Akatsuki on TV
A fanfic by Akasuna no Aruta
Disclaimer : All belongs to Masashi Kishimoto-senpai
Genre : Humor, Parody
Rate : T
Starring : Akatsuki, Uzumaki Naruto, Inuzuka Kiba, Tsunade, Shizune, dan bnyak lagi…
Warning : Typo, OOC stadium 4, gaje, garing, dll… Fic pertama. Kalau hancur, gomenasai! Don't like don't read.
Summary : Akatsuki membaca pengumuman audisi pencarian bakat untuk Konoha Entertainment. Mereka ingin ikut, dan kepilih nggak, ya? Apakah akan menjadi sesukses kegiatan kejahatan mereka sebagai ninja-buronan? Check this out!
Chapter 1: Deidara's Big Mistake
Pagi di kediaman para penjahat terkenal Akatsuki… Suasananya sangat suram dan tenang, sampai suatu saat, suara cempreng nan berisik mengusik mereka…
"PEIN-SENPAAAAI, lihat ini!" Tobi si anak baik dari Akatsuki menunjukkan selembar kertas kepada senpai-nya, Pein, yang hanya sedang duduk santai sambil melamun.
"Berisik! Diam, kenapa?" bentak Akastuki's baby face, Sasori, makhluk ter-kawaii di seluruh dunia.
"Tunggu sampai senpai semua melihat ini!" Tobi mengacungkan lembaran yang dipegangnya tadi.
"Sini, coba lihat!" seru Konan.
"Bawa sini, un!" suruh Deidara, si ahli ledakan.
Seluruh anggota Akatsuki berkumpul di tengah ruangan. Mereka semua membaca keras-keras kertas promosi tersebut:
Mau jadi Entertainer terkenal? Ikuti:
Audisi untuk KONOHA ENTERTAINMENT
Tersedia bagian: Teater, Film, Musik, Presenter, dan DJ
"Emang ada DJ di Konoha, ya?" tanya Sasori polos.
"Dewa Jashin itu ada dimana-mana, termasuk di hati kita!" kata Hidan sok religius. Deidara menjitaknya.
"DJ yang dimaksud disini itu disk-jockey! Bukan Dewa Jashin!"
"Tapi Sasori nanyanya DJ yang Dewa Jashin itu…"
"Siapa bilang? Orang nanya DJ yang disk-jockey, kok," kata Sasori, ngeles.
"Eh, tapi beneran, deh. Emang ada disk-jockey di Konoha?" gumam Konan. "Coba pakai otak kalian! Berpikir yang logis!"
"Siapa peduli? Kita juga disini nggak ada yang bisa nge-DJ! Kita kan, mau main film!" kata Pein, sok artis.
"Emang Pein-senpai bisa akting?" tanya Tobi.
"Heh, gini-gini, aku lulusan sekolah perfilman di Amegakure!"
"Lagi-lagi, emang ada sekolah perfilman di dunia ninja? Ngaco, lo, Pein," kali ini Konan yang menjitak Pein.
"Udah, ah, lanjut baca. Kalau cocok, kan, kita bisa dapat duit," kata Kakuzu, si mata duitan.
Syarat:
Berumur 17-30 tahun
"Yah, Sasori-senpai mana bisa ikut! Dia kan, chibi…" kata Tobi.
"Eh, aslinya aku udah dewasa, lho! Lo tuh, aslinya kan Madara yang udah tua bangka!" serang balik Sasori.
"He? Yang kasihan itu Itachi… Udah kelewat umur, makanya—eh…" Konan langsung berhenti ketika Itachi memelotinya. Daripada di Amaterasu, kan, mending diam…
Berjiwa Entertainer
Minimal mempunya wajah setingkat 'CUKUP'.
"Wah, aku cocok, nih!" kata Tobi ge-er.
"Itu topeng lollipop, mana bisa dibilang 'CUKUP'," sanggah Pein.
"Aku bisa ikut nggak, ya?" gumam Zetsu hitam sedih.
"Nggak bisa, dong. Kalau Zetsu putih, kan, ganteng, mana bisa ditolak. Zetsu hitam, sih, wueeekkk!" Zetsu putih mengeluarkan suara muntah.
"Woi, kita ini kan satu badan!"
"Siapa bilang? Makasih, deh!"
"Wah, nantangin, lo, ya!"
Lalu kedua bagian wajah itu mulai berkelahi.
"Aku, nih, yang paling cocok. Secara, gitu, Akatsuki paling ganteng…" gumam Sasori dan dijitak satu-satu sama anggota Akatsuki yang lain.
Rajin bekerja, dan ramah
Pendaftaran dilakukan tanggal 10 Agustus di Konoha Entertainment, loket pendaftaran F8. Biaya pendaftaran: 1000 Ryo.
Audisi dilaksankan tanggal 13 Agustus di studio Konoha Entertainment, Konohagakure, dengan membawa kartu audisi dan sedikit uang tambahan (buat nyogok juri, okeh?) . Mulai pukul 08.00 pagi sampai selesai.
Hokage/Presdir Konoha Entertainment,
Tsunade
"Audisinya di Konoha? Kita harus kesana, dong?" kata Pein.
"Iyalah, demi impian menjadi artis! Wah, keren nih!" Hidan berangan-angan.
"Ya, duitnya juga pasti banyak…" lanjut Kakuzu.
"Pasti banyak fansnya…" gumam Tobi.
"Wah, jadi terkenal itu enak…" Pein berangan juga.
"Musuh-musuh kita bakal iri, un…" kata Deidara.
"Dikenal sebagai seniman atau artis ternama…" sambung Sasori.
"Seluruh keluarga baik ikan dan manusia akan bangga… Saking bangganya keluarga hiu bakal loncat sampai ke darat!" Kisame hampir menangis saking tidak sabar ikut audisi dan diterima.
"Kalau Zetsu putih jadi artis, Zetsu hitam bakal iri sampai bunuh diri…"
"Eh, kalau Zetsu hitam mati, berarti Zetsu putih juga mati, dong… Kan satu badan. Bego lo Zetsu putih…"
"Sasuke pasti malu, aku duluan jadi artis…"
"Hoii, jangan ngarang terus, ayo cepat kerja!" Konan membuyarkan lamunan rekan-rekannya. "Ngarang aja, kalau diterima. Ayo kerja!"
"Kerja apa, Konan-senpai?" tanya Tobi, kesal imajinasinya dipecahkan oleh Konan.
"Ya, belanja! Masa kita nanti audisi pakai baju beginian? Oh ya, juga belajar jadi entertainer, dan siap-siap! Oke?"
"Oke, Konan-senpai! Mulai bersiap!"
-Akasuna no Aruta-
"Mahal amat, un! Gratisan aja, masa nggak bisa sih, un?"
"Bikin kartu audisinya aja, biayanya mahal, Deidara-san! Udah murah, kok! Bayar aja sini!" bujuk Shizune, penjaga loket pendaftaran, sambil mengomel dalam hati. Ini orang mau ikut audisi, tapi ga mau bayar pendaftaran? Ke laut aja lo! "Jadi nggak, nih? Nggak mau, ya udah. Banyak yang mau ngantri. Sana, gih!"
"Heh, sopan sedikit, aku ledakin nih, un!" Deidara mengeluarkan bom C3.
"Siapa takut? Cepetan, mau ikut, nggak!"
"Bayar aja! Kita kan masih ada sisa uang!" kata Itachi yang udah kebelet jadi artis.
"Iya, deh. Kuzu, sini, un! Uang sisa yang kemarin mana? Korbankanlah sedikit uang simpanan kita, toh nanti kalau jadi artis dapat yang berlipat ganda, un! Allah berfirman (?), sekali kita bersedekah, seribu kali lipat yang akan kita dapat, un!" Dei jadi sok alim.
"Oh, terserah lo, dah. Tapi ada syaratnya. Kalian harus memberikan 70% pendapatan kalian (kalo jadi artis) masing-masing, kepada bendahara kalian ini!" Kuzu mulai pasang penawaran.
"80% atau kami batal," kata Pein. Bego amat lo, leader nista!
"Deal!" Kuzu loncat-loncat girang. Nggak ngeh ya, ini organisasi, Akatsuki (-Kakuzu) pendapatan mereka bakal makin berkurang.
"Nih, untuk 10 orang!" Dei menyerahkan uang.
"Ya, kartu audisi untuk sepuluh orang! Ambil, nih! Audisinya tanggal 13 Agustus pukul 08.00 sampai—"
"Udah tau (un)!" sorak kesepuluh anggota Akatsuki.
Shizune manyun. "Sialan, kalian semua! Balikin sini kartunya!"
"Ga ada! Kita udah bayar, un! Ayo, pergi semua, un!" Dei mengomando teman-temannya untuk kabur.
"Hoi, nggak sopan kalian! Eh, kok…? Uangnya kurang! Ini sih masih setengahnya! Balik lagi, sini! Woi, balik lagi! Uangnya kurang! AWAS KALIAN SEMUAAA!"
-Akasuna no Aruta-
13 Agustus di Konoha Entertainment…
"Wah, aku belum pernah melihat peralatan secanggih ini! Ini namanya apa, sih?"
"Iya, keren! Jadi nggak sabar mau menjadi bagian dari perusahaan ini…"
"Wah, jadi kita di-audisi disini, un?"
"Kenapa ada Akatsuki disini? Tsunade-sama, tangkap mereka! Buronan ninja nomor satu di dunia!" teriak suara cempreng.
Akatsuki menoleh. Uzumaki Naruto, rupanya.
"Heh, chibi! Diam, kami bukan buronan lagi sekarang!" teriak Pein tak kalah cempreng.
"Tuh kan… Masa image kita yang ada cuma nuke-nin doang…" gerutu Itachi.
"TSUNADE-SAMA, SURUH ORANG MENANGKAP MEREKA!"
"Hoii, cempreng! Diam, kenapa sih?" kata Konan.
"Kami sekarang adalah… CALON ARTIS MASA DEPAN!" semua anggota Akatsuki berpose ala artis. Sasori mengacak rambut dengan tangannya, Deidara meniup ujung poninya. Lalu Konan menerbangkan kupu-kupu kertas, Pein berpose peace, Kisame dan Kakuzu tertawa sok keren (tapi siapapun yang melihatnya, bukan keren, tapi norak abis). Itachi memasang mata sharingan buat gaya doang, Zetsu ga tau mau ngapain, jadi dia nangkep nyamuk lewat aja pakai Venus-nya, Hidan senyum-senyum doang sok imut (tapi kayanya ga ada yang terpana, gak kayak Sasori senyum, semua orang langsung pingsan *lebay). Dan yang terakhir, Tobi pasang tampang polos (emang mukanya keliatan?) yang membuat semua orang yang lewat ga tahan buat nyubit nih anak. Tapi kalau topengnya dibuka, dijamin semua orang pada kabur kalau tahu itu Madara yang udah berumur lebih dari yang diperkirakan…
"Artis, artis, pala lo artis! Mana artis kayak kalian, baka!" kata Naruto, ninja yang terkenal berisik.
"Heh, kita ini memang artis, un! Udah keren-keren gini, mana mungkin ga kepilih, un?" kata Deidara-ge-er.
Masalah pakaian, semua Akatsuki sekarang memakai pakaian a la pengantin (?). Eh, bukan, maksudnya pakaian kayak anak-anak remaja normal, lah *emang mereka semua anak-anak, ya? :p. Lihat aja tuh kakek Itachi yang ganteng-ganteng tapi keriput (Itachi: "Ini bukan keriput, uy! Udah dari lahir! Tapi tetep ganteng, kan?").
"Eh, siapa tuh, Naruto?" tanya anak di sebelah Naruto, Inuzuka Kiba, sambil menunjuk Deidara.
"Sepertinya Deidara," jawab Naru cuek.
Mata Kiba langsung berbinar. Dia lalu menyeruak di kerumunan Akatsuki dan menarik Deidara yang lebih tinggi darinya.
"Hai, cewek! Deidara, ya? Kenalin, aku Kiba, dan ini Akamaru. Kau tinggal di Konoha, ya? Dimana rumahmu? Aku mau mengajakmu jalan-jalan malam minggu ke taman, mau nggak? Oh ya, kesini mau apa? Ngomong-ngomong, kau cantik, loh!" serbu Kiba, membuat Deidara bingung.
"BAKA! Apa-apaan, nih?" Deidar panic.
"Haha, Dei-senpai dibilang cewek? Ya iyalah, Dei-senpai kan memang cantik banget," Tobi terkekeh.
"Lepasin, gak, un!" ancam Dei pada Kiba yang memegang lengannya sok mesra. Tapi memang Dei-kun mirip cewek, ya? Rambutnya itu, lho, cute banget *emang ada rambut cute?
"Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan cewek secantik kamu!" Wah, Kiba makin ngelantur, nih! Mungkin di dalam otaknya terjadi semacam pendarahan yang disebabkan oleh kesalah pengonsumsian obat, yang mengakibatkan pikiran yang macam-macam, gaje, dan efek-efek samping lain *sok jadi dokter.
"Hei, mundur dan menyerahlah! Dia punyaku, tahu!" Kirain siapa, rupanya Rock Lee yang sekarang datang tak dijemput pulang tak diantar.
"Wah, kau jauuh lebih cantik dari Hinata, ya?" Neji menambah panjang antrian 'Deidara-chan (a.k.a Deidara-kun)'s Super Big Great Guy Fans'.
Lalu kehadiran Shikamaru meramaikan antrian juga. Juga ada Gaara, yang datang dari Suna untuk ikut audisi jadi penyanyi dangdut *GUBRAK! Kazekage jadi penyanyi dangdut? Eh, nggak lah, dia kesini mau audisi Film! Lalu ada Kankuro, Sai, Chouji, Yamato, dan yang lebih mengagetkan lagi, KAKASHI! (Kyaa, secantik apa sih, kamu, Deidara?) Lalu kerumunan yang ngefans gila sama Deidara itu mengerumuninya dan sukses membuatnya tambah sesak.
"LEPASIN, GAK, UN! AKU LEDAKIN NIH, UN!"
"YOU-ARE-MINE, DEI-CHAN!"
"Dia milikku, bukan milikmu. Dia untukku, bukan untukmu. Pergilah kamu, jangan kau ganggu! Biarkan aku mendekatinya…" Shikamaru nyanyi: cempreng abis. *author dikeroyok.
"Dia untuk aku…" Sai: ga ada bedanya! Semuanya nggak ada bakat nyanyi! *giliran Sai FC yang ngejitak author.
"WOI GUE INI COWOK!" teriak Dei, kenceng banget. "Dan buat yang belum tahu, aku ini ahli ledakan Akatsuki paling terkenal sedunia ninja!"
"Ya iyalah, wong ahli ledakan di Akatsuki kan cuma Dei-senpai sendiri!" ledek Tobi lagi.
"Grrrhh… Kalau gue udah b-b-bebas," kata Dei terengah karena dikerumuni banyak cowok fansnya, "gue ledakin kalian semua! Lo juga, Tob!" Dei ngancem tapi nggak ada yang takut.
"Selain cantik dan manis (GUBRAK!), Dei-chan gentle juga, ya!" kata Gaara (OOC banget).
"Kami-samaaaa, tolonglah aku!" jerit Deidara. Sasori geleng-geleng kasihan. "Sasori-danna, tolongin dong! Aku janji, kalau Sasori-danna tolongin aku, un, aku bakal melayanimu seumur hidup, un!"
"Gomen, Deidara, tapi aku udah punya banyak pembantu. Masa aku mau mecat semua Kugutsu? Jadi, ga perlu dibantuin lagi," kata Sasori *ketawa setan.
"Siapapun deh, un! Konan! Lo bantuin gue, kenapa, un? Leader, Pein, piercing karatan, apapun itu panggilanya, bantuin dong, un!"
"Tadinya sih, mau bantu, tapi kebanyakan ngejek daripada minta tolong, jadi… Tolong aja diri lo sendiri!" Pein menyeringai.
"Banyak-banyak berdoalah, Dei! Dewa Jashin akan menolongmu!" kata Hidan sok serius.
"BAKA! Kalau doa terus kapan bebasnya, un?"
"Eh, minggir dikit, dong! Beri aku kesempatan mendekatinya dahulu (sok bahasa baku)."
"Enak aja lo! Aku duluan!"
"Aku duluan!"
"Akamaru, gigit mereka! Lalu aku akan mendapat tempat VVIP di samping raga dan di dalam hatinya!" Jiaaah, Kiba sok puitis.
"Awas gak, lo!" Dei naik pitam.
"Memangnya, Deidara secantik itu ya, Kek?" bisik Sasori pada Itachi.
"Lo kata gue kakek lo! Tapi iya juga, sih. Masa ga ada yang nyadar Dei itu cewek! Maksudku, cowok…" kata Itachi. Tiba-tiba seseorang menghampiri mereka berdua.
"Hai!"
"Hello. Siapa, ya?" tanya Sasori pada gadis berambut pirang yang menghampiri mereka.
"Yamanaka Ino. Juri untuk audisi bagian Teater. Kalian mau audisi juga? Bagian apa?" tanya Ino ramah.
Nah, kalau yang ini pantas direbutin. Karena dia cantik. Ini… banci peledak direbutin! Itachi bergumam dalam hati.
"Film," kata Sasori, gaya cool, biar tuh cewek jadi terpana. Tapi Ino kelihatannya biasa saja. Tapi lalu dia tertawa melihat Deidara yang kewalahan direbutin cowok-cowok.
"Kenapa mereka?" tanya Ino.
"Entahlah. Pada ngerebutin banci peledak," kata Itachi sinis.
"Kenapa, lo? Mau juga, direbutin kayak gitu?" Sasori menertawai nada sinis Itachi.
"Gak, lah! Makasih!"
"Oh ya, Ino, kamu tahu tidak, kenapa cowok-cowok itu jadi pada mengira Deidara itu cewek? Padahal kan, nggak terlalu kelihatan kayak cewek, kok!" tanya Sasori pada Ino.
"Ada tiga alasan," kata Ino sok pintar. "Pertama, mereka memang katarak dan tidak bisa membedakan mana cewek mana cowok," Ino lalu melanjutkan, "Kedua, mereka baru kehilangan cinta, sehingga banci kayak gitu aja bisa dianggap cakep banget."
"Nah, Ino sependapat denganku, kalau Dei itu memang banci!" seru Itachi senang. Ino mengabaikan komentarnya.
"Ketiga, mereka terkena penyakit yang bernama…" Ino menjelaskan dengan berbisik. Wajahnya mendadak serius. Begitu pula Itachi dan Sasori. "Namanya… namanya…"
"Udah cepat, apa namanya?" bentak Sasori.
"Oke, oke, namanya…" Ino berbisik semakin pelan. "Rejectolosis."
"Reject—apa? Rejectonosis? Apaan, tuh?" tanya Itachi.
"Rejectolosis," koreksi Ino.
"Rejectolosis… Rejectolosis…" Sasori mengingat-ingat. "Siapa yang bikin, tuh? Baru denger, lho!"
"Ya, istilah itu aku yang buat sendiri!" Ino berkata bangga. Kedua Akatsuki langsung sweatdrop. "Bersama Tsunade-sama, dan beberapa orang perusahaan lain. Istilah itu dikatakan untuk orang yang tidak lulus audisi. Lalu menjadi trauma, dan pikirannya kacau selama beberapa jam ke depan."
"Oh, begitu!" ujar Itachi dan Sasori bersamaan.
"Dan sejauh ini, perkiraanku benar. Mereka semua terkena Rejectolosis! Kiba, Rock Lee, Neji, Kankuro, Sai, Chouji, dan Yamato!"
"Lalu Gaara dan Kakashi?" tanya Sasori untuk keterangan lebih lanjut (?).
"Gaara itu Kazekage. Mungkin dia lagi banyak pikiran dan sibuk. Jadi agak stress."
"Kurang kerjaan banget, sih, Kazekage ikut audisi Film!" gerutu Itachi. "Sainganku kan, jadi bertambah!"
"Asal kalian tahu saja, Konoha Entertainment itu terkenal. Desa lain tidak punya perusahaan entertainment se-tenar ini. Jadi bahkan Kage dari desa lain ada yang ikutan. Cuma Gaara, sih… Lagipula kita tidak mau menerima Raikage dan Tsuchikage yang tua bangka itu… Mizukage sih, masih boleh…"
"Jadi mereka itu cuma stress?" Sasori menyimpulkan.
"Yap."
"Tapi sayang sekali anak itu," kata Sasori pada Itachi, seraya menunjuk Sai. "Ganteng-ganteng seleranya si banci peledak itu…"
"Apa barusan kau bilang?" tanya Ino. Sasori kembali menunjuk Sai.
Mata Ino melebar. "Yang it—itu… Sai?"
"Tadi kan kau menyebutkan namanya saat memberitahu siapa saja yang kena Rejectonosis—eh, Rejectolosis. Masa nggak ngeh, sih?" Itachi bingung.
Lagi-lagi dia mengabaikan Itachi ("Eh, ganteng-ganteng dicuekin!" Sasori: "Apanya yang ganteng? Keriput!").
"SAAAIIIII! Kalau mau selingkuh cari target yang cakep dikit, napa? Ini, banci peledak, lagi!"
"Eh, Ino!" Sai baru sadar, dan keluar dari kerumunan. Wajahnya memucat melihat mata Ino yang hampir keluar lubangnya (:p).
"SIAPA ITU?"
"Dei-chan!"
"Dia itu banci, tahu!"
"Aku cowok, BAKA!" sela Deidara dari dalam kerumunan. Tapi Ino tidak bisa melihatnya karena dia tenggelam di antara para fansnya.
"Siapa tuh yang ngomong?" tanya Ino.
"Setan kali!" kata Sai ngasal.
"Jangan mengalihkan pembicaraan, Sai!" marah Ino lagi. Lalu menjewer Sai. "Ini pelajaran untukmu! Kau bilang, sambil gombal, katamu aku satu-satunya yang ada di hatimu! Mana buktinya, hah?"
"Kapan aku bilang begitu—ahh!" Ino menjewer makin keras, Sai berteriak. "Aw, sakiit, Ino-chan, lepasin!"
"Tidak sampai kau mau mencium kakiku!"
"Jijay!"
"Apa katamu?" Ino meledak, menjewer Sai lebih keras.
"Oke, oke, aku lakukan!" kata Sai akhirnya.
"Cepat! SEKARANG!"
"Siapa bilang sekarang? KAPAN-KAPAN!" Sai makin membangkang.
"SAI! Ayo kita pulang!"
"Pulang kemana!"
"Ke rumahku! Aku harus membereskanmu dulu!"
"Jangan! Ke rumahku saja! Aku yang harus membereskanmu!"
"SAAAIII!"
"Apa?"
"SAAAIII!"
"Apa?"
"Aku hobi melihat hal-hal seperti ini, a.k.a perpecahan rumah tangga," kata Sasori. Tahu-tahu di tangannya dan Itachi sudah ada popcorn. Jadilah mereka menonton hiburan gratis berjudul 'Suami-suami takut Istri' versi ninja muda.
"K-k-kat—" kata Deidara terengah. Ini adalah satu-satunya pilihannya. Satu-satunya cara untuk keluar dari kerumunan nista yang mengidolakannya. Dia harus melakukannya. Harus. Harus. Harus! *mau nyampe berapa kali mikir 'harus' mulu? :p. "K-k-kat—k-k-kat—kat—KATSU!"
BYAARR!
Eh, salah…
DUAARR!
"SIAPA YANG MELEDAKKAN STUDIO INI? KAU KELUAR DARI AUDISI!"
TBC…
Garing? Jelek? Hancur? Bikin muntah? Mau ke toilet dulu? Silahkan. Tapi abis itu, review, yaaa! Soalnya authornya nih masih baru… jadi review sangat diharapkan. Chap 2 akan di-update secepatnya. Arigatou, readers!
A/N: Segala penyakit yang didapat akibat membaca fic ini tidak ditanggung author. Sudah ada di warning.
