Ini adalah hari minggu. Baekhyun, gadis pecinta rilakkuma ini sedang mendengarkan musik di ponselnya melalui kabel headset di atas ranjang favoritnya yang bermotif rilakkuma dan dipenuhi dengan boneka rilakkuma kesayangannya.

'Krriiieeettt'

Pintu kamar Baekhyun terbuka, menampakkan seseorang berpostur tinggi dengan rambut kuning keriting yang belum disisir sambil itu memeluk guling berkepala rilakkuma ditangan kirinya, sedangkan tangan kanannya mengucek mata, khas orang bangun tidur. Sosok tinggi itu lalu naik ke ranjang Baekhyun dan memeluknya.

"Mmmm, morning honey." ucapnya sambil memeluk perut Baekhyun semakin erat.

"Ya! Kau belum sikat gigi? Mulut mu bau.." jerit Baekhyun sambil bergerak menjauh dari sosok tinggi yang memeluknya itu.

"Aku baru bangun tidur, mana sempat gosok gigi." Alasan.. Baekhyun mendengus

Baskhyun menarik sosok tinggi yang masih memejamkan matanya itu menuju kamar mandi di kamarnya, mengambil sikat gigi dengan gagang berbentuk rilakkuma dan memberinya pasta gigi.

"Buka mulutmu." Yang diperintah pun menurutinya dan segera membuka mulut dengan mata yang masih terpejam.
"Ya Tuhan, selalu saja seperti ini setiap hari. Ughh bukalah matamu, YA! Park Dobi!" Baekhyun berteriak, orang yang dipanggil Dobi pun membuka matanya dan mulai menyikat giginya sendiri. Meskipun dengan gerakan 'ogah-ogahan'

"Mandilah sekalian."

Baekhyun keluar dari kamar mandi dengan mulut komat kamit, mengucapkan sumpah serapah kepada Chanyeol -dobinya-.
Ia kembali merebahkan tubuhnya di ranjang empuk miliknya. Baru saja ia akan memakai headsetnya, tiba tiba saja.

"BAEKHYUUUUUN! HANDUKKU!"

'PLAAKKK'

Baekhyun menepuk keningnya dengan keras.

.

.

Kini Baekhyun sedang duduk ditepi ranjang, dengan handuk kering ditangannya dan tidak lupa Chanyeol yang duduk bersila di lantai.

"Ya Park Dobi, bagaimana kau bisa hidup tanpaku nantinya? Jika menyikat gigi saja harus aku yang melakukannya?" Baekhyun mulai mengeringkan rambut kuning keriting milik Chanyeol dengan handuk rilakkuma ditangannya.

"Makannya kau tidak boleh menikah dengan si cadel itu, karena aku tidak akan bisa hidup dengan benar tanpa kau." Baekhyun memutar bola matanya malas.

"Kau kakakku yang tampan, Chanyeol. Meskipun kau idiot. Tapi aku yakin, banyak sekali orang diluar sana yang menyukaimu. Jadi cepatlah mencari kekasih, oke! Kau sudah hampir tua!" Terang Baekhyun masih dengan aktivitasnya mengeringkan rambut Chanyeol.

"YA! Kau mengejekku? Umurku bahkan baru dua puluh lima tahun bulan ini! Dan kau bilang sudah tua? Dasar bocah!" ucapnya histeris. Dan jangan lupakan rambut kuning keritingnya yang berantakan menutupi hingga mata.

"Apa kau bilang? Aku? Bocah?! Yaa.. Padahal usiaku sudah dua puluh tiga tahun enam bulan lalu!" Baekhyun beridiri di atas ranjangnya dan melempari Chanyeol dengan boneka rilakkuma yang bertebaran di ranjang.

Chanyeolpun melakukan hal yang sama. Ia melempari Baekhyun dengan boneka yang Baekhyun lempar tadi.

Terus seperti itu hingga sebuah suara menghentikan kegiatan mereka.
"Apa yang kalian lakukan? Huh?" Baekhyun dan Chanyeol melirik kearah pintu, terlihat wanita paruh baya yang masih nampak cantik sedang bekacak pinggang dengan celemek dan spatula di tangan kanannya.

"Eommoni.. Lihat Baekhyun, dia mengataiku tua dan melempariku dengan boneka-bonekanya." rengek Chanyeol dengan wajah yang memelas. Sementara yang dituduh hanya memutar bola matanya.

"Pengadu" cibirnya.

"Benar kan eomma? Chanyeol itu sudah tua, dan dia belum memiliki kekasih!" Jawab Baekhyun sambil menunjuk wajah Chanyeol. Sementara sang ibu hanya menggelengkan kepala. 'selalu saja seperti ini'-pikirnya.

"Sudah.. Kalian cepat turun dan sarapan, eomma sudah memasak untuk kalian." Ibu lalu keluar dari kamar.

"Oh ya, Sehun akan datang untuk feeting baju pengantin jadi kau harus segera bersiap." Lanjutnya,
Sehun meloncat loncat diatas ranjang sambil berseru senang.

"Yeaaayy.. Aku akan menikah!" Kini giliran Chanyeol yang memutar bola matanya malas.

Ia pikir kenapa anak berusia dua puluh tiga tahun sudah ingin buru-buru menikah? Dasar gadis!

"Chanyeol sayang, aku akan menikah. Wuhuuu.." ucap Baekhyun girang kemudian mencium pipi Chanyeol dan memeluknya erat.

"Ya Tuhan Baekhyun.. Kau mencekik ku bodoh!"

"Oh? Hehe maafkan aku sayang. Aku akan segera bersiap, kau turunlah dan sarapan." Baekhyun melepaskan rangkulannya kemudian mendorong Chanyeol keluar dari kamarnya.

.

.
.

Suasana di meja makan sangat hening, hanya ada suara dentingan sendok yang membentur piring. Hingga suara bel lebih dulu memecahkan keheningan.
"Sepertinya itu Sehun." seru gadis cantik bersurai panjang itu.

"Appa, eomma. Aku pergi dulu." Baekhyun mengecup pipi kedua orang tua nya.

"Chanyeol sayang, jangan lupa habiskan susumu, oke? Aku mencintaimu."

Terakhir Baekhyun mengelus kepala Chanyeol dan mengecup pipinya, tak sadar jika sikapnya itu membuat sedikit debaran di hati Chanyeol.

"Hati-hati sayang." ucap ibu. Baekhyun tersenyum dan segera mengambil tas selempang miliknya dan pergi keluar.

.

.

Senyum bahagia terus terpancar di wajah cantiknya, Sehun juga terlihat sangat tampan dengan senyuman menenangkan andalannya.

Ketika mereka selesai feeting baju pengantin, waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Baekhyun merogoh ponselnya di dalam kantung jeans nya ketika ponsel itu bergetar.
Ternyata pesan dari kakak idiotnya, Chanyeol.

From : Yeolidiot 'Belikan aku susu pisang jika kau ingin aku buka kan pintu.'

Baekhyun terkikik kemudian mulai mengetikkan jawaban.

To : Yeolidiot

'Buka kan aku pintu jika kau ingin kubelikan susu pisang'

Baekhyun terkikik geli saat mengirimkan pesan itu, membuat Sehun penasaran, kenapa calon istrinya ini sangat senang.

"Siapa?" tanya Sehun penasaran.

"Oh, ini Chanyeol. Dia memintaku membelikan susu pisang." Sehun melirik jam tangannya sebentar.

"Kalau begitu ayo kita belikan Chanyeol susu pisang, dan kita pergi makan malam."

"Ayo!" seru Baekhyun riang. Sehun tersenyum lalu mengacak gemas rambut Baekhyun.

.

.

"Terimakasih Sehun-ah" Sehun mengangguk kemudian keluar dari dalam mobil dan membuka kan pintu untuk Baekhyun.

"Masuklah. Hari mulai malam dan semakin dingin." Sehun menggosokkan telapak tangannya lalu menempelkannya di pipi Baekhyun.

"Arraseo." Setelah itu Sehun mengecup kening Baekhyun dengan penuh rasa sayang.

"Bye" Baekhyun melambaikan tangannya kearah Sehun dan mulai berjalan menuju pintu rumah.

Setelah dirasa Baekhyun masuk ke dalam rumah, sehun lalu memasuki mobil dan melajukan kendaraannya.

.

.

'CLEK'

"Eoh?" Baekhyun mengerutkan keningnya. Tak biasanya rumah terkunci? Biasanya ruamah akan dikunci pukul Sembilan malam. Ini bahkan baru pukul setengah sembilan malam.
Baekhyun tahu ini adalah pekerjaan kakak idiotnya.

"YA PARK CHANYEOL BUKA PINTUNYA!" teriak Baekhyun sambil memukul pintu dengan keras.

"YAA! PARK DOBI!" teriaknya lagi.

"MANA SUSU PISANGKU?" sahut seseorang dari dalam yang Baekhyun sudah ketahui siapa pemilik suara om om mesum itu.

"INI BODOH! AKU SUDAH MEMBELIKANNYA!" balasnya

'CLEK!'

Pintu terbuka, menampakkan Chanyeol yang tengah berdiri diambang pintu dengan cengiran idiot khas miliknya.

"Mana susu pisangku?" ucapnya sambil menadahkan tangan dihadapan Baekhyun.

Baekhyun mendengus dan meletakkan kantung plastic kecil ditangan Chanyeol.

Kemudian berjalan masuk melewati Chanyeol yang masih tersenyum bodoh diambang pintu masuk.
Setelah mengunci pintu masuk, Chanyeol kemudian menarik tangan Baekhyun dan mencubit pipinya.

"Terimakasih adik kecilku sayaaaaaang uhhh cantiknya adikku iniiii…" CHhanyeol mencubit kedua pipi Baekhyun dengan cukup keras, membuat siempunya berteriak kesakitan.

"Aaaaa aaaa Appo! YA! APPOOOOOOO." Teriak Baekhyun kencang kemudian menendang tulang kering Chanyeol, spontan membuat cubitanya terlepas dan memekik kesakitan, meratapi kakinya yang terkena tendangan Baekhyun yang tidak main-main itu.

Baekhyun berlari menuju lantai dua, sambil melihat kebelakang –kearah Chanyeol- dan tanpa ia sadari.

'BRUK!'

'DUG!'

"Aw….."

Suara ringisan itu membuat Chanyeol melirik ke sumber suara dan terlihatlah Baekhyun yang sedang menunduk sambil memegangi kakinya yang terlihat kesakitan.

"Omo! Baekhyun-ah, gwaenchana?"

Chanyeol berlari menghampiri Baekhyun dengan raut wajah khawatir.

"Chanyeol-ah…. Appo…" rengek Baekhyun kemudian mendongkak menatap Chanyeol yang lebih tinggi darinya.

"Aigoo.. kenapa kau berlari dan… yatuhan, keningmu berdarah!"

.

.

Chanyeol membaringkan Baekhyun diranjangnya dan mulai memijat pergelangan kaki Baekhyun.

"Aw.. YA! Pelan-pelan bodoh, kau membuatnya semakin sakit."

"YA! ini sudah kesekian kalinya kau mengatai kakakmu ini bodoh. Berani sekali kau."

"Biar!"

"Jika kau sedang tidak sakit aku pasti akan melemparmu."

"Apa? Kau memang bodoh bodoh bodoh!YA YA YAAAA MWOYAAAAAA"

Baekhyun berteriak kencang saat Chanyeol menekan luka di keningnya.

"Dasar kau adik kurang ajar!"
Chanyeol menekan luka di kening Baekhyun semakin kencang. Membuat teriakkannya pun semakin lebih kencang.

"AHH! YA! MATI KAAAAUU PARK CHANYEOL!"

"EOMMAAAAAAAA!"

Dan malam itu dipenuhi suara teriakan Baekhyun karena Chanyeol terus menjahilinya.

.
.

Pagi telah tiba, tapi Baekhyun masih tertidur pulas diatas ranjangnya.

'SREK'

Seseorang menyibakkan tirai di kamar Baekhyun, membuat sinar matahari masuk kedalam kamarnya.

Membuat Baekhyun perlahan terbangun karena merasa pagi ini sangatlah terang.

"Ya Park Baekhyun ireonna. Kau bisa terlambat ke kampus." Ucap seseorang itu sambil berkacak pinggang.

Baekhyun mengerjap-ngerjapkan matanya, membiasakan penglihatannya yang masih kabur karena yaaa, dia baru bangun tidur.

"Eoh? Tumben kau bangun pagi Chanyeol-ah?" ucapnya sambil meregangkan otot-ototnya yang masih kaku.

"Cih~ kau ini aku bangun terlambat kau mengeritikku, aku bangun pagi pun kau mengeritikku! Dasar kritikkus amatir, cepat sana mandi, ibu sudah menyiapkan sarapan."

Baekhyun hanya berjalan malas kearah kamar mandi sambil menggaruk-garuk rambut panjangnya tanpa menghiraukan ucapan Chanyeol tadi. Dan tidak mengetahui perubahan pada diri Chanyeol.

.

.

"Selamat pagi." Sapa Baekhyun sambil duduk disamping Chanyeol.

"Kakimu sudah tidak sakit Baekhyun-ah?" Tanya Chanyeol khawatir.

"Eiiyyy kau mengkhawatirkanku ya? Haha ya, ini sudah tidak apa-ap, terimakasih kau sudah memijatku dan mengobati lukaku Chanyeol sayang."

Baekhyun mengedipkan matanya berulang kali, mencoba menggoda Chanyeol. Ck!

"Oh wow kau tampak tampan hari ini." Chanyeol hanya memutar matanya malas, sepertinya Baekhyun tidak menyadari perubahan pada diri Chanyeol sejak ia membangunkannya tadi.

"Hey tunggu dulu!" Baekhyun menumpu kan dagunya di telapak tangan kirinya diatas meja makan dengan pipi yang digembungkan sambil meneliti wajah Chanyeol.

"YA! Astaga Chanyeol kau menggati warna dan model rambutmu eoh?"

teriakan tak wajar Baekhyun membuat Chanyeol yang sedang meminum susu pisangnya tersedak.

"Uhuk.. uhuk… tidak usah berteriak seperti itu bodoh. Kau hampir membuatku mati karena tersedak."

Chanyeol terbatuk sampai wajahnya memerah. Kasihan sekali.

"Hey tapi kau terlihat sangat tampan dengan rambut berwarna coklat seperti itu. Oh my god Kau terlihat seperti rapper boyband EXO kau tahu. Ohh dia sangat tampan." Baekhyun tersenyum sendiri saat mengatakan itu, membuat Chanyeol pusing dengan tingkah adiknya itu.

"Sudah-sudah kalian ini memperdebatkan apa?" ibu yang baru saja tiba dari dapur dengan membawa susu strawberry kesukaan Baekhyun.

"Eomma, Chanyeol mewarnai rambutnya. Lihatlah! Bukankah dia terlihat sangat tampan? Oh sepertinya aku mulai mencintai kakak idiot ku ini." Ibu dan ayah Baekhyun terkikik mendengar pernyataan putri kesayangan mereka.

"Apa-apaan ucapanmu itu sayang? kau ini ada-ada saja. habiskan sarapanmu sayang." Baekhyun mengangguk kemudian memakan roti selai strawberry miliknya.

"Chanyeol, bisakah aku ikut denganmu ke kampus? aku lupa bahwa Sehun kuliah siang hari ini."

"Hmm." Gumam Chanyeol.

"Oh ya, Ayah dengar kau mendapatkan nilai terbesar kedua saat ujian dan kelompok paduan suaramu memenangkan juara pertama di perlombaan tingkat provinsi minggu kemarin." Ayah meminum kopinya lalu melipat koran di genggamannya.

"Ya, kelompok paduan suaraku menang dan itu sangat membanggakan ayah, kau tahu? Setelah kemenangan kelompok paduan suaraku, banyak sekali orang yang meminta kami untuk bergabung di agensi mereka. Itu keren sekali." Baekhyun berucap dengan mulut penuh, membuat ibu terkekeh.

"Habiskan dulu makananmu, menjijikan sekali kau berbicara dengan mulut penuh seperti itu." Chanyeol mengambil tas selempangnya dan beranjak dari duduknya.

"Eommoni, abeoji, aku berangkat dulu." Ucap Chanyeol

"Habiskan susumu Baekhyun sayang. Aku mencintaimu." Ucapnya terakhir lalu mengacak pelan rambut Baekhyun.

"Ya ya ya, aku juga mencintaimu idiot." Ucapnya lalu melanjutkan memakan rotinya dengan tenang. Sementara Chanyeol berjalan santai menuju halaman depan.
Baekhyun seketika membolakan matanya.

"YA! Jangan tinggalkan aku bodoh.. Eomma, appa, aku berangkat dulu." Baekhyun berlari menuju halaman depan, menuju Chanyeol yang sedang menghidupkan motornya.

"Kenapa kau bersikap aneh pagi ini Chanyeol-ah? Kau terlihat lebih pendiam dan serius, Itu bukan style-mu, kau tahu?"

"Sudahlah jangan banyak bicara, kau ingin aku bawa tidak?" Baekhyun mem-poutkan bibirnya dan mengendus kesal.

"Baiklah baiklah tuan serius. Kau ini aneh sekali."

Merek lalu berangkat bedua. Chanyeol merasakan jantungnya berdetak sangat kencang saat Baekhyun memeluk punggungnya.

.

.

"Terimakasih tumpangannya Chanyeol sayang." Ucapnya lalu memberikan helm yang tadi dia gunakan.

"By the way, orang-orang memperhatikan kita-umm maksudku kearahmu. Sungguh kau terlihat sangat tampan dengan gaya rambut seperti itu." Baekhyun mengacungkan ibu jarinya didepan wajah Chanyeol sambil tersenyum lebar.

"Terimakasih Baekhyun sayang. Kau juga terlihat sangat cantik hari ini dengan style rambut berantakan seperti itu. Bye."

Chanyeol melangkah meninggalkan Baekhyun yang sedang kalang kabut mencari sisir untuk merapikan rambutnya yang memang berantakan karena helm Chanyeol.

"YA! CHANYEOL TUNGGU AKU!" teriaknya sambil berlari kearah Chanyeol yang sedang tertawa ternahak bahak.
Dasar dua anak idiot itu.

.

.
.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas. sudah waktunya makan siang untuk semua orang. Tapi tidak bagi Baekhyun, dia masih sibuk berkutat dengan buku pelajaran dan laptop dihadapannya. Sesekali dia membenarkan letak kacamatanya yang sedikit melorot.

Wanita cantik itu nampak serius dengan apa yang ia kerjakan, sampai seseorang meletakkan kotak bekal makanan dimeja Baekhyun membuatnya sedikit terusik.

"Eoh? Sehun-ah, kau sudah datang?"

Sehun mengangguk dan berjalan kebelakang Baekhyun. Mengambil karet rambut di kantong jaketnya kemudian mengikat rambut Baekhyun.

"Kau pasti belum makan, jadi aku membawakanmu bekal. Tapi ibuku yang memasak, kau tahu kan aku tidak bisa memasak." Baekhyun menggaruk tengkuknya dan tersenyum canggung.

"Tidak apa-apa Sehun-ah, terimakasih sudah membawakanku bekal. Ayo kita makan bersama."

Ajaknya, membuka kotak bekal yang Sehun bawa dan menyuapi Sehun.

Tanpa mereka sadari sosok jangkung yang sedari tadi memperhatikan mereka meremas sebungkus roti dan melemparnya ke tong sampah lalu berjalan pergi meninggalkan mereka yang sedang bermesraan di dalam kelas.

*

*

From: Baeklove

'Sehun-ah, aku pulang duluan oke? Kau belajarlah dengan baik. Aku mencintaimu^^'

Sehun tersenyum membaca pesan dari calon istrinya itu. Tinggal menunggu hari kelulusan dan ia akan memiliki Baekhyun seutuhnya.

Sehun kemudian memasukkan benda persegi panjang itu kedalam kantong celananya setelah ia menjawab pesan dari Baekhyun.

"OH SEHOOOON!" teriak seseorang bermata bulat dari kejauhan yang Sehun ketahui bernama...

" Luhan noona?." Sapanya.

"Ada apa?"

Luhan hanya menggelengkan kepalanya dan memberikan sebuah paper bag kepada Sehun lalu berjalan pergi meninggalkan Sehun yang bingung karena ulahnya.

"Eoh? Apa ini?"

"Coklat? Cup cake? Surat?"

Sehun hanya mengedikkan bahu lalu berjalan menuju kelasnya.

.

.

Sementara itu Chanyeol dan Baekhyun sedang jalan-jalan di pusat pebelanjaan di Seoul. Sudah banyak sekali toko yang mereka kunjungi, mulai dari toko pakaian, sepatu, yang tentu saja milik Baekhyun.

Chanyeol hanya membeli beanie berwarna abu. Terakhir ini mereka sedang berada di food court karena sudah berjam-jam mereka berkeliling dan sekarang mereka terlihat sangat kelaaparan.

"Kenapa kau memesan ramyun ekstra pedas bodoh? Lihatlah keringat itu dan juga... uh lihatlah ingusmu itu menjijikkan." Baekhyyn mengomel dan memeletkan lidahnya jijik.

Sementara Chanyeol yang di omeli hanya tersenyum lebar sambil mengusap philtrumnya yang terdapat cairan lengket dari hidungnya. Ohh sangat menjijikkan.

"Ini enak tahu, jika sedang lelah seperti ini makan sesuatu yang pedas akan sangat segar. Kau mau?"

tawarnya langsung dibalas gelengan keras dari Baekhyun.

"Bersihkanlah ingusmu itu Chanyeol. Kau membuatku tidak mau makan karena melihat cairan menjijikkan itu."

Chanyeol kemudian membersihkannya menggunakan punggung tangannya, dan langsung diteriaki oleh Baekhyun.

"YA! Pakai tisu bodoh!"

"Haaahh... benarkah aku mencintai orang bodoh ini?" gumam Baekhyun yang ternyata didengar oleh Chanyeol.

"Apa? Kau mencintaiku?"

"MWO? A-aku mencintaimu karena kau kakak ku bodoh!" Baekhyun memalingkan wajahnya kearah lain.

Tak mau memandang Chanyeol yang saat ini terlihat sangat menggemaskan mata yang dibulatkan karena terkejut dan pipi menggembung karena makanan.

"Ohh begitu." Chanyeol mengangguk dan melanjutkan acara –makan ramyun pedas yang tertunda-

"Kupikir kau juga mencintaiku..."

TE BE CEHHH :D JANGAN LUPA REVIEW READERS SAYANG~

Salam ingus Chanyeol '-')/