Cast:
V as Kim Taehyung
J-Hope as Jung Hoseok
Other BTS members
Summary:
Kim Taehyung hanyalah seorang pemuda biasa yang tidak terlalu istimewa. Itulah kesan yang didapat Hoseok saat pertama kali berkenalan, setidaknya sampai Hoseok menyadari bahwa Taehyung memiliki sesuatu yang selalu membuntutinya.
Disclaimer:
Member BTS bukan punya author, tapi cerita fiksi ini murni ide author. Terinspirasi dari kisah nyata. Jika ada kesamaan cerita, itu adalah unsur ketidaksengajaan.
Unknown Memories
Hyung, ingatkah kau saat kita bermain di taman? Ingatkah kau saat kita menikmati es krim kesukaan kita? Ingatkah kau saat kita bertengkar hanya karena kaus kaki yang tertukar sebelah? Ingatkah kau bagaimana tetanggaku memarahi kita berdua karena terlalu berisik saat kau datang ke rumahku? Ingatkah kau saat kita tertawa bersama?
Hyung, ingatkah kau bagaimana kita bertemu? Pertengkaran yang kita lakukan saat kita bahkan tidak mengenal nama. Hanya karena aku tidak sengaja menginjak kakimu. Konyol, bukan? Dan kita berkenalan setelah kita berdua sudah kehabisan kata untuk membalas satu sama lain. Sungguh, itu cara berkenalan paling bodoh yang pernah kualami. Kau juga merasa begitu kan?
Hanya perlu beberapa menit hingga kita menjadi tak terpisahkan. Cara berpikirmu yang seperti anak kecil sangat cocok denganku yang memang anak kecil dimatamu.
Hyung, ingatkah kau padaku? Kumohon, jangan pernah lupakan aku.
.
.
.
.
.
Chapter 1
Seorang pemuda berkacamata tengah berlari tergesa-gesa dari dapur menuju sebuah kamar di lantai dua. Ia mengabaikan apron yang masih dikenakannya dan spatula yang masih berada di tangannya. Ia lalu mendorong sebuah pintu kamar yang terletak di paling ujung lantai dua. Pada pintu tersebut, terdapat gantungan kayu yang bertuliskan Kim Taehyung.
"Kim Taehyung! Ayo cepat bangun, kau terlambat bodoh!" bentak pemuda berkacamata itu sambil menarik selimut yang menutupi tubuh sang pemilik kamar yang masih terlelap—Kim Taehyung.
Pemuda yang dibangunkan masih enggan untuk membuka matanya, ia memeluk boneka kelinci biru yang sedari tadi dipeluknya dengan lebih erat.
"Lima menit lagi, hyung~" gumam Taehyung sambil tetap memeluk bonekanya.
Melihat tingkah adiknya, Seokjin—nama pemuda berkacamata tadi—merasa tidak bisa menahan kesabarannya lebih lama, karena ia juga tidak mau diomeli Taehyung nanti jika ia benar-benar terlambat.
"Kim Taehyung cepat bangun sekarang dan pergi ke kampus atau akan kubuang boneka kelincimu itu karena sekarang sudah jam setengah delapan!" bentak Seokjin—lagi—tanpa jeda sambil menarik paksa boneka kelinci yang sedang dipeluk Taehyung. Masa bodoh jika sekarang Taehyung tetap tidak mau bangun, toh Seokjin benar-benar akan membuang boneka itu dan membakarnya.
"Sebentar saja hyung kumo—APA?! SETENGAH DELAPAN?! DEMI TUHAN HYUNG KENAPA KAU BARU MEMBANGUNKANKU SEKARANG? AKU TERLAMBAAAAAT!" teriak Taehyung sambil berlarian mengambil ranselnya dan segera keluar meninggalkan Seokjin dan boneka kelincinya di kamarnya. Ya, Taehyung tidak mandi, sikat gigi pun tidak.
Seokjin lalu melempar asal boneka kelinci itu ke ranjang Taehyung dan keluar dari kamar itu sambil bersiul dan menggoyangkan tangannya yang masih memegang spatula. Masa bodoh, Taehyung terlambat atau tidak, yang penting dia sudah membangunkannya.
.
Taehyung berlari sekuat tenaga menuju kampusnya. Jarak dari rumahnya menuju kampus memang tidak terlalu jauh, tetapi jam kuliah yang bertepatan dengan jam bangun tidurnya itu yang membuatnya harus berlari sekuat tenaga, walaupun dia tetap akan terlambat. Pemuda itu tidak peduli apakah dia masih mengenakan t-shirt lusuh yang dikenakannya semalam untuk tidur, ia bahkan tidak peduli dengan bau badan dan bau mulutnya. Yang penting tidak dimarahi Paman Beruang, pikirnya. Paman Beruang adalah sebutan dari para mahasiswa untuk dosen super gendut yang mengajar mata kuliah pagi ini. Dosen satu ini paling tidak suka dengan mahasiswa yang terlambat melebihi batas toleransinya, yaitu lima belas menit. Jika ada yang datang lebih dari itu, dipersilakan untuk berdiri di hadapan sang beruang untuk dimarahi habis-habisan. Karena itulah, Taehyung terburu-buru untuk mengejar kelas si Paman Beruang itu.
Sesampainya di kampus, Taehyung tetap berlari untuk menuju ke ruang kelasnya. Tanpa pikir panjang ia langsung mendobrak pintu ruangan yang menjadi tujuannya. Alangkah senangnya ia ketika matanya tidak menemukan sosok dosen yang ia takuti, saking senangnya ia tidak sadar bahwa seluruh mata yang ada di dalam ruangan itu tertuju padanya.
"Kim Taehyung, apa kau mengigau?" kata salah seorang mahasiswa yang ada di ruangan tersebut yang diikuti dengan tawa seluruh mahasiswa yang ada di sana.
Pemuda yang ditanyai hanya memasang wajah bingungnya karena ia benar-benar tidak tahu apa yang dibicarakan temannya itu.
"Tidak, aku sudah bangun kok, buktinya aku bisa sampai ke kelas ini," jawab Taehyung sambil berjalan menuju sebuah meja dan duduk di kursi sebelah pemuda berambut pirang. Dan jangan lupakan seluruh mata yang masih tertuju padanya, juga suara tawa yang ia timbulkan—entah karena apa.
"Hai, Kris. Kenapa wajahmu begitu?" tanya Taehyung pada Kris—pemuda berambut pirang di sebelahnya—yang memasang wajah oh-Tuhan-makhluk-apa-yang-ada-di-hadapanku.
Pemuda yang dipanggil Kris itu memperhatikan Taehyung dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia menghela nafas, sebelum berkata, "Taehyung-ah, kau gila ya? Lihat penampilanmu, seperti alien yang terdampar di sebuah pulau terlarang dan hanya menemukan pakaian yang terbawa oleh ombak."
Taehyung lalu melihat ke bawah untuk mengecek penampilannya. T-shirt lusuh yang berlubang di bagian kerah, celana boxer bergambar spongebob squarepants, sepatu converse biru di kaki sebelah kanan dan sepatu sendal berwarna hitam di kaki sebelah kiri. Taehyung melongo melihat penampilannya sendiri, matanya melotot dan mulutnya terbuka lebar. Seokjin hyung, awas saja kau nanti. Dan siapapun pemilik sepatu sendal ini, mati kau.
"Hei, Taehyung-ah, Paman Beruang sudah datang tuh."
Perkataan Kris tidak berhasil membuat Taehyung kembali dari lamunannya. Alih-alih tersadar dengan adanya sang dosen, pemuda berboxer spongebob squarepants itu malah menggebrak meja dan berteriak, "SIAL!"
Satu kata yang Taehyung ucapkan sukses membuat Paman Beruang—yang ternyata diketahui namanya adalah Yoo Daejoon—memanggil namanya dan menyuruhnya untuk berdiri di hadapannya. Bersiaplah untuk dimarahi habis-habisan, Kim Taehyung.
.
Setelah kelas berakhir, Taehyung berjalan meninggalkan ruangan dengan terhuyung-huyung. Pikirannya melayang entah kemana. Untuk sekarang ia punya dua pilihan, pulang sekarang juga dan menghajar Seokjin hyung-nya, atau diam di kampus bersama teman-temannya dan menampung rasa malu lebih lama lagi.
Taehyung pilih yang pertama.
"Aku pulang duluan, Kris," kata Taehyung sambil menepuk pundak Kris yang setara dengan telinganya.
Kris menaikkan sebelah alisnya. "Kau tidak akan mempromosikan style ala alienmu pada yang lain?"
Pemuda itu mengejeknya. Ayolah, Taehyung tidak serius dengan kata-katanya di kelas tadi. Ia benar-benar bingung apa yang harus ia katakan Daejoon seonsaengnim bertanya alasannya memakai pakaian seperti itu. Ia hanya menjawab sesuai instingnya, sungguh. Seonsaengnim, ini style terbaru saya. Kenapa saya tidak boleh mengenakan t-shirt yang berlubang sementara mahasiswa lain mengenakan celana yang berlubang? Lalu kenapa anda memarahi saya karena saya mengenakan boxer? Anda juga pasti mengenakan boxer, dan saya pikir ini tidak aneh, karena masih banyak mahasiswi-mahasiswi yang mengenakan hotpants yang lebih pendek dari boxer saya ini. Lalu untuk sepatu, memangnya ada peraturan yang mengatakan bahwa sepatu itu harus digunakan dengan pasangannya? Bisa saja mereka bukan jodoh. Sepatu yang saya kenakan ini, mereka menghargai perbedaan, mereka saling melengkapi. Apa salahnya jika saya ingin menyatukan mereka? Apa yang salah dengan jawaban itu? Semua yang dikatakan Taehyung memang ada benarnya, tetapi memang agak—sangat—melenceng dari realita. Benar-benar jawaban yang akan dikatakan oleh seorang alien. Dan sekarang Kris mengejeknya. Sahabat macam apa dia?
Taehyung mendengus dan berjalan meninggalkan Kris tanpa berkata apa-apa. Ia sudah cukup kesal dengan sahabatnya itu. Setelah meninggalkan Kris, Taehyung langsung berlari menuju rumahnya. Ia tidak cukup gila untuk berjalan perlahan dan membiarkan orang-orang menertawakan penampilan gilanya, dan ia belum siap untuk dicap sebagai orang yang sakit jiwa.
Tidak sampai lima menit ia sudah sampai di dalam rumahnya. Ia melepas sepatu-tidak-jodohnya dan langsung melesat ke sebuah kamar yang didalamnya didominasi warna pink. Kamar Kim Seokjin.
"SEOKJIN HYUNG!" Taehyung memanggil Seokjin dengan sangat keras, tetapi yang dipanggil hanya menoleh dan menatap Taehyung dengan wajah innocent. "Kenapa hyung tidak memberitahuku kalau aku hanya memakai t-shirt berlubang dan boxer kuning ini sih? Aku hampir saja dibawa ke rumah sakit jiwa!" Taehyung mengatur nafasnya yang terengah-engah. "Dan aku dimarahi dosen yang gemuk itu, padahal aku kan tidak terlambat!"
Seokjin menahan tawanya setelah mendengar omelan Taehyung. "Kan kau sendiri yang setelah dibangunkan langsung lari tanpa mengganti pakaianmu, kenapa kau menyalahkan aku?"
Skakmat.
Hening sejenak. Benar juga ya, pikir Taehyung.
Taehyung mendengus. "Pokoknya aku tidak mau tahu, itu semua salahmu, hyung!" teriak Taehyung—lagi—sambil melangkah keluar kamar Seokjin dan membanting pintu kamar itu.
Si empunya kamar hanya bisa memandang pintu yang sudah dibanting dengan kerasnya itu. "Ck, dasar anak itu, mau bagaimanapun juga ternyata tetap saja sifatnya begitu."
.
Taehyung berjalan menuju kamarnya sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk. Ia berhenti ketika ia melihat pintu kamar yang terletak di sebelah kamarnya terbuka. Taehyung dengan iseng melangkah masuk ke kamar itu, setahunya kamar itu kosong, tapi sekarang kamar itu terisi dengan barang-barang yang sudah ditata dengan rapi. Penghuni baru ya? Tapi kapan ia datang? Rasanya kemarin kamar ini masih kosong.
Kamar yang dimasuki oleh Taehyung ini memang sudah kosong selama beberapa bulan. Dan rumah yang dihuni Taehyung dan Seokjin ini adalah rumah sewaan, ada empat kamar di dalamnya. Masing-masing penyewa harus membayar dengan harga yang ditentukan oleh sang pemilik rumah. Mirip dengan kos-kosan, hanya saja biaya listrik dan air tidak ditanggung oleh pemilik rumah, melainkan ditanggung bersama oleh para penyewa.
Taehyung masih sibuk dalam dunianya sendiri sampai ia tidak sadar bahwa seorang pemuda berambut hitam sudah masuk ke kamar tersebut dengan membawa sebuah kantung plastik berwarna putih. Pemuda itu memperhatikan Taehyung dan menepuk pundaknya. "Hei, kau siapa?"
Yang ditepuk pundaknya terkejut dan langsung membalikkan badannya-menatap si pemuda. "A-a-aku Kim Taehyung, aku.. aku dari kamar sebelah. Ma-maafkan aku, aku masuk tanpa izin," jawab Taehyung terbata-bata.
"Tidak apa-apa. Jadi namamu Taehyung? Maafkan aku ya, aku datang kemarin malam dan aku belum sempat menyapamu karena kau sudah tidur. Oh iya, namaku Jung Hoseok, aku dua puluh satu tahun, older than you, I guess," kata pemuda itu—yang ternyata bernama Hoseok—sambil tersenyum dan mengulurkan tangan.
Taehyung menerima uluran tangan Hoseok dan tersenyum. "Iya, hyung, aku sering melihatmu. Kau temannya Namjoon hyung kan?"
"Iya, kami satu jurusan," kata Hoseok sambil mengambil snack yang ada di dalam kantung plastik yang dibawanya dan menawarkanya pada adik barunya itu. "Mau?"
Bukan Kim Taehyung namanya kalau ia menolak makanan. Taehyung dengan senang hati mengambil snack yang ditawarkan Hoseok dan memasukkannya ke dalam mulutnya. "Thanks, hyung."
Hoseok hanya tersenyum melihat tingkah Taehyung. Lalu mendadak ia teringat sesuatu. "Oh iya, Taehyung-ah, apa kau tahu sepatu sandal warna hitam di rak sepatu? Itu milikku, tadi saat aku mau pergi ke minimarket, aku tidak menemukan yang sebelah kiri, jadi aku meminjam sandal Namjoon—dan aku bersumpah tidak akan meminjamnya lagi, kakinya besar sekali! Ah iya, lalu saat aku kembali, sepatu sandalku itu kembali. Kenapa bisa begitu ya?"
Mendengar perkataan Hoseok, Taehyung yang sedang mengunyah snack langsung tersedak. Raut wajahnya berubah menjadi kesal.
"Sepatu sendal hitam itu ternyata punyamu, hyung?" Hoseok mengangguk. "Kau tahu tidak? Gara-gara sepatu sandal sialan itu aku sampai dimarahi dosen tadi! Padahal aku kan tidak sengaja memakai sepatu berbeda sebelah!" kata Taehyung sambil menaruh snack yang sedari tadi dimakannya di tangan Hoseok.
Hoseok melongo mendengar perkataan Taehyung. Jadi sepatu sandalnya itu tidak hilang tapi dipakai oleh Taehyung? Ya ampun.
Saat Taehyung hendak meninggalkan ruangan, Hoseok menyadari ada sesuatu yang salah. Ada sosok lain yang mengikutinya.
"Tae—"
Taehyung menghentikan langkahnya dan berbalik. Begitu pula dengan sosok itu.
"Pokoknya kalau nilaiku sampai dikurangi hanya karena sepatu sandal itu, berarti itu semua salah hyung ya!" kata Taehyung sebelum kembali melangkah keluar.
Hoseok melihatnya. Ia benar-benar mengikuti Taehyung.
"Kim Taehyung," panggil Hoseok. "Apa kau percaya dengan keberadaan arwah?"
.
.
.
TBC
LANJUT / DELETE ?
FF ini terinspirasi sama musibah yang nimpa anon sebelum puasa. Sepatu converse biruku hilang T-T pada tau kan converse yang dipake Taehyung di Weekly Idol? Nah itu sama persis sama punyaku T-T makanya FF ini juga castnya Taehyung hahaha. Terus buat sepatu sandalnya Hoseok itu sepatu sandal yang kaya dipake Taehyung di Lucky or Not yang mereka main tebak-tebakan itu loh hehehe.
Ada yang minat kalo FF ini dilanjut ga? Minta pendapat lewat review yah '-'
Anyway, thanks for reading~
