Sesuatu yang Rumit

Naruto ©Masashi Kishimoto

.

.

Ino Yamanaka x Naruto Uzumaki x Sasori Akasuna x Gaara Sabaku x Sasuke Uchiha x Shikamaru Nara x Deidara (multi pair, tergantung mood authore)

Warning : Typo, OOC, gaje, dll

.

.

Hari Pertama

Dering suara jam weker memenuhi seluruh ruangan bercat purple itu. Dari balik selimut, sang pemilik ruangan menggeliat malas, tangannya meraba-raba nakas yang terletak di samping tempat tidurnya, berharap menemukan sumber suara yang telah mengganggu tidur lelapnya. Dengan sedikit usaha ia berhasil mematikan jam wekernya. Matanya mengerjap berusaha meraih kesadarannya. "Sudah pagi rupanya" gumamnya malas. Beranjak dari ranjang tanpa merapikanya, dia mengambil handuk dan menuju kamar mandi (untuk mandi tentunya).

Selang beberapa menit, gadis bersurai pirang itu keluar dari kamar mandi, membuka lemari mencari seragam sekolah lalu mengenakannya. Tak lupa dia mematut dirinya di depan cermin barang sebentar. "Hahh, sudah dimulai lagi" mendesah pelan dia menyambar kaca matanya, kemudian bergegas keluar dari kamar. Berteriak kencang pada Tousanya "Tousan aku berangkat ..!".

'Kau tidak sarapan dulu Ino ?"

"Tidak tousan, aku sarapan di sekolah saja. Itekimass "

"Iterashaii sayang" timpal tousannya.

.

.

Angin berhembus pelan, menerbangkan bunga sakura yang beberapa hari lalu mulai bermekaran. Merah muda memenuhi seisi kota. Musim semi, yang berarti ajaran baru akhirnya dimulai juga.

Gerbang sekolah terbesar di kota itu sudah mulai di padati siswa, Konoha High School nama sekolah itu, sekolah yang saat ini dituju sang gadis Yamanka. Wajah-wajah baru memenuhi isi sekolah.

Upacara penerimaan siswa baru akan segera dimulai. Yamanaka Ino, gadis bersurai pirang yang menyembunyikan keindahan aquamarinya dibalik kaca mata berframe merah bata itu bergegas mencari kelas barunya. Kelas XI-Social, ia memasuki ruang bernuansa putih itu setelah memastikan papan nama kelas yang menggantung itu adalah kelasnya.

Manik matanya memandang seluruh isi kelas, tampak beberapa siswa yang dulu sekalas dengannya kini kembali menjadi teman sekelasnya. Menimang-nimang sejenak, ia menjatuhkan pilihannya pada meja paling belakang dekat jendela. Meletakkan tasnya asal kemudian menyusul teman-temannya menuju aula guna mengikuti upacara pembukaan.

.

.

.

Bel pulang sekolah berdering lebih awal dari biasanya. Para guru akan melaksanakan rapat koordinasi sehingga pihak sekolah memilih memulangkan anak didiknya lebih awal, tepat setelah selesainya upacara pembukaan.

Gadis bersurai pirang platina itu mendesah pelan, merutuk dalam hati, menyesal kenapa ia harus capek-capek bangun pagi dan pergi kesekolah hanya untuk mengikuti upacara pembukaan saja. " Apa aku meliburkan diri saja ya besok", gumamnya tak jelas. Dengan langkah cepat-cepat dia bergegas meninggalkan sekolahan. Hari ini dia hanya jalan kaki, tidak biasanya memang. Lagi pula kalu dilihat jarak antara rumahnya dan sekolahan cukup dekat. Tidak sampai 15menit berjalan kaki untuk sampai.

.

.

"Tadaima" ucapnya pelan. Ia langsung menuju ke lantai atas dimana kamarnya berada, setelah menaruh sepatu di rak dan menyimpan kembali kunci yang tadi digunakannya untuk membuka pintu. Saat ini rumah yang cukup besar itu sedang lengang. Tentu saja jam-jam seperti ini Tousannya masih sibuk bekerja di kantornya. Ino Yamnaka nama gadis itu, adalah seorang anak tunggal. Ia hanya tinggal di rumah dengan tousannya. Ibunya sudah lama meninggal sejak Ino masih dibangku kanak-kanak.

Melempar tasnya kasar, gadis bermanik Aquamarine itu langsung menghempaskan dirinya dikasur. "Hari ini berakhir lebih cepat dari yang ku duga" gumamnya lirih pada diri sendiri. Tanpa repot-repot mengganti seragamnya dengan baju rumah dia memejamkan matanya. Berusaha kembali menggapai alam mimpinya yang tadi pagi sempat tertunda.

.

.

Hari ke-dua

Bel masuk menggema keseluruh penjuru sekolah. Masing-masing siswa bergegas menuju kelasnya sebulum para sensei datang.

.

Yamanaka Ino masih belum melepaskan atensinya dari jendela kelas, ia lekat memandang seseorang yang tengah berjalan santai menuju lapangan. Pandangannya terlihat sendu, entah apa yang saat ini dipikirkannya. Yang jelas saat ini rasa sesak tengah menggerogoti hatinya.

Tak ingin terlarut dalam mellow dramanya, Ino mengalihkan matanya ke depan kelas, tepat saat seseorang memanggil-mangil namanya.

"Hai, kau Yamanaka Ino kan ? Kenalkan aku Naruto Uzumaki ? Kita akan jadi teman sekelas, mohon bantuannya untuk satu tahun ke depan, ne…!" Naruto mengulurkan tangangannya, mengajaknya bersalaman sebagai tanda perkenalan, tak lupa ia memberikan senyum lebarnya pada gadis di depannya itu.

Ino memandang Naruto sekilas sebelum kembali memalingkan atensinya, tidak tertarik. Enggan membalas salam perkenalan yang pemuda tadi ajukan, apalagi bersalaman. Ino lebih memilih mengutak-atik handphonenya, memutar lagu kesukaanya lalu menyumpal telinganya dengan headphon. Naruto sendiri masih berdiri didepan Ino, gamang menatap tangannya yang sedari tadi menggantung, menunggu si gadis meraihnya. Blue safirnya nampak meredup, pertanda ia kecewa.

Tak ada tanda-tanda jika si gadis pirang itu akan menanggapinya, Naruto menarik tangannya. Ia tersenyum lebar menutupi rasa kecewanya pada Ino. Sebelum berbalik menuju kursinya ia berujar lirih,"Lain kali aku pasti akan berhasil berkenalan denganmu dan membuatmu menjadi temanku."

Ino melirik Naruto dari ekor matanya. Memikirkan sejenak kata-kata pemuda bersurai pirang cerah itu. Meski terlihat acuh, sebenarnya ia tetap peduli dengan kata-kata yang dilontarkan orang lain terhadapnya. Hanya saja dia lebih memilih menutupinya dengan sifat cueknya. Sebenarnya dulu dia bukanlah gadis yang seperti itu, hanya saja setelah beberapa hari dia memasuki masa SMA'nya perlahan-lahan sikapnya mulai berubah. Tidak ada yang tahu pasti apa yang membuat Ino berubah, bahkan tousannya sendiri tak habis pikir dengan perubahan putri semata wayangnya itu. Tapi ada satu orang yang tau pasti kenapa Yamanaka Ino berubah menjadi gadis super cuek dan dingin, dia adalah seseorang yang tadi di tatap oleh Ino melalui jendela kelasnya. Seseorang yang dikenalnya saat SMP dulu. Dia bukan teman, bukan sahabat, bukan pula kekasihnya, melainkan seseorang yang kebetulan dikenalnya, membuatnya terjebak dalam perasaan dan hubungan yang rumit.

To be continue..

fic ketiga authore.. baru awal, masih pendek banget..

makasih untuk yang udah nyempetin baca fic aku, termasuk kedua fic yang kemarin.. fic pertama masih ngumupulin ide buat nglanjutinnya.. jadi yang nunggu-nunggu kelanjutanya sabar :-)

fic ketiga ini penggambaran suasananya agak beda dari fic pertama, sengaja sih. cuma ga mau dibilang lebay aja. pake kata-kata yang lebih sederhana juga gatau bagus apa nggak..banyak chara yang belum muncul. chara lain bakal muncul dichap selanjutnya. jadi author harap kalian suka..

jangan lupa RnR ya :)