Hallooo... Ceprutth DeiDei Daku disini mencoba tuk agak sedikit kurang kerjaan membuat fic gak jelas ini. Yah, oneshot yang emang puanjang, tapi ga sepanjang jalan raya Anyer-Panarukan loh! Gue bakalan nyeritain tentang akatsuki -pastinya!!- tapi dibuat jadi bener-bener menyimpang dari aslinya -maapkan akku masashi sensei-.

Author : Ceprutth DeiDei

Disclaimer : aduh…. Sapa ya?? Author lupa – disantet ama Masashi Kishimoto -

Genre : Family/Humor

Chara : Pein, Konan, Deidara, Tobi, Itachi, Kisame, Sasori

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-

Keluarga Kere

-

Dalam fic ini diceritakan bahwa akatsuki adalah "Keluarga Kere" -lhoh...??- yang benar-benar kere. Bisa dilihat dari keadaan rumah mereka yang begitu memprihatinkan. Disini, Pein jadi Papa dan Konan jadi Mama (ciyee...XP). Mereka berdua punya 5 orang anak (Deidara, Sasori, Tobi, Itachi, Kisame) dan seorang pembantu gila, stres, dan cacat—soalnya tangannya buntung—yang bernama Zetsu. Pein dan Konan ini bagaikan pasangan Angelina Jolie dan Brad Pitt versi akatsuki gara-gara hobinya ngadopsi anak—ada yang dari Konoha, Suna, Ame, de el el de es te.. padahal udah tau kere, pake maksa ngadopsi anak segala!!—. Anak kandung mereka cuma 2, yaitu Dei dan Saso yang kadang akur tapi 2 detik kemudian berantem lagi (weh weh weh). Sisanya adalah anak pungut, yaitu Tobi si anak autis, Kisame si manusia ikan hiu, dan Itachi si muka melas.

Kita flash back ke waktu dimana pasangan AJ & BP kecemplung got ini barusaja akan mengadopsi anak.

— flashback mode : on —

Kisame :

Disebuah panti asuhan di Sunagakure, Pein dan Konan sibuk cari anak diantara semua anak yatim piatu disana yang emang sangat aktif dalam sliwar-sliwer kesana kesono. Saat baru datang ke Panti, mereka lumayan kaget juga siy. Soalnya mereka melihat sebuah adegan mengharukan dimana ada seorang anak malang yang mukanya mirip hiu lagi asik-asiknya renang dipasir (whot the hell..??).

"Itu siapa bu?" tanya Konan pada pengasuh panti.

"Oh..dia namanya Kisame. Anak yang paling kere-aktip di panti ini" jawab si pengasuh. "Tiap pagi, siang, sore, malam, dia selalu renang-renang gak jelas di pasir-pasir itu"

"Udahlah, Konan.. kita cari yang lain aja deh!" bujuk Pein yang rupanya lumayan tidak menyukai si Kisame ini.

"Eitz..." Konan meraih tangan Pein sebelum Pein sempat masuk kedalam rumah panti. "Tunggu dulu.. kayaknya ini anak lucu juga kalo kita adopsi. Kan dia kere-aktip! Kayak kita yang KERE ini"

"Ohya, mrs. Konan" pengasuh itu ambil suara. "Anak itu lumayan nekat lho! Dia itu rajin sekali dipindah-pindah dari panti asuhan sana ke panti asuhan sini. Pernah sekali dia nekat mau coba-coba berenang di dalem kawah gunung Merapi yang penuh lahar plus wedhus gembel. Untung ada Mbah Maridjan, jadi dengan kekuatan ROSA-nya Mbah Maridjan, niat Kisame itu berhasil dipatahkan!!" cerita pengasuh itu dengan bangga.

"Kalo gitu kita adopsi dia aja!!" sahut Konan penuh keceriaan.

"OKe oke.."

Mendengar berita simpang jalur eh.. simpang siur itu, Kisame jadi girang. Cepet-cepet dia merapihkan barang dan bersiap untu pergi.

"Udah siap semua, nak?" tanya Konan pada anak barunya itu.

"Udah..."

"Oke. Kita berangkat!" Pein mulai jalan kaki(lho...?? kirain naik mobil ato apa kek!?).

"TUNGGUUUU...!!!" potong Kisame tiba-tiba. Pein langsung menghentikan langkahnya yang baru setengah. "Ngatiyem mana??"

"Nga, NGATIYEEEMM...???!" Pein dan Konan bertanya-tanya.

Kisame langsung berlari masuk ke panti dan sesaat kemudian keluar lagi dengan membawa sebuah akuarium kecil berisikan seorang eh.. seekor ikan koi dan ada aer(jelaslah ada aernya! Ntar ikannya mati kalo diisi pasir!!??).

"Apa itu...?!" lagi-lagi Pein dan Konan bertanya-tanya.

"Namanya Ngatiyem" jawab Kisame. "Dia adalah satu-satunya pacarku di dunia ini!!!!"

"HAAAAAAA.....?????!!" Pein & Konan sweatdrop.

-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-

Itachi :

Pein dan Konan juga sempat mampir ke sebuah panti asuhan di Konohagakure. Mereka menyamar sebagai Pak La (Mr. La) dan Bu Gi (Mrs. Gi), jadi kalo digabung namanya bisa jadi "LAGI" ato "GILA" (gaje banget yee...:3). Kenapa mereka harus menyamar? Karena mereka pernah utang mie ramen 500 mangkok

disebuah kedai kucel yang ada di Konoha dan sampai sekarang belum dibayar juga.

"Selamat pagi Pak La dan Bu Gi???" sapa pengasuh panti.

"Pagi juga..."

"Semua anak panti ini sudah saya kumpulkan disini. Silakan dipilih, siapa yang mau kalian adopsi" lanjut si pengasuh.

Semua anak berdiri berjejer dengan rapihnya. Pein dan Konan sibuk mencari anak yang cocok hingga akhirnya menemukan seorang anak dengan muka super melas yang berambut hitam panjang dan memiliki keriput.

"Kayaknya yang ini aja deh!" usul Pein.

"Iya juga sih!" Nampaknya Konan setuju. "Mukanya kan melas, cocok kalo jadi anak kita.

"Ibu yakin milih anak ini??" tanya pengasuh terheran-heran.

"Iya" Konan tersenyum. "Namanya siapa?"

"Anak ini namanya Itachi" pengasuh menjelaskan. "Walaupun mukanya melas begini, tapi dia ini berhasil membunuh seluruh anggota keluarganya sendirian(padahal aslinya dibantuin sama Madara Uchiha)"

"Wah... bahkan lebih hebat dari Pein ya!" kata Konan. "Kami mau mengadopsi dia"

-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-

Tobi

Kalo yang satu ini beda dari yang lain. Tobi bukan diambil dari panti asuhan tapi ditemukan tersesat disuatu tempat di Amegakure. Kebetulan waktu itu, Konan habis pulang dari belanja. Karena kasian, akhirnya anak itu dibawa pulang. Eh, sampe rumah tuh anak malah komat-kamit, "Tobi anak baek..." terus-terusan.

— flashback mode : off —

chapter 1

Disuatu pagi sebelum sarapan, seperti biasanya keluarga kere selalu menanti makanan di ruang keluarga. Langitnya mendung dan hujan deras. Matahari sepertinya tak memperlihatkan batang upilnya eh.. batang hidungnya sama sekali(mungkin gara-gara takut di rinnegan sama Papa Pein! Hihi...).

"Papa, Tobi anak baik mau tanya..." ucap Tobi sambil memandangi langit lewat jendela dengan muka o'onnya yang tertutup topeng.

Pein menoleh. "Tanya apa?".

"Eh...tanya apa, ya?" Tobi garuk-garuk kepala. "Wah, Tobi anak baik lupa"

"Ya udah..."

Merasa sudah tak dipedulikan, Tobi balik lagi ke kerjaannya semula, ngeliatin jendela sambil komat-kamit, "Tobi anak baek...". Bahkan mungkin dia tak sadar kalo ilernya udah menetes memenuhi sekujur topengnya.

"Papa..." panggil Tobi lagi.

"Ya ?!"

"Papa..."

"Apa ?!"

"Papa..."

"Apaan ?!"

"Papa..."

"Tobi..."

"Apa, Papa ?!"

"Kamu ngapain manggil-manggil daritadi?" tanya Pein setelah cukup terkuras kesabarannya.

"Tobi anak baik mau tanya.." jawab Tobi polos.

"Tanya apalagi ?!"

"Eemmm..." Tobi berpikir sejenak. "Kapan genteng rumah kita dibenerin? Daritadi Tobi duduk disini ketetesan air mulu. Padahal udah hijrah kesana-sini tetep aja kejatuhan air. Apakah ini berarti air yang netes itu ngefans sama Tobi anak baik ini?"

"Kamu jangan ketularan narsis kayak Sasori, ya! Kamu kan udah tau Papa nggak punya uang, jadi jangan minta gentengnya dibenerin" jawab Pein santai. "Lagian kalo kamu niat banget pengen benerin, pake aja topengmu buat gentengnya. Masih mending buat nutupin bocor daripada nutupin mukamu"

"Aah...Papa! Jangan gitu! Tobi anak baek kan harus pake topeng. Muka Tobi kan ganteng. Nanti kalo dibuka, bisa-bisa Mama jadi ngiler gara-gara ngeliatin aku..." balas Tobi dengan narsisnya(ini sih namanya udah bener-bener ketularan Sasori no Danna kita).

Pein sweatdropped.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Suasana sunyi. Hening. Sepi. Tenang. Hingga tiba-tiba...

"HYAAAAAA......UUUUNN...!!!" teriak Deidara daridalam kamar. "MAAAMAAAAAAA...UUUUNN!!!"

Konan dengan sigapnya rela meninggalkan masakannya yang masih belum jadi apa-apa dan langsung berlari menbabibuta ke kamar Deidara.

BRAAAAKK!!!

Konan membanting pintu.

"Ada apa ini ada apa ???!!" tanya Konan serabutan.

"Mamaa..." terlihat Dei menangis. "Liat tuh Sasori, un! Masa' tanah liat punyaku dimakan semua, un. Nggak disisain lagi, un"

GUUBRRAAAAKK!!!

Disebelah Deidara nampaklah Sasori sedang berjongkok ala gaya orang boker sambil mengunyah tanah liat Deidara.

"SASORII!!!" bentak Konan.

Sasori menoleh. "Mamaa...?!" Mulut Sasori belepotan tanah liat, persis kayak anak-anak yang biasanya kalo makan coklat suka ada belepotnya.

Ditepuknya punggung Sasori dan seketika tanah liat yang dilahap Sasori terlepehkan secara paksa.

"Nggak boleh makan tanah liat lagi, ya!" Konan menasehati. "Kalo laper kan bisa nunggu. Mama kan lagi masak sarapan"

"Mama, aku bukannya mau makan tanah liat punya Dei" Sasori memulai pembelaannya. "Tapi aku pengen coba bikin boneka barbie dari tanah liat pake mulut. Kan bisa aja ntar Sasori yang paling ganteng, rajin menabung, baik hati, dan tidak sombong ini masuk MURI"

'Anak setres!' umpat Konan dalem ati.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Pukul 10 pagi. Seluruh anggota keluarga kere udah mulai melakukan aktivitas yang normal kembali(???).

Sama kayak tadi, Tobi masih ngeliatin ujan sambil komat-kamit, "Tobi anak baek..." terus menerus.

Pein sibuk membaca koran 'Seputar Konoha' edisi terbitan pertama (padahal udah dari berpuluh-puluh taun yang lalu terbitnya) yang kebetulan tadi dilemparin sama anjing tetangga dan mendarat di teras rumah(???).

Konan masih masih ber-eksperimen ini-itu di dapur.

Sasori sibuk bermain boneka barbie bersama Dei yang asik bertanah liat ria.

Kisame juga sepertinya sangat menikmati kegiatannya mengajari Ngatiyem, gelprend-nya yang ternyata adalah seekor ikan koi, berbagai gaya renang lompat-lompat seperti lumba-lumba.

Bagaimana dengan si Itachi? Ia dengan melas membantu Kisame ngeliatin Ngatiyem yang lagi latihan dengan suka rela(???).

Ketenangan masih menyelimuti panggung kisah ini. Tapi jangan kira ketenangan dan kebahagiaan ini bakal berlangsung lama karena sebentar lagi bencana akan datang(haaa...?? Apa maksudnyaa...???).

"Fiuh..." Konan menghela napas selega-leganya hingga tak sadar kalau makanan yang ia masak tadi jadi basi gara-gara nyium bau mulut Konan yang dahsyat. "Akhirnya beres juga"

'TENG TENG TENG'

Konan memukul panci pake centong(maksudnya buat manggil yang lainnya) sambil berkata, "Sarapan siap, anak-anak!"

Tapi apa yang terjadi? Yang dateng cuma Pein. Mana yang lainnya?

"Pein..." panggil Konan lirih.

"Kenapa, Konan?" sahut Pein.

"Anak-anak mana?"

Dengan santai Pein menunjuk ke arah belakang. Lalu duduk di kursi makan. Sementara Konan mendatangi anak-anak dan saat sampai disana...

"Oh my gosh!" kata Konan setengah tak percaya pada apa yang dilihatnya. "Apa-apaan ini semua?!"

"Mmmph...phaa...phaaa..." terdengar suara Itachi samar-samar. "T...tooo...looooonng..."

Ternyata kepala Itachi nyangkut di flytrapnya Zetsu(weee...??).

"Maaf Nyonya..." kata Zetsu putih. "Kami berdua nggak sengaja!" timpal si hitam.

Terlihat juga Kisame yang sibuk menarik Itachi keluar. "Tarik terus... Ngatiyem, bertahanlah! Aa' akan segera menolongmu, sayang"

"Ada apa ini? Kenapa Itachi kepalanya bisa nyangkut gitu?!" tanya Konan.

"Be, begini..." Zetsu putih mencoba menjelaskan. Tapi dia terlalu gugup. "Eh, lo aja deh yang cerita!"

"Apa ?! Kok jadi gue, sih?" tolak Zetsu hitam.

"Kan kamu yang salah!"

"Eh, enak aja! Itachi nyangkut kan gara-gara elo buka-buka ni flytrap!"

"Tapi salah siapa lo ikutan buka flytrap-nya?!"

"Udah dari sononya, kalo lo gerak gue pasti ngikut gerak. Dipaksa nggak gerak ntar juga tetep ngebuka!"

"Pokoknya lo yang salah!"

"Enak aja! Elo yang salah!"

"ELOO..!! Dasar item!"

"Heh!! Dasar putih"

"Item!!"

"Putih!!"

"ITEEEEMM...."

"PUUUTIIIIIIIIIHHH...."

"CUKUP KALIAN BERDUA!!!" bentak Konan penuh esmoni eh.. emosi. "Sekarang ceritakan dengan tenang!"

"Ba, baiiik..." kata kedua Zetsu.

"Tunggu dulu...!!" potong Kisame. "Mending gue aja yang cerita! Kalo kalian yang ngomong, bisa-bisa Itachi sama Ngatiyem ke-elek!!"

"Oke"

"Gini, Ma.." Kisame memulai ceritanya.. "Tadi Kisame sama Itachi lagi ngajarin Ngatiyem renang gaya lompat-lompat kayak lumba-lumba. Si pembokat ini lagi sibuk cari lalat buat sarapan. Eh, tiba-tiba Ngatiyem lompatnya ketinggian terus masuk ke flytrap-nya dia!!"

"Kebetulan kita lagi mangap waktu itu—" kata Zetsu nyengir.

"Diem lu!! Gue lanjutin dulu" bentak Kisame sambil memelototi Zetsu dengan matanya yang sanggaddh kecil. "Terus Itachi langsung nolongin Ngatiyem. Dia loncat dan berhasil nangkep Ngatiyem-ku sayang sebelum masuk ke flytrap-nya Zetsu. Tapi na'as, tangan kanan plus kepalanya Itachi malah nyangkut di flytrap-nya Zetsu. Sekian cerita saya. Terimaduit eh.. terimakasih"

"Kalo gitu ayo kita keluarin!" ujar Konan yang tadi sempet sweatdrop denger cerita gajenya Kisame. Ia langsung membantu menarik Itachi keluar. Tapi...

"Mamaaa..." Kini suara Tobi yang terdengar. Dia menghampiri Konan sambil menangis(emang keliatan?! Kan ketutupan topeng!). "Tobi anak baik jadi bingung. Tobi.. hah..hih..huh.. nggak bisa napass.. Mama..."

Konan berbalik ngeladenin Tobi. "Ini apaan lagi-?!"

"Mamaaa..." teriak Tobi.

"Apaaaa...?" jawab Konan. "Kenapa kamu nggak bisa napas? Topengmu kok belepotan tanah liat?"

"Topeng Tobi nggak bisa dilepas. Tobi anak baik nggak bisa napas.." kata Tobi.

"Kok bisa, sih?! Lagian siapa suruh kamu pake topeng segala!"

"Tadi Saso sama Dei berantem. Tobi anak baik nyoba melerai. Tapi mereka malah nempelin tanah liat ke topeng Tobi sambil marah-marah. Sekarang tanahnya kering. Ngelepasnya susah"

Mendengar penjelasan panjang x lebar = luas dari Tobi, Konan mencoba menolong si autis itu dengan sekuat otot.

"Koook suuusssaaaaaahhh bangeeeeett..." eluh Konan sambil terus menarik topeng Tobi.

Belum selesai semua masalah, tiba-tiba SasoDei datang dengan membawa bencana baru.

"UUUUN....!!?" jerit Dei sambil berlari ke arah Konan. "Mama... tolongin Dei, un!"

"Ini kenapa lagi, sih?!" tanya Konan sambil berusaha menahan kesabarannya.

Deidara memperlihatkan tangan kirinya yang sebagian masuk ke mulut Sasori(wih..jorok banget! DX).

"Ini Mamaaa.." rengek Dei. "Tanganku dimakan sama Saso. Dia mau coba-coba bikin boneka barbie dari tanah liat pake mulut lagi. Tanganku nggak sengaja keisep(emangnya penyedot debu?! Pake keisep segala), un. Nyangkut, un!"

"Aa...a...ai..ai...anti...i..ii..a..soo..opoot..." kata Sasori terbata-bata. (maksudnya tadi dia mau bilang = Mama...ati-ati, nanti gigi Saso copot!)

"Apa ?! Kamu ngomong apa ?! Mama nggak ngerti!"

Sementara Konan sibuk sama SasoDei, yang lainnya merasa diacuhkan. Lalu mereka mulai teriak-teriak minta ditolongin. Udah kayak orang lagi demo. Ribut banget.

"Mama...Itachi mau ke-elek!!"

"Mamaa...Tobi udah kehabisan oksigen"

"Mamaa...tanganku kok nggak lepas-lepas sih, un!"

"Mamaa....."

"MAMA...."

"MAMAAAAA!!!"

"DIEM KALIAN SEMUA!!" bentak Konan saking stresnya. Keadaan berubah 180 derajat, jadi sunyi senyap(krik..krik..krik..'-.-). "Pein, cepet kesini!!"

"Nanti.." bantah Pein santai sambil enak-enakan makan. "Daging ayamnya masih banyak nih! Tanggung"

Suasananya langsung ribut lagi. Nggak ada satu orangpun yang diem, minus Pein karena masih makan. "HYAAA..." Konan mencengkeram kepalanya. Tingkahnya berubah jadi kayak ndokthi (orang gila yang suka lewat didepan skula author) lagi ngamuk. Semua orang yang ngeliatin Konan langsung diam tanpa kata, lagi-lagi minus Pein karena ia masih makan.

Hitungan detik ke 987654321 sekon(kebanyakan ding!! Cukup setengah sekon ajah!), Konan pingsan. Tewas seketika(eh...pingsan! Maksudnya bukan mati lho..tapi tak sadarkan diri). Kewarasannya rupanya tak mampu lagi menahan ke-dahsyat-an kestresannya(??? Bahasa yang sulit dipahami '-.-! Author tau, maap deh!! Bikin fict gila gini emang harus ikutan jadi gila juga XD).

5 menit kemudian...

"Konan, aku datang.." sahut Pein setelah menghabiskan makanannya-semuanya ?!-. Tapi betapa kagetnya dia begitu melihat sang belahan jantungnya(???) itu tergeletak tak sadarkan diri. Dan jadi 50ribu kali lipat lebih kaget gara-gara ngeliat anak-anak yang tadi ditinggalkannya dalam keadaan baik-baik saja tiba-tiba udah berubah 179,999 derajat.

"Papa, bantuin Kisame! Kasian... Itachi udah pingsan tuh!"

"Tobi anak baik udah nggak kuat lagi...UUGH..." -pingsan juga-

"Papa, kayaknya mulutnya Sasori udah capek deh daritadi mangap mulu, un!"

Pein lirak-lirik kesana-sini. Memandangi anak-anaknya itu. Dia berpikir sejenak. Dan akhirnya dia mendapat sebuah keputusan. "Pokoknya Konan yang nomer 1!!"

Digendongnya Konan dan dibaringkan di sofa.

"Baiklah. Ayo, kita bereskan semua!" kata Pein penuh semangat. "Demi Konan-ku tercinta eh.. Mama maksudnya!"

"Papa...." kata Deidara dengan muka melasnya yang super ampuh itu. Pein melirik Deidara. Dia memikirkan sebuah ide gimana caranya bisa ngelepasin mulutnya Sasori dari tangannya Deidara.

"Deidara, tanah liat yang dimakan Sasori kamu ledakin aja! Nanti tanganmu pasti lepas!"

"UN...??!" Deidara kaget setengah idup. "Papa yakin, un??!".

"Ya iyalah masa ya iya dong!" jawab Pein. "Sekalian yang ditopengnya Tobi juga diledakin"

"Oke deh, Papa! Un..."

"Siap Saso, un!!" Deidara bersiap-siap. Dan dalam hitungan 10 detik..

10..

9...

8...

7...

6...

5...

4...

3...

2...

1...

"KATSUUUU....!!!"

'DUUAAARR..!!'

Tangan Deidara berhasil terlepas dari mulut Sasori("hore... akhirnya!") termasuk gigi-gigi narsis Sasori yang ikut terlepas dari tempatnya(ompong dong!!?o.O).

"Akhirnya lepas juga, un!" Deidara ceria kembali. Tapi wajahnya terlihat mendung begitu melihat Sasori. "Maap, un! Gigi Saso juga terpaksa kecabut semua, un"

"TIIIDDAAAAAAKK....!!!!!!!" teriak Sasori sambil menangis. "Tidak mungkin! Gigi susuku sayaaaaaang.... Huweee... Saso kapok!! Aku nggak mau bikin boneka balbie dali tanah liat pake mulut agii..."

Sementara itu, Tobi anak malang yang baik harus cepat-cepat ditolong sebelum terlambat.

"KATSUU...!!!"

'DUUAAARR..!!' -lagi??!!-

"Huah huah...hah.. ohok ohok..." Tobi tersadar. "Tobi anak baik kenapa? Tobi abis ngapain? I feel sesek napas. hah..hih..huh.."

Dari kejauhan terdengar teriakan Kisame. "Papa!! Kasian Itachi sama Ngatiyem! Plis.. help us!"

Pein segera datang. Dia langsung memelototi Zetsu dengan sangarnya. "Hmmmm..."

"Tu, tuan...ampuuuunn..." Zetsu gemetar.

Pein pindah posisi ke belakangnya seketika Zetsu daaaaann....("ada apa?!" author celingak-celinguk) Pein menendang Zetsu kuat-kuat.

"BUWEEEK!!!"

Itachi dan Ngatiyem langsung terlempar keluar dari flytrap Zetsu. Dan..

'BUUAAAK!!' -nabrak tembok??! Duh...kacian..-

Tapi sebelumnya, Kisame dengan sigap menangkap Ngatiyem dan memasukkannya ke akuarium.

"Blub..blub.." Ngatiyem mulai sadar.

"Ngatiyem sayang, untung aja kamu nggak kenapa-napa" Kisame meluk-meluk akuarium(benernya pengen meluk Ngatiyem tapi nggak bisa). "Untung dulu kamu pernah abang ajarin jurus bernapas dalam flytrap(???) ampe lancar!"

Sementara Zetsu masih dipelototi Pein.

"Ampuun tuaaaan... ki, kita nggak sengajaaa.." kata Zetsu putih.

"Dasar pembokat nggak tau diri! Udah buntung, serakah lagi! Awas kalo kejadian ini keulang lagi" Pein menampakkan rinnegan-nya (ga ditampakkan juga pasti udah nampak kali!!). "RINNEGAN!!".

10 menit kemudian, semua kembali sadarkan diri minus Zetsu yang tadi abis di-rinnegan ama Pein.

"..."

"Sudah sadar, ya?"

"Aku ada dimana..?" tanya Konan lemas.

"Jelas dirumah lah!" jawab Pein. "Kalo dirumah sakit, ntar yang mbayar siapa?"

"Oh iya ya!" Konan nyengir.

'TOK TOK TOK'

Tiba-tiba datang tamu tak diundang.

(Chapter 2 : Kakuzu & Hidan!!)

cumment dari AKATSUKI (Ngarang ding! Kalo wawancara asli, ga ada ongkos buat ke Negri Sakura!! Hoho..)

Pein : Lumayan juga ntu fic! Tapi sebelumnya gue rinnegan dulu si penulis fic ini

Konan : Kalo aku berperan langsung jadi Mama di fic itu, udah gue bantai lu!

Deidara: Hebat! Hebat, un! This fic is very fantastic, un! Dei dapet kesempatan buat ngeledakin senpai dan kouhai-ku tersayang..

Tobi : Tobi anak baik.. tobi anak baek... tobi anak baeeeek bangeeet... tobi is good boy.. very very good boyy...-mana cumment'x?-

Sasori : Enak aja lu bikin fic gaje kayak gini! Gue aslinya kan nggak sejorok itu! Lebih-lebih lagi gigi gue yang perfect abiezz ini harus diledakin ama Deidara! Huh-!!

Kisame : Jangan bikin Ngatiyem-ku tersiksa dong!

Itachi : Hnn... Mangekyou!

Zetsu : Gue nggak rela jadi pembokat!! – sambil nangis darah –

::::::::::::::::------------------------PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP!!!!!!!!RRRRRRRRREEEEEEEEEEEEEEEEEEEEVVVVVVIIIIIIEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEWWWWWWWWWWW PPPPPPPPPLLLLLLLLLLLLLLLLLLEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEAAAAAAAAAAAAAAAAASSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSEEEEE!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Riview, Riview, Riview!! Ide author udah buntet neeeh......... huaaaaaaaaaa.... ini tidak mungkin bisa terjadi! Tidaaaaaaak!! – ngejedot-jedotin kepala ke tembok saking frustasinya – T-T