Summary : Hanya satu harapku. Kami dapat bertemu kembali dalam suasana menenangkan hati. Hanya itu. PROLOGUE.

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Warning : AU, OOC dan um… crack pairing? :P

Spesial buat Aozo-neechan : dari awal sampe akhir chapter musti RIPYU ya? Nggak mau tau!! –dilempar kubis-

Enjoy the prologue~! XD


ONE HOPE © dilia shiraishi

PROLOGUE


Aku suka hujan…

Maksudku, tadinya aku suka hujan. Hujan sebelum kejadian itu.

Hujan saat gadis itu keluar dari kamarnya dan tersenyum riang.

Aku suka hujan saat itu.

Sedikit.


Naruto meluncur cepat di jalanan yang basah sehabis hujan dengan skateboard kesayangannya. Mulutnya menggumamkan pelan lagu yang sedang diputar I-pod lewat headphone besarnya.

"And i need you,

and i miss you,

and now i wonder… if i could fall into the sky. Do you think time would pass me by. 'Cause you know i'd walk a thousand miles. If i can just see you… tonight."

Naruto terhenyak. Ia merasa agak tertohok dengan lirik lagu itu. Seperti sedang menyinggung soal hidupnya. Maka ia segera mengganti lagu 'A Thousand Miles' itu dengan lagu 'Viva Rock (Japanese Side)'-nya Orange Range.

Sambil menggumamkan lagu Original Soundtrack anime kesukaannya itu, Naruto memandang jalan lurus yang membentang di hadapannya. Hari ini jalan sepi dari kendaraan, sama seperti saat itu. Tiba-tiba Naruto teringat sesuatu.

Ah, rumah itu lagi, rumah itu lagi…

Naruto menambah kecepatan skateboard-nya saat melewati rumah bertipe minimalis bertingkat dua itu. Ia memang harus cepat-cepat melewatinya tanpa menoleh hanya untuk melihat rumah tersebut.

Tepatnya jendela rumah tersebut.

Ia menekan keinginannya untuk menoleh ke arah jendela rumah itu. Ia menghentikan harapannya untuk bisa bertemu lagi dengan gadis itu. Yang ia tahu sekarang, ia harus cepat-cepat melewati rumah ini dan semua pun akan beres.

Iya, tidak semua beres begitu saja. Tapi setidaknya hati Naruto saat ini akan beres jika dia tidak menoleh. Naruto menguatkan hatinya.

Ia benar-benar harus melewatinya. Harus.

Maka secepat kilat, Naruto segera memejamkan matanya saat akan melewati rumah itu sambil mempercepat laju skateboard-nya. Ia meluncur dengan kecepatan penuh dalam keheningan.

Menikmati sedikit kesunyian yang sangat jarang terjadi di kota sekecil ini. Sesekali ia meremas ujung t-shirt putih yang dikenakannya.

Dan setelah meluncur agak jauh dari rumah itu, ia membuka matanya kembali. Mendesah perlahan kemudian tertegun.

Ia merasa jiwanya begitu kosong. Tapi ia juga merasa rindu.

Ia rindu rumah itu. Rindu jendela rumah itu ketika basah terkena hujan. Rindu tirai pink di jendela rumah itu. Rindu balkon dekat jendela rumah itu. Ia rindu segala sesuatu di rumah itu.

Terlebih, ia rindu gadis itu…

Dan Naruto pun segera berbalik ke arah rumah yang berdiri kokoh dengan pagar tinggi yang seakan membatasi dunia dalam rumah tersebut dengan lingkungan…

…secepat yang ia bisa

.

.


END OF THE PROLOGUE.

Hyaaaah~!!!! Kok prolog pendek bener ya? Haduh, haduh… writer's block rupanya mulai menghinggapi diri nih… Huahh, oke, meskipun ini baru prolog, tapi tetep pada RIPYU doooong…

Yayaya? –ditendang- Arigatou~!!! ^^