Saus vs Shoyu

.

Disclaimer : Naruto is Masashi Kishimoto's

.

#NHFD8/Future/

.

Sepasang remaja terduduk malas, menopang dagu dengan tangan bertumpu di atas meja yang saling berhimpit. Hanya kursi tempat mereka duduk memberikan jengkal jarak tak seberapa.

Lalu lalang remaja lain di sekitar mereka tidak mampu mengalihkan atensi. Justru sebaliknya, karena mereka yang saat ini menjadi pusat perhatian.

Bukan lagi kejanggalan jika ada yang menyangsikan apa yang tengah terjadi. Pasalnya, salah satu dari sepasang remaja itu berpaling dengan sepuh merah pekat menyemu wajah. Sementara yang lain hanya sejauh satu jeda di sampingnya.

"Ne, Naruto-kun. Ayo kita makan!"

"Tsk! Aku tidak mau, Hinata."

"Ta-tapi aku sudah membawa dua bekal hari ini. Jika Naruto-kun tidak makan, untuk siapa bekal yang satu?"

"Aku tidak peduli! Berikan saja pada Akamaru."

Helaan nafas terdengar pelan dan penuh sirat sabar.

"Um... Aku memasaknya untuk Naruto-kun, bukan untuk Akamaru. Jadi Naruto-kun mau makan ya?"

"Aku tidak mau makan jika tidak ada shoyu!"

"Ta-tapi, ini kan telur mata sapi. Harusnya dimakan dengan saus tomat."

Naruto berbalik, bibirnya kentara mencebik.

"Kita ini orang Jepang, Hinata. Jangan mengkhianati negaramu dengan saus tomat."

"Huh? Tapi telur mata sapi kan dari Eropa. Wajar bukan jika kita memakannya dengan saus?"

"Tsk! Terserah."

Lagi dan lagi tarikan dan hembusan nafas merdu mengalun.

"Tapi aku tidak membawa shoyu Naruto-kun."

"Aku tidak peduli! Aku mau shoyu!"

"Bagaimana jika diganti dengan saus? Besok akan kubawakan shoyu. Ya?"

Gelengan kepala Hinata terima sebagai jawaban.

"Ya sudah jika Naruto-kun tidak mau makan."

Pejaman netra pias sang gadis membuat safir pemuda itu berkedut senang.

"Iya, aku mau kok makan dengan saus."

"E-eh? Benarkah?"

Naruto mengangguk antusias. Tubirnya menyemat seringai lebar. Mencipta gidikan merinding di sekujur tengkuk sang gadis.

"Tapi, aku mau Hinata menyuapiku."

Parau bisikan bariton itu terasa hangat mengelus lubang telinga Hinata. Menyemai sepuh merah muda di belah pipi putihnya.

"Ta-tapi..."

Amethyst Hinata berkelana, memastikan tidak ada satupun teman sekelas mereka menaruh atensi. Boleh gadis itu bernafas lega saat tahu bahwa hampir seluruh penghuni kelas tengah memiliki kesibukan.

"Ba-baiklah."

"Aaaa-"

Intensi yang jelas kentara saat Naruto justru menyibak tangan Hinata dan memajukan bibirnya terlalu jauh. Nyaris menyambar bibir mungil sang gadis.

CHU-

Hanya sepersekian detik, kala efek yang timbul –

"..."

"Hi-Hinata?"

-oOo-

Um... yang ini aneh nggak? Hee

Ide cerita diambil dari Detective Conan

RnR Please ^^