Setelah pernyataan cinta Hinata di tolak sang pujaan hati yaitu Uzumaki Naruto,
Sasuke sang idola kaum hawa pun menyatakan perasaannya dan meminta Hinata untuk berpaling padanya,
Hinata memang tidak menerima begitu saja perasaan sang Uchiha, sehingga membuat Sasuke mati - matian untuk mendapatkan hati Hinata.
Bukan Sasuke namanya jika menyerah, alhasil Hinata pun dapat menyerahkan hatinya secara utuh untuk Sasuke.
Setelah bertahun – tahun pacaran, mereka memutuskan hendak melanjutkan ke tahap yang lebih serius.
Seminggu sebelum acara pernikahan,
Di kediamannya Hinata sudah membungkus rapi makanan yang dia masak, hari ini dia ingin pergi ke kantor Sasuke.
"Hari ini Sasuke lembur, dia pasti terkejut melihat kedatanganku nanti," gumam Hinata sambil tersenyum senang. Pipinya memerah merona membayangkan wajah sasuke ketika melihat kedatangannya.
Hinata berjalan keluar dengan jaket yang lumayan tebal, malam ini memang terasa sangat dingin bagi hinata.
"kkenapa, ttidak ada taksi ?,"pikir hinata saat menunggu taksi di depan rumahnya.
Rumah hinata memang di dekat jalan raya, sehingga mudah bagi hinata untuk mencari taksi.
"Mungkin, di depan gang sana ada taksi,"batin Hinata
Sebelum hinata melangkahkan kakinya pergi, terdengar bisikan yang memanggil namanya dari arah lain.
Hinata menatap ke arah jalan yang bertentangan dengan jalan yang tadinya ingin ia tuju. Jalan itu terlihat lebih sepi dan gelap. Dia menatap ke arah suara dengan tidak yakin, sampai akhirnya terlihat sesosok pemuda yang membuat hinata penasaran dan menghampirinya.
Bergetar handphone Sasuke.
Sasuke yang masih di kantor itu mengangkat telpon dengan malas,
"hallo, dengan Uchiha Sasuke ?,"terdengar suara dari lawan bicara sasuke
"Hn,"jawab Sasuke ogah – ogahan
"Kami dari kepolisian, dengan sangat menyesal kami mengabarkan tunangan Anda ..."
Sasuke masih teringat pembicaraannya di telpon tadi, pikirannya kacau. Dia hanya dapat menyetir dengan kalap menuju Rumah sakit. Dia tidak perduli lagi bila menabrak orang sekalipun, yang di fikiran Sasuke hanya Hinata , Hinata dan Hinata.
Sasuke sampai di rumah sakit, sudah terlihat Sakura dan Naruto dengan wajah pucat dan sedih
"Hinata…,"teriak Sasuke kalap
Mengetahui kedatangan Sasuke Naruto pun berusaha menenangkan dan membesarkan hati sahabatnya itu.
Tangis Sasuke pecah melihat wajah pucat Hinata, dia menggoyang pelan tubuh hinata.
"Kumohon, kumohon hinata hinata bangunlah ..." isak sasuke lirih
"sasuke…,"desis Sakura yang juga mulai meneteskan air mata
Sasuke tidak perduli lagi dengan sekitarnya, dia tetap mengguncangkan pelan tubuh hinata dan kemudian mendekapnya dengan erat, memeluknya dan terus memohon agar hinata membuka matanya.
"Sasuke… berhentilah !,"bentak Naruto yang juga menangis
"apa dengan terus memohon dan bertingkah seperti itu hinata akan hidup lagi ?!,"solot Naruto
"Bukan hanya kau yang kehilangan, kami juga sahabatnya," isak naruto
Sasuke masih tetap menangis dengan memeluk hinata,
Para polisi dan dokter pun datang,
"dokter… hinata, hinata tidak apa-apa kan ? dia akan sembuhkan ?!,"sahut Sasuke seperti orang gila
Dokter hanya menggeleng miris,
Naruto tidak tahan lagi dengan sikap sahabatnya itu dan menonjok sasuke,
Sakura setengah berteriak melihatnya,
"Berhentilah seperti orang gila! Jangan buat hinata bersedih dengan tingkahmu itu!," Cerca Naruto sasuke hanya terduduk dengan tangisnya, bahkan pukulan naruto tak terasa sakit karena sekarang hati sasukelah yang telah terluka.
"teme… ,"desis naruto memeluk sasuke, sakura pun ikut memeluk sasuke yang terpukul berat itu.
"Kami turut berduka cita atas kejadian yang menimpa Anda, kami harap anda dapat menerimanya dengan ikhlas dan lapang dada tuan," kata polisi yang masih ada di sana
Sejenak Sasuke memandang ke arah hinata,
Sasuke menyeka air matanya berusaha tegar, dia berharap ini hanya mimpi buruk baginya. Dia melepaskan pelukan sakura dan naruto.
"aku tidaak apa,"desis Sasuke berusaha mendekat pada hinata.
Sasuke berusaha menahan rasa sakitnya, bila rasa sakit di hati sasuke tidak hilang. Maka sasuke harus membunuh hatinya. Bukankah uchiha tidak pernah menunjukan perasaannya ?
Di sentuhnya pipi putih Hinata yang kini terasa dingin dengan lebut, air mata kembali menetes.
"apa yang terjadi padanya ?,"Tanya sasuke dengan suara berat
"kami masih menyelidikinya, kami menemukan nona sudah tidak bernyawa di dekat kediamannya. tidak ada luka pada nona hinata. Barang-barang nona juga lengkap, kami rasa ini bukan perampokan,"kata sang polisi
"jadi kedatangan kami untuk meminta ijin menyelidikinya lebih lanjut serta kami ingin mefisum tubuh nona hinata,"terang polisi itu
Sasuke hanya mengangguk menahan perih, matanya tak pernah lepas dari hinata yang terbaring itu.
"sasuke, sebaiknya kau pulang. Biar aku yang menangani ini,"Kata Naruto menepuk pelan pundak sasuke
"bagaimana aku bisa pergi ? mana mungkin aku meninggalkan hinata sendiri ?!," desis sasuke
Sakura yang tadi diam sekarang berdiri di depan sasuke, menghalangi pandangan sasuke ke hinata.
Sasuke memalingkan wajahnya dari sakura,
Sakura memaksa sasuke untuk menatap matanya,
"Sasuke ... percayalah pada kami, kami hanya tidak ingin kau semakin sedih," terang sakura
Terlihat ketulusan di mata sakura, sasuke pun beralih menatap Naruto.
"tenangkanlah dulu pikiranmu,"desis Naruto sambil mengangguk memberikan semangat pada sasuke
"kau harus pulang, kau bisa kesini besok lagi,"kata sakura halus
Sasuke hanya menggeleng,
"Kalau begitu, kalian berdua. Malam ini menginap saja di rumahku," ajak naruto
Menyadari ke khawatiran ke dua sahabatnya sasuke pun memasang wajah tegar.
"tidak apa, mungkin aku butuh waktu untuk sendiri,"kata sasuke kemudian
"Sasuke kau tidak akan bertindak bodohkan?," Tanya Sakura khawatir
"aku tidak akan melakuhkannya,"jawab Sasuke datar
Sebelum sakura membuka mulutnya memastikan, Naruto sudah menggenggam tangan sakura dan mengangguk pada sakura untuk percaya.
Di rumah sasuke hanya diam tertunduk, dia belum melakuhkan apapun setelah sampai di rumah. Bahkan kemejanya pun belum sempat dia ganti.
Sementara Naruto hanya bisa bersandar di jendela kamar rumahnya, menatap lampu kota yang gemerlap dengan perasaan gelisah tak menentu.
Sakura hanya berbaring memeluk guling dengan menggigit kuku jempolnya cemas memikirkan sasuke.
Hari melewati tengah malam menunjukan pukul 01.00, tiga orang sahabat masih terjaga dengan pikiran dan kegelisahan bercampur kesedihan mereka masing – masing.
Handphone sasuke bergetar, sasuke menggapainya dengan cepat.
Kali ini dia mendapat panggilan langsung dari rumah sakit, lagi – lagi sasuke memacu mobilnya dengan kalap. Untung rumah sasuke berada di perumahan yang memang kesehariannya sepi, jadi tidak ada hambatan baginya sebelum masuk ke jalan utama.
Ruang hinata yang tadi sepi sekarang terlihat ramai, sudah terlihat naruto dan beberapa polisi.
"naruto ada apa ?,"Tanya sasuke khawatir
"sasuke, seharusnya kau tidak perlu kesini,"sahut naruto
Sasuke pun menerobos masuk, terlihat seorang peria penuh darah.
Naruto menggeret sasuke keluar,
"Hinata?," Tanya sasuke dengan wajah cemas
"kau pulanglah, biar polisi dan aku yang mengurusnya sampai kau tenang,"terang naruto
"aku akan pergi jika kau menjelaskan di mana hinata sekarang ?!,"sahut sasuke geram
Naruto tertunduk," hinata hilang. Dan petugas yang menjaga hinata di temukan …. Penuh darah dan tidak bernyawa,"jawab naruto tidak yakin
Terlihat sasuke semakin terpukul,
"Siapa yang tega berbuat sepeti ini pada hinata," Tanya Sasuke geram
"aku sudah menyuruh para polisi mengurus dan mencari hinata sampai dapat, percayalah mereka pasti bisa menemukannya,"terang naruto menenangkan sasuke
"sekarang, aku akan mengantarmu,"desis naruto merangkul sasuke yang terlihat lemas itu.
sasuke menepis tangan naruto,
"aku… , aaku tidak apa.. aaku bisa sendiri,"desis sasuke berjalan pergi
Naruto hanya bisa melihat kepergian sahabatnya dengan prihatin
Sasuke berjalan menelusuri koridor, matanya masih sembab.
Pikiran Sasuke kosong,
Sampai di parkiran sasuke membuka pintu mobilnya yang bahkan tadi tidak dia kunci.
"Ssaasukee ... tolong aku," terdengar rintihan suara
Sasuke tercengang melihat hinata terbaring lemah di mobilnya, tangannya penuh darah.
