Title: LOVE YOURSELF BTS FF COLLECTION

Cast: Jungkook, Yoongi, Jimin, Namjoon, Taehyung, Hoseok, Jin

Lenght: Drabble Collection

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]


Ini adalah cerita kumpulan drabble FF BTS based on my imagination tentang poster-poster comeback BTS di LOVE YOURSELF :)

.

STORY 1 : I WANT TO RUN TO THAT PLACE! - NamKook FF

"The direction that my heart points towards, the day that I begin to want to run to that place. - Jeon Jungkook"

.

.

.

Jeon Jungkook, pria muda kelahiran Busan, 1 September 1997, adalah seorang pria muda yang memiliki senyuman sangat manis dan polos.

Terlahir dengan wajah yang sangat manis, terlahir dari keluarga yang kaya raya, dan bertubuh tinggi serta memiliki otak yang cerdas, tentu saja membuat banyak orang iri dengan kehidupannya.

Hanya saja... Tepat di ulang tahunnya yang ke 18 tahun, dua tahun yang lalu, Jungkook dan kedua orang tuanya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Jungkook harus kehilangan kedua orang tuanya.

Bukan hanya kehilangan kedua orang tuanya, Jungkook juga mengalami masalah dengan kedua kakinya yang paling berharga baginya itu.

Jungkook mengalami kondisi yang aneh, dimana kedua kakinya terlihat utuh dan baik-baik saja dari luar, namun beberapa otot di dalamnya mengalami kerusakan yang mengakibatkan dirinya tidak bisa lagi berjalan.

Sudah dua tahun ini, Jungkook harus selalu duduk di atas kursi roda jika ia ingin berjalan-jalan, karena kedua kakinya tidak memiliki kemampuan untuk berjalan lagi.

Untung saja, harta peninggalan kedua orang tuanya terhitung cukup banyak sehingga Jungkook bisa menjalani perawatan intensif selama dua tahun itu.

Namun, kepercayaan dirinya hancur berkeping - keping ketika dua tahun yang lalu itu ia kehilangan kedua orang tuanya, dan juga kedua kakinya.

.

.

.

2015

Jungkook menjadi anak yang sangat sangat pendiam, padahal dulu ia adalah seorang anak yang sangat periang. Senyuman selalu terbentuk di wajah manisnya setiap hari, membuatnya disukai banyak orang. Namun, sejak kecelakaan itu, ia menjadi sangat pendiam dan tertutup, dan hal itu membuatnya menjadi dijauhi oleh teman - temannya.

Jungkook pun akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.

"Untuk apa aku kuliah jika aku harus merepotkan banyak orang nanti di kampusku? Aku... Bisa bekerja melanjutkan usaha appa tanpa harus melanjutkan studiku ke perguruan tinggi kan, ssaem?" sahut Jungkook saat itu kepada Kim Namjoon, dokter yang merawat Jungkook sejak kecelakaan itu terjadi.

"Terserah kalau itu maumu, Jungkook-sshi... Tapi, kau yakin kau tidak mau lanjut kuliah?" tanya Namjoon pada sore hari itu, dua bulan setelah kejadian kecelakaan itu menimpa Jungkook.

Jungkook menganggukan kepalanya dengan yakin.

Namjoon menatap Jungkook.

"Aku... Bahkan sebenarnya aku tidak memiliki keinginan untuk melanjutkan kehidupanku, ssaem..." sahut Jungkook tiba-tiba. Kedua matanya mulai basah digenangi oleh air mata.

"Jungkook-sshi..." Namjoon menatap iba ke arah Jungkook.

Jungkook menundukkan kepalanya. Namjoon bisa melihat air mata menetes dengan deras ke atas kasur itu, air mata yang menetes dari kedua bola mata indah milik Jungkook.

"Aku... Lebih baik mati saja, ssaem... Aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini.. Aku bahkan sudah tidak punya apa-apa..." sahut Jungkook dalam isak tangisnya. "Harta peninggalan kedua orang tua ku pasti juga akan habis suatu saat nanti karena kugunakan untuk membiayai perawatanku di rumah sakit ini..."

Namjoon memegang bahu Jungkook dengan lembut. "Jungkook-sshi..."

"Aku sudah kehilangan segalanya, ssaem..." sahut Jungkook lagi dalam isak tangisnya. "Bahkan teman - temanku pun kini menjauhiku..."

Namjoon hanya bisa memeluk Jungkook untuk menenangkan perasaan Jungkook yang tengah hancur berantakan saat itu.

.

.

.

2016

Jungkook berkali-kali mencoba bunuh diri di rumah sakit, dan untungnya berkali-kali juga Namjoon selalu berhasil mencegah Jungkook dari usaha bunuh dirinya.

"Jungkook-sshi! Apa kau sudah gila? Kau pikir dengan bunuh diri begini kau bisa bertemu dengan kedua orang tuamu? Apa kau lupa kalau bunuh diri adalah sebuah dosa besar? Kau bisa ke neraka karenanya, dan tidak akan bisa bertemu dengan kedua orang tua mu yang kau bilang sudah berada di surga saat ini!"

Namjoon terpaksa membentak Jungkook malam itu, setelah berkali-kali Namjoon menghentikan usaha bunuh diri Jungkook dengan kata-kata lembut untuk menguatkan Jungkook.

Namjoon berpikir, sudah saatnya ia bersikap tegas kepada Jungkook, agar Jungkook sadar akan semua kesalahannya selama ini.

Jungkook terdiam saat itu juga, ketika Namjoon membentaknya.

Selama setahun ini, Namjoon selalu memperlakukannya dengan sangat sangat lembut. Dan ini pertama kalinya Namjoon membentaknya.

Namun, entah mengapa, justru bentakan Namjoon kali itu terasa lebih mengena di hati Jungkook ketimbang semua ucapan lembut Namjoon kepadanya selama ini.

Jungkook tersadar akan ucapan Namjoon, bahwa jika ia bunuh diri, sudah pasti ia akan langsung dibawa ke neraka, dan sudah diyakini olehnya ia tidak akan bisa menemui kedua orang tuanya yang ia percayai sudah berada di surga.

Tangis Jungkook langsung pecah saat itu juga.

Jungkook menangis sambil meraung tidak karuan. Seluruh rasa benci dan kecewanya selama setahun itu terungkap dengan sangat jelas dari tangisannya malam itu.

Namjoon terus memeluk erat tubuh Jungkook, berusaha untuk menenangkan Jungkook dari tangisnya. Namun, tangis Jungkook justru semakin menjadi-jadi ketika ia merasakan kehangatan tubuh Namjoon ketika memeluknya.

Kehangatan seperti kehangatan yang diberikan kedua orang tuanya setiap mereka memeluk Jungkook semasa hidup mereka.

Kehangatan dan kasih sayang yang begitu besar, yang sangat dirindukan Jungkook selama setahun belakangan ini.

Dan malam itu adalah malam dimana titik balik kehidupan Jungkook terjadi.

Sejak malam itu, Jungkook tidak lagi terus bersedih seperti biasanya.

Jungkook tidak lagi terus menangis dan meratapi nasib sial yang menimpa dirinya.

Jungkook tidak lagi pernah mencoba untuk bunuh diri.

Karena sejak malam itu, Jungkook kembali menemukan alasan mengapa ia harus terus melanjutkan hidupnya.

Jungkook kembali menemukan tujuan hidupnya yang baru, karena tujuan hidupnya yang lama yaitu untuk menjadi atlet nasional sudah dipastikan tidak akan bisa lagi diraihnya.

Dan tujuan hidupnya yang baru adalah... Untuk bisa melihat senyuman dan wajah tampan Namjoon di setiap hari-harinya.

Semua perhatian yang Namjoon berikan secara total untuknya, membuat hati Jungkook bergetar.

Dan semua baru disadarinya malam itu, ketika Namjoon membentaknya dengan maksud demi kebaikannya, ketika Namjoon memeluknya dengan penuh kasih sayang.

.

.

.

"Pagi, Jungkook-sshi... Bagaimana kondisimu hari ini?" tanya Namjoon pagi itu sambil membuka tirai jendela di kamar tempat Jungkook dirawat.

"Ssaem~ Pagi~ Hehehe~" sahut Jungkook pagi itu sambil tersenyum sangat lebar. "Hari ini kondisiku semakin membaik rasanya~ Aku tidur sangat lelap semalam karena kau menyanyikan lagu untukku~"

Tak terasa sudah dua bulan berlalu sejak Namjoon membentak Jungkook malam itu, dan sejak saat itu Jungkook perlahan - lahan menjadi kembali jadi sering tersenyum.

Dan jujur saja, senyuman manis di wajah Jungkook itu juga membuat Namjoon menjadi semakin bersemangat untuk merawat dan menjaga Jungkook.

"Baguslah kalau begitu... Ayo, waktunya aku mendorong kursi rodamu untuk berkeliling menghirup udara segar di taman rumah sakit.." sahut Namjoon sambil membopong tubuh Jungkook dari atas kasur dan mendudukkan Jungkook dengan hati-hati ke atas kursi roda.

Detak jantung Jungkook lagi-lagi berdetak tidak karuan ketika Namjoon membopong tubuhnya.

"Kajja..." sahut Namjoon dengan ceria sambil mendorong kursi roda itu menuju ke taman rumah sakit.

Mereka berkeliling sambil berbincang-bincang akan banyak hal.

"Udaranya sangat sejuk pagi ini, ssaem~ Aku sangat bahagia rasanya, hehehe.." sahut Jungkook sambil menampilkan sederetan gigi kelinci manisnya itu.

Namjoon mengusap pelan kepala Jungkook. "Aku senang melihatmu bahagia, Jungkook-sshi.."

"Jinjja, ssaem?" tanya Jungkook.

Namjoon menganggukan kepalanya. "Jujur saja, aku jadi semakin bersemangat bekerja setiap harinya, karena aku tak sabar ingin melihat senyuman manis di wajahmu itu..."

"Ssaem..." Jungkook menoleh ke belakang dan menatap Namjoon yang tengah mendorong kursi rodanya.

Tatapan mereka beradu.

Tepat saat itu juga, angin berhembus perlahan, membuat rambut Jungkook dan Namjoon bergoyang-goyang pelan karena hembusan angin itu.

"Ssaem..." Jungkook memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya pagi itu. "Aku rasa... Aku... Sudah jatuh hati padamu..."

"Uh?" Namjoon terkejut dengan pengakuan Jungkook yang sangat tiba - tiba itu.

"Sejak malam itu, aku rasa aku jatuh hati padamu, ssaem..." sahut Jungkook lagi. "Karena itulah, aku kembali bersemangat melanjutkan hidupku.. Aku bisa kembali tersenyum.. Semua karenamu, ssaem.."

Tiba - tiba sebuah senyuman terbentuk di wajah Namjoon, menampilkan kedua lesung pipinya.

"Kurasa... Cintaku tidak bertepuk sebelah tangan..." sahut Namjoon sambil menatap lembut ke arah Jungkook.

Kali ini giliran Jungkook yang tercengang. "Apa maksudmu, ssaem?"

"Aku... Sudah terlebih dulu jatuh cinta padamu, imma... Jauh sebelum kau jatuh hati padaku... Sejak pertama kali melihat tubuhmu bersimbah darah di atas kasur di ruang UGD malam itu, aku sudah memberikan hatiku untukmu..." sahut Namjoon.

"Jin.. Jinjja, ssaem?" Jungkook tak menyangka, ternyata selama ini semua perhatian Namjoon terhadapnya bukan hanya sebatas rasa iba, namun karena Namjoon sudah mencintainya sejak pertama kali melihatnya.

Namjoon menganggukan pelan kepalanya sambil tersenyum.

"Ssaem..." Kedua bola mata Jungkook kembali digenangi air mata. Terharu karena ternyata selama ini ketika ia merasa semua miliknya sudah direbut, justru ada Namjoon yang diam-diam begitu menyayanginya.

Namjoon melepaskan genggamannya di krsu roda Jungkook.

Namjoon berjalan ke hadapan Jungkook, lalu membungkukan sedikit tubuhnya.

Namjoon menghapus air mata Jungkook dengan kedua ibu jarinya, lalu Namjoon memegang kedua pipi Jungkook.

Tatapan mereka kembali bertemu.

"Saranghae, Jeon Jungkook..." bisik Namjoon sambil menatap bibir Jungkook.

Namjoon mendekatkan wajahnya ke wajah Jungkook, lalu bibir tebalnya itu mengecup lembut bibir Jungkook.

Jungkook memejamkan kedua matanya. Detak jantungnya berdebar sangat cepat.

"Aku bersyukur... Aku masih diijinkan untuk hidup di dunia ini..." gumam batinnya.

.

.

.

2017

"Jungkook ah! Aku punya kabar baik untukmu!" sahut Namjoon, yang kini mengecat rambutnya menjadi blonde, dengan penuh antusias sore itu ketika ia masuk ke kamar rawat Jungkook.

"Uh? Ada apa, hyeong?" tanya kekasih Namjoon yang sangat manis itu.

"Sudah ditemukan penemuan baru mengenai terapi yang bisa membuat kedua kakimu berjalan lagi!" sahut Namjoon.

Kedua bola mata Jungkook melebar dengan sempurna. "Jinjja, hyeong?"

Namjoon menganggukan kepalanya sambil tertawa kecil. "Jinjja, Jungkook ah!"

"Whoaaaaaaaaa~" Jungkook langsung berteriak kecil. Ia tidak menyangka, bahwa akhirnya ada terapi yang bisa menyembuhkan kelumpuhannya itu!

Namjoon duduk di tepi kasur Jungkook.

"Mungkin prosesnya akan sangat lelah dan menyakitkan, tapi aku yakin kau akan bisa melewatinya dengan baik!" sahut Namjoon sambil mengusap pelan rambut Jungkook.

"Prosesnya akan sakit?" tanya Jungkook.

Namjoon menganggukan kepalanya sambil terus mengusap pelan kepala Jungkook. "Kudengar begitu.."

Ekspresi Jungkook sedikit muram. "Pasti akan sangat sakit..."

Namjoon menatap Jungkook sejenak, lalu berkata, "Jungkook ah... Kau harus bisa menjalani terapi ini dengan baik, araseo? Aku janji, setelah kau sembuh nanti, dan kau sudah bisa berjalan bahkan berlari, aku akan mengajakmu ke Pulau Jeju.. Bukankah kau bilang, kau rindu berlarian di tepi pantai seperti yang selalu kau lakukan dengan kedua orang tuamu?"

Ekspresi muram di wajah Jungkook hilang seketika itu juga.

Jungkook menatap Namjoon dengan tatapan penuh antusias.

"Jinjja, hyeong? Yaksok?" sahut Jungkook.

Namjoon menganggukan kepalanya. "Yaksok.." sahutnya sambil mengacungkan jari kelingkingnya ke arah Jungkook.

Jari kelingking mereka pun akhirnya bertautan.

"Aku pasti akan kuat melaluinya, hyeong! Aku janji!" sahut Jungkook. "Aaaaaaaaa~ Aku sudah tidak sabar ingin berlarian di pantai denganmu, hyeong..."

CUP!

Namjoon mengecup pelan bibir Jungkook. "Aku juga tidak sabar ingin melamarmu di tepi pantai nanti, Jungkook ah.."

Kedua bola mata Jungkook kembali membulat dengan sempurna. "Melamarku?"

Namjoon, lagi-lagi dengan senyuman yang menampilkan kedua lesung pipinya itu, menganggukan kepalanya. "Apa kau tidak ingin menikah denganku?"

"Tentu saja aku mau!" sahut Jungkook dengan antusias.

Namjoon tertawa melihat betapa manis ekspresi wajah Jungkook saat itu.

Namjoon mengusap pelan kepala Jungkook. "Krena itu, cepatlah sembuh... Dan mari kita menikah..."

Jungkook menganggukan pelan kepalanya. "Araseo, hyeong.. Gumawo, jinjja..."

"Saranghae, Jeon Jungkook.." bisik Namjoon.

"Nado saranghae, hyeong..." sahut Jungkook.

.

.

.

Pagi itu, Jungkook terduduk di atas kursi rodanya seorang diri sambil memegang seikat bunga smeraldo yang indah.

Namjoon sengaja datang ke kamar Jungkook sangat pagi hari itu, memberikan Jungkook seikat bunga smeraldo yang indah itu, lalu mengajak Jungkook berjalan - jalan di taman rumah sakit.

"Tunggu sebentar, aku akan membelikan susu hangat untukmu..." sahut Namjoon.

Jungkook akhirnya menunggu sendirian di kursi roda itu, menunggu Namjoon kembali dan membawakan segelas susu coklat hangat untuknya.

Sambil menggenggam seikat bunga smeraldo itu, Jungkook menatap langit yang terlihat sangat cerah pagi itu.

Jungkook tersenyum, sangat manis.

"The direction that my heart points towards, the day that I begin to want to run to that place." gumam Jungkook. "Aku tak sabar ingin berlari kesana.. Pulau Jeju.. Bersama Namjoon hyeong..."

Jungkook memejamkan kedua matanya, kedua tangannya masih menggenggam erat seikat bunga smeraldo itu, dan kepalanya masih mengadah ke langit.

Jungkook menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Dan tiba-tiba.

CUP!

Sebuah kecupan membuat Jungkook membuka kedua matanya.

"Ini susunya..." sahut Namjoon sambil tersenyum, menyodorkan segelas susu coklat hangat ke arah Jungkook.

"Hyeooooong~ Mengapa kau menciumku tiba-tiba?" sahut Jungkook. "Aku kan jadi sangat terkejut!"

"Siapa suruh wajahmu sangat manis sampai aku jadi selalu ingin mengecup bibir manismu itu? Hehehe..." sahut Namjoon.

"Aigoo... Kau mesum, hyeong!" sahut Jungkook, berpura-pura marah.

Namjoon tahu betul kekasihnya itu tidak sedang marah sungguhan kepadanya. Namjoon kembali mengecup sekilas bibir Jungkook.

"Walaupun mesum, tapi kau suka kan? Hehehe..." goda Namjoon.

Langsung saja, kedua pipi Jungkook memerah. "Hyeooooooooooong~~~"

.

.

.

Jungkook terus merintih kesakitan setiap kali ia menjalani terapi untuk mengobati kelumpuhannya itu.

Rasanya, ia ingin menyerah saja saking tidak tahannya dengan semua rasa sakit yang menjalari tubuhnya.

Namun, semua janji dan ucapan Namjoon selalu menjadi penyemangat baginya agar bertahan dan sembuh.

Dan kata-kata itu terus saja menggema dalam batinnya.

"The direction that my heart points towards, the day that I begin to want to run to that place."

Namjoon juga tidak pernah lelah, selalu berada di sisi Jungkook untuk menyemangati kekasihnya itu setiap Jungkook terlihat sangat kesakitan.

"Ingat janji kita, Jungkook ah... Mari kita berlarian sepuasnya di tepi pantai..." bisik Namjoon setiap Jungkook terlihat hampir menyerah dalam menjalani pengobatan itu.

Malam itu, Jungkook bahkan sampai muntah-muntah karena tidak tahan dengan semua rasa sakit yang menjalari tubuhnya.

"Hyeooooong..." sahutnya dalam isak tangisnya.

Namjoon dengan telaten membersihkan muntahan itu, dan mengusap wajah Jungkook dengan handuk kecil untuk membersihkan sisa muntahan di sekitar mulut Jungkook.

"Jungkook ah... Aku yakin kau pasti bisa sembuh... Aku yakin itu..." sahut Namjoon sambil memeluk erat tubuh Jungkook.

Jungkook kembali menangis dalam pelukan Namjoon malam itu.

.

.

.

1 September 2017.

Sesosok pria manis tengah berlarian di tepi pantai HyeopJae.

"Aku seperti seekor seagull yang bisa sepuasnya berlarian di tepi pantai~" sahut pria itu dengan senyuman manis di wajahnya.

Pria manis bernama Jeon Jungkook itu terhenti sejenak dari aktivitas berlariannya, lalu menoleh ke belakang.

"Gumawo, hyeong.. Kalau bukan karena kau, aku tidak mungkin bisa berlarian lagi seperti ini.." sahut Jungkook sambil tersenyum menatap Namjoon.

Namjoon berjalan menghampiri Jungkook. "Gumawo, Jungkook ah.. Karena sudah berhasil menjalani semua proses terapimu dengan sangat baik, dan membuatku bisa menepati janjiku padamu..."

Tangan Namjoon menggenggam tangan Jungkook, lalu mereka berjalan berdampingan di tepi pantai itu dengan senyuman di wajah mereka.

"Menikahlah denganku, Jeon Jungkook.." sahut Namjoon.

"Jadi, beginikah caramu melamarku?" sahut Jungkook sambil menoleh ke samping, menatap wajah Namjoon. "Dasar kau dokter yang sama sekali tidak romantis!"

Namjoon tersenyum. "Kau kan tahu aku memang seperti ini adanya.. Aku tidak bisa melamarmu dengan romantis seperti pasangan lainnya... Tapi, aku berani jamin, aku bisa membahagiakanmu sepanjang usiaku..."

"Araseo, hyeong... Lets get married... Uri kyoronhajja!" sahut Jungkook sambil tersenyum sangat lebar.

.

.

.

Keesokan harinya, mereka pun melakukan pemotretan untuk konsep prawedding mereka.

Dan kebahagian yang mereka rasakan saat itu dapat terlihat dengan sangat jelas pada setiap foto yang tertangkap oleh kamera sang fotografer.

"Uri haengbokhajja, yeongwonhi~" bisik Jungkook, diiringi anggukan kepala Namjoon.

.

-END-


Note: Bocoran untuk next drabble LOVE YOURSELF saya adalah... "ALONE - YoonKook FF".. Hayo siapa yang penasaran? Kaga ada? Yaudah kaga apa-apa, tetep insya allah bakal saya post kalo udah nemu waktu buat ngetiknya ya :) ide udah ada, tinggal nyari waktu negtik nih yg sulit :(

Btw, KENAPA BIGHIT SELALU BISA BIKIN ARMY PENASARAN? KONSEP KAMBEK BANGTAN SELALU SUPER KEREN DAN BIKIN SAYA AMAZED BANGET LIATNYA :)

Dan tentu saja, bikin saya jadi pingin bikin FF mulu tiap liat teaser-teaser Bangtan tuh wkwkw XD

Thx a lot for reading this FF, see u in next story :) wish u all enjoy reading this ff /deep bows/

NB : Untuk versi yang ada visualisasi gambarnya, bisa cek di akun wattpad saya ya :) kim-tae-v :) gumawo :)