Nanase Haruka, Rin ingin sekali berteriak seperti itu di depan wajah si pelaku. Entah sudah berapa kali ia berteriak kesakitan, mengerang hingga mendesah. Keringatnya bercucuran karena kelelahan, tapi orang yang ada diatasnya itu tidak juga sampai. Menyebalkan, Rin sudah akan menggantikan posisi mereka—tapi… dengan 'manisnya', Haru tidak ingin mengganti posisi.

.


What's the point?

Free © KyoAni

Rated: T

Paring: RinHaru

Warning: OOC, Typos and Miss Typos, Positif YAOI, Slight ReiNagisa, just a short Drabble for my special day, dan bahasa super alay.


.

"Haru! Cepatlah! Aku lelah.. argh!" Rin mengerang kesakitan. "Jangan disitu, sialan!"

Ah, suaranya menggema dengan begitu kuat. Otot-otonya langsung mengenyit, dan ia sudah tidak kuat lagi untuk menanggung semua ini. Sebenarnya ia ingin saja langsung mengganti posisi, tapi resikonya untuk tidak mendapatkan sesuatu semakin membuatnya berusaha kuat untuk tetap menangung semua ini.

"Rin… engh~ ini susah sekali!"

Rin tersentak. Ia menengok ke atas, melihat si pria berjulukan lumba-lumba itu mengerang kesulitan. Ia ingin membantu. Jadi, dengan penuh percaya diri ia meraih bagian bokong Haru dan semakin mendorongnya. Ia sudah lelah, dan dia ingin supaya Haru lebih cepat sampai pada titik puncak. Sesekali ia mengerang dan berteriak mengerahkan semua kekuatannya, sesekali meremas bagian itu juga dengan sedikit gemas.

Haru terdiam. Tiba-tiba saja ia menghentikan semua usahanya. Ia melirik ke bawah, melihat bagaimana Rin dengan wajah memerah dengan kuat mendorong bokongnya. Bukan itu sebenarnya yang menjadi masalah, tapi… tangan Rin yang tidak berhenti meremas bagian belakangnya itu. Sial, apa anak ini mencari kesempatan disaat seperti ini?

Haru ingin saja berteriak dengan kencang, tapi komunikasi mereka tidak akan lancar karena suara Rei dan Nagisa yang berada di sebrang mereka berdua begitu kencang—mengalahkan suara gemuruh yang mungkin ia dan Rin sebabkan.

"Rin! Berhenti mendorong bokongku!" Haru tetap mencoba berteriak. Semoga saja Rin mendengarnya dan tidak terlalu terpusat dengan yang sedang orang ini lakukan. Tapi sepertinya benar, Rin terlalu fokus dengan kelakukannya sendiri. Pria dengan gigi runcing itu malah semakin mendorong bokongnya dengan beringas. "Hey, Rin—ugh… berhenti mendorong!"

Rin membuka mata. "Tidak! Sebelum kau mencapai pucak! Ugh… argh!" Rin beriak lagi. Mendorong bokong Haru semakin kencang. Otot tangannya terlihat menonjol, dan wajahnya semakin memerah. "Haru! Kenapa berhenti! Kau juga harus berusaha!"

Tapi Haru… keadaannya di atas terlihat begitu mengenaskan. Wajahnya memerah, dan sedikit menggigit bibir. "Bodoh! Aku tidak bisa memanjat ke atas jika kau mendorong bagian bokongku dengan ibu jarimu yang tepat di tengah lubang analku, Rin!"

—eh?

Rin mengejap.

Rei bersorak, dan Nagisa berteriak senang. Ternyata Rei dan Nagisa yang berada di depan pasangan RinHaru telah berhasil memanjat pinang terlebih dahulu.

Usaha Rin untuk mengerahkan seluruh kekuatannya sia-sia, dan Haru… mengalami hal yang buruk. Karena Rin terus saja meremas bokongnya untuk naik ke atas, adik dibagian bawahnya yang terjepit di bawah harus segera dibebaskan dari penderitaan.

Ini—perayaan lomba panjat pinang terburuk yang pernah ada!

.

.

.

End~


Gaje? Aku tahu.. gomen. Semoga ada yang masih mau kasih aku review sebagai hadiah ultahku ini hehe..

Mind to review?