Gundam Seed/Destiny © Bandai, Mitsuo Fukuda, Chiaki Morosawa, and Affiliations.

There is no financial advantage taken from this piece of writing and it's only for entertainment purpose. No rights infringement is intended. Everything other than plot and my own OC (if any) are owned by the rights holders.

May GS/D always stay alive in our hearts and imagination.

M for mention of gore, a bit of nudity, and mature themes.

Horror/Crime/Drama/Mystery/Supernatural

FlayLacus, KiraFlay, KiraLacus, AsuCaga, TolleMilly, Surprise Pairings.

000

Devotion

By : Naw d Blume

000

Gelembung-gelembung kecil di permukaan air itu perlahan menghilang.

Riak-riak yang sebelumnya ada seolah hanya imajinasi belaka.

Flay melepaskan genggamannya dari helaian-helaian lembut dan panjang berwarna pink muda kemudian menegakkan badannya yang semula membungkuk. Napasnya terputus-putus beberapa saat hingga ia sanggup tertawa terbahak.

"Ah, aku … hahahaha!" Ia memandangi jari-jari tangannya yang nampak berkerut. Lapisan pigmen berwarna merah tua di kukunya nampak sedikit berantakan, terkelupas di beberapa bagian dan menyisakan area kuku berwarna natural.

Sepasang matanya kemudian mengarah pada bathtub di depannya. Di sana, di sisi tub, seseorang tampak menunduk. Seseorang itu duduk dengan kaki terlipat sementara bagian wajahnya tenggelam di dalam air yang memenuhi tub. Ada tumpahan air di sekitarnya, membasahi rok putih orang yang menunduk itu.

Flay menendang-nendang kecil badan perempuan berok putih itu dengan raut bingung. Permukaan air di dalam tub beriak sedikit membentuk lingkaran-lingkaran yang saling bertumbuk. "Lacus, kalau kau tidur di sini dengan wajah bertelungkup seperti itu, kau jadi tak bisa bernapas."

Tidak ada respon.

Dengan jari-jarinya yang berkerut, gadis itu menyampirkan rambut pink panjang ke samping sehingga profil samping gadis yang bertelungkup itu dapat terlihat.

Masih tidak ada respon.

"Ya sudah kalau kau tidak mau kuingatkan. Aku tidak tanggung jawab kalau terjadi sesuatu, ya," ujar Flay kemudian mengerucutkan bibirnya. "Ah, dingin. Kau masih mau melanjutkan mandi? Aku keluar, deh, kalau begitu. Bajuku juga basah begini."

Flay kemudian berbalik. Sembari keluar, ia mengibas-ngibaskan kedua tangannya karena lengan bajunya yang basah.

000

Flay telah mengganti pakaiannya dengan gaun hitam selutut tanpa lengan. Rambutnya tertata rapi dengan pita hitam di rambutnya. Bibirnya ia beri gincu merah tebal. Ia masuk ke kamar mandi dan berdiri di samping Lacus selama beberapa menit lalu berjongkok di sampingnya.

"Lacus, tadi aku minta asetonmu. Kuteks di kukuku rusak, jadi suka tidak suka dihilangkan saja," ujarnya sembari menunjukkan kuku-kukunya yang sudah bebas dari warna merah.

Lacus masih diam.

"Hmmm, oh ya, tadi aku juga telah mengirimi Kira sms. Biar aku saja yang menggantikanmu. Tak apa-apa, kan?"

Hening menyambut pertanyaan Flay.

"Oke," seru Flay menepuk bahu Lacus pelan kemudian berdiri. "Kalau kau sudah selesai mandi, segeralah tidur. Jangan lupa lepaskan pakaian basahmu, ya? Jangan terlalu lama di kamar mandi! Aku tidak mau kau jadi sakit sampai harus menginap di rumah sakit!"

Gadis berpenampilan modis itu kemudian keluar dari kamar mandi tanpa menoleh kembali.

Sepasang mata memandangi punggungnya; tatapan mata yang bersinar penuh kekaguman. Jika saja gadis berambut merah itu menyempatkan diri menoleh….

000

To be continued

000

Oke, demi apa, saya sedang kambuh. One-shot pun berubah menjadi multi-chap yang akan tamat dalam sedikit chapter; di tengah-tengah keberadaan hutang fic yang menggunung. Seperti yang kau sarankan, I come to the dark side, Cloli-chan.

Nom nom nom, I'm evil. Mind to review, Dear?