Main Cast : ChanBaek *Chanyeol ( 31 Years Old) / *Baekhyun ( 15 Years Old)
Other Cast : Yonghwa, Heechul, HunHan, Sooyoung, Je Ni
Disclaimer : Cerita ini, murni milik Gloomy Rosemary
.
.
.
Love Of Fallen Leaves (Season 2)
YAOI
CHANBAEK
FANFICTION
Gloomy Rosemary
Chapter 1
.
.
Malam itu, bulan memang bersinar terang
Terlalu menawan kala sepoi angin malam di luar turut membawa dedaunan gugur, mengitari sebuah istana megah bahkan terlalu agung untuk sekedar diulas
namun...
Malam sedemikian tenangnya itu tak serupa dengan suasana di dalam istana.
Terlihat... seorang Pria begitu panik mengambil langkahnya sendiri.
berulang kali bergerak bimbang menimang buah hati kecilnya yang menjerit, namun kerap kali pula Ia dibuat kalut dengan isakkan bocah manis di sisinya. Hingga Ia benar-benar tak tau,bagaimana Ia mengendalikan malam yang genting ini.
"A—ahjussii...hks! AAHJUUSIIIII!"
Chanyeol kebas...
Melihat Baekhyun mulai beringsut turun dari ranjangnya, meski sesekali tertatih ... tapi anak itu tetap memaksa. Dan begitu mencapai dasar lantai... Ia melipat kedua tangan di tepian ranjang, menyembunyikan kepala di dalamnya lalu menangis sejadinya.
"Baekhyun dengar—
"Bukan B—baekhyun yang membuat hks! B—bayi menangis A—ahjjussiiii!" rengek Baekhyun sambil memukul-mukul ranjangnya sendiri.
Masih dengan menimang bayi kecilnya, Raja Silla itu mendekati Baekhyun... berusaha menyentuh kepalanya. "Aku tau... berhentilah menangis, Ku mohon" Bujuknya, mencoba peluang.
"Sayang..."
Tapi yang terlihat. Anak itu tetap merajuk... kekeuh menyembunyikan wajah di balik lipatan lengannya dan terisak-isak. seolah tak ingin menjadi yang dipersalahkan atas tangisan bayi kecilnya.
"B-bukan hks! Baekhyuuun Ahjjusssiiii"
"UWAAAAAAAAAAAAAAAA!"
Ia tak bisa mengambil situasi... dan parahnya, dua anak itu semakin menangis memekakkan. bahkan mungkin sampai terdengar di luar kamar megah itu.
Hingga—
BRAKK
"Apa yang terjadi Chanyeo—
Wanita itu lekas terbelalak, begitu membuka pintu kamar Raja Silla dan melihat keributan di dalamnya.
Terdengar berisik, tapi sangatlah manis... hingga membuat Ibu Suri itu mengulas senyum hangat, kala membawa langkahnya untuk mendekat.
"Sssh.. ssh mengapa mereka menangis seperti ini hm?" Tanyanya begitu melihat bayi dalam gendongan Chanyeol.
Chanyeol lebih memilih memejamkan matanya. Entah darimana harus memulainya, ia tak mungkin melugaskan semuanya pada wanita itu. Seorang Raja penuh wibawa dan kharisma dibuat payah hanya karena tangisan dua bocah... tentu pantang untuknya. meski Heechul Ibunya sekalipun.
Membuat wanita itu hanya menggelengkan kepala. dan melirik Chanyeol dengan senyum tersirat. "Biar Ibu saja... tenangkan Baekhyun, anak itu tak akan berhenti.. jika bukan dirimu" Bisik Heechul, seraya mengambil alih bayi mungil itu.
Raja Silla itu hanya menghela nafas pelan, lalu benar-benar melangkah mendekati bocah yang masih terisak di tepian ranjangnya itu.
"Baekhyun..."
Panggilnya, sambil menyentuh pundak sempit itu... sejenak menatapnya lekat, sebelum akhirnya menyusupkan tangan di bawah paha Baekhyun, lalu mengangkatnya bridal. Ia tau... Baekhyun akan sulit untuk dibujuk jika mendadak seperti ini.
"Apa kau akan terus menangis seperti ini?" Gumam Chanyeol begitu menggendong Baekhyun, hingga membuat anak itu berpegang erat pada lehernya,
"..." Tak ada jawaban, bocah itu lebih memilih menyusupkan kepalanya di ceruk lehernya untuk bersembunyi. walau sesekali Ia masih mendengar isakan lirih darinya
Chanyeol tak ingin menuntut lebih, keributan kecil yang Ia dengar di malam ini memang menarik penuh rasa lelah dan mungkin membuatnya pening. Tapi setidaknya Ibunya benar-benar banyak membantu kali ini, terlihat... wanita itu begitu lihai menenangkan cucunya.
Dan Baekhyun-
Anak itu lebih baik dibandingkan detik sebelumnya
"Tidur hn?" Gumam Chanyeol lagi.
Sepersekian detik Ia menunggu, hingga setelahnya Ia melihat anggukan lemah dari permaisuri kecilnya.
Meringankan langkahnya untuk membawa bocah mungil itu untuk membaringkannya di ranjang keduanya.
"Ahjjussi... bu—kan Baekhyun" Cicit Baekhyun, kala Pria itu mulai menarik sebuah selimut untuknya
Membuat Raja Silla itu diam tertegun, masih saja... Baekhyun merengek seperti ini. Setakut itukah Baekhyun kali ini?
Ah... mengapa dirinya mendadak tak sampai hati jika harus melihat Baekhyun menimang bayinya nanti.
Lihat... anak itu bahkan masih terlalu bocah untuk sadari dirinya kini telah memiliki seorang Putra.
"Aku tau... tidurlah" Bisik Chanyeol menenangkan seraya mengecup mesra kening Baekhyun, membuat bocah itu reflek memejamkan mata. Namun kedua tangan mungil itu semakin mencengkeram erat pakaian Chanyeol, seakan tak menginginkan Raja Silla itu beranjak sedikitpun darinya.
"Baekhyun?" Panggil Chanyeol heran, tapi yang terlihat Baekhyun hanya bergeming, tanpa sedikitpun merubah posisi.
Membuat Chanyeol mengalah, dan memilih turut berbaring. menjadikan lengan kekarnya... sebagai sandaran untuk bocah mungil itu.
Lama... Ia memandangi paras manis yang terpejam itu. Sedikit kerjapan dari Baekhyun mampu membuatnya terkekeh pelan, membujuknya memberi satu kecupan lembut di puncak hidungnya.
"Ada apa hn?" Gumamnya, begitu membaca raut bocah itu.
"Ahjjussi... tidak marah?"
Chanyeol mengernyit. "Marah? mengapa kau berpikir demikian?"
"B-bayi menangis. Ahjjussi tidak marah?"
"..." Raja Silla itu kembali terdiam. Entah... mengapa celoteh lugu itu, seakan menjeratnya. hingga hanya kerjapan polos Baekhyun yang memenuhi pandangannya.
"Baek—Hyun, tidak akan menarik h—hidungnya lagi" cicit Baekhyun lagi,begitu tak kunjung mendapat jawaban.
Sontak, membuat Raja Silla itu kembali terkekeh dan makin menariknya dalam dekapan hangat itu.
"Mengapa kau seperti ini..." Gumam Chanyeol sambil memandangi langit-langit kamar itu. Bahkan sesekali mencuri kecupan kecil di bibir Baekhyun, tak peduli seorang wanita masih bertahan menimang bayinya di dalam kamar itu. Ia terlalu di buat gemas, hingga setiap celoteh anak itu membuatnya tak sanggup menahan diri.
"Uhmpfth~ mmhm J—jussii" Rengek Baekhyun sambil mendorong dada Chanyeol
Sesekali melirik ke belakang, tepat pada sosok Heechul.
"Jangan mencium Baekhyun!" Sungutnya dengan bibir terpout
"Hn? Apa salahnya... kau istriku, tentu saja—
"Hallmeoni melihat Ahjjussi mencium Baekhyun" Sergah Baekhyun, berbisik sambil mencuri pandang Heechul.
Bisikkan itu terlalu keras, membuat Heechul mendengar lalu terkekeh geli.
"Biarkan saja Dia melihatnya" Tegas Chanyeol, kembali mencoba meraup bibir tipis itu.
"Tidak mau Ahjjussi!" Pekik Baekhyun memaksa.
Chanyeol mendesah berat. Tak rela memang... tapi ia pun tak ingin kembali menyulut tangisan Baekhyun. hingga Ia putuskan untuk menarik kepala Baekhyun, agar kembali bersandar di lengannya.
"Tidurlah..." Bisiknya kemudian.
Kembali Ia rasakan belaian lembut di pundaknya, Baekhyun tau... Chanyeol berusaha membuatnya nyaman di sini. Tapi.. meski berulangkali mencoba memejamkan mata, Ia tetap ingin terbangun dan bertanya banyak hal pada Chanyeol.
"Ahjjussi..." Panggil Baekhyun sambil mengguncang lengan kekar itu.
"Hn..."
Baekhyun tersenyum senang, lalu kembali melirik Heechul di seberangnya. "Mengapa bayi tidak menangis bersama Halmeonni?"
Sejenak Chanyeol memandangnya, menerka kemanaa arah pembicaraan istri mungilnya kali ini.
"Baekhyun tidak ingin Bayi menangis"
"Kaupun harus bisa melakukannya..." Chanyeol membelai pelan surai hitam Baekhyun. "Kau harus bisa menimangnya seperti itu" Lanjutnya lagi, memandang lekat kedua mata bening di bawahnya.
"..." Bocah mungil itu hanya diam mengerjap.
"Benar... cepat atau lambat kau akan menimangnya seperti ini sayang" Heechul tiba-tiba mendekat, berharap Baekhyun lekas meihat bayi mungil yang kini terlelap dalam rengkuhannya.
"Tenangkan Dia seperti ini, jika menangis" Imbuh Heechul sambil mengguncang pelan, tubuh bayi kecil itu.
Seakan tak jemu untuk mengerjap, Baekhyun kali ini beranjak duduk. Merasa ingin tau... dengan bagaimana Ibu Suri itu membawa bayinya.
"Kau melihatnya? Dia tertidur sangat lelap bukan?" Ujar Wanita itu, tersenyum lembut melihat Baekhyun mulai mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi chubby bayinya, lalu menusuk-nusuknya pelan. Tak ada gerakan,... sepertinya bayi itu memang tertidur. membuatnya gemas dan-
"A—Sayang, jangan mencubitnya" Sergah Heechul cepat.
"Waeyo?"
"Tentu saja Dia akan menangis, kulitnya masih sangat lembut... Bayi ini akan kesakitan jika kau menyentuhnya terlalu keras" jelas Heechul.
"Uhm... Neh" Dan Baekhyun hanya mengangguk patuh, sambil meremas jemarinya sendiri.
Membuat Ibu Suri itu tau, sepertinya Baekhyun tengah kecewa saat ini... merasa, tak diperbolehkan menyentuh Putra Kecilnya seperti yang diharapkannya.
Ia beralih makin mendekati bocah itu, lalu membimbing kedua tangannya.
"Kau ingin menimangnya? Kemarikan tanganmu sayang... Dan rengkuh Putramu seperti ini" Lirihnya, begitu berhati-hati memposisikan Bayi itu dalam rengkuhan Baekhyun.
Sontak Baekhyun itu tertawa riang, melihat betapa kecil tubuh bayi itu dalam dekapannya.
"Apa kau merasa berat?" Tanya Heechul cemas.
Baekhyun melihatnya sesaat lalu menggeleng antusias. "Tidak Halmeoni" Membuat siapapun yang melihat.. tau, Baekhyun benar-benar menyukai bayinya.
"Kau masih memanggilku seperti itu?" Heechul mulai bersidekap, bahkan berpura mendelik tajam. "Apa kau lupa sayang, kau harus mengikuti suamimu. Panggil aku 'Ibu' "
Baekhyun tertegun kala memandang wanita cantik itu.
"Mengerti?" Hingga usapan lembut di wajahnya, menyadarkannya dan membuatnya mengangguk pelan.
"I—ibu.."
"Benar... aku Ibumu" Gumam Heechul lalu kembali membimbing namja manis itu, menimang Putra kecilnya yang telah terlelap.
Chanyeol semakin diam terpana, entah... Ia merasa berdebar dengan hanya melihat Baekhyun tersenyum sambil menimang Putra kecilnya seperti itu. Seperti harapan yang memang tersambut hanya untuknya. Baekhyun tak sekedar cantik dengan senyuman manis itu... Dia terlalu indah, untuk membuatnya jatuh hati seperti ini.
KRIEKK
Hingga tiba-tiba,pintu terbuka dan seorang Pria tinggi membungkuk penuh hormat.
"Mohon ampun Yang Mulia... Raja Goryeo ingin menemui Ratu dan Pangeran Mahkota" Ujar Seorang Dayang
"Persilakan Dia masuk ..." Sahut Heechul, tak sabar melihat raut Pria itu saat melihat cucunya kelak.
"Baik Yang Mulia Ibu Suri"
Tak berselang lama setelahnya, seorang Pria benar-benar melangkah masuk... dan terlihat Sehun mengawalnya di belakang.
"Baekhyun..." panggil Pria itu, begitu siluet Putra kecilnya yang pertama menyita pandangannya. Sempat menghela nafas lega... Baekhyun yang dirindukannya itu telah tersadar dan tersenyum semanis ini.
"Ayah lihat... Bayi Baekhyun" Celoteh anak itu, dan semakin antusias ingin menunjukkan bayi kecilnya pada sang Ayah.
"..."
Yong Hwa diam tertegun. Sempat tak percaya... sosok dalam rengkuhan baekhyun adalah seorang bayi.
tapi itu benar-benar bayi, sosok mungil itu nyata... darah daging Putranya. Bahkan ia mendengar dengan jelas bagaimana tangisan dan teriakan Baekhyun, kala bayi itu benar-benar terlahir dari rahim Putranya.
Keberadaan rahim yang dulu Ia rutuk bagaikan petaka Goryeo... kini seakan bertolak jauh dari parasangkanya kala itu.
Seorang bayi benar-benar terlahir darinya.
Menyatukan dua kerajaan yang sebelumnya tak pernah bersatu selain saling menebas darah. Bagai anugerah sang langit, bayi itu benar-benar sumber kejayaan negrinya.
Dan Bayi itu cucunya...
"Ah! Langit terlalu baik padaku... memberiku cucu semanis ini, lihat... Dia benar-benar terlihat seperti Chanyeol" Celetuk Heechul begitu dirasa Yong Hwa sepertinya terlalu tercekat memandangi bayi mungil itu. "Bukankah seperti itu Yang Mulia Raja Yong Hwa?" Lanjutnya lagi.
Yong Hwa berdehem pelan, lalu beralih mendekati bayi itu untuk menyentuh kepalanya.
"Ayah suka bayi Baekhyun?"
"Ahahaha... tentu saja nak, siapa nama bayi ini hm?" Gelak Yong Hwa, sembari menyentuh punggung Puta kecilnya.
Tapi pertanyaan itu mendadak menyita perhatian Baekhyun. Berulang kali namja mungil itu mengedarkan pandangan ke sekitar mencari-cari Chanyeol, merasa bingung... bahkan terlihat begitu bersalah karna tak tau siapa nama bayinya sendiri. Hingga membuat kedua mata sipit itu kembali berkaca-kaca.
"A—ada apa? mengapa kau menangis se—
"Nama bayi Baekhyun" Ulang Baekhyun, sambil mentap Chanyeol dan bayinya bergantian.
"Ayah hanya menanyakan namanya saja... jangan menangis seperti ini" Bujuk Yong Hwa panik, tak tau jika ucapannya mungkin terlalu berlebih hingga membuat Baekhyun mendadak terisak seperti ini.
"N—nama bayi Baek—hyun..." masih saja, anak itu menggumam kecewa. Mengapa ia tak tau siapa nama Putra kecilnya. Mungkinah Bayinya tak bernama?
isakkan kekanakan itu lekas membuat Raja Silla mendekat, dan merengkuh pundak Baekhyun. "jangan menangis lagi... semua orang melihatmu"
"B-bayi tidak memiliki nama... ahjjussi" Adu Baekhyun sambil menatap sedih bayinya, merasa tanpa nama adalah suatu yang dianggap cacat bagi Baekhyun.
"Tentu saja Dia memilikinya.." Jawab Chanyeol, sambil menyeka air mata di sudut mata Baekhyun.
"Siapa... Ahjjussi?"
Chanyeol mengulas senyum tipis. Lalu memandang teduh kedua makhluk mungil itu. "Putraku... Park Deokjun"
"Park Deokjun? Nama bayi... Park Deokjun?" Tanya Baekhyun antusias.
"Kau telah mendengarnya dariku.." Bisik Chanyeol sambil mengelus wajah bayi itu dengan punggung tangannya "Aku memberinya nama Park Deokjun"
Baekhyun mengangguk cepa, sambil tersenyum Ia kembali menatap Yong Hwa.
"Park Deokjun... Ayah" Pekiknya riang.
.
.
.
Nyaris dua jam suasana penuh dengan cengkerama hangat itu memenuhi kamar megah sang Raja.
Hingga... Baekhyun yang menguap kecil, lengkap dengan mata sayunya menjadi pungkas bagi Raja Goryeo itu untuk beranjak meninggalkan kunjungannya.
Baekhyun mungkin masih bertahan merengkuh Deokjun kecil, tapi dengan kepala yang sesekali terantuk ke kanan bahkan ke kiri. membuatnya tak tega ... mendekat demi menahannya, tapi yang terlihat Ia hanya memandangi bocah yang bersusah payah menahan lelapnya itu.
Entahlah... ini terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja. hingga Ia betah berlama-lama terekeh sambil memandangi Baekhyun.
"Jangan membiarkannya seperti itu" Gerutu Heechul seraya menepuk bahu Chanyeol. Ia beralih sepelan mungkin mengambil tubuh Deokjun dari rengkuhan Baekhyun, lalu—
"D—Deokjun~ah" Baekhyun reflek terbelalak, dengan tangan terangkat.
"Tenanglah ... Deokjun bersama Ibu... Sayang" Bisik Heechul sembari menepuk pelan kepala Baekhyun, sedikit menekan pundaknya hingga Baekhyun terbaring dengan mudahnya.
"Cha... Kau bisa tidur sekarang..." Bisiknya lagi, tersenyum tipis menyadari mata itu perlahan sayu.
.
.
.
"Terima kasih..."
Heechul tersentak kala mendengar suara berat itu, dan begitu Ia menoleh barulah Ia tau... itu benar-benar Chanyeol yang bicara. Ia tersenyum lalu membelai lembut wajah tegas itu. Membujuknya untuk sekedar membuka canda"Apa kau merubah perangaimu Wahai Yang Mulia? Ibu senang melakukan semua ini, tak perlu me—
"Terima kasih, Ibu percaya padaku"
Heechul terekat, sempat tak menduga... kalimat itu nyata terucap dari bibir Chanyeol. Ia tau... Putranya yang dingin itu pantang merajut nurani seperti ini.
Ia kembali memandang lekat wajah rupawan itu, berdecak kagum akan setiap pahatan yang diwarisi mendiang suaminya.
"Aku ibumu, tentu yang paling mengerti dirimu. Sejak kau terlahir hingga dirimu bertahta sehebat ini, Kau tak pernah mengecewakan Ibu... Chanyeol. Seharusnya Ibu yang patut berterima kasih atas dirimu" Ujar Ibu Suri itu, masih dengan membelai surai hitam Penguasa Silla itu.
Hingga detik terus berlalu... menyita petang yang kini mulai beranjak dini. Tepat... waktu untuk sang Ibu Suri membawa langkah anggunnya untuk meninggalkan Penguasa Silla itu.
"Chanyeol~ah..."
Ia memberi senyum, kala wanita itu kembali melangkah mendekat bahkan mulai membelai bayinya yang terlelap di sisi Baekhyun.
"Ada baiknya, jika Deokjun bersamaku untuk sementara waktu ini" Lanjutnya kemudian, membuat Raja Silla itu sempat mengernyit.
"Ibu rasa... Baekhyun perlu istirahat demi memulihkan kondisinya" Ujar Heechul, sambil mengangkat tubuh Deokjun dan mengecupi pipi chubby bayi mungil itu.
Chanyeol terdiam sambil memandangi Baekhyun. Anak itu mungkin memang terlihat baik-baik saja tapi... tak bisa dipastikan begitu saja, jika belum melihat dampak beberapa hari ke depan.
Baekhyun seorang namja... tentu luka yang di dapat tak selayaknya pada wanita umumnya. Semua tabib telah ia kerahkan, untuk memantau kondisi istri mungilnya itu untuk beberapa minggu depan... tentunya Ia tak bisa membiarkan sesuatu yang buruk terjadi paska melahirkan itu.
Hingga senyum menawan Raja Silla itu, memberi tanda untuknya... meringankan langkah pergi. Tentunya bersama bayi mungil dalam rengkuhannya.
.
.
.
Sebelah tangannya mulai terangkat, membelai lembut surai hitam sosok manis itu. Mengamatinya begitu lekat... hingga perlahan Ia melihat bibir mungil itu menggumam samar.
"Nnnn!"
Chanyeol terkekeh, lalu kembali meniup pelan kedua mata terpejam itu ... seakan tak jemu menggoda namja mungilnya.
"Ugh!" Baekhyun bersungut terusik, tapi beringsut-ingsut mendekat.. hingga meringkuk nyaman dalam dekapan Penguasa Silla itu.
Membuat Chanyeol tertegun...merasakan jantungnya kembali berdetak cepat mendapati sikap menggemaskan itu. Bahkan dalam tidurnya sekalipun, anak itu tetap tak meninggalkan sisi manisnya
"Aku terlalu memanjakanmu hn?" Gumamnya seraya mengecup pelan puncak kepala Baekhyun. "Kau dan aku... memiliki seorang Putra, berhentilah menangis" Lanjutnya, sambil menaikkan dagu Baekhyun. "Meskipun aku sangat menyukai sisi kekanakan darimu" Bisiknya di sela-sela ciuman hangat itu.
Membiarkan nafas Baekhyun menerpa lembut sisi wajahnya, kala Ia mencoba melumat bibir merah merekah dari sosok yang masih terlelap itu.
"Mnhh~"
.
.
.
Esoknya...
Kedua mata sipit itu mengerjap cepat, lalu tersenyum riang begitu melihat bias mentari benar-benar menerpa paras manisnya. "Deokjun.." gumamnya, begitu mengingat bayi kecilnya. membuat Baekhyun tak sabaran bangkit untuk melhat putra kecilnya itu...
Namun—
Ia terlalu ceroboh bangkit, hingga tak sadar dengan luka di tubuhnya.
"A—AHHH!"
Tak pelak, membuat Pria yang masih terlelap di sisinya itu mendadak terbangun... dan begitu cemas ingin merengkuhnya. "Baekhyun!"
"S—sakit! Ugh... Di sini sakit Ahjjussi" Rintih Baekhyun sambil menunjuk-nunjuk pantatnya.
"Perhatikan tubuhmu, jangan melakukan gerakan berlebih seperti ini" Ujar Chanyeol seraya mengangkat tubuh mungil itu, hingga bersandar nyaman di atas pangkuannya.
Baekhyun masih merintih, sesekali mencengkeram tangan Chanyeol karna nyeri yang tajam itu. Merasa tak tega... Raja Silla itu beralih membaringkan tubuh Baekhyun dan membuka pakaiannya.
"A—ahjjuss—
"Biar aku melihat lukanya..." Bisik Chanyeol, begitu dirasa Baekhyun sepertinya terkejut.
Bocah itu terdiam, lalu lebih memilih menutup wajah dengan kesepuluh jarinya, saat Raja Silla itu menanggalkan satu persatu pakaiannya, menekuk kedua kaki telajangnya hingga membuatnya mengangkang lebar.
"Uhnn... Ahjjussii" Rengek Baekhyun tak nyaman.
"Tak apa, aku hanya melihatnya"
Baekhyun menggeleng kasar, bersikukuh mengatupkan kedua kakinya. Entahlah... Ia merasa sangat malu kali ini. "Ugh! Tidak mau Ahjjussi... lepas—
"Baekhyun..."
"Tidak Ahjjussi! Jangan melihat—
"Sebentar saja sayang.." Tenang Chanyeol, masih dengan menelisik tubuh bagian selatan istri mungilnya Meski sesekali Ia meneguk ludah payah, melihat tubuh mulus itu berulang kali menggeliat seakan siap untuk dijamah kapapun Ia inginkan, tapi kondisi Baekhyun kali ini tentu tak memungkinkannya berbuat lebih dan hanya membuatnya berdecak pelan, begitu mendapati bekas luka itu... masih terlihat memerah lebam.
Ia putuskan untuk beranjak bangkit, lalu menutup tubuh telanjang Baekhyun dengan selimut tebal. Tapi mellihat wajah menahan tangis itu, membuatnya tak tahan untuk merunduk dan mengambil satu kecupan lembut di bibir tipisnya.
'Chupp'
"Tetaplah berbaring... dan jangan beranjak kemanapun, mengerti?" Bisiknya seraya mengusap kepala bocah manis itu.
Baekhyun mendelik. "Tapi... Baekhyun ingin melihat Deokjun! Dimana Deokjun ... Ahjjussi?!" Pekik Baekhyun, kembali berusaha bangkit untuk duduk, tapi tangan besar itu menahannya hingga Ia kembali terbaring pasrah.
"Jangan beranjak kemanapun—
"WAE?!" jerit Baekhyun tak terima.
"Kau masih mendapatkan luka itu, jika banyak melakukan gerakan... kapan lukamu sembuh hn?"
"..."
Baekhyun meratap, dalam hati tak terima mendengar ucapan demikian. Tak taukah Chanyeol ia ingin berlarian keluar bahkan bermain dengan Deokjun kecil mereka.
"Hks..."
Chanyeol menghela nafas pelan, banyak hal harus ia lakukan dan pastikan di hari ini... ya, berbagai hal menanti kuasanya. tapi melihat Baekhyun serusuh ini... tentu membuatnya tak bisa meninggalkannya begitu saja, jika tak menginginkan anak itu berbuat ceroboh. Tubuhnya masih terlalu lemah, dengan luka paska melahirkan itu.
Mempercayakan semuanya pada dayang untuk menjaganya?
Ah! itu hanya akan menarik ulur rasa cemasnya. Baekhyun terlalu keras kepala... dan pemaksa, Ia tau semua dayang itu tak akan mampu mengelak untuk patuh, jika Bocah itu sudah menjerit bahkan menangis untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Jangan menangis..."
"hks..." Seakan tak ingin mendengar, bocah itu lebih memilih meringkuk membelakanginya lalu meremas-remas selimutnya sendiri.
"Baekhyun, bukankah sudah kukatakan jangan menangis seperti ini"
"Hks!"
"Kau bukan anak kecil lagi, sayang"
"HKS!" Baekhyun semakin keras terisak, tak peduli betapa pening Raja Silla itu menghadapinya pagi ini. Tak cukup untuk sebatas sabar... tapi Ia pun harus menjaga kata dan sikap jika tak ingin menyinggung Baekhyun.
"Kemarilah... kau ingin aku menciummu hm?" Bujuk Penguasa Silla itu, berusaha menyingkirkan tangan yang menutupi wajah Baekhyun, tapi yang terlihat...Baekhyun berulang kali menolak bahkan menyentak tangannya.
"Jangan pegang Baekhyun!"Jerit Baekhyun, kembali menyentak tangan Chanyeol.
Raja Silla itu memijit pelipis pening, tak habis pikir semua akan sepelik ini. Dan lagi... mengapa Baekhyun mudah tersinggung? Membuatnya tak tahan untuk menggodanya jika Baekhyun tetap merajuk semanja itu.
Ia memaksa, menahan kedua tangan mungil itu, membawanya ke setiap sisi kepala Baekhyun. Hingga bocah itu tak bisa berkutik, selain menatap padanya.
"Ahjjussii!" jerit Baekhyun jengkel.
"Apa hm?" Kekeh Raja Silla itu dengan sesekali mengerling.
"Lepaskan Baekhyun!"
"Tidak... " Bisiknya sambil menyeringai.
"Lepas atau Baekhyun menangis!" Ancam Baekhyun, sambil menjejak selimutnya hingga membuat tubuhnya kembali polos total.
"Menangis saja... aku ingin mendengarnya"
"AHJUSS~mpthh! Mmfhhh!"
Baekhyun terbelalak lebar, begitu pria itu membekap rapat jeritannya dengan pagutan dalam itu... berulang kali Ia meronta. namun semakin Ia melawan, semakin dalam pula... lidah Chanyeol menyeruak ke dalam mulutnya.
"A—anghhn... ghh"
Di sela, pagutan itu... Chanyeol menyeringai menang. Sempat Ia berpikir, mungkin salah jika mencumbu Baekhyun sepagi ini. Tapi... waktu seakan memihaknya, terlalu membuainya hingga sayang... jika ia melewatkan bibir seranum dan semanis itu jika diabaikan begitu saja.
"Ughhnn~ ahjjussiihh...ahn"
.
.
.
.
"Sungguh sebuah kehormatan ... bagi kami bertemu dengan Yang Mulia Ibu Suri di pagi ini" Ujar Tabib paruh baya itu seraya membungkuk penuh hormat.
"Ah! beruntung sekali bertemu denganmu di sini. Lihat cucuku... Dia sangat tampan bukan?" Heechul terlihat antusias menimang Deokjun, seolah bangga menunjukkannya pada tabib Silla itu.
"Ah yee... Putra Mahkota, benar-benar mewarisi ketampanan Ayahnya... Yang Mulia" Sanjung Tabib Shin.
"Ahahaha kau benar... wajah ini, juga dariku... kau harus tau itu"
"B—benar Yang Mulia, tak ada yang sepadan dengan betapa rupawan Yang Mulia Ibu Suri di tanah Silla ini"
Wanita itu terkikik senang sambil menutup bibir dengan sebelah tangannya, hingga mendadak Ia terhenyak begitu melihat seorang pemuda di belakang Pria paruh baya itu
"Siapa pemuda ini? Sepertinya aku baru melihatnya di sini?" Tanya Heechul sembari memandangi Pemuda itu dari ujung kepala hingga kakinya.
Sontak, Tabib itu terlihat tergesa menarik tangan pemuda di belakangnya untuk lekas memberi hormat.
"Ah, P-putra Hamba... Shim Changmin akan membantu memantau kondisi Yang Mulia Baekhyun selama pemulihannya" Ujar Tabib itu masih membungkuk, kembali membimbing putranya untuk memberi salam.
"Hm.. Baiklah, pastikan uri Baekhyunee baik-baik saja. Kami selalu percaya pada Tabib Silla" Heechul tersenyum sebelum akhirnya membawa langkahnya pergi.
"Bukankah kalian ingin menuju tempat Putraku?"
"B-benar Yang Mulia"
"Pergilah bersamaku... akupun ingin mengunjungi Baekhyun"
.
.
.
"Kau lihat Pria di belakang Tabib Shim itu?" Seorang Dayang terlihat mengintip dari sela pintu istana.
Membuat beberapa teman di belakangnya turut melongok, mencari tau sosok pemuda yang menyita perhatian beberapa wanita muda itu.
"Ah... tingginya, dan Dia juga memiliki wajah yang tampan" Imbuh dayang yang lain.
"Ku dengar... Dia Putra Tabib Shim"
"Apa? Aku tak pernah melihatnya? sejak kapan Tabib Shim memiliki Putra setampan itu?!" Seru yang lain semakin histeris.
"Yya! Yya! Apa yang kalian ributkan huh?" Seorang wanita muda terlihat merangsak kerumunan, mencari tau sumber penyita perhatian itu.
"A-ah! Ke-ketua... ka-kami hanya melihat Putra Tabib Shim"
"Putra Tabib Shim?" Je Ni mengernyit heran. "lalu apa yang membuat kalian berlebihan seperti ini hm?" Gumam Je Ni lagi, sambil menerawang jauh ke depan... tepat pada seorang pemuda yang mengekor di belakang Heechul.
"Dia memiliki wajah yang tampan Ketua... Lihat...lihat"
"Aisshh! sama saja... Dia hanya seorang laki-laki"
"Kami dengar... Pemuda itu yang akan memantau kondisi Yang Mulia Baekhyun"
"Benarkah?" Je Ni kembali menatap pemuda tinggi itu.
"Mengapa aku merasakan firasat yang lain" Gumamnya dan hanya terdengar olehnya sendiri.
.
.
.
"Masuklah... aku masih ingin mencari sinar mentari untuk Deokjun" Ucap Heechul mempersilakan Tabib itu untuk masuk ke dalam.
"Y—ye ... Baik Yang Mulia" Pria itu beralih membimbing Putranya untuk lekas melangkah mendekati pintu kamar megah itu.
"Changmin~ah... kau bisa memulai tugasmu hari ini. Kupercayakan tugas ini padamu, seperti yang kau tau... Tuan Hang membutuhkan Ayah di seberang kota. Berikan ramuan ini jika Yang Mulia Baekhyun masih merasa kesakitan"
Changmin mengangguk patuh. "Baik Ayah... "
Tabib Shim menepuk bahu Changmin, sebelum akhirnya melangkah pergi dengan senyum penuh bangga.
.
.
.
"Uhmpft~... Ahjussmpfh"
"Buka bibirmu sayang.." Desah Chanyeol, seraya menekan dagu Baekhyun. membuat namja mungil itu menatap sayu dengan bibir terbuka penuh saliva keduanya.
"Aghmnhh" Baekhyun reflek memejamkan mata, begitu Pria itu kembali melesakkan lidahnya... menekannya terlalu jauh, hingga sesekali Baekhyun tersedak karenanya.
"Ughh...ahnngg.. Ngahh"
Seakan tak puas dengan cumbuan basah itu, Chanyeol beralih mengalungkan kedua kaki Baekhyun di pinggulnya lalu meremas-remas paha putih itu. Mencoba seintim mungkin merasakan betapa mulus tubuh putih istrinya, bahkan kini Ia mulai mengecupi leher Baekhyun... membiarkan lidahnya bergerak binal menyusuri garis dada bocah itu... hingga turun mencapai pusarnya.
"A—ah! Ahjjussiihh... nghh! Ge—lih ahjjus~Ackhh"
Nafasnya memendek, menyadari kecupan Pria itu semakin bringas mencumbu selangkangnya... membuat Baekhyun panik menggelengkan kepala, bahkan terlalu kuat mencengkeram ranjangnya, Semua terlalu kacau untuknya, sentuhan basah berbalur dengan rasa nyeri itu semakin membuat pandangannya berbayang.
Hingga terakhir Ia mengambil nafas panjang... Ia tau, Chanyeol mulai mengangkat pinggulnya ke atas lalu lidah yang sedari tadi mencumbunya, mulai menjilat... bagian terintim dari tubuhnya. Luka itu pun masih belum sepenuhnya mengering, membuat Baekhyun menggelinjang... bahkan terbelalak perih.
"A—Ahjuuss~ AHH!"
.
.
.
Sementara itu...
"Mohon ampun Yang Mulia, hamba datang membawa ramuan untuk Yang Mulia Baekhyun" Changmin sempat memberi salam, lalu membuka pintu kamar itu tanpa curiga.
Hingga..
GRIEKK
"Yang Mulia Ibu Suri telah memberi titah pada hamba untuk—
"A-ackh! Ahhh! Ja—nganh! Ah—jussih! Ahnnnn"
Changmin stagnan dengan tangan gemetar, begitu memijakkan kaki di dalam...
Dan di sanalah Ia melihat, seorang bocah berparas cantik meronta payah di bawah cumbuan seorang Pria dewasa, lalu apa yang dilihatnya? Mengapa Pria itu mencumbu rektumnya?
Baekhyun terlalu lemah... untuk semua itu.
"Maaf Yang Mulia, tapi anda tak bisa melakukan semua ini" Changmin menarik paksa bahu Chanyeol,
Membuat Chanyeol yang sedari tadi terbuai akan nafsu dan tak menyadari kehadirannya itu, terperanjat... bahkan mengerang penuh murka.
"Siapa kau?! Beraninya memijakkan kaki tanpa seizin dari—
"Hamba datang untuk Yang Mulia Baekhyun" Sergahnya, lalu menatap teduh... seorang bocah yang masih terengah di atas ranjang itu.
Membuat Raja Silla itu semakin terbelalak penuh berang, tak seorangpun bisa mengabaikannya bahkan bernyali menatap tepat pada matanya. tapi Pemuda asing itu?
Changmin tersenyum melihat wajah penuh amarah itu, namun seolah tak menghiraukannya... Changmin beralih tanpa permisi mendekati Baekhyun.
"Yang Mulia... hamba membawa ramuan untuk luka di bagian ini" Gumam Changmin, tanpa segan menyentuh pantat Baekhyun, sedikit menarik bongkahan kenyal itu hingga membuat rektum merah penuh saliva itu terekspose.
"KEPARAT! SINGKIRKAN TANGANMU DARI ISTRIKU!"
.
.
.
..
.
.
.
.
.
To Be Cont...
Annyeoooonggggggg
Gloomy hadir bawa sequel Love Of Fallen Leaves,
Karena ingin membawa suasana yang berbeda dar fic sebelumnya, gloomy putuskan untuk menjadikan sequelnya berchapter ( Love Fallen Leaves (Season 2)), berasa sinetron aja yah hehe..
Untuk Anak Chanbaek di sini, Jackson (Deokjun)
Kemudian ada character baru lagi, tebak... siapa itu hayoo?
Fict ini... akan dibuat, sampai si Deokjun bisa berinteraksi sama ChanBaek.
Okay, bagaimana temans? lanjutkah? atau cukupkah?
Kasih jawaban dan review neee...
IG = gloomy_rosemary
I Love Youuuuuu
Saranghaaaaaeeeee
Aaaannyeeeeooooonggggggg
.
