Disclaimare: Naruto Belong To Masashi Kishimoto
Warning: Gederbend
Namanya adalah Naruto. Tidak menggunakan embel-embel marga. Hanya Naruto dan ia masih muda. Menurut Itachi dia seumuran dengan adik perempuannya.
Di pinggang kanannya tergantung pedang bersarung hitam. Di pinggang kiri tergantung FN-57, yang dibuat oleh Belgium. Jubah hitam bergambar awan merah, hanya menggantung di kedua bahunya. Sehingga terlihat kaus hitam tanpa lengan dan kalung dengan bandul berwarna biru melingkar di leher.
Cukup mengejutkan untuk Itachi, karena kenyataannya perampok-perampok yang sudah masuk dalam daftar hitam FBI, CIA serta Anbu Konoha ini, dipimpin seorang remaja. Itachi yakin, Hokage pasti juga akan terkejut sama sepertinya.
"Aku mau semua benda yang ada di pelelangan musim panas Menara Kembar Kirigakure."
Mata Itachi membola. Tak hanya ia, Itachi bisa lihat raut keterkejutan yang terpancar pada wajah-wajah sekelompok perampok yang memiliki nama Akatsuki. Naruto bukan remaja biasa. Bagi Itachi, pemimpin Akatsuki ini gila.
Itachi tak habis pikir, bagaimana bisa remaja berambut pirang itu menginginkan semua benda di pelalangan? Apa remaja ini tidak sadar, tindakannya akan membuat mafia-mafia, bahkan mungkin Sepuluh God Father turut serta memburu mereka. Mengingat pelelangan di menara kembar adalah pelelangan yang dibuat oleh perkumpulan mafia di seluruh dunia, dengan Sepuluh God Father sebagai pemimpinnya.
Sekarang Itachi mengerti, kenapa Hokage menjuluki pimpinan kelompok ini 'The Crazy Devil'. Kenyataannya anak ini memang gila.
"Oi, oi Kaicho, kau ingin kita semua dikejar-kejar mafia dari seluruh negara un?" tanya Deidara. Salah satu anggota Akatsuki, yang menurut Itachi aneh. Bagaimana tidak aneh, kalau setiap akhiran kalimat yang diucapkannya, selalu diakhiri dengan 'un'. Entah logat apa yang dipakainya.
Sebenarnya bukan hanya Deidara yang Itachi anggap aneh. Semua anggota Akatsuki, ia anggap abnormal dan aneh. Contohnya saja Zetsu bersaudara yang mengecat tubuh mereka dengan warna hitam dan putih.
Hidan yang menanggung-agungkan Dewa Jashin. Seingat Itachi di Jepang ataupun di Konoha, tidak ada yang namanya Dewa Jashin. Meskipun termasuk atheis. Itachi tahu nama-nama dewa di Jepang seperti Bishamonten, Ebisu. Dan bahkan dibuku sejarah yang pernah dibacanya, tak ada yang namanya Dewa Jashin.
Lalu masih ada Kisame yang juga mengecat seluruh tubuh menjadi biru dan membuat dirinya menyerupai ikan, mengingat Kisame memiliki fetish yang unik, ikan, unik bukan?
Belum lagi Sasori yang berbicara pada boneka-boneka buatannya. Lalu Nagato yang tak pernah bicara, padahal sebenarnya tidak bisu. Lebih suka menulis apa yang ingin diutarakannya, dengan selembar kertas.
Yahiko yang menindik paku-paku di wajah. Konan yang juga memiliki fetish yang unik pada kertas. Itachi jadi bertanya-tanya dia masuk ke kelompok perampok atau kelompok abnormal?
"Apa kau takut Deidara?" tanya Naruto menjawab pertanyaan Deidara. Membuat Itachi menangkap seringgai yang terpatri di wajah androgini Deidara, pada pupil di matanya.
"Justru aku senang sekali Kaicho, dan apakah artinya aku boleh membunuh semua un?" tanya Deidara balik.
"Terserah, yang terpenting kalian mendapatkan benda-benda pelelangan itu," jawab Naruto, membuat seringgaian di wajah Deidara bertambah lebar. Tak hanya Deidara, tapi Itachi juga melihat wajah-wajah senang dari para anggota Akatsuki. Sepertinya tak hanya bosnya yang gila, tapi anak buahnya pun ikutan gila.
"Oh, iya siapa namamu?" tanya Naruto, wajah remaja itu menunjuk pada Itachi.
"Uchiha Itachi," jawabnya singkat. Sudah menjadi kebiasan atau mungkin ciri khas Uchiha, yang selalu berkata singkat. Itachi menangkap kening pemimpin Akatsuki berkerut. Kedua tangannya terkepal erat. Ada apa? Pikir Itachi.
"Kau dari Konoha?" tanya Naruto lagi.
"Ya." Kepalan di tangan Naruto semakin mengerat dan Itachi melihat setetes darah keluar dari kepalannya. Apa maksudnya? Pikir Itachi lagi.
"Baiklah, rapat hari ini selesai, kita akan bertemu lagi saat pelelangan lusa malam. Aku akan ikut dalam pelelangan, jadi Konan, Yahiko, dan Nagato kalian berjaga di markas."
Setelah itu lilin di sekitar Naruto padam. Dan perlahan hawa keberadaan Naruto menghilang. Itachi jadi penasaran, kenapa reaksi Naruto jadi aneh, setelah mendengar namanya dan jawaban pertanyaan Naruto, bahwa ia dari Konoha?
Sejujurnya selain karena Naruto masih remaja Itachi terkejut, wajah Naruto yang agak mirip dengan Hokage, juga membuat Itachi terkejut. Minus warna kulit, panjang rambut dan garis-garis di kedua pipinya.
"Aneh sekali, biasanya yang pergi merampok Yahiko dan Nagato, sementara yang tinggal di markas Kaicho dan Konan. Tapi sekarang Kaicho ikut, tumben sekali, un," guman Deidara. Walaupun suaranya kecil, tapi Itachi masih bisa mendengar. Mengingat ia berdiri di sebelah Deidara. Perkataan Deidara membuat Itachi penasaran dan tak sadar keningnya berkerut heran.
"Naruto mau menghibur diri, katanya dia kesal peran Hinata-chan di Dorama 'Love Chef', diambil oleh Sasuke-chan," jawab Yahiko, membuat Itachi sweatdrop mendengarnya.
"Dasar otaku," celetuk Sasori, membuat Itachi tambah sweatdrop. Karena Sasori berkata tajam, tapi rautnya tetap tanpa ekspresi.
"Mau gimana lagi un, peran wanita arogan Erina kan tidak cocok, dengan Hinata-chan, lebih pantas dengan Sasuke-chan si Ratu Antagonis, un."
Perkataan Deidara membuat Itachi ingin tertawa. Sayang harga diri Uchiha hanya bisa menyuruhnya tertawa dalam hati. Kalau imoutonya mendengar, Itachi yakin Deidara tidak akan bisa melihat matahari lagi.
"Kau benar Hinata-chan lebih cocok berperan sebagai Megumi. Sayangnya Megumi bukan pemeran utama seperti Erina, makanya mood Naruto jelek dari tadi pagi," jawab Yahiko setuju.
"Demi Dewa Jashin, bagaimana bisa kalian menyembah artis-artis itu, lebih baik kalian menyembah dewaku. Semoga Dewa Jashin mengampuni kalian," tambah Hidan. Membuat Itachi harus bisa lebih bersabar lagi dan tahan banting, karena berada di tengah-tengah orang-orang abnormal. Bahkan ia baru tahu pemimpinnya, penggila artis muda Hinata Hyuuga. Sekali lagi Itachi mempertanyakan kelompok ini sebagai gerombolan perampok atau abnormal?
***nyanyanyanyanyanya***
Mata Itachi melihat ke seluruh penjuru aula menara kembar yang terletak di bawah tanah, dimana pelelangan berlangsung. Itachi duduk di sebelah Kisame di kursi paling belakang. Karena saat ini Itachi, Kisame, Deidara dan Sasori ditugaskan Naruto menjadi peserta pelelangan.
Kalau kalian bertanya bagaimana Itachi dan yang lain mendapat kartu peserta lelang, yang merupakan syarat mengikuti lelang, jawabannya mereka membunuh peserta lelang yang ikut, dan mengambil kartunya. Lalu berpura-pura sebagai perwakilan peserta yang mereka bunuh.
Sementara Hidan, Kakuzu dan si kembar Zetsu bertugas mencari benda-benda lelang. Itachi melihat Sasori dan Deidara yang duduk di depan. Sementara Naruto, ia berjalan di atas panggung pelelangan. Tugasnya menjadi MC.
"Ladies and gentlemen terima kasih sudah datangan ke acara pelelangan dan selamat tinggal..." ujar Naruto yang kemudian langsung menodongkan FN-57 ke arah peserta di depannya, dan juga merupakan kode bagi Itachi dan yang lain, untuk menyerang para peserta...
Dor!
Peluru timah panas menembus kepala salah satu peserta. Itachi tertegun melihatnya. Pemimpinnya menembak dengan tangan kiri. Dan setiap tembakan selalu mengenai kepala. Kidalkah? Atau memang bisa menggunakan keduanya? Karena ada pedang di pinggang kanan. Hanya saja tidak digunakan.
Tak hanya sang bos. Sepertinya anggota yang lain juga tak kalah hebatnya. Itachi melihat Kisame membawa pedang besar, Itachi taksir pedang terbuat dari baja. Baja adalah logam yang sangat berat. Lebih berat dari besi. Tapi Kisame menggunakan pedang besar itu, seperti membawa tongkat baseball yang terbuat dari kayu.
Lalu Sasori menggunakan benang tipis sebagai senjatanya. Benang itu dapat memotong leher para peserta. Sementara Deidara menggunakan M20, bazooka buatan USA. Membuat Itachi jadi berpikir darimana mereka mendapatkan senjata-senjata itu?
Karena senjata-senjata yang biasa dipakai Naruto dan Deidara, dipakai untuk militer.
Tapi daripada memikirkan hal tersebut, Itachi harus menjalankan tugasnya sebagai anggota akatsuki. Membunuh para peserta lelang. Membunuh, jujur saja Itachi masih belum terbiasa, walaupun ia sebenarnya adalah Anbu, pasukan khusus dari Konoha.
Dan saat ini ditugaskan hokage sebagai mata-mata dari Konoha. Memata-matai Akatsuki, yang merupakan buronan internasional dan seperti yang dibilang masuk daftar hitam, FBI, CIA serta Anbu.
Menurut Itachi, membunuh itu diperbolehkan kalau korbannya bersalah dan memang sudah dijatuhi hukuman mati oleh hakim. Serta jika terjadi perang, membunuh musuh dalam perang, itu biasa. Tapi ini bukan perang. Korbannya juga warga sipil biasa, walaupun kebanyakan mafia, tapi separuhnya orang biasa yang ikut pelelangan.
Tapi tugas tetap tugas. Kalau Itachi tidak total, mereka akan mencurigai siapa Itachi sebenarnya. Itachi menatap datar para peserta yang tewas satu persatu oleh Naruto, Kisame, Deidara, dan Sasori. Meskipun begitu tangannya terkepal erat. Kesal.
Sebagai penegak hukum, yang diajari keadilan, ia marah melihat orang tak bersalah di bunuh di depannya. Bahkan Kisame dan Deidara tampak tertawa senang, menikmati kesengsaraan peserta pelelangan.
Sedangkan Sasori dan Naruto hanya menatap datar korban-korbannya. Tak ada emosi. Tak ada belas kasih. Itachi jadi berpikir sebenarnya mereka mengerti arti sebuah nyawa tidak sih?
"Tolong, Tolong Kami..."
"Arghhh"
Dor! Dor! Dor!
Duar!
Jleb! Crash!
Suara-suara itu membuat Itachi semakin marah. Tapi ia tidak boleh seperti ini. Ia harus total. Ia memegang kedua pedang kembarnya. Pedang Ashura dan Pedang Indra. Pedang Ashura adalah pedang matahari yang ditempa oleh besi yang panas. Sedangkan Pedang Indra adalah pedang yang terbuat dari es yang tidak bisa mencair. Es yang berasal dari Kirigakure, yang konon tidak bisa mencair walaupun terkena api.
Itachi mengeluarkan kedua pedangnya secara bersamaan. Merapalkan kata maaf berulang kali di dalam hati. Lalu...
Crash!
Sebuah kepala melayang, terputus dari salah satu leher peserta lelang. Ia tak punya pilihan selain membunuh mereka. Ia tahu ini salah. Dan sekarang darah pada pedangnya tidak akan bisa dibersihkan oleh air sekalipun. Karena Dua pedangnya sudah menjadi pedang pendosa.
Itachi masih ingat, dua pedang ini ditempa oleh ayahnya sebagai hadiah telah masuk Anbu. Ayahnya berkata pedang ini ada untuk menghukum orang-orang yang bersalah. Tapi sekarang pemakaiannya telah melenceng jauh dari tujuan dibuatnya kedua pedang ini.
Itachi pikir suatu saat nanti, ia akan terkena karma, karena telah melakukan dosa besar dan menyalahgunakan kedua pedang kesayangannya ini.
***nyanyanyanyanya***
Itachi merasakan kepalanya dingin dan disentuh oleh sesuatu. Rupanya Naruto menaruh sekaleng soda di atas kepalanya. Itachi yang sedang berjongkok menyender pada dinding luar aula pelelangan. Bau darah, bau mayat, bau peluru timah, bau asap bazooka, sudah tak tercium dihidungnya. Namun bau seorang pendosa tetap melekat pada hidungnya. Itachi merasa kosong, setelah pembunuhan peserta lelang usai. Ia juga hanya menatap kosong pada Naruto yang menyodorkan soda untuknya.
Itachi juga tak berterima kasih dan langsung meminum soda tersebut. Membuat Deidara bersiul.
"Dingin sekali, sudah untung Kaicho baik padamu Itachi," ungkap Deidara yang hanya seperti angin lalu, saat masuk ke gendang telinga Itachi.
Drrttt...Drrttt...
Itachi mendengar suara ponsel bergetar. Rupanya ponsel Naruto. Itachi tak peduli. Ia lelah dan ingin istirahat. Sekarang ia tak bisa kembali menjadi Itachi yang menjunjung tinggi keadilan. Ia sudah menjadi pembunuh. Pembunuh makhluk tak berdosa.
"Ya, kenapa Kakuzu?" masih terdengar suara bertanya Naruto di telinga Itachi, walaupun otak Itachi kini sedang kosong, blank
"Barang-barang Lelang tidak ada Kaicho!" Naruto sengaja meloundspeaker ponselnya. Sehingga suara Kakuzu terdengar oleh Kisame, Deidara, Sasori dan dirinya.
"Bagaimana bisa?"
"Menurut penjaga barangnya telah dipindahkan oleh seseorang yang menyebut namanya Ne!"
"Pasukan pembunuh bayaran dari Konoha. Pasti ulah Sepuluh God Father. Masalahnya siapa yang membocorkan kedatangan kita. Kalau tak ada yang tahu, Sepuluh God Father tak akan bertindak!"
"Menurut Shiro Zetsu, ada beberapa ketua mafia penting yang tidak datang ke pelelangan. Setelah diselidiki, mereka mendapat ramalan dari salah satu anak pengusaha baru yang sedang naik daun. Ramalan itu 100 % tepat. Sepertinya Salah dari God Father juga mendapatkan ramalan tersebut."
"Katakan siapa anak pengusaha itu?" Nada Naruto terdengar dingin di telinga Itachi.
"Hyuuga Hiashi dan anak itu Hinata Hyuuga..."
Itachi melihat tangan Naruto terkepal erat. Hinata artis muda yang tengah naik daun, yang tadi diperbincangkan oleh Deidara dan Yahiko.
"Baiklah Shiro Zetsu, Kuro Zetsu minta bantuan Konan untuk menyelidiki keberadaan benda-benda pelelangan. Biar aku yang mengurus Hinata Hyuuga..."
Sambungan itu terputus dan membuat Itachi bertanya-tanya apa maksud mengurus Hinata?
"Kaicho, apa maksudmu mengurus Hinata Hyuuga?" tanya Itachi penasaran.
"Itachi kupikir kau jenius, tentu saja membunuh Hinata Hyuuga un!" pertanyaan Itachi dijawab Deidara dan membuat bola mata Itachi membola.
"Tapi Yahiko bilang, Hinata idola Kaicho?"
Pistol FN-57 ditodongkan ke kepala Itachi. Membuat keterkejutan terpancar di wajah Itachi. Saphire remaja pimpinan Akatsuki menatap tajam pada Itachi.
"Dia bukan idolaku, kalau berani mengusik kesenanganku. Termasuk jika kau mengusik kesenanganku, atau yang lainnya. Hukumannya kematian. Mengerti Itachi?" Itachi mengangguk. Dalam hati ia bertambah membenci Naruto. Kesenangan ia bilang? Jadi pembunuhan, perampokan adalah untuk kesenangan belaka.
Itachi sekarang tak menyesal menjadi pembunuh. Jika untuk menangkap orang di depannya. Baginya Naruto pantas dihukum. Penjara tak cukup, kematian barulah cukup, untuk membayar dosa yang telah dilakukannya. Itachi telah bertekad, untuk menangkap orang ini hidup atau mati, setelah selesai mengumpulkan informasi tentang akatsuki.
***TBC***
