YOOOSSH~ FIC KEDUAKU!

Maaf kalau bahasanya agak GaJe

Enjoy your FanFiction!

Ini buku harian-ku…

Dimulai dari tanggal 30 november

Dan berakhir pada 20 desember

Saat kalian membaca buku-ku…

Mungkin aku sudah tiada

WAYS TO LIFE FOREVER

-SETELAH AKU PERGI-

(judulnya diambil dari sebuah novel dari barat)

BLEACH by: Kubo Tite 'poreper'

Rating: T

Genre: Family - Friendship

Flashback

"tidak bisa, tubuhnya terlalu lemah untuk menanggung penyakit yang dideritanya."

"kami mohon, dok! Kami tak ingin kehilangan anak kami satu-satunya."

"maafkan saya, ukitake-san, unohana-san. Saya sudah berusaha sebaik mungkin, tapi dia sudah tak mungkin diselamatkan. Penyakitnya sudah akut dan tinggal menghitung hari."

Hening

"kira-kira, berapa lama anak kami bertahan hidup?"

"21, menurut prediksi saya hanya 21 hari dia dapat bertahan hidup. Itupun kalau anak anda mau diam di rumah sakit. Kalau dia banyak bergerak apalagi beraktivitas, saya khawatir hal itu akan memperpendek umurnya."

Tanpa mereka sadari, orang yang mereka bicarakan sedang menguping pembicaraan mereka di balik pintu kamar rumah sakitnya

Hitsugaya POV

Aku terkejut sekali mendengarnya, dokter itu bohong kan? Dia kan bukan tuhan yang bisa memprediksi kehidupan orang. Tapi kalau seandainya hidupku benar-benar pendek, sebelum mati aku ingin sekali ke Senbonzakura Flower Shop. Soalnya ibu pernah bilang disana ada 'bunga putih keabadian' yang konon siapapun yang melihatnya akan mendapatkan hidup abadi. Aku benar-benar ingin kesana, tapi bagaimana caranya? Kabur diam-diamkah?

End POV

Selasa, 30 November

Hari pertama dari 21 hari

Akhir dari musim autumn. Banyak orang-orang yang mengumpulkan makanan untuk persiapan di musim winter besok karena mereka tahu bahwa musim winter adalah musim yang tersulit untuk mencari bahan makanan karena semuanya membeku. Para petani juga memanen tanaman mereka, tapi bagi petani yang memiliki 'Hothouse' mereka bisa leluasa untuk menanam tanaman mereka walaupun musim winter. Senbonzakura Flower Shop tetap membuka tokonya meskipun di musim winter. Kuchiki byakuya, sang pengelola toko pun masih tetap menerima tamunya walaupun dengan wajah datar.

Dari kejauhan, terlihat anak berambut putih yang berlari ke toko itu dengan tergesa-gesa seakan tidak mau melewatkan sesuatu. Byakuya yang sedang menyiram bunga didepan tokonya pura-pura tidak melihat anak kecil itu. Tanpa byakuya sadari, anak kecil itu terpeleset dan menabrak punggung byakuya. Byakuya-nya sih ndak apa-apa, tapi anak kecil itu? Tentu saja dia langsung jatuh dengan muka menyantuh tanah.

Byakuya tidak marah pada tamunya yang ceroboh ini, dia langsung menolong tamunya dan membawanya masuk. Byakuya juga menyiapkan teh hangat gratis buat anak kecil itu (AAH~ AKU JUGA MAUU~AKU SUKA TEH ANGEETT~).

"selamat datang di Senbonzakura Flower Shop, apa yang bisa saya Bantu?" Tanya byakuya dengan wajah datarnya yang khas.

"bunga putih! Aku ingin melihat bunga putih itu lebih jelas." Kata anak kecil itu sambil menunjuk bunga putih yang ada di ruangan yang kacanya tembus pandang.

Byakuya mengerti apa yang dimaksud anak kecil ini, pasti maksudnya adalah bunga sakura putih atau orang-orang biasanya menyebutnya dengan sebutan 'bunga putih keabadian'. Tapi byakuya menolaknya.

"maaf, saya tidak bisa mengantar anda sampai masuk. Anda cukup melihatnya dari sini saja karena anda bukan pelanggan toko kami." Kata Byakuya. Anak kecil itu tampak kecewa, tapi peduli amat. Mau dia kecewa kek, seneng kek atau apalah, itu bukan urusannya byakuya. Keheningan dimulai…..

10 menit

30 menit

1 jam

"oh iya, namaku toushirou, hitsugaya toushirou. Salam kenal." Kata anak kecil itu memecah keheningan.

"kuchiki byakuya." Balas byakuya still with his cool face.

"mm.. byakuya-san kan tadi bilang kalau hanya pelanggan yang dapat melihatnya dari dekat….."

"ya. Lalu?"

"kalau begitu, aku akan kemari selama 21 hari dari sekarang. Setelah itu, byakuya-san mau membawaku ke ruangan itu kan?" pinta hitsugaya.

Hitsugaya terus mendesak agar byakuya mau menerima perjanjian itu. Byakuya yang terdesak akhirnya hanya bisa meng'iya'kan perjanjian itu. Terlihat wajah senang yang terukir di wajah cowok berambut perak itu.

"kalau begitu, sampai besookk!" kata hitsugaya sambil meninggalkan tempat itu. Tepat saat hitsugaya meninggalkan toko itu, seorang lelaki berambut coklat berkacamata memasuki toko byakuya.

"wah, itu kan toushirou. Anaknya retsu nee-san." Kata lelaki itu.

"eh? Aizen? Kau kenal anak itu?" Tanya byakuya.

"taulah, orang dia keponakanku." Jawab aizen.

Byakuya kaget sekali. "heeh? Keponakanmu? Kok….?" Tanya byakuya.

"loh? Aku belum memberitahumu ya? Retsu unohana tuh kakakku yang menikah sama ukitake juushirou." Kata lelaki bernama aizen yang menjelaskan secara panjang, lebar, tinggi(? Ni fanfic atau matematika sih?)

Hitsugaya POV

Yes! Aku kabur dengan sukses! Sekarang aku juga harus sukses masuk ke kamar rumah sakitku tanpa ada yang mengetahui.

Sukses! Tak ada yang mengetahui kalau aku sudah memasuki kamar itu. Fufufu….. kalau begini kondisinya, aku pasti bisa mendapatkan bunga putih itu.

End POV

Rabu, 1 Desember

Hari kedua dari 21 hari

musim winter, dinginnya kebangetan. Kebanyakan orang-orang memilih selimutan dirumah. Musim yang sangat menyebalkan. Tapi bagi hitsugaya, musim winter adalah waktu yang pas untuk kematiannya yang tak lama lagi.

"byakuya-saaannn….." teriak hitsugaya girang. Nampaknya sang pemilik nama gak muncul-muncul. Tiba-tiba seorang lelaki berambut coklat berkacamata menghampirinya.

"selamat datang di Senbonzakura Flower Shop, apa yang bisa saya Bantu?" Tanya lelaki itu. Hitsugaya kaget dengan apa yang dilihatnya.

"sousuke-san!" teriak hitsugaya. "halo toushirou, penyakitmu sudah sembuh?" Tanya aizen. Keheningan dimulai lagi

.

.

.

.

Byakuya baru pulang dari berbelanja bahan tanaman seperti pupuk, tanah, de el el. Saat tangannya memegang kenop pintu, tiba-tiba dia mendengar suara teriakan.

"gak mau! Aku gak mau pulang!" teriak hitsugaya. "tapi toushirou, kalau nee-san khawatir bagaimana?" Tanya aizen. "biarin! Peduli amat! Lagipula ibu tuh kejam banget! Masa' aku disuruh diam dirumah sakit terus!" bentak hitsugaya. Byakuya terdiam, tak lama kemudian terdengar suara tamparan.

PLAAAAKKK

Hitsugaya memegang pipinya yang merah karena tamparan aizen, om-nya sendiri. Aizen yang biasanya berwajah lembut seperti unohana kini berubah drastis menjadi wajah yang lur biasa marah.

"sousuke-san…..kenapa…?" Tanya hitsugaya terbata-bata. Aizen menundukkan kepalanya, lalu mengangkatnya lagi. "kamu itu ya! Padahal nee-san mengkhawatirkanmu dan menjagamu dengan penuh perhatian! Tapi kamu…..kamu malah…." Aizen tidak melanjutkan kata-katanya. Kini mata emerald hitsugaya menitikkan air mata dan meninggalkan tempat itu. Saat dia membuka pintu, karena buru-buru dia langsung menerobos keluar. Dan lagi-lagi, dia menabrak byakuya. Hitsugaya menatap byakuya dengan mata emeraldnya yang penuh air mata. Dia segera bangkit dan hendak meninggalkan tempat itu, tapi lengan hitsugaya ditarik oleh byakuya.

"minta maaf sama om-mu!" perintah byakuya. Hitsugaya menepis tangan byakuya. Tapi byakuya menariknya lagi. "katanya kamu mau lihat bunga putih itu dari dekat? Makanya patuhi kata-kataku!" kata byakuya tegas. Hitsugaya terdiam, lalu dia membalikkan badannya dan masuk ke toko itu. Dilihatnya aizen tengah menangis sambil duduk di lantai, sepertinya dia menyesal sudah menampar ponakannya yang sedang sakit. Hitsugaya mendekati aizen, aizen yang merasa ada seseorang yang mendekatinya langsung mengangkat wajahnya. Aizen menatap hitsugaya dengan tatapan menyesal. Langsung saja, dia peluk tubuh mungil hitsugaya. "maaf…..maafkan aku, toushirou…..aku benar-benar rendah…..sudah menamparmu….." kata aizen sambil menagis. Hitsugaya membalas pelukannya aizen, "aku juga minta maaf, sousuke-san…." Balas hitsugaya. Aizen melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya. "yak! Ada hukumannya loh karena kau sudah mengejek nee-sanku!" kata aizen sambil tersenyum. Byakuya menambahkan, "siram bunga didepan toko!" hitsugaya kaget, "ha? Kenapa harus aku?" byakuya menambahkan lagi, "mau bunga putihnya gak?" kali ini untuk kesekian kalinya hitsugaya harus menyerah dan menuruti kata-kata byakuya.

Aizen dan byakuya menerima tamu, sedangkan hitsugaya, dia menyiram bunga didepan toko. Walaupun aizen sedang menerima tamu, tapi matanya tetap mengawasi hitsugaya yang sedang menyiram bunga diluar dengan riangnya. karena jendela toko itu tembus pandang, jadi aizen lebih mudah mengawasi hitsugaya.

Belum ada 1 menit, hitsugaya sudah kelelahan dan memegang kepalanya. Tapi dia tetap memaksakan diri untuk menyiram bunga yang belum tersiram. Aizen yang mengetahui hal itu langsung keluar dan menghampiri hitsugaya.

"toushirou, kalau sudah capek sebaiknya berhenti saja!" kata aizen khawatir. Hitsugaya menggelengkan kepalanya, "aku tidak apa-apa sousuke-san." Hitsugaya tidak menatap wajah aizen karena takut kalau wajah pucatnya kelihatan. "yakin nih? Coba lihat kemari." Kata aizen sambil menundukkan kepalanya dan mencari-cari wajah hitsugaya. Tapi hitsugaya tidak bodoh, dia terus memalingkan wajahnya supaya tidak terlihat oleh om-nya. Lalu dari dalam toko, terdengar suara byakuya yang memanggilnya, "hooi, aizen! Bantu donk!" aizen langsung menuju kesana, "I,iya!"

Hitsugaya berterima kasih pada byakuya yang sudah memanggil aizen ke tokonya. Hitsugaya melanjutkan menyiram bunganya.

"sudah ya, aku pulang dulu. Sudah sore nih." Kata hitsugaya yang sudah selesai menyiram bunga. Byakuya menoleh kearah hitsugaya, "pulang aja sana, lagian gak ada yang ngundang kamu kesini."

"eh? Tapi besok aku akan kesini lagi loh!"

"terserahmu! Tapi siap-siap aja dikacangin!"

Mendengar omongan byakuya, hitsugaya menggembungkan pipinya pertanda dia kesal. Tapi aizen menghiburnya, "sudahlah, dia memang gitu kok. Kamu boleh datang kemari besok."

Hitsugaya senang mendengarnya. "kalau begitu sampai besooookkk!"

Kamis, 2 Desember

Hari ketiga dari 21 hari

Hari ini hitsugaya mengunjungi Senbonzakura Flower Shop, tapi agak sore. Mau tau kenapa?

Soalnya:

orang tuanya berada di kamarnya terus, jadi gak bisa kabur

hari ini banyak banget yang jenguk dia, diantaranya adiknya ayah, ichimaru gin dengan pacarnya, rangiku matsumoto. Anaknya sousuke-san, momo hinamori dan hanatarou yamada. Teman kerja ayah dan ibu, pokoknya masih banyak deh!

tadi tiba-tiba dia kritis sehingga harus menjalani perawatan

"begitulah." Kata hitsugaya sambil menikmati teh hangatnya di dalam toko. Byakuya yang sedang asik menyiram bunga didepan toko, pura-pura budeg gak dengerin ceritanya hitsugaya. Hitsugaya mengerti kalau saat ini byakuya sedang sibuk, makanya dia mencoba untuk tidak mengganggunya. Hening mode ON

.

.

.

.

.

"bukankah bagus kalau memiliki orang tua yang perhatian?" byakuya memulai pembicaraan. Hitsugaya terdiam . Byakuya yang menyadari keterdiaman hitsugaya langsung cepat-cepat meralat ucapannya

"kalau gak mau cerita juga gak papa, aku gak maksa." Kata byakuya sambil masuk ke tokonya.

Byakuya POV

Aku masuk ke toko bungaku dan menata bunga-bunga yang berantakan. Sesekali kuperhatikan anak kecil berambut putih itu yang sedang mengaduk-aduk tehnya. Dari tadi dia diam saja di bangku itu, dia tahan banget ya? Aku saja rasanya bisa mati kebosanan kalau terus diam seperti itu. Oiya, aku juga pensaran sama kejadian kemarin, yang soal aizen nampar hitsugaya. Aizen ngomong sesuatu soal penyakitnya hitsugaya. Aku heran, bisa-bisanya anak aneh ini terkena penyakit. Tapi nampaknya dia gak mau cerita soal penyakitnya tuh. Jadi aku memilih diam saja, lagipula bukan urusanku.

End POV

Warattekureru sasaetekureru

Hagemashitekureru daijina hito e.

Nanigenaihibi kono mainichi

Imakoushite kokoni iki

Yaranakya naranai kotomo

Nakanaka dekinai kotomo

Sorya takusan arukedo

Itsudemo ganbattekou

Soremo mawarino egao ni hagemashite okagedayo.

Nanda kanda ittatteyappa

Hontou kansha sorega ANSAA

Kakegaenai tomodachi kazoku

Tomoni kokochi yoku sugosu

Ima ga atte minna ga atte

BAD DAY datte waratterareru

Tamarazuni namidawo nagasuhodoni arigatou.

*Warattekureru sasaetekureru

Hagemashitekureru daijina hito e

Ima okuru, kono kimochiwo wasurezuni itsumo.

Hitono maedewa ijiwarubakkari

Demo futarinara itsudemo yasashii

Kuchigenkawa maketebakkari

Maikai saigowa assari warattari

Tamaniwa oshare shite dekaketari

Kedo wagamama meiwakukaketari

Donna tokimo mimamottekureru

Anatani tsutsumareteru

Dakara anatanimo arigatou

Imasara terekusaikedo

Hitoride mayoikonda TONNERU mo

Isshonara hikari no koboreruhou e

Isogashikutemo tsukareteitemo "oyasumi" to denwawo shitekureru

Sono chiisana yasashisaga itsumo ureshiikara

*REPEAT

Tamani surechigattari ijiwo hariattari

Sunaoni narehenkedo

Kekkyoku yappa meccha daijiyakara

Korekaramo yoroshikune kokorokara

Atari maedemo, atari maejanai

Ikiteiru imani kansha shitetai

Itsumademo "shiawaseda' to anatani tsudaetai.

*REPEAT

Asumo asattemo sou minnade waratteyou

Donna tokimo kawaranai kizunawo shinjiyou

Kyou asumo asattemo sou isshoni aruitekou

Mou naniga okottemo nantoka narisou.

Arigatou... (REPEAT 8 times)

Hitsugaya menyanyikan lagu kansha itu dengan pelan di bangkunya sambil mengaduk tehnya dan menggerak-gerakkan kepalanya. Tak lupa dengan wajah senyum yang khas.

"lagu apa itu tadi?" Tanya byakuya yang sedang menata bunga. "byakuya-san mendengarnya?" hitsugaya balik nanya. "memang kenapa?" Tanya byakuya. "ah, nggak (tajam banget pendengarannya). Ng, judul lagu tadi tuh kansha." Kata hitsugaya. Byakuya hanya menganggukkan kepalanya.

Adzan maghrib sudah berkumandang, pertanda sudah hampir malam. Hitsugaya segera pamit pada byakuya. Seperti biasa, byakuya hanya cuek bebek. "sampai besooookkk!" teriak hitsugaya sambil berlari keluar dari toko byakuya.

Saat memasuki kamarnya lewat jendela, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka oleh seseorang yang ternyata adalah…IBUNYA!

"toushirou, ngapain kamu disana?" Tanya unohana heran. Hitsugaya membuka mulutnya seakan mau ngomong sesuatu. 'Baka! Kok bisa-bisanya aku ketauan sih?' batin hitsugaya. "toushirou?" unohana bertanya lagi. "aa…eee…ng..nggak kok. Aku cuman mau liat pemandangan di luar." Hitsugaya berbohong. "mau liat pemandangan kok pake acara manjat jendela segala?" unohana semakin heran. 'aduh! Gimana nih? Mau jawab apa lagi?' batin hitsugaya. unohana mendekati hitsugaya yang ada di jendela dan menggendongnya, hitsugaya kaget. "i..ibu…aku kan sudah 14 tahun! Aku gak perlu digendong lagi."

"gak apa-apa kan? Lagipula salah sendiri, siapa suruh main deket jendela?"

"ibu! Aku gak bertanya hal itu!" hitsugaya marah-marah. "iya ibu tau, ibu hanya ingin menggendongmu kok." Kata ibunya sambil merapikan bantal di kasur hitsugaya. Lalu unohana menidurkan hitsugaya di kasurnya. "selamat tidur, sayang." Kata unohana sambil mengecup dahi hitsugaya (sky: hhh… mrah-marah GaJe). Hitsugaya menutup matanya, dan…tidur

Jum'at, 3 desember

Hari keempat dari 21 hari

"hey toushirou."

"hng? Ada apa, rukia?."

"menurutmu, kenapa tuhan memberikan penyakit pada kita?"

"entahlah."

"menurutmu, apakah tuhan itu ada?"

"entahlah."

"kalau menurutku, tuhan itu tidak ada."

"kenapa kau beranggapan begtu?"

"soalnya kita terkena penyakit."

"apa maksudmu?"

"iyalah! Coba kalau tuhan itu ada, pasti permohonan kita dikabulkan."

"permohonan? Permohonan apa?"

"permohonan supaya kita sembuh. Supaya kita bisa mengelilingi dunia tanpa batas ini, lalu kita melakukan aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh anak seumuran kita. Seperti belajar, punya teman, bahkan pacar. Nah, bagaimana denganmu? Apakah kau juga beranggapan sama sepertiku?"

Hitsugaya POV

Aku terbangun dari tidurku. Kulihat sekelilingku dan kupegang kepalaku. 'jadi, semua itu….mimpi?' batinku

Aku bermimpi bertemu sahabat 'rumah sakit'ku, Rukia. Dia mengajukan pertanyaan yang sampai saat ini tak bisa kujawab. Pertanyaannya sama persis ketika dia berada di rumah sakit ini, lebih tepatnya berada di kasur disamping kasurku (note: 1 kamar ada 2 kasur). Aku merindukan gadis itu, tapi tuhan menyayanginya sehingga dia meninggalkanku.

Hari ini bertepatan dengan hari meninggalnya gadis itu. Aku memutuskan untuk menziarahi makamnya yang berada tak jauh dari rumah sakit ini. Tapi sebelumnya, aku mau ke Senbonzakura Flower Shop dulu!

End POV

"byakuya-saaann!"

As usual, cuek bebek seolah gak terjadi apa-apa. aizen agak tertawa melihat tingkah byakuya yang cuek bebek. Rasanya pingin dicubiiitt~(?)

"selamat datang di Senbonzakura Flower Shop, apa yang bisa saya Bantu?" Tanya aizen. "sousuke-san, gak usah formal donk. Risih tauk!" kata hitsugaya "oh iya, sousuke-san. Ada bunga Daffodil gak?" Tanya hitsugaya. "oh, ada, ada! Mau dibikin buket atau beli per batang?" Tanya aizen. "dibikin buket aja! Tolong ya sousuke-san? Tapi buketnya jangan terlalu besar." Kata hitsugaya. "siip lah!" kata aizen.

5 menit kemudian, buket pesanan hitsugaya sudah jadi. "nih, toushirou. Buket bunganya." Kata aizen sambil menyerahkan buket bunga itu kepada hitsugaya yang sedang mengamati bunga-bunga di toko. "waa…indahnya. Arigatou, sousuke-san! Berapa harganya?" Tanya hitsugaya. "udah gak papa, gak usah bayar. Nanti biar om yang bayar." Kata aizen. "aah~ arigatou gozaimasu! Sousuke-san!" kata hitsugaya sambil meninggalkan toko bunga itu. "loh? Toushirou mau kemana?" Tanya aizen. "mau ziarah ke makam rukia dulu! Sudah ya sousuke-san! Nanti balik lagi kok!" kata hitsugaya sambil melambai-lambaikan tangannya. Aizen menepuk dahinya, dia baru ingat kalau hari ini adalah hari kematian teman rumah sakitnya toushirou. Aizen memanggil hitsugaya, "tunggu sebentar, toushirou!" kata aizen. Hitsugaya menoleh lalu menuju kearah aizen. "ada apa sousuke-san?" Tanya-nya. Aizen lalu memanggil byakuya dan memerintahkannya untuk menemani toushirou ziarah, juga byakuya WAJIB mengajak toushirou jalan-jalan ke taman bermain 'Soul Land' (pembaca: norak amat namanya, sky: biarin, daripada no name?). awalnya byakuya menolak, tapi ketika aizen memasang wajah seram, byakuya gak bisa berkutik. Akhirnya diantarlah toushirou ke makam rukia.

Byakuya mengantar hitsugaya sambil terus mengumpat GaJe. Entah apa yang diumpat, yang jelas umpatannya tentang aizen dan hitsugaya.

Hitsugaya melihat-lihat batu nisan yang bertuliskan nama 'Rukia.K'. dan akhirnya dia menemukannya. "ini dia!" kata hitsugaya sambil mendekati makam sahabatnya. Mata byakuya terbelalak lebar.

"hitsugaya! Makamnya yang…..ini?" Tanya byakuya.

"i…iya. Memang kenapa?" Tanya hitsugaya heran.

"kenapa kamu gak bilang padaku kalau kamu mau menziarahi makam rukia kuchiki?" Tanya byakuya.

"eh? Aku belum bilang ya?" tanya hitsugaya sambil membaca ulang dialog sebelumnya *?* "memangnya kenapa byakuya-san?" Tanya hitsugaya.

Byakuya menatap cowok berambut perak itu dengan tatapan penuh arti. "kamu….lupa nama margaku?" Tanya byakuya.

Hitsugaya menatap wajah byakuya dengan senyum khasnya, "tentu saja aku tidak lupa. Byakuya kuchi…..ki?" mata hitsugaya terbelalak lebar, senyum di wajahnya hilang seketika. Lalu, hitsugaya menatap batu nisan itu.

"byakuya-san…..jangan-jangan….kau…" hitsugaya menatap byakuya dengan tatapan tidak percaya.

"ya, aku punya hubungan sama rukia kuchiki. Dia….adikku." byakuya menatap batu nisan rukia dengan tatapan sedih. "aku…..tidak tahu….kalau ternyata….dia sudah meninggal. Soalnya….aku bekerja di luar negri, hal itu membuatku lupa tentang rukia.. Padahal…..belum lama ini….ibuku, hisana kuchiki, meninggal karena sakit. Dan sekarang…..aku harus kehilangan rukia. aku…..kakak yang nggak guna." Byakuya menahan tangisannya. "bunga sakura putih yang kau lihat di ruangan itu…adalah bunga kesukaan ibuku. Makanya, aku tidak mau orang lain menyentuhnya sekalipun itu pelanggan ya, aku membohongimu….." Byakuya sudah tak bisa membendung air matanya, dia menangis di makam rukia.

Hitsugaya mengerti bagaimana rasanya ditinggalkan keluarga, pasti kesepian dan tersiksa banget. Dengan sabar, hitsugaya menunggu byakuya sampai tangisannya berhenti.

Sekitar setengah jam byakuya menangis. Byakuya lalu bangkit dan menghapus air matanya. Dia menuntun hitsugaya menuju ke Soul Land. Mereka berjalan tanpa berbicara satu sama lain. Hening again deh!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"oh iya, byakuya-san. Tadi kan anda bilang anda membohongi saya soal bunga putih itu. Walaupun begitu, saya akan tetap mengunjungi Senbonzakura Flower Shop selama 21 hari. saya harap byakuya-san tidak keberatan." Kata hitsugaya dengan wajah agak sedih. Byakuya menatap cowok yang dituntunnya dengan wajah agak heran. Ya aneh aja, masa' mau mengunjungi tokonya saja mesti dibatasi sampai 21 hari. anak ini benar-benar aneh.

Byakuya memesan tiket untuk permainan pertama mereka, yaitu bermain perahu (sky: tau permainan ini gak? Yang biasanya untuk berdua itu loh! Kebanyakan sih orang yang lagi pacaran yang bermain permainan ini.)

Hitsugaya dan byakuya menaiki perahu itu dan mengkayuhnya agar bisa jalan. Setelah selesai, hitsugaya memilih permainan lain.

"eh! Byakuya-san! Naik roller coaster yuk!" ajak hitsugaya.

Glek! Ini kan permainan yang dibenci byakuya. Wah~ gimana niiiihhh?

Lagi-lagi byakuya mengumpat GaJe. Dia memesan tiket dengan wajah menyeramkan, sampai-sampai penjual tiketnya hampir semaput.

Seluruh penumpang roller coaster menjerit, KECUALI byakuya dan hitsugaya. Byakuya mulutnya udah berbusa, sedangkan hitsugaya nguap-nguap terus. Setelah bermain gila-gilaan dengan roller coaster yang hampir mencabut nyawa byakuya, byakuya langsung pergi ke toilet untuk muntah sepuasnya. Hitsugaya hanya geleng-geleng kepala.

Next….mereka bermain permainan lain yang kali ini byakuya yang milih! Byakuya memilih permainan rumah hantu sebagai pembalasan karena hitsugaya sudah hampir mengirimnya ke akhirat tadi. Tanggapan hitsugaya? Of course dia langsung membeku di tempat. Itu adalah permainan yang sangat dibencinya. Tapi, dia akan menikmatinya karena dia tahu dia hidup tak lama lagi.

Byakuya naik ke kereta hantu itu dengan penuh semangat. Lain halnya dengan hitsugaya, dia menaiki kereta itu dengan gemetaran. Saat kereta hantu itu mulai memasuki rumah hantu, hitsugaya menggenggam erat jaket byakuya. Byakuya hampir tertawa melihat muka pucat cowok itu.

"KIKIKIKIKKK." Sesosok boneka kuntilanak muncul disamping hitsugaya. "uwaaaa! Byakuya-saaaaann!" hitsugaya memeluk lengan byakuya. Tawa byakuya hampir meledak melihat tingkah cowok rambut putih itu. Setelah itu, ada boneka pocong mendarat di tempat hitsugaya. Hitsugaya segera melemparnya ke belakang atau lebih tepatnya ke penumpang lain. Mereka berteriak histeris. Byakuya yang melihat tingkah hitsugaya yang ketakutan hanya tersenyum licik penuh kemenangan.

Setelah selesai bermain di rumah hantu. Byakuya melirik jamnya, 'sudah jam 2 siang rupanya.' Gumam byakuya. Lalu dia mengajak hitsugaya ke kedai di dekat sana untuk makan siang.

"mau makan apa?" Tanya byakuya. "ng…natto aja deh!." Jawab hitsugaya. Byakuya memesan makanan yang tadi hitsugaya pesan. Setelah pesanan datang, hitsugaya makan dengan lahap, begitu juga dengan byakuya.

Puas bermain di Soul Land, hitsugaya dan byakuya pulang ke Senbonzakura Flower Shop. Saat byakuya menuntun tangan kiri hitsugaya dengan tangan kanannya, tangan hitsugaya sudah sangat dingin. Sebenarnya wajar, karena ini musim winter. Tapi hari ini, walaupun matahari sedang bersinar, tangan hitsugaya dinginnya kebangetan. Byakuya juga melihat, dari tadi hitsugaya memegang kepalanya dan meringis kesakitan. Byakuya langsung panic bukan main.

"hi….hitsugaya! k..kamu kenapa?" Tanya byakuya.

"ng..nggak…ak..aku…baik-baik saja." Kata hitsugaya. Tiba-tiba hitsugaya terjatuh, namun dia tidak pingsan.

"hitsugaya!" byakuya panic lagi.

"uhuk uhuk!" hitsugaya batuk dan menutup mulutnya dengan kanannya. Saat dia membuka tangan kanannya, dia terkejut sekali karena terdapat bercak merah yang lumayan banyak di tangan kanannya. Byakuya yang melihat hal itu langsung terbelalak.

"hitsugaya! Batukmu berdarah!" kata byakuya panik. Dia masih menggenggam tangan kiri hitsugaya yang terjatuh. Hitsugaya menaruh tangan kanan yang ada noda merah itu di tanah bersalju. Nafasnya tak beraturan. Tangan kirinya menggenggam erat tangan kanan byakuya dan akhirnya dia pingsan. Byakuya melepas jaketnya dan memakaikan jaket itu ke tubuh hitsugaya. Dia juga menggendong hitsugaya yang pingsan di punggungnya dan mengantarkannya ke Senbonzakura Flower Shop.

Sabtu, 4 desember

Hari kelima dari 21 hari

Hitsugaya POV

"toushirou! Toushirou!"

Aku terbangun dari tidurku karena panggilan lembut ibuku. Anehnya, saat aku bangun kok aku menangis ya?

"i…ibu? Ayah? Sousuke-san?" kataku sambil menahan tangis. Tiba-tiba rasa sakit menyerang tulangku.

"ibu…sakit, bu…" aku meringis kesakitan. "sousuke! Tolong ambilkan obatnya di lemari!" teriak ibu.

Seluruh keluargaku tampak sibuk mengurusiku. Sousuke-san nampak mengobrak-abrik lemari untuk mencari obatku.. sedangkan aku yang semakin lemas, hanya bisa menutup mataku.

End POV

Byakuya POV

Aku merasa berdosa karena sudah mengajaknya main rumah hantu kemarin. "hitsugaya gimana ya?" gumamku. Aku sama sekali tidak tahu kalau ternyata penyakitnya separah itu. Sumpah! Baru kali ini aku merasa khawatir pada seseorang selain almarhumah adikku, rukia. Hari ini aku menjaga toko dengan berbagai macam perasaan.

End POV

Byakuya terus melamun di dalam tokonya. Dia kepikiran soal hitsugaya dan penyakitnya. "sepertinya….hari ini dia tidak datang." Kata byakuya dalam hati. 'ah tapi biarkan saja. Toh, dia mau datang atau gak itu bukan urusanku.' Batin byakuya.

Byakuya melirik kalendernya, hari ini hari sabtu. Biasanya hari ini teman kerjanya yang bernama Szayel datang khusus untuk memainkan biola di toko byakuya.

"yo, kuchiki." Sapa seseorang dari depan pintu. "nah, akhirnya kamu datang juga, Szayel!" sambut byakuya. "iyalah, sabtu kan waktunya bermain biola. Kalau aku gak datang, ntar gajiku dipotong!" kata Szayel sambil menaruh tas biolanya di sebuah bangku.

Szayel memainkan biolanya dengan tenang, hal itu membuat pengunjung betah disana. Biasanya, begitu byakuya mendengar permainan biola Szayel, dia bakal langsung semangat kerja lagi. Tapi kali ini tidak, mukanya kusut banget kayak baju yang belum disetrika. Byakuya juga menerima tamu dengan tampang kusut sehingga membuat tamunya tidak jadi beli bunga. Szayel yang melihat kekusutan byakuya lama-lama risih juga.

"kuchiki, lagi ada masalah ya?" Tanya Szayel.

"ah nggak kok, ayo mainkan lagi biolamu!" kata byakuya.

Szayel terdiam sebentar lalu menggesek biolanya lagi. Jujur, dia lebih suka dengan sifat byakuya yang dingin daripada mukanya yang kusut itu.

Rumah sakit…

"toushirou….makan ya? Biar cepet sembuh." Rayu ayahnya. Hitsugaya hanya terbaring di tempat tidurnya dan menatap keluar jendela. Dia berpikir keras supaya bisa ke Senbonzakura Flower Shop karena waktu sudah semakin siang. "uki-san, coba momo yang suapin shiro-chan." Tawar hinamori momo, sepupu hitsugaya (sky: *nendang hinamori.). "baiklah, tolong ya?" kata ukitake sambil menyerahkan semangkuk bubur kepada hinamori (sky: eeeehhhh?). hinamori terus menyodorkan sendok makan berisi bubur itu ke mulut hitsugaya, tapi hitsugaya tetap menutup mulutnya dan terus menatap jendela. Lama-lama hinamori sebel juga dengan tingkah sepupunya itu. "shiro-chan, ayolah makan bubur ini!" hinamori agak membentak hitsugaya. Ibu dan ayahnya yang ada di depan kamar hitsugaya merasa sedih karena hitsugaya tidak mau makan. Hanatarou, adik hinamori akhirnya ambil tindakan. "nee-san! Kemarikan buburnya!" hanatarou mengambil bubur itu dari tangan hinamori dengan paksa. Disodorkannya sendok berisi bubur itu ke mulut hitsugaya dengan paksa. "makan!" teriak hanatarou. Tindakan itu membuat hitsugaya sangat kesal, dia lalu melempar sendok itu dan menatap hanatarou dengan tatapan kesal. Bersamaan dengan hal itu, hanatarou merenggut kerah baju hitsugaya. "tolong deh toushirou-kun! Jangan buat ortumu repot!" hanatarou marah (sky: tumben hanatarou marah O_O). hanatarou lalu menghempaskan hitsugaya ke tempat tidurnya. "hana-chan! Jangan begitu pada shiro-chan donk! Dia kan sedang sakit!" bentak hinamori. Hanatarou tidak mendengarkan nasihat nee-sannya dan keluar dari ruangan hitsugaya. Hinamori hanya menghela napasnya.

"oiya shiro-chan, aku mau Tanya. Kenapa kamu kabur dari rumah sakit kemarin? Orang tuamu sampai khawatir loh!" kata hinamori polos. Hitsugaya tidak menjawab pertanyaan sepupunya, dia tetap melihat keluar jendela.

Senbonzakura Flower Shop

"waah~ tak kusangka ada badai di sore-sore begini." Kata Szayel sambil melihat jendela. 'badai? Berarti kemungkinan besar kalau anak itu gak bakalan datang.' Gumam byakuya. Dia mulai membereskan tokonya dan bersiap untuk tutup. Tapi takdir berkata lain…..

"hey lihat! Ada pelanggan tuh!" kata Szayel sambil menunjuk kearah jendela.

"masa'? jangan bercanda ah! Gak mungkin ada pelanggan di tengah badai begini." Kata byakuya.

"sumpah! Demi tuhan! Lihat tuh!" Szayel tetap menunjuk kearah jendela.

Byakuya berlari kearah Szayel dan melihat ke jendela. Ternyata benar yang dikatakan Szayel, sesosok anak kecil berambut putih salju menuju kearah tokonya. Dia berlari sambil bersusah payah.

'hit…sugaya?' byakuya mengucek matanya karena dia pikir dia salah lihat. Tapi dia tidak salah lihat. Hitsugaya berlari menuju toko byakuya dan membuka pintu tokonya.

"kon….ban…wa….byakuya…saaann…" kata hitsugaya terbata-bata. Byakuya kaget bercampur senang, dibawanya hitsugaya masuk dan diberinya sebuah jaket tebal beserta the hangat.

"dasar….bodoh…." kata byakuya dalam hati. Bagaimana dengan Szayel? Well, dia hanya bisa melongo melihat hitsugaya yang berani menerjang badai

*Tu bi kontinyu*