Hi readers, ini adalah fanfic pertama saya di fandom Vocaloid ini, sekilas pengetahuan saja buat readers, saya adalah author yang gak pandai bikin romance, dan saya mungkin lihai dalam genre humor, semoga menghibur.

Selamat membaca.

Pairing : -

Genre : Humor

Disclaimer : Yamaha

Warning : Mungkin bisa membuat sakit perut dan muntah-muntah.

Pagi hari di kediaman Vocaloid.

"Masak, masak, masak itu menyenangkan, kalau gak masak bagaimana kita bisa makan, lalalalala... kalau bukan aku yang masak siapa lagi... lalalala... " Terlihat seorang gadis berambut hijau toska panjang diikat dua ke atas tengah membuka kulkas sambil bersenandung dan mengoyang-goyangkan pinggulnya.

"Lho? Kok gak ada bahan buat masak? Wah ini pasti karena aku udah gak belanja ke pasar 2 bulan... " Gumamnya sambil meletakkan jarinya telunjuknya di dagunya.

Gadis itu pun berjalan ke kamarnya dan mengambil dompet berwarna hijau-nya.

"Hah? Kok Cuma ada 30 ribu sih? Mau belanja ke pasar mana cukup, belom ongkos naik ojeknya... " Kata gadis itu sambil menggaruk kepalanya. Ia pun dengan raut wajah sedih keluar dari kamarnya sambil mengantongi uang 30 ribu miliknya.

Di ruang tamu, terlihat seorang gadis berambut kuning sedang asyik menonton film kung fu. Gadis berambut hijau toska itu berjalan melewatinya begitu saja. Menyadari kehadiran gadis itu, gadis berambut kuning segera menyapanya.

"Eh, Miku-chan mau kemana? Kok sedih gitu? Abis digigit anjing ya?" Tanya gadis berambut kuning itu kepada gadis yang bernama Miku itu. Yang ditanya berbalik dengan perlahan, di pipinya terdapat lesung pipi.

"Aku mau belanja ke pasar, Rin-chan. Dengan uang 30 ribu... mana bisa aku belanja bahan makanan untuk sebulan... terlebih lagi ongkos naik ojek... " Jawabnya lesu.

"Oh, tenang aja Miku-chan. Aku bisa membantumu!" Kata gadis yang dipanggil Rin itu.

"Hah? Kau bisa membantuku? Kau mau kasih berapa?" Tanya Miku dengan mata berbinar-binar.

"Oh bukan. Aku bukan mau bantu Miku-chan pake uang." Kata Rin singkat.

"Lalu?" Tanya Miku yang punya lesung pipi lagi di pipinya.

"Aku mau meringankan ongkos ojekmu itu." Lanjut Rin yang membuat lesung pipi di pipi Miku berkurang.

"Pake apa?" Tanya Miku dengan sedikit senyum di wajahnya.

"Pake sepedaku." Jawab Rin sambil menunjuk sepedanya yang ada di halaman.

"Wah... Rin... kau baik... tapi setauku ban belakang sepedamu itu bocor lho... " Kata Miku dengan nada yang lemas. Rin tampak berpikir sejenak.

"Sudah, tidak apa-apa."

Activities of Vocaloid

"Goes... goes... goes terus...! harus bisa! Kau pasti bisa Kagamine Rin! Goes... goes... " Gumam Rin sambil terus menggoes sepedanya dengan susah payah, yang kita ketahui ban belakangnya bocor.

"Hehe... sudahlah Rin-chan, aku jalan kaki aja... " Kata Miku sambil tertawa miris.

"Miku-chan duduk diam dan nikmati saja pemandangannya! Biarkan aku konsentrasi dan terus menggoes!" Kata Rin yang sudah berkeringat.

"Rin-chan... ngg... pemandangan? Pemandangan apa ya maksudnya? Kiri kanan kita kan tembok semua... kita kan masih di komplek perumahan..." Kata Miku yang kembali memasang senyum mirisnya. Rin tidak menjawab dan masih terus mengayuh sepedanya.

20 menit kemudian.

"Miku-chan! Sudah sampai di pasar nih! Cepat turun, aku mau bawa sepedaku ke bengkel sepedanya om Kaito." Kata Rin sambil menengok kebelakang.

"O-oke deh kalau gitu. Makasih ya Rin-chan." Miku langsung turun dari sepeda Rin yang sekarang ban depannya ikut bocor juga. Setelah melambaikan tangan, Miku pun bergabung dengan kerumunan orang di pasar.

"Aah... aku jadi keingat, uangku kan cuma 30 ribu... " Lesung pipi di pipi Miku pun muncul kembali. Tapi lesung pipi itu segera hilang setelah ia melihat tulisan 'SALE' di salah satu gerobak sayur.

"Bang! Beli bayam, negi, tomat, kentang, timun sama tempenya ya!" Teriak Miku pada abang-abang yang lagi mengusir lalat dari sayurnya.

"Oke, semuanya jadi 12 ribu." Kata Si penjual kepada Miku. Miku langsung menghitung jumlah kembaliannya.

"Kalau 12 ribu berarti kembalinya... 18 ribu... aku belum beli daging sama cabe... malah harga cabe naik lagi... " Gumam Miku membelakangi Si abang.

"Bang, 10 ribu ya, boleh ya?" Tawar Miku sambil menepuk tangannya.

"Ya udah deh, 10 ribu. Nih." Si abang pun memberikan kantong plastik berisi sayur yang dibeli Miku tadi.

Miku pun meneruskan perjalanannya membeli cabe.

"Bu, beli cabenya 1 kg ya. Jangan mahal-mahal." Kata Miku pada seorang wanita paruh baya yang menjual cabe.

"Ini harganya 8 ribu." Kata Si ibu penjual cabe sambil meletakkan kantong berisi cabe di depan Miku. Miku kembali menghitung kembaliannya.

"20 ribu... dikurang 8 ribu... kembalinya 12 ribu..." Gumam Miku yang menghitung dengan jarinya. "Bu, kurangin jadi 5 ribu boleh gak?" Tanya Miku takut-takut.

"6 ribu deh. Cabe kan sekarang lagi mahal harganya." Kata Si ibu pada Miku.

"Y-ya udah deh... nih uangnya." Miku pun menyodorkan uang pecahan 5 ribu dan seribuan kepada Si ibu dan mengambil kantong yang berisi cabe itu.

"Uangku tinggal 14 ribu... beli daging dapet gak ya?" Gumam Miku sambil berjalan menuju kios daging.

"Bang. Daging ayam 14 ribu dapet gak?" Tanya Miku pada Si penjual.

"Kalo ayam gak dapet, tapi kalo daging tikus dapet 3 kg... " Jawab Si penjual.

"Idih, daging tikus... yah bang, emang daging ayam harganya berapa sih? 1 kg aja... " Kata Miku sedikit ngambek.

"Harganya 15 ribu." Jawab Si penjual yang sedang sibuk memotong daging itu.

"Yah bang, Cuma kurang seribu. Kuranginlah bang... " Kata Miku menawar. Si penjual berpikir sejenak lalu mengangguk.

"Boleh, 14 ribu deh." Kata Si penjual yang langsung memasukkan daging ayam 1 kg ke kantong plastik.

Miku pun berjalan dengan hati yang gembira. Tak disangka uang yang ia miliki pas-pas-an.

"Lho, aku baru ingat. Jeruk sama pisang di kulkas kan udah abis... wah, gimana nih... " Kata Miku di depan toko buah. Ia mengeluarkan dompetnya dan membukanya.

"Hah? Hanya ada 500 perak saja? Beli permen dapet 2 nih." Gumam Miku. Ia memasukkan uang receh itu ke dalam dompetnya lagi. Ia pun membuka kedua sepatunya.

"Wah, lumayan, ada 10 ribu-an 2 lembar." Kata Miku yang mengambil uang itu dari sepatunya.

"Bang. Beli jeruk sama pisang, 20 ribu dapet berapa?" Tanya Miku pada Si penjual.

"Jeruk dapet 3 kg kalo pisang dapet 2 kg." Jawab Si penjual.

"Nih uangnya." Kata Miku sambil menyodorkan uang 10 ribu-an itu.

Miku pun berjalan keluar dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya. Di depan sudah ada Rin yang menunggu.

"Wah Rin-chan, kau sudah lama di sini?" Tanya Miku sambil memasukkan beberapa kantong belanjaannya ke dalam keranjang sepeda milik Rin. Rin menggeleng.

"Ayo kita pulang." Kata Rin yang segera menggoes sepedanya yang bannya sudah diperbaiki.

Di tengah perjalanan pulang Miku dan Rin melihat sebuah panggung yang cukup ramai. Penontonnya kebanyakkan orang lanjut usia.

"Miku-chan, baca spanduk itu." Kata Rin yang membelakangi Miku. Miku menggeser kepalanya sedikit dan membaca tulisan di spanduk.

"Lomba menyanyi lalu enka, juara satu dapat uang 500 ribu, juara dua dapat uang 250 ribu, juara tiga dapat uang 100 ribu... " Gumam Miku saat membaca tulisan di spanduk.

"500 ribu bisa buat belanja berapa bulan Rin-chan?" Tanya Miku pada Rin yang duduk di depannya. Rin hanya menggeleng. "Miku-chan. Coba kau ikut. Pasti kita dapat uang 500 ribu. Suaramu kan bagus." Kata Rin yang masih fokus melihat ke depan.

"Kenapa gak Rin-chan aja, suara Rin-chan juga bagus." Kata Miku menghindari ajakan Rin.

"Aku gak bisa nyanyi lagu enka, Miku-chan." Jawab Rin singkat.

"Eh, bukannya Rin-chan bisa nyanyi Tsugai Kogarashi ya?" Tanya Miku.

"Ya, tapi itu lagu duet. Masa aku dan Miku-chan duet? Lihat baik-baik. Lomba ini lomba bernyanyi solo." Kata Rin sambil menunjuk spanduk di depannya.

"Kalo gitu Rin-chan kan bisa nyanyi lagu Tsumugi uta..." Kata Miku memaksa Rin untuk ikut lomba.

"Aku kurang menguasai lagu itu. Nanti dapat 100 ribu doang lagi... Miku-chan aja... " Kata Rin yang langsung menggoes sepedanya memasuki area perlombaan.

"Miku-chan langsung duduk di kursi peserta aja, biar aku yang daftarin." Kata Rin yang langsung berlari ke tempat pendaftaran setelah memarkir sepedanya. Miku yang melihat punggung Rin yang berlari kemudian berjalan ke ruang tunggu peserta.

Setelah beberapa menit.

"Baiklah, ini adalah peserta terakhir kita... kita sambut... " Kata emsi acara itu.

"Hatsune Micin!"

"HAH!? Kok Hatsune Micin sih?" Tanya Miku pada Rin yang duduk di sebelahnya.

"Maaf ya Miku-chan, nilai menulisku waktu di sekolah dapet 30... hehe... " Jawab Rin sambil menggaruk kepalanya dan menjulurkan lidahnya.

"Tapi kan aneh, Rin-chan bisa menulis Hatsune yang hufuf kanji, sedangkan Miku yang katakana saja... uh... aku sedih... " Kata Miku yang meneteskan sebutir air mata.

"Miku-chan, aku sedang menyamarkan identitasmu. Kalau sampai wartawan tau kalau Hatsune Miku mengikuti lomba bernyanyi solo lagu enka karena kurang uang belanja, bagaimana?" Tanya Rin sambil menyilangkan tangannya.

"Ah sudahlah Rin-chan. Jangan membela dirimu atas kesalahan yang kau perbuat." Kata Miku yang berjalan lesu ke atas panggung.

"Hah! Ini salahku! Waktu sekolah aku malas belajar menulis!" Kata Rin yang menyesali perbuatannya di kursi peserta.

Miku pun bernyanyi dengan senyum miris. Semua orang lanjut usia bertepuk tangan sambil menyoraki Miku dengan suara mereka yang sudah gemetar.

"Disoraki dengan suara seperti itu aku jadi merasa digentayangi... " Batin Miku dengan mata setengah terbuka. Ia pun kembali duduk di sebelah Rin.

"Baiklah, kita sudah menemukan pemenangnya... juara satu, Hatsune Micin!" Teriak emsi acara tersebut. Miku pun naik lagi ke atas panggung dan menerima amplop berisi uang 500 ribu.

Mereka pun pulang ke rumah.

"Aku pulang!"

"Aku pulang... "

"Selamat datang." Jawab seorang laki-laki yang tak lain adalah saudara kembar Rin.

"Len! Tau gak, Miku-chan menangin lomba nyanyi, bernyanyi solo lagu enka! Dapet uang 500 ribu lho!" Kata Rin semangat.

"Wah... hebat... lagu enka? Emangnya Miku bisa nyanyiin lagu enka ya?" Tanya Len ragu-ragu.

"Bisalah, buktinya juara satu... " Jawab Rin.

Miku berjalan menaruh kantong belanjaannya sambil bergumam, "Namaku bukan Hatsune Micin... tapi Hatsune Miku... " beberapa kali.

"Kenapa dia?" Tanya Len yang heran melihat kelakuan Miku.

"Hehehe... itu salahku... " Jawab Rin sambil cengar-cengir.

"Oh... gimana kalau kita main, nama permainannya memparodikan nama!" Kata Len yang lagi duduk di sofa ruang tamu.

"Mainan apaan tuh?" Tanya Miku lesu.

"Masa Miku-chan gak tau permainan ini sih?" Kata Rin agak meremehkan Miku.

"Permainannya seperti ini, misalnya, nama dia kan Rin, ku parodikan jadi Rin-tangan tak bertuan. Begitu." Jelas Len.

"Aku juga bisa, nama dia kan Len, ku parodikan jadi Len-cana keberhasilan. Begitu cara mainnya." Jelas Rin. Miku yang berdiri di depan mereka hanya ber-oh-ria.

"Baiklah, kita coba memparodikan nama Miku ya." Kata Len yang bersemangat. Mereka berdua pun mulai berpikir.

"Ah! Aku tau!" Teriak Rin.

"Miku-ah." Katanya singkat.

"Hah? Mie kuah kan maksudnya? Banyak juga orang yang bilang mie rebus." Kata Len yang berhenti berpikir sejenak.

"Ya, memang. Tapi apa bedanya? Sama-sama ada airnya kok. Mi yang kumaksud adalah mie." Kata Rin singkat. Miku mengangguk-angguk.

"Kalau begitu... Miku-gak dikasih sumpit." Kata Len dengan wajah yang amat serius.

"Aku juga ada nih, Miku-kurang asin." Kata Rin dengan wajah tak kalah seriusnya. Miku yang memperhatikan mereka bermain hanya bisa diam karena bingung.

"Mi-kunyit."

"Mi-kucel."

"Mi-kusut."

"Hah? Mi-kusut? Oh mungkin maksudnya bihun." Kata Rin yang agak bingung dengan kata Mi-kusut yang dikatakan Len.

Mereka pun terus-terusan memparodikan nama Miku dengan tema 'Mie'.

Miku kembali bergumam, "Kenapa namaku selalu bisa diparodikan menjadi nama makanan dan bahan makanan? Pertama Micin, lalu berbagai jenis Mie... aku jadi sebel sama namaku sendiri..."

To Be Continued

Bagaimana readers? Apa chapter pertama ini sukses mengocok perut kalian? Kalo iya review ya!

Saya juga memiliki beberapa fanfic di fandom Fairy Tail #Promosi# bagi yang berminat silahkan mampir.

Anda mereview berarti anda menambah semangat saya.

Maap kalo ada miss typo #apalahtulisannya#.

Saya jarang banget baca fanfic Vocaloid, biasanya saya mejeng di youtube sih... hehe...

Jangan lupa review! :D