Disclaimer: BLEACH punya kusanagi dalam mimpi indah kusa...XD *digaplok Tite Kubo*
Seeking Happiness
Chapter 1
Di bawah guguran salju bulan Desember. Seorang bocah mungil berambut putih bagaikan salju menangis menyayat hati memanggil-manggil ibundanya yang baru saja menghembuskan nafas terakhirnya di pinggir jalan kota Hueco Mundo yang kotor. Tangan kecilnya yang kurus menggerak-gerakan tubuh ibundanya yang tergeletak kaku di hadapannya sambil terus memanggil-manggilnya.
Bocah mungil itu tidak mengerti apa yang yang terjadi. Kenapa ibundanya tidak menjawabnya meski menjawabnya meski ia menangis, menjerit, memanggilnya sekeras mungkin hingga tenggorokannya sakit. Beberapa saat yang lalu, ibundanya masih tersenyum dan membisikan kata-kata yang menghangatkan hati dengan suaranya lembutnya. Tangan lembutnya yang kurus membelai-belai rambut putihnya dengan lembut dan tubuhnya kurus yang hangat memeluknya, melindunginya dari udara dingin yang menusuk tulang. Tetapi sekarang Ibundanya tidak lagi tersenyum kepadanya. Ia tidak lagi membisikan kata-kata hangat kepadanya, dan tidak lagi memeluknya, membiarkan udara musim dingin menusuk tubuh kecilnya yang rentan.
Apa yang sebenarnya yang terjadi, ia sama sekali tidak mengerti. Bocah mungil itu mungkin baru saja beranjak empat tahun. Tetapi ia sudah tidak memiliki siapa pun di dunia ini. Sebatang kara, tidak memiliki seorang pun yang akan melindunginya dari kehidupan yang kejam dan keras. Bagaikan buih di tengah samudra yang luas, terombang-ambing tak menentu, tanpa masa depan yang jelas kemana ia menuju. Dan lagi, tak ada seorang pun yang melewati jalan itu yang peduli dengan nasib bocah yang baru saja menjadi yatim-piatu itu. Mereka berlalu seakan-akan pemandangan itu adalah hal yang biasa. Bagi mereka yang terlahir di kota Hueco Mundo yang kotor dan nista ini, lahir dan meninggal di jalanan bukan hal yang aneh bagi mereka.
Lelah... ia sudah lelah berteriak dan menangis. Tetapi ibundanya tak menghiraukannya. Kenapa? Apa dia sudah berbuat sesuatu yang buruk hingga membuat ibundanya marah dan tidak memperdulikannya lagi? Hanya hal itu yang muncul dalam pikir bocah kecil itu, "Ibunda... aku berjanji akan selalu menjadi anak yang baik untuk ibunda. Oleh karena itu, kumohon jawab diriku, tersenyumlah kepadaku, peluklah diriku dan bisikkan kata-kata yang menghangatkan hati di telingaku. Sekali lagi saja, ku mohon..." tangis bocah kecil itu. Tetapi ibundanya tak bergeming sedikitpun. Ia tidak mengerti, ia tidak mengerti bahwa ibundanya sudah tidak akan bisa menjawabnya lagi.
Tiba-tiba sebuah tangan besar mencengkram lengannya dan dengan kasar menarik tubuh kecilnya menjauh dari sisi ibundanya. Sang bocah kecil meronta, melepaskan diri dari orang asing itu. Ia tidak mau pergi dari sisi ibundanya. Merasakan bahaya, bocah kecil itu mengepalakan tangannya dan memukul-mukul orang yang mencengkram, "Lepaskan aku!" teriak bocah itu panik.
"Hei, nak! Jangan ganggu kerja kami!" bentak orang itu sambil menghempaskan tubuh kecilnya ke sisi jalan. Lalu seorang lagi, yang mengenakan pakaian yang sama dengan orang yang menghempasakannya ke sisi jalan, datang. Lalu mata emerald bocah itu hanya bisa memandangi tubuh ibundanya dibawa pergi dengan mobil oleh dua orang yang tak dikenal.
"Ibundaku, mau di bawa kemana?" tangis bocah berambut putih itu sambil menarik baju orang yang memasukan tubuh kaku ibundanya ke dalam mobil.
Lalu orang itu menepis tangan sang bocah dengan amat sangat kasar, "Minggir!" bentak orang itu. tetapi sang bocah tidak menyerah dan terus menarik baju orang itu. Akhirnya, dengan marah orang itu menendang perut sang bocah hingga terhempas ke tumpukan salju. Darah segar mengalir dari sisi bibir bocah kecil itu.
"Dengar ya! Ibumu itu sudah mati! Kami membawanya untuk dimakamkan. Seharusnya kau bersyukur karena pemerintah kota ini memperjakan kami untuk memakamkan gelandangan seperti kalian." Kata orang itu. Setelah itu dia pergi meninggalkan bocah itu. Sendiri dan kebingungan...
Mati? Apa itu? Lalu ingatannya kembali di masa ibundanya memeluknya dengan hangat dan menjelaskannya arti kematian kepadanya.
"Ibunda... kenapa kucing kecilku tidak bergerak lagi?" tanya sang bocah sambil memeluk kucing kecilnya yang mati terserempet mobil.
Lalu ibundanya tersenyum lembut kepadanya dan memangkunya, "Karena kucing kecilmu mati." Jawab ibundanya lembut.
"Mati? Apa itu?" tanyanya polos.
"Mati itu..." ibundanya terdiam sejenak, "...pergi ke suatu tempat yang sangat jauh sekali."
"Jauh? Apa lebih jauh dari kota Soul Society?" tanyanya lagi. Mata emeraldnya berkilau-kilau penuh rasa ingin tahu.
"Ya... sangat jauh," jawab ibundanya dengan wajah sedih, "Ibundapun, suatu saat akan pergi ketempat yang jauh itu."
"Bunda tidak usah khawatir! Sejauh apa pun ibunda pergi, Shiro pasti akan datang menyusul bunda agar bunda tidak kesepian." Jawab sang bocah sambil tersenyum lebar.
Lalu kemudia ibundanya memeluknya erat dan menangis di pundak kecilnya.
'Mati itu itu berarti pergi jauh sekali. Orang jahat itu membawa ibunda pergi jauh, berarti bunda telah mati.' Pikir bocah kecil itu. Lalu kemudia ia bangkit dan berdiri pada kedua kaki kecilnya yang lemah.
'Bunda...ibunda tidak perlu khawatir kesepian, karena shiro datang akan menjemput ibunda.'
