebentar" ujar Ino. Ia pun memberi aba-aba berjalan perlahan menyebrangi lapangan tersebut menuju hutan seberang.
"Sial. Sasuke, Neji, Sakura! Jangan bergerak. Jangan gunakan chakra kalian apapun yang terjadi." Ujar Ino. Neji menatap Ino bingung
"Bisakah kalian sekali melompat kesana tanpa chakra?" tanya Ino menatap hutan didepannya yang berjarak sekitar 200 meter
"Kau gila Ino! Itu jauh sekali!" ujar Sakura terkejut
"Aku bahkan tak yakin kau dapat melompat kesana. Kenapa tidak berjalan saja?" Sembur Neji
"Lebih baik kau lihat apa yang dibalik kakimu itu, Hyuuga." Sembur Ino tak kalah pedas. Lalu Neji mengaktifkan byakugan-nya. Matanya menatap terkejut pada tanah dibawahnya
"Bom..." ujar Neji menatap bom yang sangat besar dan terdapat diseluruh lapangan itu
"Itu bom yang akan meledak jika ada pergerakan lebih dari lima langkah. Kita sudah menggunakan empat langkah. Potensial meledaknya akan jauh lebih besar jika kita menggunakan chakra untuk melompat jauh. Sebelum mendarat bom itu sudah menelan kita" jelas Ino panjang lebar. Sasuke tampak memikirkan keras bagaimana caranya ia dapat menyebrangi lapangan tersebut.
"Baiklah. Semuanya, ketika aku beri aba-aba untuk melompat kebelakang, semuanya lompat dengan menggunakan chakra." Ujar Ino akhirnya memberikan ide. Ia pun mengintip kebelakang yang jaraknya sekitar 6 meteran itu.
"Maksudmu membiarkan bomnya meledak?" tanya Neji memastikan. Ino mengangguk
"Sekarang" ujar Ino memberi aba-aba. Mereka pun meloncat bersama. Seperti yang Ino perkirakan, bom itu meledak dengan dahsyatnya. Bom itu juga membinasakan rumut yang tumbuh disitu. Tangan kanannya menghalangi mukanya guna melindungi mukanya dari tanah dan batu yang terlempar
"Baiklah. Kita lanjutkan perjalanan" ujar Ino kembali melompat setelah bom itu berhenti meledak.
.
Langit mulai gelap. Sang surya pun kembali bersembunyi di singgahsana-nya yang telah digantikan oleh sang sabit yang ditemani oleh cahaya-cahaya kecil, bintang. Sang pirang bersama tim kecilnya masih terus berlari melewati gurun pasir yang begitu luas tak terhingga, masih setia dengan misi yang diberikan pada hokage. Mereka juga berhasil mengelabui para bandit-bandit nakal.
Ino terus berlari melewati gurun menahan rasa pegal yang menyerang kakinya. Sejenak, ia mengintip kesebelah kirinya. Formasinya masih sama seperti tadi, Neji disamping kirinya. Kelihatannya sang Hyuuga juga merasakan apa yang dirasakan Ino. Itu semua tampak dari wajahnya. Ia pun mencari alternatif. Melirik kesana kemari mencari tempat peristirahatan. Peluh sebesar biji jagung pun menetes dari dahinya. Bingo! Ada sebuah gua yang tak jauh dari tempat mereka saat ini.
"Apa kalian sudah lelah atau ingin melanjutkan perjalanan?" tanya Ino yang masih berlari
"Aku sudah lelah, Ino-chan" ujar Sakura
"Aku juga" jawab Neji singkat
"Sama" jawab Sasuke jauh lebih singkat
"Bagaimana kalau kita istirahat disana?" tanya Ino melambat
"Di gua itu?" tanya Sasuke memastikan. Tempo larinya mengiringi kecepatan Ino
"Ya." Ujar Ino mengangguk
"Kau yakin itu bukan markas bandit?" tanya Sasuke memastikan
"Tapi bukankah kalian sudah lelah?" tanya Ino balik
"Bukankah menambah lelah jika kita harus menghadapi bandit lagi?" ujar Sasuke
"Perjalanan ke suna memakan waktu 4 jam lagi" ucap Ino. Sakura dan Neji hanya diam, tak ingin mengganggu percakapan antara 2 mahluk itu
"Kalau kau tak berlari lambat, 3 jam sudah sampai" sembur Sasuke
"Baiklah kita lanjut. Jangan salahkan aku kalau ada yang pingsan" ujar Ino menambah kecepatan
"Barangkali kau yang pingsan, Yamanaka" Celetuk Neji
"Lebih baik diam dan kau simpan tenagamu agar kau juga tak pingsan sepertiku nanti, Hyuuga" desis Ino yang sukses membungkam kedua mulut Hyuuga dan Uchiha itu. Salah sendiri, kenapa meremehkan sang Yamanaka, kan?
Tiga setengah jam telah berlalu. Para jounin Konoha itu terus berlari. Mereka melihat beberapa titik cahaya pertanda mereka sudah semakin dekat dengan tujuan mereka. Namun sebelum menginjak Sunagakure...
"Argh!" ucap Ino melompat menghindar dari jebakan para bandit. Lengannya yang tak terlapisi oleh sehelai kain pun lecet akibat kunai itu. Walaupun bukan luka yang parah, tapi rasanya sangat pedih. Ia pun berhenti
"Cobalah konsentrasi Ino" ujar sang Uchiha. Oh tidak! Dia memanggil namaku!
"Aku... tak sadar Sasuke. Sudahlah. Ayo cepat! Aku yakin kalian sudah lelah" ujar Ino kembali berlari. Namun baru beberapa langkah ia berlari, tubuhnya ambruk menghantam pasir malam yang begitu dingin. Badannya terkulai lemas tak berdaya. Sasuke, Neji dan Sakura yang cemas segera mendekati Ino. Sakura pun berjongkok memeriksa keadaan Ino
"Cih. Akhirnya dia juga yang pingsan kelelahan" ujar Neji. Matanya memandang remeh pemilik manik aquamarine yang tengah tertutup oleh kelopak matanya
"Bukan Neji. Ini racun. Kunai itu telah dilumasi oleh bisa ular yang sangat kuat" jelas Sakura memeriksa bekas luka itu dilengan Ino "Kita harus menemukan penawar racunnya" Lanjut Sakura
"Dasar ketua merepotkan" ujar Neji
"Bukankah sebaiknya kita membawa Ino ke rumah sakit di Suna?" usul Sasuke. Sakura pun mengangguk setuju.
"Kalau begitu, Neji! Kau harus membopong Ino" perintah Sakura. Neji hanya mengerling kesal. Sakura pun membantu menaikan Ino keatas punggung Neji. Lalu ia, Sakura dan Sasuke kembali berlari menuju rumah sakit. Diperjalanan, Sakura mengimbangi Sasuke disampingnya sambil berkata,
"Lihat Sasuke-kun. Mereka sangat romantis kan?" tanya Sakura jahil
"Kenapa? Kau juga ingin kubopong seperti itu? Kau berat sayang." Ujar Sasuke menggoda. Sementara matanya melirik ke arah Neji yang berada didepannya
Sepertinya Neji dan Ino tidak sadar kalau ada sepasang anak manusia mempunyai hubungan khusus. Ralat. Sepertinya Neji dan Ino pura-pura tidak sadar kalau ada sepasang anak manusia yang berada di timnya mempunyai hubungan khusus
.
06.45
"Emh..." ujar seorang gadis bermanik biru cerah. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sampai ia sadar dia berada dirumah sakit. Ia melihat sekeliling kamarnya dan menemukan sosok anak Adam yang tengah tertidur duduk disamping ranjangnya. Ino memerhatikan begitu detail. Wajahnya yang kokoh, hidungnya yang mancung, serta aroma tubuhnya yang menguar. Begitu sempurna
Gadis itu terus memerhatikannya. Memerhatikan bagaimana pria itu terrtidur, bernafas dan sesekali ia bergerak mencari posisi yang nyaman. Tak buruk juga pria ini. Dengan bisikan dan dorongan siapa, tangan kanan gadis itu membelai surai coklat yang panjang nan halus itu. Sang pemilik manik putih pun itu membuka matanya. Ino masih tenggelam dengan lamunanya, melongo memerhatikan pemilik manik putih itu
"Yamanaka, kau tak apa?" tanya pria itu. Sontak yang dipanggil hanya terdiam malu karena ditangkap basah-basah oleh seseorang yang sedang diperhatikannya.
"A-aku tidak apa. Kau menungguiku?" tanya Ino memastikan. Tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan dua orang jounin berambut pink dan berambut hitam. Tentu saja, rekan si gadis.
" Ino-chan, Kau sudah sadar? Bagaimana perasaanmu?" tanya si Pink.
"Aku baik-baik saja" Jawab Ino mencoba duduk
"Aku akan pergi membersihkan diri" ujar sang Hyuuga yang berlalu dari ruangan itu
"Aku akan pergi mencari udara segar" ujar sang Uchiha yang tak ingin terlibat dari perbincangan wanita
"Baiklah... tinggal kita berdua ya, Jidat" ujar Ino. Yang dipanggil hanya menahan emosi. Terlihat ada perempatan dikepalanya.
"Hei pig. Kau tahu? Neji menungguimu loh semalaman" ujar Sakura membuka topik. Jantung Ino pun berdetak sedikit cepat
"Lalu?" tanya Ino berusaha menstabilkan detak jantungnya
"Itu terlihat romantis piiig~!" ujar Sakura kesal sambil mencubit pipi Ino. Ino sendiri hanya tertawa geli berhasil membuat sahabat merah jambunya ini kesal.
Sementara itu dilain tempat...
"Hei Uchiha" ujar Neji menatap Sasuke seram. Sedangkan yang dipanggil membalas dengan tatapan dingin
"Apa?" tanya Sasuke lebih seram
"Aku ingin bertanya" ujar Neji lebih sopan
"Apa?" lagi-lagi, ucapan itu terlontar dari mulut Uchiha
"Apa aku kelihatan sakit" tanya Neji
"Secara fisik, tidak. Kenapa tidak tanya pada Sakura?" tanya Sasuke cetus
"Kukira analisamu lebih tajam dari pada Sakura" balas Neji cetus
"Tapi aku bukan ninja medis yang bisa tahu apa mentalmu sakit atau tidak" ucap Sasuke
"Sepertinya ada hubungan khusus antara kau dan dia?" tanya Neji. Sasuke terdiam sejenak
"Tidak biasanya seorang Hyuuga ingin tahu masalah privasi orang lain" sembur Sasuke
"Kalau tidak ingin diketahui, sebaiknya jangan berciuman saat sedang misi" kata-kata itu sukses membuat si Uchiha bungkam. Neji pun tersenyum penuh kemenangan karena dapat membuat si Uchiha bungkam. Kali ini kubiarkan kau menang, Hyuuga!
Ketika minyak bertemu dengan air, terlihat perbedaan yang berarti, kan?
TBC...
