Matahari sudah tertutup gerhana, sang mentari juga enggan membagi kehangatannya. Tetapi Gerhana datang hanya untuk sementara dan mentari akan terbenam dikala senja dan terbit lagi dikala fajar. Dia bagaikan sang matahari yang kehilangan cahayanya untuk sementara dan sang mentari yang menunggu datangnya fajar untuk membagi kehangatannya. Dia akan bersinar saat kebahagiaan datang padanya mengikis gelap dan hawa dingin yang menyelimuti kehidupannya.
Saat usianya baru menginjak angka 12 tahun. Dia yang masih begitu muda harus menerima kenyataan atas kematian kedua orang tuanya karena kecelakaan dan sang kakak tercinta menjadi korban pemerkosaan tepat satu bulan kedua orang tuanya meninggalkan dia untuk selamnya. Kehidupannya yang begitu sempurna berubah 360 derajat sejak kepergian kedua orang tuannya. Dia bukan berasal dari keluarga kaya tapi dia mempunyai keluarga yang bahagia, Tousan dan Kaasan yang begitu mencintainya dan Neesan yang begitu peduli dengan dia. Tetapi kini sudah berubah kehidupan sempurnannya berubah menjadi neraka, hinaan datang dari lingkungannya keluarga yang tak mau menerima sang kakak karena sudah menjadi aib bagi keluarga besarnya. Dia memilih untuk hidup berdua bersama sang kakak tercinta karena dia adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki saat ini, tidak menerima kakaknya sama dengan menolak dirinya.
Hidup berdua dengan peninggalan dari kedua orang tuanya tidaklah cukup untuk mereka, sang kakak harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannnya dan adiknya, memilih jalan pintas dengan menjual dirinya menjual sisa harga dirinya yang sudah diinjak-injak pemerkosa laknat yang menghancurkan kehidupannya.
Kini semua menjadi gelap dan dingin bagi keduannya. Hanya sedikit cahaya dan kehangatan yang bisa mereka bagi satu sama lain dan bukan untuk orang lain. Gerhana akan segera menghilang dan fajar akan segera datang. Karena semua pasti akan indah pada waktunya
.
.
.
.
SUNRISE AFTER ECLIPSE OF THE SUN
Pairing
Sasufemnaru, Itafemkyuu
Diclaimer: Naruto Belong to Masahi Kishimoto
And
Happy Reading
Naruto Pov
Pagi ini datang seperti pagi-pagi sebelumnya dikehidupanku. Tidak ada yang spesial, semuannya sama. Pagi hariku yang selalu disambut dengan suara cekikikan lelaki yang entah siapa yang berasal dari kamar kakakku dan tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka dari kamar kakakku, Kyuubi dan munculah seorang laki-laki berambut jingga dan seorang perempuan berambut sama jingganya namun agak kemerah-merahan keluar dari pintu kamar bercat senada dengan mata ruby Kyuubi Neesan. Nampak lelaki keluar dari ruangan dengan wajah yang menunjukan kepuasan namun berbanding terbalik dengan perempuan berambut jingga kemerahan yang nampak muak melihat si lelaki yang aku tahu bernama Pain, kenapa aku bisa mengetahuinya karena lelaki ini sering datang ke apartemen kecil yang sudah aku tinggali berdua dengan kakakku 5 tahun yang lalu. Mereka bukanlah sepasang kekasih yang kalian pikirkan, hubungan mereka bisa dikatakan hanya sebagai penjual dan pembeli. Pembeli yang harus di puaskan tapi kepuasan dalam konotasi yang negatif.
"Pain, cepat kau keluar dari rumahku bukankah urusan kita sudah selesai!" Teriak kakakku pada Pain
"Kenapa kau seperti ini Kyuu-chan, kau sungguh berbeda dengan semalam,?"
"Semalam kau begitu menggairahkan dan menginginkanku tapi ken-"
"Tutup mulutmu Pain simpan kata-kata kotormu itu, dan segera keluar dari rumahku"potong Kyuunee
"baiklah-baiklah aku akan segera pergi Kyuu sayang, tp aku akan selalu datang lagi dan datang lagi karena tubuhmu bagaikan narkoba yang ingin aku nikmati walau harus membayar mahal" ujar Pain sembari berjalan keluar meninggalkan apartemen kami.
Pemandangan seperti ini yang kusaksikan setiap hari, aku ingin ini segera berakhir, aku ingin kakakku berhenti dari pekerjaan ini tp aku tidak mempunyai keberanian untuk melarangnya, aku tidak mempunyai keberanian untu membuka suara karena itu akan membuatnya semakin kecewa. Kecewa karena dia mengira adik satu-satunya tidak menerimanya sama seperti penolakan yang diterima dari keluarga dan lingkungan kami. Biarkan aku menutup mata berpura-pura tidak melihat dan berpura-pura tidak tahu apa-apa, asalkan aku bisa melihat senyumnya yang hanya dia tunjukan untukku.
"Sarapanlah dulu Kyuu-nee aku memasakan makanan kesukaanmu, pie apel kau pasti menyukainya"ajakku sambi mengeser kursi untuk kyuu-nee.
"Benarkah, kau memang selalu tahu apa yang aku suka Naru"ujar Kyuune sembari dia duduk dikursi sampingku yang sudah aku siapkan tadi.
"Tentu saja, aku memang seorang adik yang sangat baik, kau seharusnya beruntung memiliki adik sepertiku Kyuu-nee"ucapku narsis
"Tentu saja karena adik yang baik pastilah memiliki kakak yang jauh lebih baik"ujar Kyu-nee tak mau kalah.
"hahahahahahahaah"tawa kami secara bersamaan.
Kami selalu berusaha untuk bahagia untuk diri kami sendiri melupakan segala kesusahan kepahitan kehidupan kami. Seakan-akan semua itu tidak pernah terjadi.
Naruto Pov End.
.
.
.
.
At School
Suasana sekolah mewah bernama Konoha Gakuen di pagi hari selalu diwarnai dengan berbagai pemandangan yang membuat sebagian orang pasti iri dan ingin menjadi bagian sekolah yang terkenal dengan kaum borjuisnya. Mobil-mobil mewah terpakir dengan rapi disetiap sudut parkir sekolah dari yang ferrari sampai dengan lamborgini. Siswa-siswi dari kalangan atas yang lalu lalang seakan menambah kesan mewah sekolah yang merupakan sekolah termahal yang ada di Konoha bahkan Jepang.
Berbeda dengan murid lain yang bisa bersekolah di Konoha Gakuen mengandalkan kekayaan dan jabatan kedua orang tuannya, Naruto bisa diterima di sekolah ini karena IQ diatas rata-rata yang ia miliki. Naruto kini berjalan menuju papan pengumuman dia ingin melihat daftar dikelas mana dia akan ditempatkan di tahun pertamanya bersekolah di Konoha Gakuen
dengan tidak memperdulikan orang yang ada disekitarnnya yang menatapnya sinis sambil berbisik-bisik, karena dia mungkin satu-satunya siswi yang datang ke Konoha Gakuen tidak diantar atau mengendarai mobil mewah seperti siswa-siswi lain. Tapi Naruto tidak peduli sama sekali
Naruto berhenti didepan papan pengumuman dan melihat satu persatu nama yang tertera di kertas panjang yang berisikan nama-nama murid tahun pertama hingga tahun ketiga. Tidak butuh waktu lama untuk menemukan namanya yang tercatum pada kelas A. Kelas yang memang dikhususkan untuk murid yang berIQ diatas rata-rata.
Naruto mencari kelasnya dengan sepasang headset yang terpasang rapi ditelinganya dan tidak memperdulikan orang disekitarnya, sungguh berbanding terbalik saat dia bersama Kyuubi kakaknya, senyum tidak pernah hilang dari bibirnya saat bersama kakak satu-satunya, dia menjadi pribadi yang hangat dan adik yang baik saat bersama Kyuubi tapi didepan orang lain dia menjelma menjadi pribadi yang antisosial dan dingin saat berada diluar apartemen kecilnya. Dia seakan menutup diri dan tidak mau berurusan dengan orang sekitarnya karena dimatanya tidak ada orang baik kecuali kakaknya.
Setelah berjalan cukup lama akhirnya dia menemukan kelasnya bertepatan dengan bunyi bel sekolah yang menandaka kegiatan belajar segera dimulai.
Naruto Pov
Aku mengedarkan pandangan keseluruh penjuru kelas ini pemandangan yang tidak jauh berbeda yang kutemui saat pertama kali aku menginjakan kaki kesekolah ini, kaum borjuis yang selalu mendominasi.
Aku berjalan mencari bangku yang kosong dan aku menemukannya, kursi paling belakang dekat dengan jendela adalah tempat yang cukup strategis menurutku.
Proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik hari ini hingga bel sekolah berbunyi menanndakan istirahat pertama. Aku menghela napas dan ingin pergi meninggalkan kelas sampai ada sebuah tangan yang menghentikan langkahku, aku menolehkan pandanganku dan aku mendapati seorang gadis bermata lavender berambut indigo menahan tanganku.
"Ada perlu apa?"tanyaku datar
"eum a-aku Hyuuga Hinata, a-aku ing-in ber-teman de-nganmu uzumaki san?"jawabnya gugup.
"Aku bukan orang yang tepat untuk kau ajak berteman Hyuuga-san"ujarku sarkastik.
"Ta-pi kena-pa?"ucapnya kaget karena mendengar jawabanku
"Karena aku tidak suka berurusan dengan orang lain dan aku tidak bisa berteman dengan siapapun termasuk dirimu"
"Tentu saja kau tidak bisa berteman dengan siapapun disini karena kau merasa tidak pantas untuk memiliki teman disini, melihat dirimu yang bukan berasal dari kalangan atas,murid beasiswa"ucap seseorang dari belakangku dengan nada mengejek, nampaklah seorang gadis berambut pink menghampiriku disampingnya juga ada dua temannya yang satu berambut pirang pucat dan satu berwarna merah yang juga menatapku dengan pandangan menghina.
"Kalian hanya membuang-buang waktuku"ucapku singkat dan meninggalkan gadis-gadis tidak penting itu menurutku.
Mereka hanya melihatku pergi dengan tatapan tidak percaya.
Aku segera menggalkan kelas tapi langkahku terhenti mendengarkan teriakan memuja para siswi dari arah kiriku, aku melihat segerombolan gadis tengah menatap memuja seorang laki-laki yang berjalan dengan angkuhnya dan tidak memperdulikan siswi meneriaknnya namanya bahkan gadis pink dan kedua temannya segera keluar dan hampir menabrakku hanya untuk bergabung dengan siswi lain meneriakan nama laki-laki itu.
"Cih.. sombong sekali dia, tapi apa peduliku"batinku
Aku menatapnya dan dia berjalan semakin dekat dan aku menyadari kalau dia memang begitu tamapan, mata onyxnya, kulitnya yang putih dan rambut pantat bebek yang entah mengapa begitu pas dengannya.
"apa yang kau pikirkan Naruto"batinku sambil menggelengkan kepalaku bermaksud untuk menyadarkan diriku sendiri.
Sibuk dengan pikiranku sendiri, aku tidak menyadari ada sepasang mata onyx memperhatikan tingkahku dan saat aku mulai menyadarinya aku mengangkat kepalaku dan pandangan kami pun bertemu. onyx meet saphire.
Aku menatapnya dengan tatapan datarku setelah aku bisa mengendalikan pikiran konyol yang tadi sempat menghampiriku. Sebentar aku menatap mata onyxnya setelah itu aku pergi menuju tempat yang ingin aku kunjungi sejak tadi yaitu kantin, karena sebentar lagi pasti bel sekolah akan berbunyi.
Dan tanpa ku sadari mata onyx itu terus menatapku hingga tubuhku menghilang dibelokan koridor dengan seringai di bibirnya..
Naruto Pov End
.
.
.
.
Other side
"Kau sudah menemukannya sasori"tanya sebuah suara baritone.
"Sudah"jawab laki-laki bernama Sasori dengan singkat
"Apa kau masih merasa bersalah hingga kau harus mencarinya lima tahun belakangan ini?"tanya Sasori pada sosok laki-laki yang lebih tinggi darinya.
"Itu hanya permainan waktu kita muda"lanjutnya
"Menghancurkan hati orang lain dan menginjak-nginjak harga dirinya apa bagimu itu permainan yang menyenangkan?"hardiknya
"Dia hanya wanita jalang yang ditemukan Deidara di dekat klub malam untuk apa kau merasa bersalah pada barang yang awalnya sudah rusak"
"Kau salah besar karena aku bisa merasakannya, malam itu adalah yang pertama baginya"jawab pemuda itu.
TBC
