Sekarang zamannya lagi hitz permen Yupi bentuk hati. Permen kenyal dengan taburan gula-gula di sisian merah muda dan putihnya. Permen favorit anak sekolahan buat kunyah-kunyah saat mulut nganggur parah—kehabisan bahan gossip.

Haechan sedang duduk di bangkunya sembari mengunyah permen Yupi. Ia tidak ke kantin karena lagi diet karbohidrat. Biarlah kupon makan siangnya dibuat kapan-kapan. Tangannya mencatat rumus-rumus baru, saat sebelum suara bisik yang bising tersuara dari koridor.

Haechan menoleh, melihat lewat kaca jendela kelas. Oh, Mark-sunbae dari kelas XII, toh, yang lewat, pantas saja ramai. Haechan mengernyitkan dahi saat Mark membelokkan langkah ke arah pintu kelasnya. Tanpa ambil pusing, Haechan kembali mengunyah permen Yupi dan meneruskan mencatat.

"Hai, Haechan."

Haechan mendongak menatap tubuh menjulang di samping mejanya. Ada Mark disana. Haechan cuma balas sapaan Mark pakai senyuman. Haechan memang pernah beberapa kali berpapasan dan disapa sebelumnya, tapi ia tidak ingat pernah punya urusan sama seniornya yang ini.

"Aku ada perlu denganmu," kata Mark.

"Ada perlu apa, Sunbae?" tanya Haechan.

Mark menyodorkan sebungkus permen Yupi ke arah Haechan yang langsung diterima Haechan. Dahi Haechan mengernyit bingung.

Tiba-tiba Mark mendekatkan bibirnya ke telinga Haechan, berbisik disana, "Anggap saja ini hatiku, kuberikan untukmu. Dimakan, ya? Biar langsung masuk ke hatimu, hehe."

Haechan tertawa geli. Mau nembak, kok, tidak modal. Tapi, gitu-gitu Haechan mengangguk untuk jawabannya.

.

—kkeut!