Mekakushi-dan

By Rena Ryuujay

Genre : Humor

KagePro miliknya Jin alias Sinzen no Teki-P, ane Cuma minjem

Latar tempat berada pada Mekakucity academy. Di dalamnya ada sebuah klub bernama Mekakushi-dan yang hanya beranggotakan tiga orang : Kano, Kido, dan Seto; dan sedang mencari anggota baru. (gak jago bikin summary. Bodo ah)

AU, OOC, Garing

Enjoy sajalah :'v

.

.

.

Part 1

"Ehem," seorang gadis berambut hijau tua tengah berdehem ria. Ini sudah kesepuluh kalinya ia melakukan hal tersebut. Ia duduk di atas kursi dengan salah satu kaki ditumpangkan di atas kaki yang lain. tangannya terlipat di depan dada. Matanya terpejam. Bukannya tengah tertidur, tapi ia tengah memikirkan sesuatu.

Gadis itu sudah akan berdehem lagi. namun seorang lelaki dengan mata menyerupai mata kucing menyeletuk, "Eham-ehem terus. Kapan ngomongnya?"

Gadis berambut hijau itu membuka mata lalu menatap si lelaki mata kucing tersebut dengan tatapan tajamnya. "Ganggu tidur gue aja lu."

Eh, ternyata emang tidur beneran.

"Jadi gimana keputusannya?" sela seorang lelaki lagi, yang memiliki rambut berwarna coklat dan aura ikemen.

Si rambut ijo memejamkan mata kembali dan berdehem. "Sepertinya kita harus nambah anggota."

"Ah, itu lagi. bukannya kita udah cukup bertiga?" protes si mata kucing.

"Gak seru lah. Masa' setiap gue masuk ke ruang klub cuma ketemu kalian berdua?" timpal si ikemen.

"Terlebih lagi," tambah si rambut ijo. "peraturan sekolah mewajibkan setiap club memiliki minimal empat anggota. Kalau gak, ntar mau gak mau kita harus bubar."

"Yah, bubar aja sekalian," ucap si mata kucing enteng.

Mendengar hal itu, rambut ijo menatapnya tajam. Lelaki dengan mata kucing tersebut hanya memandang balik dengan tatapan polos seolah tak berdosa. Sesaat kemudian, tinju pun mendarat di wajahnya. tapi bukannya kesakitan, si mata kucing justru tersenyum.

"Biasa aja kali, Do. Untung gue strong."

"Do, do. Lu kira nama gue Dodo."

"Iya iya. Tsubomi Kido. Ketua kita yang paling ga—cantik maksudnya."

"Gak usah pake Tsubomi! Gombal lu."

"Iya. Kido! Kido-chan yang paling cantik!"

Kido kembali meninju si mata kucing yang merupakan anak buahnya sekali lagi dengan wajah yang bersemu merah. "Gak usah pake –chan! Dan gak usah gombal! Jangan kira gue bisa baper sama gombalan lu!"

"Kido! Tsu—Kido maksudnya! Ketua Kido. Shuuya Kano siap menjalankan tugas." Satu pukulan kembali didapatkan oleh Kano.

"Gue gak suruh lu menjalankan tugas bego!" Dan setelahnya, Kido memberikan pukulan bertubi-tubi.

"Terus apa?" Kano udah babak belur tapi masih senyum aja. Dia ngomong sambil ketawa.

"Lu tadi bilang kalau klub ini dibubarin aja. Jangan seenaknya ngomong lu ya. Ini tuh klub warisan."

"Warisannya siapa? kakek lu?" Dan sebuah tinju kembali didapatkan Kano setelah berkata demikian.

"Buka memori otak lu bego! Ini klub buatan dia! Lu pernah naksir sama dia! Masa' lu lupa?"

"Iya iya. Gue inget. Gue inget! Dia yang mbentuk klub ini dan dulu gue naksir sama dia! Tapi sekarang gue naksir lu. Bisa tolong pukul gue lagi, Kido sayang?" Sesuai permintaannya, Kano pun kini mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari Kido.

"Najis gue lu panggil sayang."

Tapi Kano seakan gak ada kapoknya. Dia malah tertawa dan tampak puas setelah dipukuli.

"Umm, ano—" sela satu orang lagi anggota yang terlupakan beberapa menit lalu.

"Apa lu Seto?!" ucap Kido diselingi tatapan tajam yang mengarah pada si Ikemen bernama Seto. Namanya sedikit kejawa-jawaan emang.

"Ih, galak amat."

"Lu sih Set, ganggu kemesraan kita berdua aja," ucap Kano yang langsung mendapatkan pukulan lagi dari Kido.

"Mesra apanya? Najis gue mesra-mesraan sama lu!"

"Ih, Kido-chan jutek amat. Hati gue sakit lho dengernya."

"Kalian udah selesai mesra-mesraannya? Mau dengerin gue gak? Kalau gak gue pergi deh," ucap Seto yang memang sudah kesal daritadi.

"Kita gak mesra-mesraan tau! Lu mau gue pukul juga Set?" Kido ambil ancang-ancang buat mukul Seto

"Eit, eit, jangan jadiin gue korban juga dong. Lu lagi PMS ya? Hari ini lu galak amat. Biasanya aja diem."

Setelah mendengar ucapan Seto, Kido pun kembali ke sifatnya semula, diam dan dingin. Dia kembali duduk di kursinya dengan gaya like a boss seperti biasa.

Ini semua berkat Seto. Berkat ucapannya, kini Kano bebas dari pukulan ketuanya yang suka mukul tersebut. Dia sebenernya udah pegel-pegel dan babak belur. Tapi anehnya masih bisa senyum. Mungkin dia harus berterimakasih pada Seto. Tapi yang ia ucapkan malah sebaliknya.

"Yah.. Seto gangu aja. Padahal pukulannya Kido kan enak." Dan Kano pun mendapat deathglare dari Kido setelah mengucapkan itu.

"Jadi Seto, lu mau ngomong apa?" tanya Kido yang sekarang beralih pada Seto.

Ditanya begitu, Seto malah garuk-garuk kepala. "Hm, apa ya? Masalahnya gue lupa. Gara-gara lu berdua sih."

Kido menghela napas. "Ya udahlah. Kita kembali ke topic utama. Kita butuh anggota baru. Seenggaknya satu orang ajalah biar klub kita gak dibubarin. Kalau lebih ya Alhamdulillah. Klub kita malah tambah rame. Untuk itu, lu berdua gue tugasin buat masang poster klub kita di mading. Bukan Cuma itu, kita kudu sebarin selebaran buat promosiin klub kita ke semua siswa. Pokoknya kita harus menarik minat siswa lainnya buat masuk ke klub kita. Mengerti kan lu berdua?"

Hening. Tidak ada jawaban. Seto bengong. Si Kano malah tidur sampai ngiler-ngiler.

"Woi!" teriak Kido sambil nggebrak meja.

Seto kaget terus megangin dadanya yang rata. Kano bangun dari tidurnya. Mimpi jadi kucing hancur gara-gara gebrakan Kido.

"Dengerin gak lu pada?" Galaknya Kido keluar lagi.

"Iya, iya, gue dengar kok. Galak amat sih lu," celetuk Seto yang berhadiah sebuah deathglare dari Kido.

Kano nguap. Sekali lagi aktivitas manusiawinya itu mendapatkan hadiah deathglare oleh Kido. Kano cuma senyum sambil membentuk tanda peace pake jarinya.

"Lu berdua emang gak bisa serius ya," ucap Kido nahan marah. sebenernya tangannya udah gatel pengen mukul mereka berdua.

"Yaelah lu nya aja yang kegalakan," ucap Kano.

"Pokoknya lu berdua harus berusaha menarik perhatian murid-murid di sekolah ini buat masuk ke klub kita biar klub kita gak dibubarin!" ulang Kido.

"Terus lu ngapain?" tanya Seto.

"Gue bantu kalian lah. Oke gue ganti, kita bertiga! Kita semua! Oke?" jawab Kido. "Udah gak ada waktu lagi. sekarang ayo kita ke madding buat masang poster klub kita di sana!"

Kido sudah bangkit dari kursinya, siap beranjak dari ruangan klub dan pergi menuju lobi untuk memasang poster. Tidak biasanya Tsubomi Kido tampak bersemangat dan menggebu-gebu seperti ini. Biasanya ia diam dan dingin. Yang dapat membuatnya banyak bicara biasanya hanya candaan dari Kano. Tapi jika menyangkut masalah klub, ia bisa berbeda dari biasanya. Ia bisa lebih cerewet dan galak seperti hari ini.

Namun di saat Kido sedang dalam keadaan semangat yang langka seperti saat ini, kedua anggotanya justru Cuma bengong di tempat.

"Kenapa lu pada bengong?" tanya Kido. "Kita harus cepat-cepat masang poster sekarang sebelum klub-klub lainnya. Kalau gak, kita gak bakal dapat tempat."

"Um, Kido, gimana kita bisa masang poster kalau posternya sendiri belum dibikin?" ucap Seto.

"Lu gak bilang daritadi kalau kita gak punya poster," ucap Kido sambil mengoleskan cat warna ungu pada sebuah kertas.

"Lu sendiri juga seharusnya ingat kalau kita gak pernah bikin poster tentang klub kita sebelumnya," ucap Kano.

Saat itu mereka tengah mengecat gambar poster. Untungnya masih ada cukup uang untuk membeli kertas, cat, dan kuas. Kalau tidak, mungkin mereka harus mengikuti saran Kano untuk mencuri di klub kesenian.

"Untungnya rencana itu tidak jadi," ucap Seto. Ia mencelupkan kuasnya ke dalam cat berwarna hijau lalu menggoreskannya di atas kertas.

"Itu rencana sesat," tambah Kido.

"Yang penting sekarang kita udah buat," ucap Kano. Ia mengoleskan cat hitamnya lagi. kuasnya berdekatan dengan tangan Seto. Tak sengaja ia menorehkan cat hitam itu di atas tangan Seto.

Seto pun tak terima. Ia membalas menorehkan cat hijaunya ke tangan Kano. Kano membalas Seto. Seto membalas Kano. Dan begitu seterusnya hingga tangan dan wajah mereka dipenuhi oleh coretan cat. Tak puas hanya dengan kuas, Kano berniat melemparkan tub cat langsung ke arah Seto. Tapi hal itu sudah terlebih dulu dicegah oleh Kido. Ia menahan tangan Kano, tak lupa hadiah deathglare ia berikan pada anak buahnya yang satu itu. Kano hanya bisa tersenyum sembari membentuk tanda peace dengan jarinya.

Mereka sampai di lobi. Mading telah dipenuhi oleh berbagai poster dari berbagai klub. Sudah tidak ada ruang lagi untuk menempel poster. Kido, Seto, dan Kano hanya bisa bengong di tempat.

"Sudah kubilang kita takkan dapat ruang," ucap Kido.

"Kita bikinnya kelamaan sih," ucap Seto.

"Kalau bikinnya gak lama kan hasilnya gak bagus," timpal Kano.

Setelah mendengar ucapan Kano, mereka melirik hasil karya mereka. Poster itu tak lain hanyalah sebuah gambar anak TK dengan coretan-coretan cat berwarna hitam, hijau, dan ungu serta tulisan "BERGABUNGLAH DENGAN MEKAKUSHI-DAN!" yang menjadi penjelas maksud poster tersebut. Ketiganya bersweatdrop ria ketika melihat hasil karya mereka.

"Yah, maklumi saja. Kita emang gak jago gambar," ucap Kano maklum.

"Yang penting kita sekarang harus dapat tempat buat masang ni poster," Kido tampak mencari-cari tempat. "Percuma kita susah-susah bikin."

Seto melirik poster karya mereka sekali lagi. gambar yang tidak meyakinkan. Itu lebih mirip coretan tangan anak TK ketimbang poster promosi. Sekali lagi hatinya merasa perih mengetahui dirinya tak bisa menggambar. Iri rasanya mengingat gambaran mastahnya di media social jauh dan jauh lebih jago daripada gambarnya. Sekarang dia jadi meratapi dirinya sendiri.

"Gue gak yakin gambar anak TK kayak gini bisa bantuin klub kita." Akhirnya kalimat pesimis itu keluar dari mulutnya.

Kano hanya menoleh padanya sebagai respon. Ia tak berminat menimpali ucapan pesimis seperti itu.

Di saat bersamaan, Kido berucap, "Ketemu!"

Kano dan Seto menoleh ke arah Kido.

"Yang ini kosong," ucap Kido sambil menunjuk bagian madding yang kosong

"Ya sudah pasang di sini saja," Seto menyetujui.

Ternyata masih ada ruang kosong untuk mereka. Meskipun hanya tersisa sedikit dan hampir tidak muat untuk ukuran poster yang memang lebih besar dari poster klub lain. Mereka pun menempelkan posternya di sana.

"Kita tinggal menunggu respon," ucap Kano.

"Semoga saja ada yang berminat," ucap Kido.

"Mm, aku tidak yakin," ucap Seto pesimis.

"Ayolah Seto," ucap Kano sambil melipat tangannya di belakang kepala. Lalu mereka bertiga mulai berjalan meninggalkan lobi.

Suara mereka semakin terdengar menjauh seiringan dengan semakin jauhnya langkah mereka meninggalkan lobi. Semakin lama semakin tak terdengar.

Mereka bertiga lega telah memasang poster klub mereka. Meskipun poster itu tak lain hanya gambar abtrak bak lukisan tak jadi. Tapi karena warna yang mencolok dan letakknya yang berada di atas kertas lain, poster itu tampak sedikit terlihat. Tapi mereka tidak menyadari akan ada pihak yang dirugikan oleh poster tersebut. sebab salah satu sisi poster telah menutupi poster kecil bertuliskan klub biologi.

to be continue

Udah kuduga hasilnya garing. Judul Mekakushi-dan sebelumnya udah ada yang make. Tapi berhubung ane gak ada ide buat judul, jadi ane pake lagi :'v gak apa-apa ya. (apa-apa lah)

terima ksih sudah baca ff gaje ku ini. ada baiknya juga kalau kalian bersedia masukkan komentar di kolom review :'v