Title : Thank You

Author : LoveHyunFamily

Cast : Kim JoonMyeon

Oh Sehun

Huang ZiTao

Wu Yi Fan

Kim Jongwoon/Yesung (Joonmyeon's appa)

Byun/Oh Baekhyun (Sehun's eomma)

Park/Oh Chanyeol (Sehun's appa)

Main pair : SuHun/?; HunHo

Rated: Gado-gado/? tapi ada kekerasannya loh.

Warning! Yaoi. BL. Shounen-Ai. DLDR!

Genre: School life, family, sad, (sisa nya tentuin sendiri)

Tak ada cuap dari saya dan tak ada summary-summary-an/?. Ini hanya ff hasil dari apa kata hati yang sedang galau. Thanks.

Happy reading.

Seperti biasa Joonmyeon memasuki area sekolah dengan menundukkan kepala tanpa memperhatikan sekeliling nya. Hingga tiba-

BUGH

"Ah! Mianhae" ucap Joonmyeon pada orang yang ditabrak nya. Sedangkan yang titabrak hanya mendengung. Joonmyeon pun kembali melanjutkan jalannya menuju kelas.

Selalu seperti ini. Selalu saja Joonmyeon menundukkan wajahnya guna menyembunyikan warna biru keunguan hasil pukulan keras dari appa nya pada kulitnya yang putih.

.

.

.

"Eunghh.. Ah" lenguh seorang wanita.

Tunggu!

Wanita?

Joonmyeon segera menuruni single bed nya dan berlari keluar kamar.

CKLEK

Joonmyeon langsung terbelalak saat melihat appa nya yang sedang mencumbui wanita asing—baginya- "K-kenapa a-appa membawa orang lain" ucap nya bergetar diambang pintu. Yang membuat dua orang dewasa itu menoleh.

"Siapa dia Jongwoon?" Tanya wanita genit itu. Mata Joonmyeon semakin terbelalak saat mendengar wanita itu menyebutkan nama asli sang appa yang biasa nya hanya dipanggil Yesung.

"Bukan siapa-siapa. Masuklah dulu ke kamar" Wanita itu pun mengangguk dan masuk ke kamar yang ditunjuk oleh Yesung tadi.

"Apa yang kau lakukan keluar kamar Joonmyeon?" tanya Yesung dengan nada geram.

"D-dan a-apa yang appa lakukan pada wanita tadi?" Bukannya menjawab Joonmyeon malah bertanya balik yang ia yakin tubuh nya tidak akan bisa bangun esok pagi.

"Kau berani bertanya padaku?" Yesung melangkahkan kaki nya mendekati Joonmyeon. Tubuh Joonmyeon seakan mati rasa. Ia tak bisa bergerak. 'Sial' batinnya.

GREB

"Ugh!" ringis Joonmyeon saat appa nya itu mencengkram kuat lehernya.

"Kau berani bertanya padaku huh!? Kau tak berhak bertanya apa yang kulakukan!"

PLAK!

Yesung menamparnya keras hingga Joonmyeon tersungkur. Yesung kembali mencengkram Joonmyeon. Kali ini di pipi nya. "Jangan sekali-sekali kau bertanya padaku lagi. Masuk kamar sekarang!" titah nya.

"Tapi app-"

"MASUK SEKARANG!" Teriak nya mendarah daging.

Joonmyeon hanya mengikuti perintah sang appa dan menjatuhkan tubuh nya di atas single bed nya yang usang. Joonmyeon hanya bisa menangis dalam diam sembari bergumam memanggil sang umma yang sekarang sudah berada dipangkuan Tuhan. Tak lama terdengar suara lenguhan bersahutan di kamar sebelah. Joonmyeon semakin meringkuk di kasurnya.

.

.

"-Hyung!" Joonmyeon tersadar dari lamunannya dan tanpa sengaja wajah nya terangkat melihat Tao. Teman sebangkunya.

"Omo!" pekik Tao saat melihat warna kontras di wajah hyung kesayangannya ini.

"Ssstt. Jangan teriak Tao. Kalo ada yang melihat bagaimana?" Takut Joonmyeon kemudian menelungkupkan wajah nya lagi pada lipatan tangannya.

"Apakah appa mu yang brengsek itu yang melakukan ini lagi hyung?" tanya nya berbisik. Namun Joonmyeon tak merespon. Tao tau kalau warna kontras yang selama ini berada diwajah hyung nya itu adalah hasil tamparan ayah nya yang brengsek itu.

Tanpa mereka sadari seseorang yang duduk pojok belakang sedang memperhatikan mereka berdua. Lebih tepat nya memperhatikan Joomyeon dengan tatapan datar namun fokus.

Jam istirahat

"Hai Joonmyeon!" Sapa suara berat. Joonmyeon pun mengintip dibalik lengannya dan- oh- ternyata Kris. Kekasih Tao. Tao beruntung mempunyai kekasih seperti Kris. Ah~ Kapan juga ia mempunyai kekasih. Dan- lagipula siapa yang mau dengan ku? Joonmyeon merana.

"Hmm.." Dengung Joonmyeon dibalik lengannya.

"Hyung aku ingin ke kantin. Apa kau mau ikut?" Ajak Tao yang sambil memasukan buku-bukunya kedalam tas. Joonmyeon menggeleng. "Mungkin kau ingin titip sesuatu?" lagi-lagi Joonmyeon menggeleng dibalik lengannya.

"B-baiklah. Wajah mu jangan sering-sering ditutupi hyung. Sesekali lah bawa ke uks untuk diobati" ucap Tao yang mendapat deathglare gratis dari Joonmyeon dibalik lengannya.

Yang diujung sana pun kaget saat Tao menyebutkan uks untuk Joonmyeon. Ada apa dengannya? batin seseorang itu.

Keesokan hari nya.

"HYUNG! Aigoo! Kajja! Kajja! Kita ke uks sekarang!" Perintah Tao berlari membopong tubuh Joonmyeon yang baru memasuki kelas dengan berjalan terhuyung-huyung seperti orang ingin pingsan.

"Tidak usah Tao. Aku baik-baik saja" Jawab Joonmyeon dengan suara serak.

Oh tidak! Penampilan Joonmyeon sekarang jauh dari kata baik-baik. Baju saja yang rapi. Tapi di wajah? Seperti mayat hidup! Pucat. Bibir kering. Mata sembab yang sekarang lebih buruk dari kemarin. "Tak ada penolakan Hyung. Ayooo!" Tarik Tao menuju uks yang sekarang masih didalam kelas tentu nya.

Belum beberapa langkah keluar-

BRUGH

"H-hyung? Andwae! Hyung sadarlah!" Teriak Tao menepuk-nepuk pipi Joonmyeon.

Joonmyeon pingsan.

Tao kalut melihat Joonmyeon yang tak biasa nya seperti ini. Apa yang dilakukan appa nya itu sampai-sampai anak nya sendiri seperti ini. Tao berjanji akan membawa Joonmyeon kerumah nya saja setelah pulang sekolah. Dan selama nya akan dirumah Tao!

Tao pun menghubungi Kris. Namun belum sempat Tao menempelkan Handphone nya ke telinga. Seseorang sudah membopong tubuh Joonmyeon.

"Tao? Ya Tao!" ucap seseorang diseberang sana.

'S-Sehun' cicit nya.

"Ya! Apanya yang Sehun!? Ini aku Kris! Kau kenapa eoh!? Kau-"

"Gege! Ayo ke uks sekarang! Joonmyeon hyung pingsan ge!" Ucap nya panik setelah sadar.

"Ba-baiklah" ucap Kris dengan nada panik juga.

UKS

"A-apa yang terjadi padanya dok!?" Tanya Tao tak sabaran setelah dokter itu selesai memeriksa tubuh Joonmyeon. Dokter itu menghela nafas.

"Dia hanya butuh istirahat. Fisik nya sedang tidak sehat sekarang. Gizi nya pun kurang. Aku sendiri juga heran saat melihat siswa ini setiap hari nya. Ia terus-terusan menunduk namun aku tahu apa yang disembunyikannya—untuk melindungi lukanya itu agar tak ada yang melihat. Aku menyarankan apapun yang menimpa nya sekarang aku harap ada yang menjaga nya" ucap dokter itu panjang lebar.

"Saya dok! Saya pasti akan menjaga nya!" ucap Tao tegas. Kris terkejut melihat kekasihnya yang berbicara begitu , bukannya Kris cemburu. Kris tahu kalau kekasihnya itu hanya kelewat sayang pada Joonmyeon sebagai hyung.

"Baiklah-"

"Tidak. Saya yang akan menjaga nya dok" ucap seseorang yang sedari tadi hanya diam memperhatikan wajah pucat Joonmyeon.

Tao terkejut yang mendengar orang tersebut berbicara seperti itu. Apa maksudnya? Yang berhak menjaga Joonmyeon adalah dia bukan orang yang berwajah datar itu! Dekat dengan Joonmyeon hyung saja tidak pernah -ucap Tao dalam hati

"Hey! Ap-"

"Aku yang akan menjaga Joonmyeon dengan taruhan nyawa ku sebagai ganti nya" ucap orang itu masih dengan ekspresi datarnya namun terdapat nada tegas pada kalimat itu dan menatap manik mata Tao. Kris yang melihat pandangan mereka begitu dalam pun segera memutus kontak nya dengan cara menutup mata Tao dengan sebelah tangannya. Segera Tao melepasnya dan berkata-

"Kau bisa apa untuk menjaga Joonmyeon hyung?" tanya Tao berubah drastis dari sifat awal nya yang suka manja sekarang menjadi serius—sangat serius malah.

"Kau ingin aku menjaga Joonmyeon dengan cara apa memang nya? Aku bisa saja menjaga Joonmyeon dengan cara membunuh appa nya agar tidak ada lagi yang bisa menyentuh Joonmyeon-ku" ucap nya tanpa berkedip memandang Tao. Tao memandang tak percaya Sehun yang berbicara seperti itu. Apa maksud dengan kata 'Joonmyeon-ku'?

"Kau bercanda" ucap Tao dengan nada mencibir. sesungguhnya Tao sangat takut sekarang mendengar Sehun yang berbicara seperti mengancam jika Sehun tidak menjaga Joonmyeon. (apa ini)

"Aku sangat serius Huang Zi Tao" ucap Sehun yang menekankan nada nya pada nama Tao.

GLUP

Tao menelan saliva nya kasar. Seperti menelan batu saja. "Sssh. Kau bisa menjaga Joonmyeon dengan cara lain Sehun. Namun tidak dengan cara membunuh appa nya. Itu sama saja kau yang menyakiti nya" ucap dokter itu akhirnya yang sebelum nya meringis mendengar ucapan tajam Sehun.

"Tapi-"

"Aku mengerti perasaan mu" ucap dokter itu menepuk bahu Sehun dan dengan senyuman yang—sangat- sulit diartikan. setelah nya hanya mereka berempat yang berada di ruang uks.

.

.

"S-sehun" panggil Tao dengan hati-hati setelah lama hening melanda tempat itu. (R: Hey! apakah Kris tidak bisa bersikap dewasa disini?) (A: Maaf saya buat Kris disini agak oon wkss /goyang dumang bareng Baek/ ?)

"Apakah kau benar-benar ingin menjaga Joonmyeon hyung? emm.. maksudku aku tidak akan membiarkan Joonmyeon hyung pulang kerumah nya lagi mulai sekarang. Aku rencana nya ingin menetapkan Joonmyeon hyung dirumah ku saja. Tapi setelah kau berbicara seperti itu-"

"Joonmyeon akan kerumah ku. Menetap dirumah ku" ucap Sehun yang sedari tadi menatap wajah Joonmyeon. Kembali, Tao menelan saliva nya kasar.

"Sebenarnya- apa hubungan mu dengan Joonmyeon hyung? Bu-bukan maksudku mencampuri urusan kalian. Hanya saja kulihat Joonmyeon hyung jarang sekali berkomunikasi dengan seseorang selain aku. Dan kau juga-"

"jarang berkomunikasi dengan orang lain?" sambung Sehun yang memutus Tao berbicara.

Tao mengangguk ragu. Terdengar helaan nafas pelan dari bibir tipis orang berwajah flat itu. "Nanti kau juga akan tahu kenapa aku seperti ini pada Joonmyeon" Tao semakin bingung yang mendengar Sehun berbicara demikian.

"Mungkin dia suka pada Joonmyeon" akhirnya orang yang sedari tadi hanya diam menggenggam tangan Tao pun berbicara. Berbisik tepat nya, namun tetap saja di ruangan yang sesunyi itu berbisik sekecil apapun akan terdengar, dan Kris pun mendapat tatapan datar gratis milik Sehun.

"Kita keluar saja ya baby. Kan ada Sehun juga yang jaga Joonmyeon" rengek Kris pada Tao yang sebelumnya cengengesan setelah mendapat tatapan dari Sehun.

"Tapi-"

"Aku bisa menjaga Joonmyeon disini. Bila Mr. Kwon mencari ku beritahu saja aku bolos" potong Sehun. Tao pun akhirnya keluar bersama Kris yang sebelumnya berpesan agar menjaga baik-baik hyung tersayang nya itu. Tentu saja Tao tidak akan memberi tahu Mr. Kwon kalau Sehun bolos.

.

.

Sehun memandang wajah malaikat yang sedang tertidur itu. Duduk disamping ranjang yang ditempati Joonmyeon lalu mengusap pelan pipi tirus sang malaikat.

"Joonmyeon" jujur. Baru kali ini Sehun bisa memandang wajah Joonmyeon dengan jarak sedekat ini. Biasa nya ia hanya memandang dari tempat duduk nya yang berada paling belakang, sangat jauh dengan tempat duduk Joonmyeon yang paling depan.

Sehun menggenggam tangan dingin Joonmyeon dan memberanikan diri untuk sekedar mengecup tangan yang sekarang sedang lemah itu.

Chu~

Sehun mengecup lama lengan itu hingga tak lama liquid bening jatuh dipermukaan wajah Sehun. Ia segera menghapus jejak air mata nya sebelum ada yang melihat—walaupun tak ada. Ia mengecup puncak kepala Joonmyeon kemudian membaringkan kepala nya disamping perut Joonmyeon dengan menggenggam tangan yang dikecup nya tadi.

Sehun tertidur.

.

.

"Eungh~" lenguh seseorang yang terbangun dari tidur panjang nya.

Bagaimana bisa orang tertidur dari tadi pagi hingga sekarang. Sekarang ini sudah petang. Matahari pun hendak pergi ke peradabannya. Sama dengan Sehun. Sehun pun penat menemani Joonmyeon sambil tidur yang hanya menyenderkan kepala nya saja. Jadi ia memutuskan tidur di ranjang yang sama.

Iya, satu ranjang dengan Joonmyeon.

Berdua-

Dan-

Berpelukan.

Joonmyeon mencoba untuk menggeliat. Namun pergerakannya terhenti saat merasa ada yang memeluk pinggang nya posessive.

Karena posisi nya membelakangi orang tersebut. Joonmyeon berusaha berbalik untuk melihat wajah orang tersebut. Mungkin Tao. Tapi kalau dipikir-pikir. Sejak kapan lengan Tao seputih ini? Err.. Maksudnya tangan Tao memang tak putih-putih banget. Dan memeluk nya seerat ini. Apa Kris tidak cemburu melihat nya seperti ini?

"Biarlah dulu Joonmyeon. Biarkan seperti ini" ucap orang itu saat Joonmyeon berusaha memutar badannya. Joonmyeon terbelalak. Ini. Ini-

Bukan suara Tao.

Lalu suara siapa!? Hell! Suara nya seperti om om!

Joonmyeon memberontak dipelukan itu. Namun orang itu tetap memeluk Joonmyeon erat. "Lepaskan! Siapa kau!?" bentak Joonmyeon namun orang itu tak bergeming. Hingga Joonmyeon kelelahan dan hanya bisa menangis dalam diam dipelukan orang itu.

"Aku tahu ini sudah petang. Maaf sudah merepotkan mu. Tapi- jika aku tak pulang-" Joonmyeon menghentikan kata-kata nya. Tak sanggup untuk melanjutkan. Orang itu malah semakin mengeratkan pelukannya pada Joonmyeon.

"Apakah aku sama sekali tak pernah berbicara? Sampai-sampai kau tak mengenal suara ku?" ucap orang itu yang membuat Joonmyeon semakin bingung.

"S-sebenarnya si-siapa kau?" tanya Joonmyeon dengan suara bergetar. Orang itu hanya menghela nafas disamping leher Joonmyeon yang membuatnya bergidik merinding. Yang benar saja, itu adalah titik tersensitive nya!

"Aku-" Orang itu menggantungkan kalimat nya dan melonggarkan pelukannya pada Joonmyeon. Namun lengannya tetap pada pinggang Joonmyeon.

Joonmyeon pun membalikkan badannya disaat merasa orang itu memberikannya peluang untuk melihat wajah nya. Saat sudah bisa memandang wajah itu Joonmyeon tak bisa berkutik. "O-Oh Sehun" lirih nya. Orang yang selama ini memperhatikannya. Memperhatikan gerak-gerik Joonmyeon. Tentu saja Joonmyeon tidak tahu. Memperhatikan Joonmyeon yang selama ini terus menundukkan wajah nya. Orang yang tak pernah berkomunikasi dengan orang lain.

Oh Sehun. Seorang yang pendiam.

Oh Sehun yang tidak punya teman.

Oh Sehun yang seperti tak dianggap di lingkungan sekolah.

Oh Sehun. Orang yang memeluk nya sekarang.

Dan Joonmyeon bersumpah pelukannya sungguh hangat!

Sehun memandang dalam manik mata Joonmyeon yang seperti berusaha meyakinkan bahwa yang dihadapannya ini adalah Oh-Sehun.

Setelah itu Joonmyeon menunduk "Kenapa kau melakukan ini?" Tanya nya. Sehun tetap memandang Joonmyeon yang menunduk. Sejujurnya sekarang Sehun sedang—sangat- gugup bisa berada sedekat ini dengan Joonmyeon. Pujaan hati nya. (Ciyee ilehh Thehun punya pujaan hati juga ternyata /dibekap readers/)

"Entahlah" jawab nya yang membuat manik mereka terpaut kembali dikarenakan Joonmyeon yang mendongakkan kepala nya menatap Sehun— Karena mendapat jawaban yang tak masuk akal. Namun Joonmyeon tak ambil pusing—tidak peka- ia pun hanya mendengung.

Joonmyeon hendak bangun namun lagi-lagi tubuh nya ditahan Sehun. "Ada apa Sehun? Apakah kau sedang sakit?" tanya Joonmyeon pelan dan menempelkan telapak tangan nya pada dahi Sehun. Sejujurnya Joonmyeon juga merasakan gugup yang luar biasa. Pasalnya ia tak pernah sedekat ini dengan orang lain. Dengan Tao yang sahabatnya saja tak pernah seperti ini.

"Kau yang sakit Joonmyeon" Kening Joonmyeon mengkerut mendengar perkataan Sehun.

"Aku? Sakit? Tidak" jawab Joonmyeon. Entahlah sejak kapan mereka sedekat dan seakrab ini. Padahal mereka belum pernah sama sekali berkomunikasi.

"Gotjimal. Lalu ini apa?" tanya Sehun sambil menekan pelan warna biru yang berada disamping bibir Joonmyeon dengan ibu jari nya. Joonmyeon hanya bisa meringis sambil menundukan kepala nya kembali.

"Sudahlah. Aku ingin pulang Sehun"

"Jangan mengalihkan pembicaraan Kim Joonmyeon" Sehun kembali merebahkan Joonmyeon yang tadinya hendak bangun.

"Sudah larut Sehun!" bentak Joonmyeon.

"Lalu kenapa kalau sudah larut?"

"Aku hendak pulang. Tidakkah kau mengerti? Orang tua ku nanti mencari" ucap Joonmyeon semakin kecil suara nya saat menyebutkan orang tua.

"Bisakah disebut orang tua jika membuat anak nya seperti ini?" tanya Sehun lagi dan mengusap pelan salah satu yang berwarna biru terang di wajah mulus Joonmyeon. Joonmyeon memejamkan mata nya erat menahan air mata nya yang hendak terjatuh lagi.

Ia tak mau mengingat dimana sang ayah yang menghajarnya habis-habisan tadi malam. Entah karena apa saat pulang ayah nya itu langsung mencengkram lehernya dengan kuat dan diakhiri Joonmyeon yang tak bisa lagi bergerak di lantai yang dingin itu.

"Hiks" Ia tak sanggup. Ia tak sanggup untuk sekedar melupakan hal itu. Itu sangatlah menusuk hati nya. Bagaimana bisa ayah kandungnya sendiri seperti itu.

Sehun pun merengkuh tubuh rapuh Joonmyeon. Dan diluar dugaan Joonmyeon juga membalas pelukannya. "Menangislah. Aku akan menampungnya untuk mu Joonmyeon" Ya. Joonmyeon butuh sandaran untuk sekedar berbagi cerita pahit nya agar tak ditampung seorang diri.

Tanpa mereka sadari sudah ada dua orang yang mendengarkan percakapan mereka di ambang pintu. "Hiks. Ini salah ku ge. Kenapa aku tak bisa menolong Joonmyeon hyung saat itu?" Tao terisak di bahu Kris yang sedang memeluknya.

"Ssstt.. Sudahlah. Ini bukan salah mu Tao" Tao dan Kris pun meninggalkan ruang uks. Kris tahu pasti Joonmyeon butuh waktu untuk menenangkan diri. Dan Kris yakin Sehun bisa menenangkan Joonmyeon..

.

.

Sehun mengeratkan pelukannya saat Joonmyeon menarik nafas nya dengan tersenggal-senggal—efek menangis. Sehun tau Joonmyeon kembali tertidur saat ia membiarkan Joonmyeon menangis dengan pilu. Dan jujur! Itu membuat hati nya sangat sakit.

Sehun pun segera mengangkat tubuh ringan Joonmyeon ala bridal saat sadar hari semakin larut. Sehun akan membawanya pulang kerumah. Bukan kerumah Joonmyeon, tapi kerumahnya. Kerumah Sehun. Tinggal dengannya, dengan Ibu dan Ayah nya juga.

.

.

.

"Sehun pulang~"

"Selamat da- Oh ya Tuhan! Kenapa dan siapa dia Sehun?" sambut eomma nya panik saat melihat lelaki yang digendong anaknya.

"Dia pingsan dan dia calon istri Sehun eomma" ucap Sehun.

BLUSH

Entah kenapa sang eomma merona mendengar perkataan anaknya. Baru kali ini ia mendengar Sehun berbicara seperti itu. "Lupakan ucapan Sehun"

"Ba-bawalah dulu ke kamar Sehun-ah. Eomma akan membawa air hangat dan susu untuknya" sang eomma terlihat gelagapan. Sehun hanya geleng-geleng melihat eomma nya seperti itu. Seperti tidak pernah muda saja-batin nya.

"Aku pulaaang~" sebuah suara berat yang dibuat agar imut/? terdengar ke seluruh penjuru rumah. Oh Chanyeol. Dahi nya mengkerut saat melihat istrinya yang tergesa-gesa membawa baskom berisi air hangat. Terlihat dari asap nya yang mengepul.

"Ssstt. Jangan teriak-teriak nanti dia bangun." suruh Baekhyun pada Chanyeol kemudian berlalu masuk ke kamar Sehun.

Dia? Siapa?

Dengan rasa penasaran Chanyeol pun mengikuti masuk ke kamar Sehun. Kemudian menatap lekat-lekat orang yang sedang di kompres oleh istrinya. Air muka nya seketika berubah serius.

"Apa yang terjadi padanya Sehun?" tanya sang appa pada anaknya-Sehun. Sehun hanya menunduk sembari menggenggam erat tangan Joonmyeon.

"S-sehun tidak tahu appa" jawab nya.

"Lalu. Kenapa kau membawanya kerumah kita? Kalau keluarganya mencari bagaimana? Apa yang kau lakukan padanya!?" bentak sang appa menghadapkan pandangan anaknya itu agar menatapnya.

"Ungh~" lenguh yang tertidur itu.

"Sudahlah yeobo. Kau membuatnya bangun" tegur Baekhyun menyadarkan Chanyeol dari emosi nya. Untung saja Joonmyeon kembali tertidur.

"Kita perlu bicara" Chanyeol kemudian berlalu keluar. Sehun tetap tak bergeming. sedangkan sang eomma menghela nafas.

"Cepatlah sebelum appa mu tambah marah chagi"

"Baiklah eomma"

Dilain tempat

"Arrrghhh! Kemana perginya anak itu!" teriak Yesung saat tak menemukan Joonmyeon.

"Awas saja jika kau pulang nanti anak manis. Aku akan menghabisimu!" ucap nya lagi seorang diri.

"Lihat lah yeobo. Dia sudah berani memberontak dengan ku" Yesung meringkuk dilantai sembari memeluk lututnya.

Entah apa bagi nya jika tak melihat anak nya itu. Joonmyeon hanya terlalu mirip dengan istri nya. Ia sakit hati karena sudah ditinggal lebih dulu oleh sang istri. Dan melampiaskan sakit hati nya pada Joonmyeon-anaknya sendiri-

.

.

Hening.

Chanyeol menatap lekat anaknya itu. Baekhyun hanya bisa diam menunduk disamping Chanyeol. Ia juga takut jika Chanyeol sudah seperti ini.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan Sehun?" tanya sang appa setelah sekian lama hening melanda tempat itu. Sehun tak bergeming masih diam membisu. Chanyeol juga tidak mau mendesak anak nya itu agar cepat menjawabnya. Ia tahu Sehun, Sehun pasti akan diam terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari siapapun. Sifat yang menurun dari Baekhyun. Istrinya.

"S-Sehun hanya ingin menjaganya appa" ucap nya pelan namun tetap membuat sang appa mendengar.

"Menjaga? Memangnya ada apa dengan anak itu?" tanya nya lagi seakan mengitrogasi sang anak. Namun nada kali ini melemah mendengar perkataan sang anak yang begitu lirih dan terdengar- tulus.

"Appa nya"

"Appa nya?" sang appa bingung dengan ucapan anaknya itu.

"Appa nya ja-hat appa" adu Sehun seperti bocah yang kehilangan lolipop.

"Appa nya sudah memukulnya setiap hari. Appa nya tidak pernah baik kepadanya. Sehun ingin menjaganya appa. Sehun. Sehun-" ucapan Sehun terputus dan nafas yang memburu. Baekhyun pun berpindah tempat duduk dan mengusap punggung anaknya itu dengan lembut. Chanyeol tetap diam menatap anaknya seakan memberi ruang untuk Sehun bernafas.

"Sehun-Hiks" kemudian Baekhyun memeluk anaknya itu dan Sehun menangis pilu disana.

"Sehun mencintainya eomma" ucap nya teredam bahu sang eomma. Dan tetap saja dua orang dewasa disana dapat mendengarnya yang membuat Baekhyun dan Chanyeol berpandangan dengan tersenyum lembut.

Jika disekolah Sehun akan bersikap dingin, acuh dan pendiam. Namun tidak jika dirumah. Dirumah, ia–sangat- manja, cengeng dan penakut.

Baekhyun teringat Sehun yang mengatakan 'Dia calon istri Sehun eomma' pada anak itu. Oh, Baekhyun mengerti sekarang kenapa Sehun berbicara seperti itu beberapa jam yang lalu

"Ah~ Uri Sehun sudah besar rupanya" ucap sang eomma menangkupkan wajah Sehun dengan tangannya yang mungil.

Cup

Baekhyun mengecup dahi sang anak kemudian kembali memeluknya. Chanyeol pun turut berpindah tempat duduk dan mengusap pundak Sehun dengan lembut. "Begitu ternyata. Appa sebenarnya sudah menduga jika Sehun memang mempunyai rasa yang lebih sekedar teman dengan anak itu. Sehun kan jarang membawa teman kerumah. Apalagi membawa orang yang pingsan seperti itu"

"Dan Sehun sendiri yang menggendongnya tadi yeobo" bela sang eomma bangga.

"Jinjja!?" tanya sang appa pada Sehun. Dan Sehun hanya mengangguk malu dalam dekapan sang eomma. Kemudian mereka bertiga pun berbelukan dengan sayang.

Baekhyun bersyukur anaknya dapat tumbuh seperti anak-anak normal lainnya. Masalah nya Sehun dahulu adalah anak yang autis. Anak yang tidak mengerti apa-apa. Tidak sia-sia ia mengikutkan banyak terapi untuk Sehun.

Dan dia lebih bangga saat anaknya itu sudah bisa jatuh cinta. Ya walaupun tidak mencintai wanita. Ia sudah sangat-sangat senang.

.

.

.

"Heunghh~" Joonmyeon menggeliat di tidurnya. Ia merasa haus. Rasanya seperti seminggu tidak minum saja.

Benar!

Ia sejak tadi pagi tidak makan dan minum. Betapa bodoh nya ia dari tadi pagi kerjaannya hanya tertidur saja.

Tunggu.

Ini bukan kamar nya. Sejak kapan dikamarnya berwarna putih bersih? Kamarnya saja berwarna biru gelap. Ia juga tak pernah menyalakan lampu kamar selain lampu belajar.

Ini dimana!?

Joonmyeon hampir memekik saat melihat Sehun yang tidur disampingnya. Ternyata mereka tidur di satu ranjang yang lebih besar dibanding di uks tadi. Mereka juga tidur-

Dalam satu selimut!

Tidak, tidak. Kenapa Joonmyeon jadi sepanik ini?

Ia tidak panik saat tau tidur satu ranjang dan satu selimut dengan Sehun.

Yang dia panik kan adalah. Apa ia dirumah Sehun!? Jika jawabannya iya berarti ia tidak dirumah. Jika ia tidak dirumah maka-

"Appa akan memarahi ku" lirih nya.

"Aku harus pulang" ucapnya bergegas. Dilirik nya jam pada nakas Sehun yang menunjukkan pukul 01:23 KST. Ia menghela nafas. Saat beberapa langkah menuruni kasur. Joonmyeon sadar kalau ia memakai piyama.

Siapa yang menggantinya?

Sehun?

Ia lirik Sehun sebentar. Anak itu tampan juga-batin Joonmyeon. Dan segera menggelengkan kepala lalu bergegas keluar.

CKLEK

Pintu Sehun berhasil terbuka tanpa membangunkan sang empuya.

Saat di ruang tamu.

CKLEK

Seseorang pria bertubuh mungil keluar sembari menguap. Joonmyeon hanya bisa membatu saat orang itu melihat nya. "Eh? Kau bangun? Kau mau apa? Kau haus? Atau kau lapar? Ah. Atau kau ingin ke kamar kecil ya?" tanya nya dalam satu tarikan nafas sembari berlari menghampiri Joonmyeon dan menggiringnya menuju sofa.

"A-anda siapa?" tanya Joonmyeon. Orang itu hanya tersenyum.

"Aku Oh Baekhyun. Eomma nya Sehun. Ada apa kau keluar? Kau ingin sesuatu? Biar kuambilkan" tawar Baekhyun. Namun Joonmyeon segera menggeleng dan berkata.

"Aku hanya ingin pulang. Appa pasti mencari ku ahjumma" ucap nya pelan yang membuat Baekhyun terlonjak. Kemudian Baekhyun hanya memandangnya sendu.

Joonmyeon yang merasa ucapannya tak dibalas pun menolehkan kepalanya dan terkejut saat menyadari ahjumma—yang sebenarnya adalah lelaki- itu menitikkan air mata.

"Ahjumma-"

GREBB

"Tinggalah disini saja" ucap nya memeluk Joonmyeon erat. Joonmyeon hanya bisa diam tidak menolak tidak juga membalas pelukan ahjumma itu.

"Tapi ahjumma. Appa ku pasti akan mencari ku. Aku punya keluarga" ucap nya sembari melepas pelukan sang ahjumma itu dengan pelan.

"Maaf atas kelancangan ku. Hanya saja Sehun tidak ingin kau kembali ke rumah mu. Kau tahu, kau adalah teman pertama Sehun!" pekik eommanya girang. Joonmyeon hanya memandang Baekhyun dengan terkejut, apa Sehun tidak punya teman selama ini?

"Bisakah kau tinggal disini saja umm.."

"Kim Joonmyeon ahjumma" Joonmyeon memberitahu namanya saat Baekhyun bingung ingin memanggilnya siapa.

"Ah- Joonmyeon. Nama yang bagus" puji nya. Wajah Baekhyun yang tadi nya sedih langsung berubah ceria.

BLUSH

Baru kali ini ada yang memuji namanya. Padahal namanya biasa saja. Entah kenapa saat eomma nya Sehun yang memuji membuatnya tersipu.

"Aku harus pulang ahjumma. Nanti appa akan memara- eh maksudku mencariku" ucapnya pelan setelah terdiam.

"Apakah didini hari seperti ini? Menginaplah dulu. Besok pagi appa nya Sehun yang akan mengantar"

"Tidak! Jangan. Ma-maksudku tidak usah ahjumma. Aku bisa pulang sendiri. Malam ini" ucap nya memelan saat dirasa nada bicara nya terlalu tinggi kepada orang dewasa dihadapannya.

"Tapi-"

"Aku bisa pulang sendiri ahjumma. Oh ya, baju Sehun besok ku kembalikan setelah kucuci. kebetulan besok hari minggu. Terimakasih atas bantuannya. Permisi" ucap Joonmyeon menundukkan kepalanya kemudian berlalu meninggalkan Baekhyun yang menatap punggungnya nanar.

.

.

.

Joonmyeon melangkah masuk kedalam rumahnya dengan hati-hati, bersuaha sang appa tidak mengetahui dirinya baru pulang sekarang. Ia tahu ayahnya tidak akan mengunci pintu jika bukan dia yang menguncinya.

"Dari mana saja kau?" sebuah suara berat menyapa indera pendengarannya. Usaha Joonmyeon gagal.

GLUP

Joonmyeon meneguk salivanya kasar. Kemudian berbalik menghadap sang appa dengan kepala menunduk. "Apa yang kau lakukan sampai pulang jam segini? Ini lagi. Baju siapa ini huh!? Mana seragammu?" bentak sang appa mencengkram pipinya kuat yang sebelumnya menarik baju Joonmyeon hingga tubuhnya hampir terjatuh.

"A-aku ketiduran dirumah teman appa" aku nya.

"Apa kau tidak punya rumah sampai-sampai kau tidur dirumahnya!?" bentak nya lagi. Joonmyeon menutupkan matanya rapat berusaha air matanya tidak jatuh.

PLAK!

Lagi- Joonmyeon mendapat tamparan keras dari appa nya sampai darah keluar dari ujung bibirnya.

BUGH

Joonmyeon terbelalak saat mendapat bogem mentah itu. Appa nya tak pernah seperti ini. Appa nya hanya menampar dengan keras, itu masih taka pa bagi Joonmyeon. Namun kali ini bukanlah tamparan. Sakit diwajahnya tak seberapa sakit pada hatinya, Ia sakit hati saat appa nya itu melayangkan bogem mentah kepadanya.

Joonmyeon hanya menutup mata tak berdaya lagi saat appa nya hendak melayangkan bogem nya kembali.

PRANG

Joonmyeon tak merasakan apa-apa.

Segera ia membuka mata saat merasa ada yang memeluknya.

"Ah-ahjumma" lirih nya tersendat dan seketika semuanya gelap yang sebelumnya ia melihat lelaki tinggi yang berdiri dibelakang tubuh appa nya yang pingsan dan juga seorang lelaki yang sedang memeluknya sembari meneriakkan nama nya.

TBC

Saya tidak tahu ini fanfic apaan. Ovie harap semuanya suka. Maaf untuk yang kemarin, FF nya tiba-tiba jadi seperti itu(Error). Ada yang bilang ff nya tercampur ama bahasa planet(di review ff sebelah), haha Ovie ngakak bacanya.

FF ini masih berlanjut, jika peminatnya banyak akan Ovie lanjutin ^^

EXO-L Jjang!