Ada waktu-waktu khusus Taiga akan memanggil Tetsuya.

Di atas ubin ia menjejak, sejenak napasnya berbuih embun dan pipinya berpoles kehangatan, dan suhu yang semakin menurun membuatnya berencana membaginya dengan Tetsuya yang masih berkelut dengan loker, mencari-cari sesuatu.

"Kuroko, sudah selesai?"

Tetsuya terlihat tidak puas, tangannya kembali membedah loker dengan alis bertaut, tak menghiraukan Taiga setitik pun. Taiga menghela napas, sesuatu yang sering ia lakukan apabila Tetsuya sudah menemukan obsesi baru dan menyisihkannya.

"Tetsuya, sudah selesai?" ia mencoba lagi.

Ada sepersekian sekon di mana tangan Tetsuya membeku, dan matanya membulat seakan realisasi ini adalah hal yang baru, walau ia sering mendapati Taiga menggunakan trik yang sama belakangan ini.

Ia menatap Taiga, lirih, berkata sebentar lagi akan selesai. Taiga membiarkan sudut mulutnya yang terangkat menjawab Tetsuya, dan berperan membentuk sepuhan merah di pipinya.

Tetsuya hanya mengacuhkan kebipolaran Taiga yang tumbuh tinggi seperti badannya, yang terlalu jangkung untuk ia raih(dan Tetsuya selalu ingin meraihnya), dan menjitak kepalanya agar ia berhenti menggodanya. Ketika ia selesai, ransel di bahunya dan berbalik, menggedikan bahu ke arah pintu keluar. Taiga mengekorinya dengan senang hati, tangannya menjangkau Tetsuya, berakhir di pinggangnya, dengan diam.

Tetsuya tidak keberatan.