Naruto © Masashi Kishimoto

Attention © Pratiwipasaribu

Warning : OOC, AU, Typo (kayaknya), Garing, Gaje, Newbie

Summary : Sakura merupakan gadis dengan gaya culun disekolahnya. Karin teman sekelasnya selalu mengganggunya karena kepolosannya, namun Sasuke selalu membela Sakura dan hal itu membuat Karin cemburu.

Happy Reading

.

.

.

Chapter 1 :

Tap tap tap

Terdengar suara langkah dari gadis berkacamata dan berambut pink panjang yang diikat dua dibawah. Dia adalah Haruno Sakura, siswi yang bergaya culun di KSHS. Sakura menuju ke kelasnya, kelas X 2. Namun, di depan kelas sudah berdiri 4 orang siswi yang menghadangnya masuk.

" Eits, tunggu dulu. Kau mau masuk?" tanya seorang siswi berkacamata sepertinya dan berambut merah panjang . Dia adalah Uzumaki Karin.

"I-iya. Aku mohon biarkan aku masuk," pinta Sakura.

"Kau tau kan tidak semudah itu kau masuk ke kelas kalau sudah ada aku disini?"

"Lalu aku harus apa Karin?"

"Hmm... harus apa ya?" pikir Karin, "Bagaimana kalau cium tangan?"

"Iya Karin, aku setuju," ucap siswi berambut pink tua. Namanya Tayuya.

"Aku juga setuju Karin," sahut siswi berambut kuning pucat. Namanya Shion.

"Ayo lakukan Sakura," perintah Karin.

Sakura menghela nafas. Dia harus menurutinya, jika tidak dia tidak bisa masuk kelas.

"Ba-baiklah,"

Karin menjulurkan tangannya. Sakura pun menggenggam tangan Karin dan mendekatinya. Tapi, tiba-tiba saja Karin menarik tangannya kembali.

"Eh, tunggu-tunggu. Aku harus pakai alas dulu, takutnya virus culunnya menular," ucap Karin menghina.

Karin dan yang lainnya tertawa. Sakura hanya diam menunduk. Karin melihat sekitar lalu menunjuk sebuah kertas yang berada di tong sampah.

"Tamaki, tolong kau ambilkan kertas itu," perintah Karin kepada temannya yang sedari tadi belum bicara.

"Tapi Karin, itu kotor." ucap Tamaki.

"Memangnya kenapa?" tanya Karin sadis.

"Kasihan di- eh, maksudku nanti tanganmu jadi kotor," jelas Tamaki yang hampir salah bicara.

"Sudahlah, tidak usah khawatir begitu. Aku tidak masalah tanganku kotor karena kertas ini daripada tanganku terkena langsung oleh bibir si culun ini," ucap Karin menunjuk wajah Sakura.

"Baiklah,"

Lalu Tamaki mengambil kertas tersebut dan meletakkannya di atas tangan Karin yang sudah dijulurkannya lagi.

"Sudah, sekarang cium."

Sakura ingin sekali membantah. Tapi, jika dia membantahnya, dia tidak bisa masuk ke kelas. Sakura pun menurutinya.

.

Di lain pihak, seorang pemuda berambut kuning dan bermata sapphire biru berjalan keluar dari kelas X 1 yang berada di ujung. Tepatnya di sebelah kelas X 2. Namanya Uzumaki Naruto. Dia adalah kakaknya Karin.

"Hah...pusing sekali harus latihan basket lagi," gumam pemuda itu.

Saat beberapa langkah dia berjalan, dari jarak yang tidak terlalu jauh terlihat pemandangan yang tak asing bagi matanya.

"Karin?" gumamnya, "Apa yang dia lakukan pada Sakura lagi?"

"Ayo Sakura. Cium,"

Terdengar suara memerintah dari Karin.

"Astaga. Pasti dia mau menjahili Sakura lagi. Dasar anak nakal,"

Segera saja Naruto menghampiri kumpulan siswi itu.

.

"Ayo, cepat Sakura, atau kau ti-"

"Atau apa?"

Karin menoleh ke orang yang tiba-tiba saja sudah berada di sebelahnya.

"Na-Naruto Nii-san," ucap Karin kaget. Sakura yang melihatnya memundurkan wajahnya.

"Apa-apaan kau Karin?" bentak Naruto menepis tangan Karin. "Apa yang mau kau lakukan padanya,hah?"

"Aku cuma... cuma...mau bertanya saja itu kertasku semalam apa bukan, begitu." jawab Karin berbohong.

"Berani sekali kau bohong padaku. Jawab jujur!"

"Aku jujur Nii-san,"

"Kau menyuruhnya mencium tanganmu kan?"

Karin terdiam. Bagaimana Kakaknya ini bisa tau, pikirnya.

"Biar kutebak. Kertas itu sebagai alasnya kan? Apa aku benar?"

Karin masih terdiam dan menunduk mendengar ucapan Naruto. Tebakan Naruto benar.

"Jawab Karin!"

"Be-benar," jawab Karin pelan. Tapi masih terdengar oleh Naruto.

"Astaga, Karin. Kau ini jahat sekali!" bentak Karin.

"Maaf, Nii-san."

"Dimaafkan pun percuma. Kau akan tetap melakukannya lagi,"

Lalu Naruto beralih ke Sakura.

"Sakura, ayo masuk ke kelasmu." ajak Naruto.

"Ba-baik," jawab Sakura.

Kemudian mereka masuk ke kelas tanpa mempedulikan 4 makhluk yang masih berdiri di depan kelas.

"Uuh... kenapa Naruto Nii-san muncul sih!? Malah perhatian lagi dengan si culun itu!" ucap karin frustasi.

"Iya, dasar cewek pengganggu. Naruto-kun itu punyaku," ucap Shion cemburu.

"Huh, aku juga tidak suka dengan si culun itu," ucap Tayuya.

'Syukurlah Naruto-kun datang. Jadi Sakura tidak jadi dikerjai ," batin Tamaki.

.

Naruto dan Sakura kini berada di dalam kelas Sakura dan duduk di bangku depan tempat Sakura duduk.

"Kau tidak apa-apa kan, Sakura?" tanya Naruto.

"Tidak apa-apa kok, Naruto-kun." jawab Sakura.

"Maafkan adikku itu ya. Dia memang jahat sekali,"

"Iya, Naruto kun. Aku memaafkannya,"

"Anak itu sombong karena sekolah ini milik Tou-san,"

"Sudahlah Naruto-kun,"

"Aku akan mengadukannya ke Tou-san,"

"Tidak usah Naruto-kun. Kasihan Karin kalau nanti dia dimarahi Tou-sanmu,"

"Biarkan saja. Dia sudah keterlaluan padamu,"

Sakura pun hanya bisa diam menuruti.

.

"Dimana si Dobe ini? Ke toilet saja lama sekali. Apa dia sengaja menghindari topik masalah basket?" gumam seorang pemuda berambut raven dan bermata onyx yang sedang berada di dalam kelas X 2. Namanya adalah Uchiha Sasuke.

"Sasuke, coba kau cari dia keluar." suruh seorang pemuda lainnya yang berambut nanas. Namanya adalah Nara Shikamaru.

Sasuke pun mencarinya keluar . Saat berada diluar, ia melihat Karin cs berdiri di depan kelas mereka.

"Eh, Karin. Lihat! Lihat! Itu Sasuke-kun. Sepertinya dia menuju kesini," ucap Tayuya.

"Pasti dia mau menemuiku," ucap Karin sambil merapikan rambutnya.

Tak lama Sasuke pun menghampirinya.

"Hei, Karin." panggil Sasuke datar.

"Iya, Sasuke-kun." jawab Karin senyum-senyum.

'Tuh kan benar dia mau menemuiku.'

"Apa kau melihat Naruto?"

'Huh! kenapa malah nanya Naruto-nii-san sih?'

"Tidak. Aku tidak melihatnya,"

Sasuke pun berjalan ke depan melewati Karin. Tapi Karin menahan tangannya.

"Eh, tunggu Sasuke-kun. Mau kemana? Ayo berbincang-bincang dulu sebentar, sebelum bel berbunyi,"

"Aku tidak ada waktu untuk bicara denganmu. Sekarang, lepaskan."

Karin pun melepaskannya. Lalu Sasuke berjalan lagi. Namun, baru 3 langkah ia berjalan, ia mendengar suara dari orang yang ia cari. Dilihatnya kedalam kelas.

'Hn. Disini kau rupanya,' batin Sasuke.

Sasuke beralih ke Karin. Dia menatap Karin tajam.

"Apa kau juga tidak melihat Naruto masuk ke kelas ini?" tanya Sasuke datar. Lalu masuk ke dalam kelas itu.

Karin hanya diam menatap Sasuke sampai masuk ke dalam kelas tersebut.

"Huh! Sasuke-kun menyebalkan!" decak Karin.

"Sabar Karin. Sasuke-kun memang cuek pada perempuan," Shion menenangkan Karin.

"Iya, Karin. Nanti dia pasti juga akan akrab denganmu," timpal Tayuya.

"Tentu saja. Sasuke-kun itu akan jadi milikku. Sekarang, ayo masuk ke kelas."

"Ayo," jawab Shion dan Tayuya serempak.

Lalu mereka berjalan ke dalam kelas. Tamaki hanya diam dan mengikuti mereka.

.

"Hei, Dobe. Kau bilang mau ke toilet, tapi kenapa malah disini?" tanya Sasuke menghampiri Naruto yang sedang bersama Sakura.

"Maaf. Tadi ada sedikit masalah," jawab Naruto.

"Bilang saja kau sengaja menghindari topik,"

"Apa kau bilang? Tadi benar-benar ada masalah. Dasar Teme!"

"Maaf ya Sasuke-kun. Gara-gara aku Naruto-kun jadi lama disini," Sakura membungkukkan badannya.

"Tidak. Itu bukan salahmu. Dasar si Dobe ini saja yang mau menghindari topik tadi,"

"Hei! Kenapa kau tidak percaya padaku sih Teme!?"

"Sudahlah, ayo kembali. Masih banyak yang ingin dibicarakan,"

Sasuke berlalu meninggalkan Naruto dan Sakura tanpa menghiraukan Naruto yang sedang geram. Naruto mencoba menenangkan diri melihat sahabatnya satu ini. Naruto beralih ke Sakura.

"Sakura, jika Karin mengganggumu lagi panggil saja aku,"

Sakura mengangguk. Naruto pun berjalan menuju keluar kelas itu. Tak lama Karin cs masuk ke kelas tersebut. Karin berjalan menuju kursinya yang berada di pojok depan dekat pintu masuk tanpa menghiraukan Naruto yang berjalan di sebelahnya. Namun, Naruto menarik tangannya.

"Lepaskan aku, Nii-san!"

"Dengar. Saat dirumah nanti kau akan aku adukan ke Tou-san," Naruto memperingatkan Karin. Lalu melepaskan tangannya dan pergi dari kelas itu.

Karin kembali duduk yang disebelahnya sudah ada Tayuya. Dibelakangnya ada Shion dan Tamaki. Dan sisanya ada Sakura dan murid-murid lainnya. Hanya beberapa yang kosong karena ada yang belum datang.

Karin menatap tajam Sakura. "Heh, culun! Ini semua gara-gara kau aku akan diadukan ke Tou-san ku. Lihat saja, kau akan kubalas!" ancam Karin.

Sakura hanya menunduk diam menatap buku yang dibacanya.

Tak lama masuk beberapa siswi ke kelas tersebut. Mereka adalah teman-temannya Sakura.

"Sakura. Kenapa kau pergi duluan?" tanya siswi berambut blonde panjang yang diikat ponytail. Namanya Yamanaka Ino.

"Maaf, Ino. Aku sengaja karena ingin mengerjakan tugas semalam,"

"Wah...kau ini rajin sekali,"

Sakura hanya tersenyum. Lalu Ino duduk disebelah Sakura diikuti oleh siswi yang datang bersamanya duduk di bangku masing-masing.

"Wah, wah, wah...rombongan orang-orang miskin sudah pada datang ya? Selamat pagi," sapa Karin dengan nada menghina.

"Hei, kau ini pagi-pagi sudah cari ribut saja. Tidak bisakah kau diam?" bentak siswi bercepol dua, yaitu Tenten.

"Tidak bisa. Memangnya kenapa?"

"Kau ini," Tenten mengepal tangannya dan bangkit dari kursinya bersiap menghajar Karin. Tapi ditahan oleh teman sebangkunya, Hyuuga Hinata.

"Sudahlah usah pedulikan dia. Kau sendiri malah ingin cari ribut,"

Tenten kembali duduk. Benar juga kata Hinata, kenapa diladeni orang seperti dia?

"Haha...jangan sok jagoan kau orang miskin," Karin menghina Tenten dengan kata yang sangat mengusik Tenten. Namun Tenten mencoba menenangkan diri.

"Oh iya Sakura. Tadi kami melihat Naruto-kun dan Sasuke-kun keluar dari sini. Mereka ngapain?" tanya Ino.

"Ano,"

Lalu Sakura mengatakan semuanya pada Ino, termasuk yang dilakukan Karin pada Sakura.

"Apa? Karin menyuruhmu melakukan itu?" ucap siswi berkulit hitam dan berambut merah, Karui.

"I-iya,"

"Dia menggunakan kertas yang dari tong sampah sebagai alasnya?" tanya Ino.

Sakura mengangguk.

"Benar-benar keterlaluan," Ino menggeram.

"Sudahlah teman-teman. Aku tidak jadi melakukannya kok. Naruto-kun kan sudah menghadangnya,"

Mereka pun menahan emosi mereka.

"Hei, orang-orang miskin! Kalian tadi belum menjawab sapaku. Ayo jawab!" perintah Karin.

Sakura dan teman-temannya tidak menjawab dan masih bercerita satu sama lain. Karin menggeram dan mengepal tangannya.

"Kalian ini! Kalau kalian tidak mau, kalian akan ku-"

"Akan kau apakan, hah?" bentak Tenten.

"Kalian akan kusuruh keluar dari kelas ini,"

"Dengar ya, jangan karena Ayahmu pemilik sekolah ini, kau bisa seenaknya mengatur kami semua," bentak Ino.

"Tentu saja. Aku ini anaknya, jadi kalian juga harus menurutiku,"

"Kau pikir kami mau?" bentak Karui.

"Kalian harus mau, dasar orang-orang miskin!"

"Sudahlah teman-teman. Tidak usah pedulikan dia," ucap Sakura menahan teman-temannya yang sudah bersiap menghajar Karin.

"Sudahlah, kalian duduk saja. Tidak ada gunanya ribut dengan dia," ucap seorang gadis berkuncir empat yang baru buka suara, namanya Temari.

Mereka pun duduk menuruti kata Temari. Tapi mulut ember Karin memang tidak bisa berhenti. Dia terus saja menghina mereka.

"Dasarorang-orang miskin!"

Set

Temari bangkit dari kursinya. Hatinya sudah panas sekarang. Pasalnya si Karin ini semakin lama semakin melunjak. Temari memang bukan orang yang suka mencari ribut. Tapi kalau dipancing seperti ini dia akan marah besar seperti hewan yang menerkam mangsanya.

"Kenapa kau tidak bisa diam dari tadi?"

"Terserahku, memangnya kau siapa? Kau hanya orang miskin,"

Twich

Perempatan muncul di kening Temari. Temari pun berjalan menghampiri Karin dengan tangan mengepal. Mereka semua sweatdrop. Apalagi saat Temari sampai dihadapan Karin.

"Kau tadi bilang apa?"

"Apa perlu kuulang? Baiklah, aku ulang. Kau itu hanya orang miskin,"

Sret

Temari menarik baju Karin.

"Berani sekali kau berkata seperti itu, hah?! Apa kau tau aku ini miskin atau tidak?!" bentak Temari.

"Tentu saja kau miskin! Cuma aku yang kaya disini!"

"Jika orangtuamu kaya, bukan berarti kau kaya juga!"

"Aku ini anaknya, jadi aku juga kaya!"

"Sombong sekali. Kalau kau kaya, uang jajanmu tidak dari orangtuamu!"

"Lepaskan aku sialan!"

"Baik, kulepaskan."

Temari melepaskan genggamannya pada baju Karin.

"Tapi sebagai gantinya aku ambil ini,"

Temari mengambil kacamata Karin.

"Hei!"

"Bagus, Temari!" teriak Ino.

"Biarkan dia mendapatkannya!" teriak Tenten.

"Temari, kembalikan kacamataku!"

"Tidak semudah itu, Karin."

"Hei, Temari. Kembalikan kacamata Karin! Bagaimana dia belajar nanti?" bentak Tayuya kepada Temari.

"Diam kau! Tidak usah ikut campur!" balas Temari membentak. Tayuya terdiam seketika.

"Temari, kembalikan kacamataku!"

"Ini balasan karena kau sudah mengganggu Sakura dan mengatai kami miskin. Kalau Sakura tidak bisa membalasnya biar aku yang membalasnya,"

"Sudahlah, Temari. Kembalikan saja kacamatanya. Nanti dia tidak bisa melihat dengan jelas saat belajar," suruh Sakura.

"Hm, baiklah. Kacamatamu akan kukembalikan. Ini karena Sakura yang meminta," Temaripun mengulurkan tangannya bermaksud mengembalikan kacamata Karin. Tapi dia menariknya lagi.

"Tapi sebelum itu kau harus minta maaf dulu pada kami, terutama Sakura."

"Apa?! Aku tidak mau minta maaf pada orang mis-"

"Eits. Kau mau bilang apa? Sekali lagi kau bilang itu, kau akan melihat kacamatamu ini hancur," ancam Temari dengan seringai evilnya. Karin pun hanya bisa menurutinya.

"Baiklah, aku minta maaf Temari, semuanya, terutama Sakura. Sudahkan?"

"Bagus. Nih kacamatamu,"

Karin pun mengambil kacamatanya dari tangan Temari lalu memakainya lagi.

"Jika kudengar lagi kau berkata seperti itu. Kau akan tau akibatnya," ancam Temari lalu kembali ke tempat duduknya. Karin hanya diam dan menatap Temari geram.

"Temari, kau ini benar-benar galak sekali,"

"Jangan seperti itu, Tenten. Aku seperti ini karena gangguan suaranya yang cempreng itu,"

"Hahaha...kau ini menakutkan,"

"Kau juga jangan berlebihan, Karui."

.

.

.

Karin cs sekarang berada di Kantin. Ya tentu saja karena ini sudah jam istirahat. Murid-murid yang lain juga banyak yang berada di Kantin.

"Temari itu! Lihat saja dia! Akan aku balas dia! Dia pikir aku takut padanya?" ucap Karin merutuki si kuncir empat itu.

"Iya Karin. Aku tadi rasanya ingin sekali menjambak rambutnya sampai kuncirannya itu lepas,"

"Aku pun juga Tayuya,"

Karin menatap sinis dua temannya itu yang membuat mereka bingung.

"Diam kalian! Kalian saja tadi takut padanya. Kalian itu tidak membantu sama sekali,"

Tayuya dan Shion hanya bisa diam memainkan minuman mereka.

"Kau juga Tamaki! Kenapa tidak membantuku tadi?"

"Aku tidak mau ikut campur, aku tidak mau ribut dengan mereka,"

"Kenapa? Kau membela mereka?"

"Ti-tidak cuma malas bicara saja hari ini," jawab Tamaki takut-takut sambil menyeruput minumannya.

"Oh,begitu?" balas karin lalu menyeruput minumannya juga. "Ini semua gara-gara si culun pembawa masalah itu! Lihat saja, aku tak akan pernah berhenti mengganggunya."

.

.

.

TBC

.

.

.

Hai semuanya? I'm back! Apa kabar? (sok ramah)

Saya kembali lagi dengan cerita kedua saya yang pair utamanya SasuSaku. Buat penggemar SasuSaku jangan lupa baca. Rencananya fic kedua pairnya ShikaTema, Cuma karena mentoknya disini, jadinya ini aja deh yang dipublish duluan. Gitu.

Udah segitu aja. Untuk ucapan terakhir mohon kritik dan sarannya di kotak reviewnya ya!

Terimakasih.

.

.

.

Rabu, 27 September 2017