Orang bilang, bila seorang laki-laki menulis di buku harian, berarti dia melambai.

Asriel tidak pernah perduli hal itu. Dia tak pernah mendengarkan celotehan teman sekelasnya perihal betapa feminimnya dirinya.

Toh, hal itu tidak merugikan orang lain.

Dan, isi dari buku hariannya, semuanya mengenai...

...cinta pertamanya.


Warn: Asriel/Female!Frisk, OOC, fluff, typo(s), gaje, dsb. DLDR

Disclaimer: Undertale (c) Toby Fox

Hatsukoi no Ehon (c) Honeyworks

Summary: Kisah cinta pertama Asriel.


Jemari terbalut rambut-rambut putih nan halus memutar pena dengan irama teratur. Otaknya bekerja keras–berusaha mencari memori masa lalu yang terpendam.

Dimana mereka bertemu kala itu?

Kira-kira berapa musim yang telah berlalu sejak pertemuan mereka?

Kapan mereka saling mengenal?

Dirinya atau sang pujaannya yang pertama kali menyapa terlebih dahulu?

Kini gambaran sosok sang gadis singgah di pikirannya. Ia yang selalu tersenyum lembut, matanya yang sipit, dan sikap tenangnya.

Frisk...

Rona menjalar di pipi saat bermacam pertanyaan dan sosok Frisk melintasi benak. Tak hanya itu, jantungnya juga berdegup kian kencang; padahal Asriel Dreemurr tidak bertatap muka dengan Frisk. Benar-benar, deh.

Kelas Asriel dan Frisk berbeda. Oleh sebab itu–

"Frisk! Mom menitipkan kue untukmu!"

"Hei, Frisk! Sudah dengar lagu terbaru Metablook? Mari dengarkan bersama!"

"Frisk! Aku hendak meminjam bukumu! Boleh, 'kan?"

"Kepalaku sakit sekali; boleh minta tolong? Panggilkan Frisk untukku."

–Asriel selalu mencari alasan hanya untuk bertemu Frisk. Walau hanya sekejap.

Anak tunggal keluarga Dreemurr mendengus geli. Rasanya lucu mengingat bermacam alasan yang ia buat hanya untuk bertemu Frisk. Cinta bisa membuatmu melakukan segala hal untuk mendapatkannya, eh?

Asriel sangat menikmati saat-saat mereka berbagi cerita. Bukan cerita penting; malah terbilang tak berarti untuk kebanyakan orang. Namun, tetap saja, semua cerita yang mereka bagi terasa bermakna.

Keduanya tidak pernah mengindahkan gosip panas yang timbul akibat kedekatan keduanya. Mereka malah makin akrab.

Bila saja Asriel berani menyebrangi satu jengkal terakhir, mungkin saja semuanya berubah.

Bila saja Asriel berani akui perasaannya, mungkin Frisk sudah jadi miliknya.

Apalah. Dirinya hanya seorang pengecut yang menyembunyikan segala rasa suka pada Frisk.

Apa Frisk juga menyukainya?

Apa makna di balik senyumannya?

Apa dirinya ada di dalam buku kehidupan Frisk, meski hanya satu halaman saja?

Pertanyaan tersebut selalu menghantui benak Asriel.

Yang Asriel bisa lakukan saat ini adalah mengunci kisah cinta dan semua memori indah dalam buku harian ini.

Senyuman terulas di paras Asriel Dreemurr.

Ah. Biarlah kisah cinta pertama Asriel menjadi rahasia.

END

A/N: Rush lagi, rush lagi, rush lagi. Makin ke sini susah nentuin kata-kata sampai akhirnya rasanya ngga ngeh banget. Haha.

Maafkan diriku karena fic ini.

Oh! Oh! Dan terimakasih pada translirik hatsukoi no ehon yang saya dapat dari .com—yang teramat sangat membantu dalam pembuatan fic ini. Ehehe.

Hmm. Sekian.

Mind to RnR?