Hai, saya pendatang baru nih. Saya berusaha bikin cerita baru, maaf kalau ceritanya abstrak dan ide pasaran. Selamat membaca dan jangan lupa riviewnya yaa.

Obsesi

Tingkat: T

Naruto hanya milik Masashi Kishimoto

Uzumaki Naruto x Hyuga Hinata

Romance dan Hurt/Comform

Prolog

Tidak ada yang berubah dihari ini. Masih sama seperti hari biasanya. Namun bagi Hinata, hari ini sangat istimewa baginya, karena hari ini merupakan hari wisudanya. Ia sudah tidak sabar lagi mengenakan toganya. Sambil terus berkutat didepan cerminnya, ia merapikan rambutnya yang sudah dirias sedemikian rupa. Sesudah merapikan rambutnya, ia merapikan kebayanya. Terus menerus hal yang sama ia lakukan.

"Mau sampai berapa lama kamu melakukan itu?" Hinata tekejut kemudian melihat kearah sumber suara. Terlihat perempuan cantik yang sudah rapi dengan dress biru gelapnya. Rambutnya yang cokelat dan iris mata bulannya terlihat mirip dengan Hinata. Walaupunn usianya lebih muda dari Hinata, namun penampilannya kali ini membuatnya terlihat dewasa.

"Ini juga sudah selesai. Kau duluan saja, Ibu pasti sudah menunggu. Aku akan menyusulmu," gadis itu hanya menghela napas. Baginya, sebentar menurut Hinata itu akan sangat lama baginya.

"Tidak, aku akan tetap disini sampai kau benar-benar selesai. Aku tidak percaya jika aku pergi, kau akan menyusulku dengan cepat," Hinata yang mendengar itu hanya bisa menggerutu sebal, kemudian mengambil tasnya dan menghampiri gadis tersebut.

"Baiklah Hanabi, aku sudah siap. Ayo adik kecilku," Hinata lalu mecubit pipi Hanabi, adiknya. Selisih umur mereka hanya empat tahun, tapi mereka terlihat seperti saudara kembar. Mendengar celotehan Annisa, kali ini Hanabi yang menggerutu. Ia tidak suka dipanggil adik kecil, karena kenyataanya dia bukan anak kecil lagi.

Hinata terus menggandeng Hanabi menuju mobil. Sudah terlihat wanita setengah baya yang sedang menunggu mereka. Ketika melihat kedatangan mereka, wanita itu tersenyum. Hinata melepaskan tangannya, lalu memeluk wanita tersebut. Wanita tersebut membalas pelukannya, lalu mencium kening Hinata.

"Anak ibu cantik sekali. Semoga sukses," Hinata mengangguk, dan kembali tersenyum. Mereka lalu masuk kedalam mobil.

Akhirnya, dia mendapatkannya. Perjuangannya selama ini berbuah dengan hasil yang memuaskan. Menyandang gelar sarjana psikologi dengan predikat cumloude membuatnya sangat senang. Ia bisa dengan mudah melanjutkan S2, tapi ia belum berpikir tentang hal itu. Semua hal yang dia rencanakan dan inginkan akan dimulai hari ini.

Ia lalu berjalan menuju kursi para tamu undangan. Pandangan matanya terus mencari sosok yang tad bersamanya. Ia lalu tersenyum ketika mendapat sosok yang dia cari. Ia lalu menghampirinya.

"Selamat nak, akhirnya cita-citamu tercapai," Hinata mengangguk, dan memeluk ibunya.

"Selamat kak. Nanti empat tahun kedepan aku juga akan sepertimu," Hinata hanya tersenyum, kemudian mencubit pipi adiknya. Melihat kebiasaan kakaknya, Hanabi kembali menggerutu sebal. Hinata hanya tertawa, lalu memeluk Hanabi.

"Akan kutunggu saat itu. Semoga sukses," Hinata lalu melepaskan pelukannya.

Setelah itu mereka kini tengah sibuk mengabadikan momen yang hanya terjadi satu kali seumur hidupnya itu. Hinata bahagia sekali. Tapi, ia juga sedih. Seandainya ada ayah dan kakaknya disini, kebahagiaannya akan terasa lengkap. Tapi, kini itu semua tinggal kenangan. Tidak tahu kabar satu sama lain. Tapi, bolehkah Hinata berharap untuk bertemu mereka? Karena ia sangat merindukannya.

Botol-botol bir yang sudah kosong itu berserakan dimana-mana. Mengetahui minumannya habis, lelaki itu mengeram kesal kemudian memanggil pelayannya agar mengambil minumannya yang baru. Melihat tingkah tuannya itu, pelayan tersebut langsung menuruti keinginannya karena takut jika tuannya akan marah besar. Walaupun ia tahu, jika menuruti keinginan tuannya justru akan berdampak buruk bagi kesehatan tuannya.

Pelayan itu lalu menaruh beberapa botol bir yang langsung dibuka oleh tuannya itu. Pelayan itu hanya menunduk, kemudian dengan cepat meninggalkan tuannya. Ia tak berani dekat-dekat dengan tuannya jika keadaan tuannya seperti ini. Pemuda tersebut kembali menuangkan birnya kedalam gelas lalu meminumnya. Dia lalu tertawa, kemudian raut wajahnya menunjukkan kesedihan. Ia kembali menggerutu tidak jelas.

"Kenapa hidupku seperti ini. Kenapa harus kesepian seperti ini?" ia lalu memanggil kepala pelayan sekaligus termasuk orang yang paling ia percayai. Dengan sigap lelaki setengah baya berbadan tegap langsung menghampiri tuannya tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" lelaki yang dipanggil tuan itu hanya tersenyum, kemudian ia bangkit dari kursinya dan kini tengah melihat pemandangan dari jendela ruangannya.

"Kosongkan jadwalku besok, Iruka," pelayan yang bernama Iruka itu hanya mengangkat alis, heran dengan tingkah tuannya yang tidak seperti biasanya. Tidak biasanya tuannya libur dari pekerjaannya, sekalipun suasana hatinya sedang buruk. Melihat ekspresi Iruka, lelaki itu hanya menghela napas.

"Aku hanya ingin libur. Kau tahu, aku juga manusia. Urusan perusahaan besok, untuk sementara aku serahkan padamu dulu. Aku percaya padamu," Iruka pun hanya tersenyum mendengar penjelasan dari tuannya. Ia bersyukur, kali ini tuannya bisa menikmati waktu untuk beristirahat daripada bekerja terus menerus bekerja di kantornya.

"Apa yang kau inginkan untuk besok tuan?"

"Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar. Kau hanya perlu menyiapkan mobil dan supir. Itu saja," Iruka lalu mengangguk mengerti.

"Baik, saya akan siapkan. Saya permisi, Naruto-Sama. Selamat menikmati waktu istirahat anda," tuan muda yang bernama Naruto tersebut hanya mengangguk, kemudian mempersilahkan pelayannya untuk keluar.

"Mudah-mudahan besok akan menjadi hari yang menyenangkan," ia kembali memanggil pelayannya, yang kali ini perempuan, untuk membereskan sisa minumannya. Kini ia harus belajar untuk tidak bergantung minuman tersebut yang berfungsi menenangkan dirinya tersebut. Ia harus menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang mengubah hidupnya.

yaa selesai. Beginilah fic terbaru saya. Jangan lupa sertakan review kalian, karena itu akan memotivasi saya untuk melanjutkan fic ini. Kalau tidak jangan lupa follow dan favoritenya. Maafkan jika banya typo atau sebagainya, harap maklum saya newbie ^^