"YA! Kim Taehyung! Sampai kapan kau seperti itu terus? Kapan kita selesai latihan kalau kau terus-menerus membuat kesalahan?" Rapmon hyung mengomeliku lagi. Sudah belasan kali mungkin aku melakukan kesalahan. Dan aku hanya bisa menatap para member yang lain dengan tatapan penuh rasa bersalah

"Maaf hyung, sekali lagi, dan aku janji tidak akan melakukan kesalahan," pintaku dengan nada yakin. Rapmon hyung mendesah pelan, kemudian kembali memutar lagu War of Hormone.

Sebenarnya kesalahanku tidak terlalu fatal omong-omong, hanya di bagian yang sebenarnya bahkan bukan gerakan dance tapi itu sungguh—

Argh—

Aku gagal lagi kan.

"KIM TAEHYUNG! ADA APA SIH DENGANMU!" Rapmon hyung mengamuk lagi. Aku hanya meringis, tidak tahu harus berekspresi apa.

"Mungkin lebih baik kita istirahat dulu sebentar," saran Jin hyung bijak.

Yang lain mengangguk setuju dan pergi keluar ruang latihan, hanya Jimin yang tersisa. Ia berjalan mendekatiku yang tengah terduduk lemas bersandar pada cermin besar ruang latihan.

"Heh bodoh kau kenapa sih?" tanyanya sambil menghempaskan bokong besarnya di sampingku.

"Tidak usah banyak tanya, kepalaku mau pecah rasanya!" Aku malah mengomelinya.

Jimin cemberut. "Kami semua capek tahu. Gara-gara kau kita bisa latihan sampai subuh!"

Aku mendesah pelan. "Iya maaf, aku hanya merasa sulit sekali melakuka part itu—"

"Kau kan hanya perlu menampar bokong Jungkook. Apa susahnya sih? Waktu kau melakukannya padaku sepertinya lancar-lancar saja. Atau jangan-jangan—" Jimin menatapku sambil menyipitkan matanya mengintimidasi.

"Jangan-jangan apa?" tanyaku agak gugup.

"Pantat Jungkook terlalu keras ya?"

HAH?

Aku hanya bisa menatap Jimin dengan tatapan tak percaya. Aku pikir dia mengetahui sesuatu tapi ternyata dia hanya melontarkan tebakan menggelikan semacam itu.

"Heh? Apa benar begitu?" tanya Jimin lagi. Ugh—si bodoh ini benar-benar.

"Haaahh.. baiklah aku menyerah, aku akan berkata jujur saja padamu. Sebenarnya aku—"

Jimin menunggu kelanjutan kalimatku sambil menatapku tanpa berkedip.

"—menyukai Jungkook."

Jimin melotot dan membungkam mulutnya sendiri, ekspresi shock yang terlalu berlebihan sebenarnya.

"What? Seriously? Yang benar saja!" Jimin mulai lagi dengan gaya sok inggrisnya, aku hanya menatapnya malas.

"Karena aku menyukainya maka ketika bagian menampar bokong itu rasanya aku ingin melakukan lebih dari itu, seperti meremas misalnya. Ah—aku benar-benar tidak tahan," kataku jujur sambil melakukan gerakan meremas dengan kedua tanganku. Jimin hanya menatapku dengan tatapan jijik.

"Ingat bung, Jungkook masih 17 tahun, kau tidak boleh melakukan hal yang tidak-tidak padanya," kata Jimin sok bijak.

"Maka dari itu aku tidak bisa melakukan part itu, kalau aku melakukannya nanti timbul pikiran aneh-aneh. Argh—aku bisa gila!"

Saat aku baru saja menyelesaikan kalimatku member yang lain memasuki ruang latihan. Tampak Jungkook sedang bercanda dengan J-Hope hyung. Ah—dia sungguh manis ketika menampakkan gigi kelincinya.

"Bagaimana Taehyung-ah? Kau sudah siap?" tanya Rapmon hyung padaku.

Aku hanya nyengir tak jelas, sebenarnya belum siap tapi mau bagaimana lagi aku akan mencoba mengenyahkan pikiran negatifku dan mengontrol hormon menyebalkan ini.

"Tae hyung kau baik-baik saja kan? Tak apa kok kau memukul pantatku keras-keras, kau tidak perlu merasa sungkan," kali ini pujaan hatiku yang bicara, tampaknya ia khawatir padaku.

Baby, aku bahkan menginginkan lebih dari menampar tapi meremas dan mungkin memasukkan—

Ah, lupakan.

"N-ne, aku tak apa Jungkookie, tenang saja," kataku yang dibalas senyuman manis olehnya. Ya Tuhan aku benar-benar tidak tahan, aku ingin menciumnya saat ini juga.

Musik kembali mengalun, gerakan demi gerakan kulakukan dengan baik—sepertinya. Tiba saat memukul pantat Jimin, dan aku harus menunjukkan ekspresi jijik sambil melihat tanganku—tak perlu akting karena aku benar-benar jijik sebenarnya. Jika Jimin mendengar ini dia pasti menggantungku.

Oke, part menegangkannya tiba.

Kau hanya perlu menampar pantatnya Taehyung, ayo lakukan.

PLAK.

Aku berhasil!

"H-hyung, kenapa kau meremas bokongku?" tanya Jungkook sambil merona malu.

Aku tersadar tanganku masih berada di pantat Jungkook.

Member lain menatapku geram, kecuali Jimin yang sedang berusaha menahan tawanya.

Tamat sudah riwayatku.

END

.

.

.

.

.

.

Saya lagi tergila-gila sama VKook jadinya bikin ginian hehe

Terinspirasi pas liat MV War of Hormone ahahaha V mesum sih mukanya -_-

ff yang lain bakal diupdate as soon as possible hehe harap maklum lagi masa UTS nih huhu

Makasih udah mau baca ;)