I Swear
Chankai's Story
(Chanyeol X Jongin as Kai)
Author : Jihyunk16
Song : Sistar - I Swear
..
Warning!
Boys Love! Crack pair!
..
Don't Like Don't Read, thankyou!
..
"Aku bersumpah"
Jongin menatap bingung ke arah Chanyeol, apa baru saja Chanyeol mengatakan sumpah? "Apa maksudmu,Hyung?" tanyanya bingung.
Chanyeol hanya tersenyum tipis dan memeluk Jongin dalam diam. Kehangatan tubuh Chanyeol benar-benar tak bisa terganti, rasanya ia tak ingin menyudahi pelukan dari Chanyeol. Karena baginya, aroma tubuh juga dekapan hangat kekasihnya sudah cukup baginya. Oke, ini terdengar gila.
"Kita akan selalu bersama kan?"
Jongin mengangguk dengan semangat membuat Chanyeol harus melonggarkan pelukannya untuk menghindari rambut Jongin yang menggelitik permukaan wajahnya. "Tentu saja! Memangnya kau ingin kita berpisah?"
"Tidak, jika di akhiri sekarang pasti kita akan menyesalinya," Chanyeol mengusap pelan pipi Jongin yang terasa halus.
Hati Jongin menghangat mendengarnya, walau bukan kata-kata romantis tapi itu memang benar, sungguh ia belum bisa kehilangan sosok seorang Park Chanyeol juga dekapan hangatnya. Lagian, Hey dia ini pria! Ia tak butuh kata-kata romantis layaknya pria pada wanita, eww itu menjengkelkan!
"Kau bersumpah?"
"Tentu, aku bersumpah!"
Ini kemajuan dari hubungan mereka dan ia merasa Chanyeol mulai menunjukkan sikap aslinya walau masih sedikit. Dalam benaknya ia berharap Chanyeol akan terus bersamanya, entahlah ia harus merasa yakin dengan semua harapannya. Well, tak ada salahnya berharapkan?
.
.
.
.
Chanyeol mungkin tak seperhatian Yifan juga tak sehangat Junmyeon, tapi yang pasti Jongin merasa cukup dengan Chanyeol menjadi dirinya sendiri tanpa meniru sikap orang lain. Ia suka dengan gaya berkencan ala Chanyeol walau hanya berpegang tangan , berpelukan dan ciuman di keningnya, ini seperti Chanyeol tak ingin merusaknya dan hanya berdasarkan nafsu saja dalam memulai hubungan. Ia merasa dihargai sebagai seorang kekasih.
"Jujur saja apa yang membuat mu bertahan pada Chanyeol?"
Jongin tertawa kecil mendengar suara Kyungsoo yang terdengar iri mungkin. "Karena dia Park Chanyeol makanya aku menyukainya."
"Itu bukan sebuah jawaban!" ucap Kyungsoo gemas.
"Memangnya kenapa sih?" tanya Jongin heran melihat sahabatnya yang biasanya cuek bebek menjadi sedikit aneh hari ini.
"Ya ampun Jongin, aku bahkan sudah berganti pasangan dari Jihyun,Yoona kemudian menjadi pasangan gay gila bersama Byun Baekhyun! Dan kau? Masih betah dengan Si Chanyeol itu," Jongin tertawa keras saat Kyungsoo memperlihatkan mata besarnya yang terkadang menjadi menggemaskan.
"Jangan tertawa!"
"Baiklah, mungkin karena aku percaya padanya?" ucapnya tak yakin dan Kyungsoo menyadari itu.
"Percaya saja tak akan menguatkan suatu hubungan Jongin, bahkan aku tak pernah percaya dengan kata-kata Baek sialan itu."
"Kenapa?"
Kyungsoo menghela napas sejenak dan menatap mata teduh Jongin. "Karena kepercayaan mu bisa luntur ketika orang yang kau percayai mulai berbohong."
"Dan kau masih mempertahankan Baekhyun?" Jongin dapat melihat wajah Kyungsoo sedikit murung membuatnya jadi tak enak hati. "Kau tak perlu menjawab jika merasa tak nyaman," lanjut Jongin cepat.
"Bukan begitu, Baekhyun selalu dapat merayu ku dengan berbagai cara dan setelah itu aku memaafkannya, itu selalu terjadi berulang membuatku muak. Ku pikir aku iri dengan hubunganmu dengan Chanyeol"
"Kyung, aku tahu kepercayaan saja tidak cukup, terkadang aku juga merasa bosan karena rasanya hubungan ku dengan Chanyeol hambar sekali. Tapi perasaan hambar itu bukan berarti hubungan itu harus di akhiri, tapi di perbaiki"
Tangan Jongin memegang erat tangan kecil milik sahabatnya itu. Ia tak pernah tahu kenapa semua orang iri padanya disaat ia sendiri iri melihat kekasih para temannya yang lebih perhatian dan over protect pada mereka.
"Saat ini aku juga merasakan hubungan ku dengan Baekhyun sedikit hambar. Aku harus bagaimana?" Jongin tersenyum lembut saat Kyungsoo terlihat resah.
"Kau hanya perlu memperbaikinya"
"Hah? Memperbaiki seperti apa?"
"Dengan hal yang belum kau pernah kau coba dalam menjalani suatu hubungan. Dan ketika kau mampu memperbaikinya kau akan merasa seolah dunia cemburu melihatmu."
.
.
.
.
Matanya menatap kagum pada hamparan bintang-bintang di atas langit. Ia merasa tak akan pernah cukup untuk melihatnya hanya sekali, karena di kota jarang sekali bintang terlihat membuatnya sedikit menyesal tinggal di daerah perkotaan tapi sedetik kemudian berubah pikirannya. Kalau aku tidak tinggal di kota mungkin aku tak akan berpacaran dengan Chanyeol, pikirnya.
"Coba pilih satu bintang," ia tersentak ketika hembusan napas Chanyeol terasa di telinganya tanpa sadar membuat matanya tertutup sejenak sekaan menikmati itu.
"Untuk apa?"
Jongin bersumpah dalam seumur hidupnya tak pernah melihat senyum yang begitu memikat dari Chanyeol dalam satu tahun menjadi kekasih pria itu. Wajahnya begitu panas membuatnya harus mengipas-ngipas wajahnya dengan tangannya. Chanyeol terkekeh pelan dan mengusap rambut Jongin membuat wajahnya kian memerah.
"Karena bintang itu akan menjadi saksi bahwa aku akan selalu bersamamu," ucap Chanyeol pelan.
Dalam hati Jongin selalu bersyukur saat-saat Chanyeol menjadi seperti ini. Samar-samar ia kembali mengingat saat Chanyeol mulai datang ke dalam kehidupannya. Itu bukan suatu yang harus di ingat karena pertemuan mereka benar-benar memalukan.
.
.
.
.
Saat itu Jongin sedang mencari sosok Yifan dan sialnya ia salah memukul orang. Ia pikir itu Yifan mengingat Tinggi pria itu bak tiang yang tak terkalahkan membuatnya tak berpikiran kemungkinan lain. Dengan keras Jongin memukul dengan keras bahu lebar itu membuat Chanyeol hampir mengeluarkan isi makanannya dari perutnya.
"Astaga Ya Tuhan, aku benar-benar minta maaf! Aduh kupikir Yifan, bagaimana iniiii~~" wajah Chanyeol yang merah padam menahan marah terganti dengan kekehan pelan melihat wajah panik Jongin yang menarik perhatian orang-orang sekitar yang sibuk dengan makanannya ataupun sekedar bercengkrama bersama teman.
"Tidak apa, santai saja"
Jongin tetap saja seorang yang tak bisa menghentikan kepanikannya yang terkadang berlebihan dan membuatnya tanpa sadar menangis kencang. "Aduh, jangan menangis" ujar Chanyeol panik ketika Jongin mulai menangis.
"Aku sungguh minta maaf, huweee!"
Chanyeol melihat orang-orang yang sibuk terkekeh melihat kelakuan Jongin seakan itu terjadi berulang dan menjadi hal biasa bagi mereka. "Iya, iya aku sudah memaafkan mu. Jangan menangis,okay?" ujarnya menenangkan
Perlahan isak tangis Jongin mulai mereda membuat Chanyeol bisa bernapas tenang. Tak ada yang memulai percakapan setelah itu dan Chanyeol pun terlihat sibuk dengan tugasnya sekaligus makanannya yang belum ia habiskan. Pipi Jongin menggembung imut ketika suasana begitu aneh dan canggung.
"Kau anak baru?" tanyanya sekedar berbasa-basi.
"Tidak"
Jongin memainkan bibirnya kesal mendengar ucapan singkat itu. "Tapi aku tak pernah melihatmu," ucapnya penasaran. Jongin itu anak yang lasak apalagi bersama teman-teman gilanya jadi siapa pun orang ia tahu walau tukang sapu halaman belakang kampus sekali pun.
"Karena aku sibuk, kau banyak bicara sekali ya?" sindir Chanyeol yang merasa terganggu dengan kehadiran Chanyeol.
Mendengar itu Jongin kembali menangis keras membuat Chanyeol mengerang kesal karena harus menunda perkerjaannya untuk menenangkan bayi besar kembali. Chanyeol benar-benar mengutuk harinya yang sial.
.
.
.
.
Jongin tersenyum malu ketika mengingat itu sungguh ia tak percaya jika ia menjadi lebih dewasa setelah berpacaran dengan Chanyeol. Setelah kejadian di kantin kampus itu, mereka sering bertemu walau saat awal-awal hanya sekedar tatapan mata saja. Duhh.
"Kau sedang memikirkan sesuatu?"
Jongin hanya menggeleng ketika mendengar suara berat Chanyeol dengan kaku ia menggerakkan tangannya bertanda ia tak memikirkan apapun. "Tidak ada kok"
"Jangan berbohong,Jongin" ujar Chanyeol gemas.
"Sebenarnya aku memikirkan awal kita bertemu dulu," akunya dengan wajah malu-malu membuat Chanyeol mencubit pipi gembul Jongin gemas.
"Bukankah itu menyenangkan?"
"Tidak itu memalukan! Apalagi kau membuat ku menangis dua kali," sungutnya.
Chanyeol terpaku sejenak melihat Jongin yang tanpa sadar mengeluarkan keimutannya, selama berpacaran dengannya perlahan tingkah Jongin yang kekanakan sedikit menghilang membuatnya sebenarnya merasa sedih tapi sekarang ia melihat itu kembali.
"Jongin"
"Ya?" matanya Jongin mengerjap lucu membuat Chanyeol tak tahan untuk mencubit kembali pipi Jongin dan itu membuat Jongin mengaduh kesakitan karena cubitan yang lumayan kuat itu membuat pipinya sedikit memerah.
"Jangan terus mencubit ku"
"Kenapa?"
"Nanti pipi ku bertambah gembul" ucap Jongin dengan jengkel.
"Tidak apa aku semakin menyukaimu," ucapan Chanyeol membuat Jongin menundukkan kepalanya.
"Ngomong-ngomong kau ingin berkata apa tadi?"
"Aku pikir, aku semakin mencintaimu saja, Jongin." Ujar Chanyeol. "Aku tidak meminta banyak, hanya ingin kau terus bersamaku dan saling mengerti satu sama lain. Ku harap kepercayaan mu tak akan pernah berkurang pada ku.
Jongin menutup matanya dan mencoba mengingat setiap kata yang Chanyeol katakan padanya, karena ia juga menginginkan hal itu. Ia merafalkan doa untuk hubungannya dengan Chanyeol.
"Ya, aku juga mengharapkan seperti itu"
Mata Chanyeol menyipit saat tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang rapi dan putih , seperti virus Jongin ikut tersenyum senang dan memeluk erat tubuh Chanyeol. Angin malam adalah hal yang dihindarinya dan pelukan Chanyeol adalah hal yang dibutuhkan untuk saat-saat seperti ini.
"Jongin, aku bersumpah pada malam ini. Kau lah satu-satunya yang dapat membuatku nyaman dibandingkan yang lainnya meski orang tua ku yang selalu sibuk sekali pun."
"Aku juga berharap hanya aku satu-satunya dan hanya ada kau dan aku,"
Ini adalah hal yang benar-benar menyenangkan untuknya, rasanya malam ini sungguh berbeda dari malam sebelumnya. Walau hanya berjalan-jalan sambil berpegangan tangan, namun dalam hati Jongin menjerit senang sembari menatap bintang-bintang yang bertaburan seakan ikut bahagia akan hal ini.
Chanyeol menatap tak mengerti ketika Jongin menghentikan langkah mereka dan melepaskan pegangan tangan itu. Tapi kemudian ia tersenyum cerah saat Jongin berjinjit dan membisikkan sesuatu kepadanya dan melanjutkan perjalan yang tertunda. Matanya tak lepas dari wajah memerah Jongin.
"Malam ini sungguh istimewa, terima kasih sayang!"
.
.
.
.
Jongin tak pernah menyangka hubungannya dengan Chanyeol menginjak dua tahun. Ia jadi teringat sahabatnya Yifan yang mulai mencari incaran baru, Junmyeon yang ingin serius dalam suatu hubungan. Dan oh, jangan lupakan Kyungsoo yang mulai merencakan sebuah pernikah dengan Baekhyun. Sebenarnya Jongin ingin seperti Kyungsoo, tapi sepertinya Chanyeol belum siap akan hal itu.
Hari ini mereka ingin merayakan hari jadi ke dua mereka di sebuah pantai yang sering di kunjungi oleh mereka dulu. Tapi tetap saja keindahan pantai itu tak pernah Jongin lupakan dan sampai sekarang Jongin masih berdecak kagum melihatnya. Ia tak pernah tahu jika pantai dua kali lebih indah saat dilihat pada malam hari, ah seharusnya ia lebih sering mengunjungi pantai pada malam hari.
"Kau suka?"
Jongin mengangguk pelan masih terpaku pada pantai yang terhampar di depannya. Dari kecil Jongin itu suka pantai karena ia tinggal di perkotaan jadi sangat jarang ia bisa kesini apalagi pantai lumayan jauh dari perkotaan di tambah lagi tugas-tugas kuliahnya yang menggunung.
"Ngomong-ngomong kenapa kau mengajakku ke pantai?"
"Kau tidak suka?" tanya Chanyeol heran.
"Bukan, hanya saja ini langka sekali. Karena pantai kan jauh," ujarnya dengan kerucutan bibirnya.
"Karena kau suka dan juga aku ingin mengatakan sesuatu padamu," ucap Chanyeol serius membuat Jongin bertanya-tanya dalam hati apa yang ingin Chanyeol katakan.
"Apa itu?"
"Aku ingin kau menikah dengan ku"
Mata Jongin melotot mendengar itu, ini di luar perkiraannya. Kyungsoo bahkan dilamar dengan begitu romantisnya oleh Baekhyun. Saat itu Baekhyun dengan memberikan bunga dan juga cincin yang benar-benar indah. Bukannya Jongin mengharapkan banyak hal untuk yang Chanyeol melamarnya namun apa salahnya mengharapkan hal yang ada di pikirannya?
"Kau ingin aku menjawab apa?" tanyanya dengan wajah begitu polos.
Pipi Jongin bersemu saat Chanyeol mencium pipi nya lebih tepatnya di ujung bibirnya. Selama dua tahun ini Chanyeol tetap pada komitmen nya untuk tidak lebih dari hal-hal biasa, bukankah ini kemajuan lagi?. Tidak seperti Baekhyun,Yifan juga Junmyeon yang mesumnya mendekati tak tahu malu.
"Aku ingin kau menjawab 'ya', Jongin" mata Chanyeol memancarkan pengharapan yang besar untuknya. Ia selalu berpikir jika Chanyeol belum mau memulai suatu ikatan dengannya membuatnya terkadang sedih sendiri. Melihat keseriusan Chanyeol saat ini terlihat jika Chanyeol ingin mempersiapkan dirinya.
"Kalau begitu aku berkata ya, aku juga ingin menikah denganmu, Chanyeol"
Ini seperti mimpi untuk Chanyeol ketika Jongin berkata hal yang ia harapkan. Chanyeol mulai memantapkan diri untuk melamar Jongin mulai dua bulan yang lalu ketika Jongin terlihat murung setelah aksi Baekhyun yang melamar Kyungsoo di depan banyak orang. Tapi ia tak ingin seperti itu, ia ingin hanya Jongin yang mendengar pernyataannya dan membuat Jongin merasa beruntung karena hanya dia yang mendengar dan merasakannya bukan di tengah banyak orang. Ia juga merasa risih membayangkannya.
Dengan cepat Chanyeol memeluk Jongin yang sedikit mengeluarkan air matanya. "Dasar cengeng!" ejeknya.
Jongin memukul dada Chanyeol pelan sembari mengusap pipinya. "Aku terharu tahu!"
Chanyeol hanya dapat tertawa dan memeluk erat tubuh Jongin, baginya Jongin adalah candunya. Ia bersumpah ingin menjaga Jongin sampai kapan pun.
.
.
.
.
Jongin menuliskan nama Chanyeol di pasir pantai, namun kemudian menghapusnya itu terjadi berulang membuat Chanyeol bingung. "Kenapa di hapus lagi"
Mata Jongin menatap dalam ke arahnya seolah menembus sampai tulang otaknya karena tatapan itu. "Aku menunggu mu berkata sesuatu," ucap Jongin.
Chanyeol menaikkan alisnya bingung, apalagi yang harus ia katakan bukankah yang Jongin inginkan? Sampai sekarang Chanyeol belum bisa menebak apa yang Jongin pikirkan dan membuatnya terkadang frustasi sendiri. "Kata – kata apa yang kau tunggu dari ku?" tanya Chanyeol penasaran.
"Selama ini aku hanya mendengar sekali kau berkata kau mencintaiku yaitu saat kau mengatakan cinta padaku. Ayo katakan lagi kata-kata itu, Chanyeol!" ucap Jongin bersemangat.
"Apakah harus?" tanya Chanyeol dengan nada menggoda.
Jongin memutarkan matanya gemas dengan spontan ia mencubit kuat pinggang Chanyeol membuat pria itu meringis kesakitan. "Ayo katakan~ ~ aku ingin mendengarnya lagi. Katakan, katakan Park Chanyeol."
"Aku mencintai Jongin, sangat"
Denga semangat Jongin melompat dalam pelukan Chanyeol, pria itu yang mendapat serangan tiba-tiba hanya dapat kaget dan terjatuh ditimpa sang kekasih. "Aku juga mencintaimu, Chanyeol!"
Chanyeol tertawa kuat dan memeluk tubuh mungil itu seakan tak ingin di lepasnya. Baginya Jongin sudah cukup dan ia bersumpah akan selalu bersama Jongin bagaimana pun kondisi kekasihnya itu. Aku berjanji Jongin, bisiknya dalam hati.
.
.
.
END
.
.
gimana? nggak greget ya? wkwk, sumpah gue buat ini FF sambil nahan mual -_- aneh, gak jelas, typo ada mungkin dohh paket lengkap dah. kali ini gue ngepost cuma satu aja lagi malas soalnya wks. please review your reaction after read my fanfiction, Kritik dan Saran silahkan~~ :***
