Senandung Masa Puber


Remaja, satu masa di mana akan banyak kejadian menarik di dalamnya

Cinta, Persahabatan, dan Perpisahan

Semua terangkum dalam masa itu


Created By Ryuzuma

Naruto merupakan hak Masashi Kishimoto

Alur speede dan Maju-mundur, OOC, Rate T

Typo masih perlu banyak perbaikan


Sakura POV

Sudah hampir lima belas menit aku menunggu di kafe Hayazi ini, tapi yang kutunggu belum juga menampakan batang hidungnya. Padahal dalam pesan kemarin mereka berkata pukul 10.00 pagi harus sudah kumpul. Tapi buktinya, sudah lebih 15 menit mereka tak juga datang, tak berubah seperti dulu.Jam Karet. Yah, yang kutunggu bukan satu atau dua orang melainkan 4orang. Siapa mereka? Hari ini aku dan Rekan SMA ku mengadakan Reunion. Sudah sangat lama semenjak hari perpisahan terakhir kami dapat meluangkan waktu bertemu satu sama lain. Berbagai kesibukan membuat kami tak punya banyak waktu bahkan untuk mengobrol ringan. Perbedaan hari libur dan jarak yang sudah tak seperti dulu merupakan salah satu alasan yang membuat kami jarang melakukan hal-hal semacam ini. Padahal hal ini sangat kami rindukan, dimana kami bisa berceloteh mengingat kejadian-kejadian dulu

"Sakura-chan" Sebuah teriakan membangunkanku dari lamunan. Teriakan yang sangat aku kenali. Yamanaka dari empat sahabatku. Yah saat aku duduk di bangku SMA kami menjalani perahabatan cukup erat. Banyak hal terjadi yang ketika aku mengingatnya akan sangat menggelitik. Aku, Ino, Hinata, Tenten dan Temari tergabung dalam satu gank yang kami namakan Go Hoshidalam Bahasa Jepang, O'Byeoldalam bahasa korea, Five Star dalam bahasa Inggris dan Lima Bintang dalam bahasa Indonesia . Nama yang cukup narsis karena kami menganggap masing-masing dari kami adalah bintang. Tak akan ada argumen itu jika tak ada yang mendasarinya. Karena kami cukup terkenal di sekolah dengan segudang prestasi juga segudang kenakalan yang kami buat. Cukup tersohor di kalangan baik guru maupun murid lainnya. Karena kami Bintang.

"Pig" Balasku menoleh kearahnya datang. Ino mengkerucutkan mulutnya mendengar sebutan sayangku untuknya. Yah sebutan itu sudah melekat dilidahku.

"Kau masih saja memanggilku dengan sebutan itu" Gerutu Ino mendudukan tubuhnya tepat di bangku depanku. Setelah lulus SMA aku tak pernah bertemu gadis keturunan Eropa ini, karena dia memutuskan untuk mengambil kuliah di luar negeri. Gadis modis ini adalah salah satu calon designer. Ah bakat itu sudah muncul bahkan saat aku baru mengenalnya. "Jika teman-teman America ku mendengarnya itu akan memalukan" Lanjutnya masih tak setuju dengan panggilan sayangku untuknya

"Ini bukan di America Pig dan mereka tak akan repot-repot datang kesini hanya untuk mengurusi nama panggilanku untukmu" Celotehku, ah semua sudah berubah ternyata tinggi badan kami, gaya pakaian kami juga cara berbincang kami. Semuanya sudah berubah. "Lama tak jumpa Pig" Lanjutku sebagai salam pertemuan kita

Ino tersenyum "Lama tak jumpa Forheard" Jawab Ino sambil tersenyum. "Dimana yang lainnya?" Tanya Ino kemudian, aku menggeleng. Ah kebiasaan terlambat ini tertanyata sudah mendarah daging di semua personil Go Hoshi.

"Kami disini" Seru salah satu suara dari belakang. Aku dan Ino kompak menoleh. Gadis berambut Indigo dengan mata bulanya, gadis keturunan China dengan mata kecilnya dan Gadis dengan rambut dikuncir empatnya kini berdiri di dekat bangku yang di duduki aku dan Ino.

Sakura POV off

"Lain kali bawa jam dinding yah, kebiasaan melorot kalian itu ah susah diobati" Gerutu Sakura menyindir kebiasaan rekan-rakannya yang sudah tak asing lagi. Pada masa SMA kebiasaan itu memang mengasikan. Apa yang mengasikan? Alasannya karena hukuman itu adalah seuatu yang menarik. Kenapa menarik? Karena..

Hinata, Tenten dan Temari mendudukkan tubuhnya di bangku yang tersisa. Mereka duduk mengelilingi satu meja bundar

"Tak masalah, berapa banyak jam dinding yang harus kubawa?" Tanya Tenten. Yah, perkataan semacam itu dalam persahabatan adalah hal yang lumrah

"Sudahlah! Ahkirnya bertemu wajah-wajah membosankan lagi" Ucap Temari ambil menampakan senyumnya. Temari adalah personil paling dewasa dalam hal sikap diantara 4 personil lain. Dia bisa jadi sahabat dan juga bisa jadi Guru BK (?). "Ada yang kangen aku?" Tanyanya kemudian. Sakura, Ino, Hinata dan Tenten kompak menggeleng membuat Temari melirik jengkel. "Terlalu jujur"

Akhirnya untuk pertama kalinya sebagai orang dewasa kembali berkumpul dengan rekan semasa remajanya dan dapat tertawa lepas.

"Aku kangen kalian" Ucap Hinata "Aku kangen masa-masa itu" Lanjutnya membuat empat wanita berumur 28 tahun itu menerawang pada masa itu

"Menyenangkan bukan jadi seorang remaja" Lanjut Sakura menimpali argumen Hinata

"Remaja Bandel" Timpal Ino

"Remaja Rese" Timpal Tenten

"Dan Remaja yang penuh petualangan" Acara timpal-menimpal argumen itu berakhir dengan perkataan Temari dan menuntun mereka ke 12 tahun lalu


12 Tahun Lalu

Sakura terpogoh-pogoh berlari menelusuri gang yang merupakan jalan pintas menuju sekolahnya. Sementara tak jauh dari sana seorang gadis dengan rambut dikuncir empatnya muncul dari jalan yang lain. Akhirnya mereka bertemu tepat di depan gerbang sekolah Konoha High School. Beberapa orang terlihat sedang berdiri tepat beberapa langkah dari gerbang pembatas. Yah, mereka terlambat. Hari ini adalah hari Senin dan merupakan hari yang sakral karena setiap hari itu akan diadakan upacara. Sakura dan Temari melirik satu sama lain sambil mengatur nafas mereka masing-masing. 'Herder sudah siap menerkam kita' itulah arti sorot dari mata Temari dan Sakura yang melihat Ibiki sensei yang mengawasi para siswa TELADAN itu ─Telat Datang Pulang Duluan a.k.a TELADAN─

"Kita terlambat lagi" Keluh Temari berniat memasuki gerbang diikuti Sakura

"Tunggu" Teriak satu suara yang sudah sangat mereka hapal

Hyuga Hinata berlari kearah Temari dan Sakura berdiri "Kau juga terlambat?" Tanya Sakura menatap Hinata bingung. Bagaimana gadis indigo ini bisa terlambat, padahal jarak rumah dan sekolah ini berkisar sepuluh langkah dan hanya terpisahkan oleh satu atap rumah lainnya. Temari mendengus tak percaya

"Kalian tahu tak ada bus yang lewat rumahku" Alasan Hinata. Mana ada bus yang akan lewat rumahnya orang rumahnya bertetangga dekat dengan sekolah gubrag? Dasar ratu karet. Yah Hinata adalah ratu dari semua ratu jam karet. Dia mampu tertidur 12 jam pada siang hari makanya matanya terlihat seperti mata panda. Tapi tetap aja menarik. Gadis ini adalah salah satu icon kebanggan Go Hoshi karena wajah nya yang cantik dan badannya yang proposional.

"Sudah, ayo kita masuk. Setiap hari dihukum itu memalukan" Ucap Temari yang dijawab angukan kedua rekan lainnya. Lagi dan lagi saat mereka hendak melangkahkan kaki menuju gerbang pembatas satu tangan menarik tangan Sakura membuat langkah Sakura dan empat kaki lainnya berhenti dan menoleh kearah sang pelaku. Dan disana terlihat deretan gigi putih. Ino nyengir kuda kearah 3 rekan lainnya

"Bareng" Satu kata yang merupakan rengekan gari gadis Yamanaka ini.

Temari mendengus kesal. Semakin lama mereka terlambat maka akan semakin berat hukuman yang akan mereka jalani. Meskipun bukan seperti hukuman dalam jeruji besi tapi lebih condong ke hukuman masyarakat. Cibiran dari penghuni KHS lainnya akan terdengar sangat menjijikan bukan?

Sakura dengan ketiga rekan lainnya berjalan menuju sekumpulan siswa lain yang sudah siap menjalani hukuman setelah upacara selesai. "Beruntung si Tenten dia tak terlambat" Gumam Sakura meratapi nasib yang akan segera dijalaninya

"Beruntung? Lalu yang ber-hallo-ria disana siapa?" Ucap Hinata menunjuk kearah sekumpulan orang-orang yang sudah seperti penjahat yang sudah siap menjalani hukuman. Tapi lain dengan gadis itu, Tenten terlihat sangat girang melihat empat rekan lainnya dalam kondisi yang sama dengannya malah lebih memprihatinkan. Tenten melambai-lambaikan tangannya di tengah siswa lainnya membuat empat sahabatnya menatapnya aneh

"Bagus, kita berlima memang sehati" Ungkap Ino. Mereka berjalan satu baris layaknya dalam serial drama Korea─Boy Before Flower─ hanya saja mereka bergender cewek. Dan lihat semua mata kini tertuju pada mereka. Ah ini sangat memalukan. Karena bukan kemewahan yang mata-mata itu lihat atau kecantikan─walaupun pada kenyataannya empat gadis ini menang diatas rata-rata─ yang mereka amati. Tapi karena keterlambatan mereka yang tidak akan cukup menebusnya hanya dengan mencabuti rumput di lahan toga.

"Ohayou Ibiki-sensei" Sapa Temari dengan tiga rekan lainya pada guru yang bertugas menjaga dan mentindak lanjuti siswa kesiangan ini. Guru killer ini memang terlihat sangat seram bahkan ketika dia tersenyum.

"Apa yang ohayou? Kalian tau ini jam berapa?" Sempot guru plus kuah rasa kejunya─weekkk─ membuat Sakura, Hinata dan Ino langsung berlindung di belakang tubuh Temari. Sedang Temari kini terlihat sangat tersiksa. Begitulah nasib tetua. "Sakura apa alasan kau terlambat?"

Mendengar namanya disebut Sakura mengintip di balik tubuh temari "Anu sensei jam beker saya meningga dunial" Alasan Sakura membuat Ibiki-sensei tertawa bak devile yang haus darah

"Berdiri tegak dan jangan bersembunyi disana" Perintah Ibiki-sensei kemudian membuat Sakura, Hinata dan Ino mau tak mau kini berbaris berhadapan dengan guru berkategori menyeramkan itu

"Kapan kau ulang tahun?" Tanya Ibiki-sensei kemudian membuat Sakura menaikan alis bingung dengan pertanyaan nya barusan

"28 Maret Sensei" Jawab Sakura sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal

"Baiklah, akan ku kadokan jam beker sebesar lemari untukmu" Ucap Ibiki dengan nada menyeramkan membuat Sakura dan yang lainnya menggigil ngeri.

"Hinata apa alasanmu terlambat" Kini giliran Hinata yang diintrogasinya

"Macet sensei" Hell no alasan apa itu? Bagaimana bisa macet sementara jarak rumahnya kan? Aiish bocah ini memang benar-bernar menarik.

"Ah macet? Apa gak seharusnya kau menyewa pesawat" Sindir guru killer itu yang langsung direspon gelak tawa siswa penunggu hukuman (?)

"Dan kau Ino?" Mata Ibiki melirik tajam kearah cewek barbie itu membuat Ino mau tak mau menahan rasa takutnya

"Tadi tiba-tiba aja mobil Dady mogok di tengah jalan sensei"Alasan Ino yang sudah buntu harus mengunakan kalimat apa agar terdengar meyakinkan. Tapi tetap saja mana mungkin kau bisa membohongi macan Konoha seperti Ibiki sensei.

"Lalu kau mendorongnya?" Tanya Ibiki yang di jawab dengan anggukan kaku Ino. "Kalau begitu hukumanmu adalah mendorong mobil itu masuk keparkiran" Perintah Ibiki menunjuk satu mobil yang tidak terparkir ditempat semestinya. Ino menatap arah tunjukan Ibiki-sensei dengan mata horor. Bagaimana aku bisa mendorong mobil itu? Erang hati Ino kalut

"Kau Temari?" Ibiki mengalihkan pandangannya pada Temari yang kini terlihat seperti sedang sibuk memutar otaknya "Temari?" Tanya Ibiki lagi setelah pertanyaannya yang pertama tak mendapatkan jawaban dari temari

"No comment sensei. Aku tak bisa menemukan alasannya" Jawab Temari santai. Gubrag. Adakah salah satu saja dari personil Go Hoshi ini yang tidak mengeluarkan argumen-argumen konyolnya pagi ini?

"Satu-dua-tiga-empat dan Kau lima" Hitung Ibiki dan terakhir menunjuk Tenten yang berbeda barisan dengan rekan lainnya itu "Kaliankan satu paket. Jadi sayang kalau satu orang terpisah" Ucap Ibiki membuat Tenten langsung bersembunyi di balik punggung teman didepannya "Aku juga kena getahnya" Gumam Tenten tak terima

"Tenten kemari Nak" Perintah Ibiki semanis mungkin tapi itu malah terdengar menyeramkan. Terpaksa Tenten harus bergabung dengan empat rekan lainnya itu

"Kan jadi paket lengkap" Bersamaan dengan dipenggilnya Tenten bergabung dengan Sakura, Ino Hinata dan Temari upacarapun sudah dibubarkan.

"Kenapa aku juga?" Bisik Tenten masih tak terima dengan perintah Ibiki pasalnya hukuman mereka berempat akan jauh sangat merugikan ketimbang orang-orang di barisan tetangga mereka.

"Kau tahu itu adalah takdir" Jawab Sakura yang berdiri disampingnya. Tenten mendengus mendengarnya

"Kalian cabuti rumput dilahan toga dan punguti sampah di semua area sekolah" Perintah Ibiki pada barisan siswa disebelah kanan Temari. "Dan kalian aku punya hadiah khusus untuk murid khusus ku juga"Lanjut Ibiki menatap kelima gadis itu dengan tatapan 'mati kau'


Dan inilah buah dari pekerjaan mereka, kini mereka terdampar di toilet. Sakura dan Hinata bertugas membersihkan tolet cowok sementara Tenten dan Temari membersihkan toilet cewek. Dan dimanakah gerangan nona Yamanaka itu? Lihatkah diparkiran dia sedang berfikir keras bagaimana cara mendorong mobil tanpa harus mengeluarkan tenaga sedikitpun. Tak ada yang mau rugi bukan?

Di bagian Toilet Cowok

"Menjijikan! Bagaimana bisa kita disuruh membersihkan tempat seperti ini" Gerutu Sakura sambil menyikat lantai kramik yang sudah tak tertebak warnanya. Hinata membenarkan pendapat Sakura

"Aku sumpahi Ibiki-sensei sakit perut" Ucap Hinata gemas sambil mendorong lap pelnya asal

Sakura tertawa mendengar ocehan sahabat indigonya ini "Kasian! Beruntung aku tak bercita-cita menjadi guru" Ucap Sakura membuat Hinata menoleh kearahnya

"Nande?" Tanya Hinata tak mengerti dengan arah pembicaraan Sakura.

"Terlalu banyak murid yang menyumpahi profesi itu. Dan itu menakutkan" Jawab Sakura tertawa membayangkan ekspresi Ibiki-sensei menderita karena sakit perutnya

"Haha kau benar" Ucap Hinata membenarkan.

Treekkk

Suara pintu toilet terbuka. Hinata dan Sakura saling berpandangan. Ada yang masuk dan sudah dipastikan mahluk bergender apa yang akan berkunjung ketempat ini.

"Hinata bagaimana ini?" Tanya Sakura bingng. Hinatapun menggeleng tak tau. Ah kenapa juga mereka harus disuruh membersihkan tempat yang bahkan bukan untuk gendernya ini.

"Kesini" Ucap Sakura yang langung dituruti Hinata. Mereka berdua masuk kedalam salah satu toilet disana. Bukankah akan sangat memalukan kalau mereka ketauan membersikan toilet berbeda gender.

"Pelajaran yang menyebalkan!" Gerutu suara briton yang entah siapa pemiliknya, karena kini Hinata dan Sakura hanya dapat mendengar suaranya saja. Terdengar langkah kaki mulai mendekat ke toilet yang Hinata dan Sakura diami sekarang dan...

Bruukk.

Hinata dan Sakura membungkam mulutnya masing masing. Mereka meredam suara tertawa yang sudah siap membeludak. Yah Hinata dan Sakura yakin suara barusan adalah suara orang terjatuh

"Sialan! Kenapa lantai ini licin sekali" Umpat suara itu "Dan ini apa? Sikat dan pel tertebaran dimana-mana"

Beberapa menit setelah umpatan itu kini ada suara lagi, tapi suara air mengalir. Bukan suara keran, karena volumenya tak sebesar suara keran. Hinata dan Sakura menoleh satu sama lain. Muka mereka mulai memerah "Menjijikan" Batin Sakura dan Hinata bersamaan


Di bagian Toilet Cewek

"Masih beruntung kita kebagian jatah toilet cewek" Ucap temari mengelus dadanya tak terbayang apa yang akan terjadi dengan Sakura dan Hinata. Tapi sayang itu sudah terjadi.

"Apa yang beruntung, seharusnya aku hanya mencabuti rumput itu bukan menyikati toilet" Gerutu Tenten masih kesal

"Haha itu karena takdir" Jawab Temari sama dengan apa yang Sakura tadi ucapkan "Kau tahu dengan begini kita tak usah repot-repot mengikuti pelajaran matematika"

"Hontou? Memangnya sekarang pelajaran matematika yah?"Tanya Tenten menunjukan dengan sangat jelas bahwa dia tak pernah belajar dan tak menghapal jawdal pelajaran. Lalu apa yang dia kerjakan selama ini? Dan kenapa dia masih saja masuk 10 besar? Tanyakanlah pada otak separuhnya itu

Temari mengangguk sambil tersenyum aneh "Itu tandanya?" Tanya Temari menatap Tenten senang

"Kita Mendeka!" Jawab Tenten dengan semangatnya yang menggebu

"Dihukum saja kegirangan. Dasar aneh" Pekik suara membuat Tenten dan Temari langsung memalingkan wajah keasal suara

Seorang gadis dengan rok mininya─seharusnya rok itu dijadikan lap saja─ dan rambut serupa Ino hanya saja dia digerai dan Ino dikuncir berdiri didepan Temari dan Tenten dibuntuti dengan 4 dayangnya yang lain. Sebut saja gadis itu Shion. Gadis menjengkelkan dan merupakan salah satu saingan Go Hoshi. Mereka satu kelas hanya saja tidak satu ideologi. Ah permusuhanpun terjadi bahkan dalam lingkup kelas.

Setelah melihat siapa gerangan yang berbicara Tenten dan Temari kompak memutar mata jengkel. Bukan tak mau berkelahi dengan gadis-gadis arogan ini, hanya saja kondisi sekarang tak sebanding. Mereka berdua sedangkan Shion berlima. Tentu mereka tidak mau mati konyol bukan? Dan inilah jalan terbaik. Menanggap mereka trasparan.

Tenten dan Temari memutuskan untuk kembali pada aktivitas mereka dan mengacuhkan omong kosong Shion.

"Pengecut!" Sindir Shion sambil menginjak bagian yang sudah di pel Temari membuat gadis dengan empat kunciran itu menggeram kesal

Byyuuurrr satu ember yang isinya air cucian kain pel dengan indah membasahi baju yang menurut Shion seksi itu "Ada yang mau lagi" Tantang Tenten sambil memperlihatkan betapa keruhnya air tersebut. Empat dayangnya pun melangkah mundur

"Ah, berengsek kau! Akan ku balas kalian" Ancam Shion sambil beranjak keluar dari toilet

"Ummm atuutt" Ucap Temari dan Tenten dengan ekspresi lucu tapi menantang.

"Kerja bagus Tenten" Puji Temari

"Selalu" Jawab Tenten tersenyum bangga


Di bagian Parkiran

"Guru menyebalkan! Apa dia tak bisa membedakan mana model mana montir" Gerutu Ino sambil menginjak-nginjakan kakinya kesal

"Mana bisa aku mendorong mobil yang bahkan ukurannya lebih besar dari aku" Hell no nona Yamanaka kalau mobil hanya seukuran denganmu maka namanya akan berlipat ganda menjadi dua kata yaitu mobil-mobilan

"Siapa juga sih yang parkir sembarangan disini" Belum habis juga nona Yamanaka ini mengeluarkan uneg-uneg nya. Ditendangnya ban mobil jengkel. Karena tendangannya luman keras sampai membuat Ino meringis kesakitan sendiri "Shitt!" Umpat Ino untuk kesekian kalinya

"Umm Gomen, mobilku merepotkan yah. Biar kuparkirkan" Ucap suara dari belakang.

"Yah sangat merepotkan" Jawab Ino kesal. Ino memutar badannya hingga dia bisa berhadapan dengan sang pemilik mobil.

Dan oh, hampir saja Ino tak sadarkan diri melihat siapa gerangan yang berdiri di depannya. Seoranng pria muda dengan setelan kemeja lengan pendek yang dimasukan dan celana dari bahan kain yang di pakai dengan bantuan gesper hitam. Rambut klimisnya ditata hingga tidak telihat kuno. Dan mata hitam kelam itu sungguh sangat mempesona di pandangan Ino. Oh Kami-sama siapakah gerangan malaikan yang kau utus untuk meyelamatkanku dari hukuman Ibiki menyebalkan itu? Inner Ino berpuitis

"Bisa kau minggir sebentar" Ujar suara itu membangunkan Ino dari lamunannya. Ah kini wajahnya pasti memerah

"Oh tentu" Ino menggeser tubuhnya dan mempersilahkan pemuda yang entah siapa itu memasuki mobinya

TBC

Siapakah siswa laki-laki yang terjatuh di toilet?
Bagaimana perkembangan 'musuh abadi' ?
dan siapakah pemuda pemilik mobil itu?

Baca chapter selanjunya yah!


A/N

Tinggalkan jejak yah.

Pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan jejaknya!

Ryu