Chapter 1
Who are you ?
.
Kim Kibum, Cho Kyuhyun and Other
.
Summary : Bukankah cinta tidak memandang usia? Lalu apa masalahnya?.."Demi Tuhan, kita sangatlah berbeda!"/"hm"/"aish!"/"kau milikku Cho."/"MWO!"
Rated : T
Warning : Yaoi, Typos, Don't Like Don't Read
.
Happy Reading
"Kau yakin jika kau baik-baik saja Qui Xian?"
Hanya terdengar sebuah helaan nafas dari namja yang dipanggil dengan sebutan Qui Xian tersebut. Tatapan matanya masih tetap sama, masih memandang jalanan yang entah sejak kapan memiliki banyak sekali perubahan ini. Pikirannya masih mengingat kembali kenangan-kenangan masa lalu itu. Yah, tepatnya saat dirinya masih tinggal di negara ini.
Kenangan yang menyenangkan sekaligus kenangan terpahit yang dimana jika kau menjadi dirinya, kau akan berdoa agar Tuhan membuatmu amnesia detik itu juga, atau mungkin menggambil nyawamu.
Demi Tuhan disaat usiamu baru menginjak 5 tahun yang seharusnya kau bisa bahagia ditengah kehangatan keluarga yang sangat mencintai mu, tetapi kau dihadapkan dengan sebuah kejadian yang tidak kau harapkan bahkan kau impikan seumur hidup mu. Keluarga yang kau cintai terbunuh tepat didepan matamu. Bukankah semua adalah mimpi buruk?
Dan dia – Qui Xian - hanya tersenyum getir akan hal itu.
Flashback on
"Kyunie apa kau ingin appa kupaskan jeruk ini hm?" Tanya seorang laki-laki dewasa yang menyebut dirinya appa tersebut.
Dan sebuah anggukan kecil beserta senyuman yang sangat manis pun menjadi jawaban atas petanyaan laki-laki dewasa tersebut "um appa, tapi Kyunie mau yang besar itu appa."
"arra." Ucap nya sambil tangan kirinya mengambil jeruk besar yang dimaksud anaknya sedangkan tangan kanannya Ia gunakan untuk mengacak surai hitam anak pertamanya itu.
Dibawah pohon yang rindang dengan langit cerah yang menyelimutinya dan dengan berbagai macam celotehan-celotehan riang dari anak berusia 5 tahun beserta tawa renyah dari orang dewasa disekitarnya, bukankah mereka seperti keluarga yang sempurna dengan kehangatan dan kebahagiaan? – ya memang mereka keluarga yang sangat sempurna.
Namun siapa yang tahu jika kebahagiaan itu tidak akan berlangsung lebih lama lagi? Siapa yang bisa membayangkan keluarga yang bisa membuat iri keluarga-keluarga lain itu akan berakhir tragis setelah ini?
Seorang wanita dewasa cantik dengan senyum hangat yang terus terpatri di wajah cantiknya berjalan menghampiri dua laki-laki yang asik dalam dunia mereka "yeobo, Kyunie sudah sore masuk lalu mandilah."
Kedua laki-laki yang merasa terpanggil namanya itu langsung mengalihkan perhatian mereka ke asal suara. "Eomma~" Sebuah tangan kecil langsung menubruk dan melingkar pada kaki jenjang sang eomma.
"aigo sayang jangan tiba-tiba seperti itu, jika eomma tidak seimbang lalu jatuh bagaimana hm?" Kata sang eomma yang langsung berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan sang anak.
Terlihat cengiran kecil dari sang anak "hehe.. mianhae eomma."
Wanita itu tersenyum dan mencubit pipi tembem sang anak. Ya, dia hanya pura-pura mengatakan hal itu, pada kenyataannya dia anak seorang wanita yang terlatih yang tidak akan jatuh hanya karena terjangan dari tubuh kecil dihadapannya. "arra, sekarang kau mandi ini sudah terlalu sore dan udara musim gugur sudah mulai mendingin eomma tidak ingin kau sakit."
"ne eomma."
"anak pintar."
Wanita itu berdiri dan menggandeng sang anak untuk bersiap kembali kedalam rumah hangat mereka sedangkan laki-laki dewasa yang sedari tadi hanya memperhatikan interaksi antara ibu-anak itu hanya tersenyum dan berdiri menghampiri keduanya, memeluk pinggang dan memberikan kecupan singkat di pucuk kepala sang istri. Sedangkan yang mendapat perlakuan seperti itu hanya mampu tersenyum hangat dan menatap dengan penuh cinta suaminya.
Sraak
Krieet
Suara yang terbilang cukup halus yang masuk dalam indra pendengaran laki-laki dewasa itu mampu mengalihkan fokusnya, dia menatap sang istri dengan pancaran yang seperti menyuruh wanita itu masuk dan menyembunyikan anak semata wayangnya itu. Tanpa pikir panjang sang istri langsung mengangguk, dia tidak perlu penjelasan yang panjang untuk situasi seperti ini. Wanita itu mengerti bahkan sangat mengerti apa yang akan terjadi setelah ini.
Mereka bertiga masuk dengan langkah tenang agar tidak menimbulkan kecurigaan apapun. Sang istri berjalan menuju sebuah ruangan yang ada dipojok rumah mereka sedangkan sang suami menuju kelantai atas tepatnya kamarnya.
"Kyunie sayang disini dulu ne jangan keluar sebelum eomma dan appa kembali arra!" Ucap sang eomma sambil mengecup sayang dahi sang anak.
"eomma..."
"Jangan khawatir eomma dan appa akan segera kembali Kyunie boleh melihat-lihat atau membaca buku-buku yang ada di ruangan ini ne." Wanita itu mengelus surai anaknya sayang sebelum beranjak pergi menyusul sang suami dan menyelesaikan situasi yang dibilang sangat tidak enak sekarang ini.
-Byleth515-
Diatas sana - ruang tengah – sang suami sudah menunggu sang istri sambil mengamati keadaan sekitar rumah mereka. Ck! Lelaki dewasa itu berdecak pelan untuk meredam emosinya. Bagaimana orang-orang itu menemukan tempat persembunyian ini? Aish, sepertinya aku sedikit lengah saat liburan kali ini.
"Bagaimana ?"
"Kyunie aman?" Tanpa mengindahkan pertanyaan sebelumnya, Lelaki itu membalik pertanyaan sambil menyodorkan sebuah senjata FN 57 – Pistol semi otomatis yang menggunakan peluru berkaliber 5,7 mm -
Sebuah anggukan untuk mewakili jawaban yang menyatakan anaknya aman. "Sepertinya kali ini akan sedikit sulit yeobo, mereka dalam jumlah yang lebih banyak dan kita"
Chuu
Sebuah kecupan singkat mendarat dibibir tipis sang wanita menghentikan ucapannya yang belum terselesaikan. Semburat merah menghiasi pipi putih wanita tersebut, Tapi sekali lagi ingatkan wanita itu bahwa saat ini bukanlah saat yang tepat untuk berblusingria akibat tindakan suaminya itu.
"Semuanya akan baik-baik saja yakin dan percayalah, tadi aku sempat mengirim pesan kepada aboeji semoga saja dia cepat menerima pesan itu dan mengirimkan sedikit bantuan ketempat ini." Hhh lelaki itu menghela nafas berlahan "setidaknya Kyunie kita harus selalu dalam keadaan aman."
Aku pun berfikir begitu yeobo tapi entahlah kali ini hati ku sedikit risau, bukan takut akan gagal sebagai pasukan terlatih, namun aku takut akan gagal sebagai seorang ibu yang tak mampu melindungi anaknya. Tuhan mungkin aku tidak pantas meminta padamu mengingat sudah banyak nyawa yang aku hilangkan dengan tangan ini, tapi aku mohon sekali ini saya tolong lindungi anakku buah hatiku satu-satunya.
"Kau siap sayang?" Pertanyaan itu sontak menarik kembali kesadaran sang istri yang sedang memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
"Eum yeobo." Anggukan mantap dari sang istri seakan menjadi awal sebuah kejadian tragis itu.
Door door door
Suara tembakan yang saling bersautan yang sungguh memekakkan telinga seakan menjadi alunan musik mengerikan disore yang dikata indah itu. Sepasang suami istri yang menyembunyikan tubuh mereka dibalik barang-barang yang dianggap bisa menghalau – sementara- tubuh mereka dari timah panas dengan sesekali menembakkan timah panas mereka kepada sang lawan.
Cheesh
Akhh!
Pekikan tertahan keluar dari bibir wanita cantik itu.
"Sayang gwaenchana?" pertanyaan yang penuh kekhawatiran iu meluncur saat melihat lengan sang istri yang sudah terbanjiri oleh cairan merah kental.
Sebuah senyuman tipis terukir untuk menyampaikan bahwa dirinya – wanita itu – baik-baik saja. Jangan terlalu mengkhawatirkan ku yang terpenting adalah nyawa malaikat kecil kita yeobo. Dan setetes air mata pun jatuh kelantai yang sudah tidak putih lagi itu.
Pekikan-pekikan tembakan terus bersahutan, suara barang-barang pecah yang menjadikan rumah yang tadinya tertata rapi itu terliahat seperti kapal pecah. Beberapa mayat sudah teronggok dilantai karena timah panas yang menembus yubuh mereka.
Disisi lain, keadaan sepasang suami istri itupun tidak kalah mengenaskan, tubuh keduanya sudah tidak bisa dikatakan dalam keadaan baik. Banyak peluru yang bersarang di tubuh mereka sedangkan baju mereka sendiri sudah brcampur dengan warna merah yang berbau anyir. Nafas keduanya sudah mulai tersenggal tidak beraturan. Ya mereka tahu bahwa mungkin mereka tidak akan lama lagi hidup, meskipun mereka adalah pasukan terlatih tapi tetap saja mereka mempunyai batas tenaga tersendiri.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang melihat semuanya. Mata yang biasa memancarkan kecerahan itu kini memerah karena terlalu banyak mengeluarkan air mata. Raut wajahnya yang – entah bagaimana menggambarkannya - shock, sedih, marah semua bercampur di wajah manis itu. Anak kecil tak berdosa itu kini hanya mampu mematung, dia tidak mampu menggerakkan tubuhnya walaupun hanya sekedar untuk menutup pintu diatas kepalanya yang ia gunakan untuk mengintip maupun hanya untuk turun dari tangga yang ia pinjak sekarang. Semuanya seperti mimpi buruk bahkan dia berdoa agar ada orang yang membangukannya sekarang ini juga, bahkan dia merasa bahwa oksigen sudah tidak ada lagi untuk dia hirup – menyesakkan – hanya kalimat itu yang muncul dibenaknya.
-Byleth515-
Kyuhyun POV
Door door
Pyaarr
Door door
Dug Pyaarr
" hah, suaru apa itu?" Aku mulai menajamkan pendengaran ku setelah kudengar suara-suara aneh – entah aku bingung untuk mendeskripsikannya- apa yang sedang eomma dan appa lakukan diatas sana? Kenapa mereka lama sekali?
Awalnya aku itu hanya ingin mengintip apa yang dilakukan oleh orang tua ku, apa akan ada kejutan untuk ku sampai aku disuruh menunggu di tempat ini? Sekarang aku ragu apakah akan meneruskan rencana ku – mengintip - atau tetap menunggu mengingat pesan eomma yang tadi menyuruh ku untuk diam disini sampai appa eomma menjeput. Tapi sayup-sayup suara aneh yang aku dengar menambah rasa penasaran ku tentang apa yang sedang dilakukan orang tua ku diatas sana.
Sungguh setelah mengumpukan semua rasa penasaran ku, aku memberanikan diri untuk menaiki anak tangga demi anak tangga ini. Aku julurkan tangan ku untuk mengangkat pintu yang ada diatas kepala ku saat ini, sedikit – sebatas untuk mengintip –
Tubuh ku bergetar hebat dan tanpa ku sadari air mataku sudah meluncur dengan senangnya membasahi pipiku. Aa..appa eomma apa yang terjadi? Hiks
Tubuh ku kaku saat ini, aku tak mampu bergerak sedikitpun bahkan aku rasakan tak ada lagi oksigen yang mampu aku hirup, semuanya – menyesakkan - dan di otak ku penuh dengan nama appa dan eomma, Sungguh aku merutuki rasa penasaran ku tadi.
"Aa..appa.. appa..eomma hiks eomma" Hanya dua nama itu yang selalu aku gumamkan. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Hiks dan kenapa tubuh bodoh ini tidak bisa aku gerakkan? Hiks hiks appa eomma.
.
Normal POV
" Sepertinya mereka sudah tak bernyawa cepat kita tinggalkan tempat ini dan ratakan rumah ini!" Perintah seorang yang bertubuh tegap dengan setelan jas hitam dan tak lupa tato naga merah ditelapak tangannya.
" Tapi pimpinan masih ada satu nyawa lagi, masih ada anak kecil itu."
"Cih, saat kau ratakan tempat ini anak itu pun akan mati dengan sendirinya bodoh!" Bentak seseorang yang dipanggil pimpinan tadi.
"Me..mengerti pimpinan."
"Bodoh!" CK! Laki-laki itu langsung beranjak dari tempatnya meninggalkan para bawahannya yang sangat bodoh itu. Ck bagaimana aku bisa memiliki anak buah bodoh seperti mereka? Hhh hanya seorang pecundang yang akan melawan anak kecil yang bahkan tak bisa apa-apa. Dan manik tajamnya menyusuri ruangan yang ia lewati. Shit! aku bahkan kehilangan banyak anak buahku kali ini, dua orang itu memang tak bisa dianggap remeh mengingat mereka adalah pasukan khusus.
.
Sepeninggal orang- orang berjas hitam itu, suara ledakan yang begitu dasyat terdengar.
DUAAARRR...
Bangunan yang beberapa saat lalu dipenuhi desingan tembakan kini telah sama rata dengan tanah. Sedangkan mayat-mayat tang didalam sana sudah dipastikan ikut hancur didalam sana. Lalu bagaimana nasib satu nyawa yang tadi masih ada disana? Hhh semoga Tuhan masih melindungi malaikat kecil itu.
Flashback off
-Byleth515-
Next or End?
.
.
Huwaah akhirnya By kembali lagi buat nulis ya tentunya dengan nick baru. Kekeke
Bagaimana ceritanya? Membosankan pastinya.. hhh mianhae By memang tak pandai menulis. Dan ff ini jadi karena mood yang sedang naik. Ck
Suka atau tidak suka, bagi reader Review please~
.
Cerita No Edit.
.
Thank you!
