20160615
.
.
.
.
Happy Birthday...
Semoga semakin menjadi orang yang lebih baik lagi. Semoga bisa mendapatkan yang diinginkan. Semoga bisa membahagiakan orang-orang disekitar terutama orang tua. Dan semoga diberi kemudahan segala sesuatunya. Aku selalu berdoa yang terbaik untuk dirimu. Aamiin.
Hari ini aku mendengar rumor tentang kedekatanmu dengan salah seorang 'teman'ku. "lalu kenapa? Bukankah sifatnya memang seperti itu?" jawabku dengan tenang menyembunyikan segala kegundahan serta kesedihanku dengan seulas senyum tipis yang amat natural.
Ya, lalu kenapa? Aku tidak punya hak untuk meminta penjelasan dan aku bukan siapa-siapa bagimu. Aku hanyalah seseorang yang menyayangimu tapi tidak bisa meraihmu sama seperti dahulu. Karena aku akan selalu menjadi bintang yang tidak akan mampu menyaingi cahaya bintang besar lainnya. Mungkin terdengar naif, bak drama picisan ataupun murahan tapi aku akan selalu merasa senang walaupun hanya berada di dekatmu dan bisa melihatmu bahagia walau sumber kebahagiaan itu bukan aku.
Tapi hari ini aku juga melihat saat dimana kau bercanda dengan salah satu 'teman'ku dan dengan lepasnya kau tertawa hingga matamu menyipit lucu. Aku ikut tersenyum melihat itu. Ekspresi itu adalah ekspresi yang sering kau tunjukkan dulu kepadaku ya hanya kepadaku. Tersenyum miris, mengalihkan pandangan ke arah lantai saat tak sengaja kau menoleh dan tak sengaja kita berpandangan. 'Jangan lihat ke arahku. Abaikanlah kehadiranku!' batinku meracau bertentangan dengan hatiku. Otakku sudah penuh dengan sekelebatan kilas balik yang terputar bagai sebuah adengan dalam film. Cuplikan demi cuplikan terus bermunculan membuatku muak akan keadaan sekarang. "Aku... Kalah" gumamku miris.
.
.
.
.
FIN
