[PROLOG]
Botol air minum berwarna biru muda itu berputar di atas meja, di kelilingi tiga kepala yang mengamatinya dengan serius. Perlahan putaran tersebut memelan, semakin pelan, semakin pelan, dan berhenti di depan-
"YO BAEKKI!/YEHET!"
Seluruh pasang mata di sana menatap mereka bertiga terganggu dan mereka yang di tatap hanya memasang wajah tak berdosa.
"Aku truth." putus Baekhyun, wajahnya takut-takut.
Seringai setan tercetak jelas di bibir tipis Sehun.
"Jika Chanyeol hyung dan Kris hyung tenggelam dalam sungai bersamaan dan hanya ada kau di sana, siapa yang akan kau selamatkan terlebih dahulu?"
Wajah Baekhyun memerah dengan perlahan. "PERTANYAAN MACAM APA ITU! PASS!"
"A-ah." Sehun menggerakkan telunjuknya ke kanan dan kiri. "Tidak ada kata pass, hyung sayang."
Baekhyun berdesis sebal. "Anak sialan."
"Kau mau menjawabnya apa tidak?"
Baekhyun tidak menjawab, hanya berbalik memunggungi kedua temannya dan melipat tangan di dada dengan angkuh. Oh ya Byun Baekhyun kan anak unyu yang suka merajuk.
"Aku tahu! Aku tahu kenapa anak ini tidak mau menjawab!" Luhan berjingkrak kekanakan di kursinya dan membuat seisi kantin menyorotnya lagi, tetapi ia terlihat tidak mempedulikan. "Baekki kan tidak bisa berenang HAHAHAHA."
Luhan sama sekali tidak membantu.
Melihat Baekhyun yang masih merajuk dan tidak terlihat akan menjawab dalam waktu dekat, Sehun meraih botolnya. "Sebaiknya kita lewati saja bagian si pendek ini."
Percayalah Luhan dan Sehun itu adalah sepasang kembar yang berbeda orangtua; benar-benar mirip dan menyebalkan.
Botol kembali berputar dan akhirnya berhenti di depan Luhan.
"KKAEBSOONG~~/OHORAT!"
Anak dengan rambut madu yang di teriaki memutar bola mata jengah. "Yayaya, bocah-bocah, silahkan tanya apa saja padaku."
"Kau menyukai Minseok hyung kan?" Sehun berujar blak-blakan dan wajah Luhan perlahan memerah padam–entah marah, entah malu. Tapi wajahnya seakan ingin menelan anak yang sekarang memasang wajah tanpa dosa di hadapannya itu hidup-hidup.
"APA-APAAN SEHUN KAU TIDAK MENJAGA PRIVASI!"
"Truth tidak mempunyai aturan privasi." Sehun tertawa senang. Sekarang kepala Luhan seperti mendidih, membuat Baekhyun yang sebelumnya masih merajuk jadi mengkeret ngeri.
"Errr aku hanya ingin bertanya…." Tatapan mengerikan Luhan sekarang beralih pada Baekhyun dan itu cukup membuat anak itu semakin mengkerut. "Kapan kau… pertama kali… err menyimpang?"
Sehun tertawa keras sekali saat mendengar pertanyaan asal dari Baekhyun yang kengerian sedangkan Luhan membelalak. "Pentingkah itu?" Dan melihat Baekhyun yang semakin mengkerut takut di kursinya, Luhan melengos jengah. "Ketika kelas tiga. Cepat putar botolnya lagi."
Baekhyun cepat-cepat mengambil posisi sedangkan Luhan sibuk menormalkan wajahnya. "Semoga selanjutnya anak sialan ini." Menatap tajam Sehun yang memeletkan lidahnya tidak peduli.
Botol di putar kembali, dan seakan telah di atur, kepala botol itu kemudian berhenti di depan Oh Sehun. Seringai Luhan mulai terkembang.
"Kau pasti dare, kan?" Baekhyun memotong dengan cepat dan Luhan merengut, merasa gilirannya di rebut dan ia termasuk orang-orang yang tertindas. Lol.
Sehun mengangguk, matanya di buat berbinar. "Nde~"
"Jangan melakukan aegyo. Itu tidak akan merubah permintaanku." Anak dengan surai platina di depannya kemudian cemberut, oh kenapa ia bisa ketahuan. Apa aegyo-nya tidak manis lagi.
Tapi dia kan laki-laki manly, jadi seharusnya ia senang. Yehet.
"Permintaanku…." Baekhyun terlihat berfikir sebentar. "Emm, ikuti permainanku."
"Ha?" Sehun cengo. Anak bersurai brunette di depannya berdecak sebal.
"Ikuti permainankuuu!"
"Apa sih maksudnya? Aku tidak menger-HEY!" Sehun memegangi kepalanya dan mendelik ke arah Baekhyun, setengah meringis. "KENAPA KAU MEMUKUL KEPALAKU!"
"Itu obat mujarab untuk memperbaiki otak anak bodoh sepertimu!"
Kemudian mereka mulai bergulat di lantai.
"Kau yang bodoh, idiot!"
"Kau yang idiot, idiot!"
Luhan menempelkan telapak tangan ke wajahnya ketika seluruh mata di kantin itu men-death glare ke arah dua anak berisik yang sibuk bergulat di lantai. Please guys.
"Okay, kalian, berhenti bertengkar." Luhan –dengan wajah dan suara yang di buat-buat berwibawa– menarik kedua anak yang sekarang justru saling mencakar wajah. "Ya! Baekhyun! Berhenti!"
Kedua anak itu menghentikan usaha saling membunuhnya dan Baekhyun menatap Luhan dengan matanya yang perlahan berkaca-kaca. "K-kau…" Ia mengarahkan telunjuknya ke wajah Luhan dengan pelan. "Kau menyalahkanku dan membela…" Telunjuknya perlahan bergeser dan mengarah ke arah Sehun. "Di-dia?"
Beberapa anak yang masih di kantin tiba-tiba tersedak makanan mereka. Ohh betapa dramatisnya.
Sehun berjingkrak di bangkunya, menatap mengejek ke arah Baekhyun. "Lulu hyung lebih menyayangiku daripada kau! Kkaebsong~!"
"Aku hanya tidak mau kau mati di tangannya sebelum melakukan permintaanku." Luhan menatap datar temannya yang bersurai platina itu. Baekhyun tertawa keras sekali, ganti menatap mengejek ke arah Sehun yang sekarang cemberut lagi. "Aku. Membenci. Mu." Si sok Oh Sehun sekarang sudah belajar membenci orang lain rupanya.
Alih-alih minta maaf, Luhan justru memperbaiki duduknya dan menatap Sehun penuh minat, mengalihkan kejadian absurd sebelumnya. "Kau suka tantangan kan?"
Sehun mengangguk dan menepuk dada bangga–seolah lupa dengan kejadian aku-membenci-mu yang tadi. "Tentu saja! Aku kan pria manly. Tidak seperti kalian."
JLEB.
Berusaha untuk tidak mencekik anak di depannya, Luhan tersenyum paksa. Dia harus ekstra sabar menghadapi anak menyebalkan seperti ini. Oh apakah ia tidak tahu dirinya bahkan tidak lebih menyenangkan dari Sehun–"Aku ingin kau… Mengencani Kim Jongin."
Krik krik krik
Sehun sibuk dengan pikirannya sendiri dan dua orang di depannya menunggu dengan sabar yang di paksakan.
Kim Jongin?
Kim Jongin… Kim Jongin…
Kim Jongin yang mana ya?
Seakan mengerti keterlambatan teman idiotnya itu dalam mencerna keadaan, Luhan perlahan menunjuk ke meja di seberang mereka dan Sehun menemukan sekumpulan anak laki-laki dari kelas sebelah dengan seragam acak-acakan, beberapa plester yang menempel di wajah mereka dan-
Telunjuk Luhan tepatnya mengarah ke anak laki-laki berwajah angkuh nan arogan yang duduk di tengah-tengah gerombolan tersebut.
"KALIAN SUDAH GILA!"
Luhan dan Baekhyun terbahak-bahak puas.
Oh tidak, Kim Jongin yang itu? YANG ITU?
Apakah Sehun di kehidupan sebelumnya adalah pendosa.
"Tidak bisakah permintaannya di pass?" Sehun memasang puppy eyes terbaiknya–tentu saja dua orang di depannya ini terlalu kebal untuk wajah imut nan unyu yang walau langka tetap saja terlihat menyebalkan itu.
"A-ah." Baekhyun menggerakkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri, menirukan gaya Sehun sebelumnya. Menjengkelkan. "Tidak ada kata pass, adik sayang."
"Makanya jangan jadi orang menyebalkan." celetuk Luhan, membuat si platina mendelik. Sepertinya hyung kekanakannya itu tidak pernah berkaca.
Menangkap gerakan aneh Sehun yang tampak gelisah, Baekhyun angkat suara. "Kalau kau mengambil tantangan ini dengan jantan, kami akan mengakuimu–"
Sehun dan Luhan, keduanya berbalik menatap anak yang bertubuh paling kecil di antara mereka itu dengan cepat dengan Luhan yang membelalak heboh. "APANY-hmpp"
"–Dan tidak ada kata mengerjaimu lagi," Baekhyun yang membekap Luhan menangkap ekspresi anak yang lebih muda tidak terlihat senang, jadi ia menambahkan, "Traktiran dua bulan. Bagaimana?"
Apa? Ini keren. Kedua hyung-nya itu tidak akan membullynya lagi setelah ini, plus traktiran selama dua bulan, bukankah ini hebat–
"Tapi kau masih ingat permintaanku, kan?" Baekhyun nyengir lucu–bagi Sehun terlihat seperti senyum malaikat kematian. Anak brunette itu melepaskan Luhan yang marah-marah dan membisikkan sesuatu padanya -terlihat mencurigakan, dan setelah Luhan berhenti mengomel ia melanjutkan, "Ikuti. Permainanku."
Oke, Sehun mulai mengerti apa yang akan Baekhyun mainkan ketika dua manusia menyebalkan –yang sialnya sudah berjanji menjadi teman sehidup sematinya, astaga– itu mendadak ber-high five dan tertawa-tawa di hadapannya.
Jadi ini adalah ajang balas dendam.
Yeah, welcome to LuBaek's hell, Oh Sehun.
.
.
.
.
.
END/TBC?
.
.
.
.
.
Halo ;w;
Setelah banyak berita tentang keluarnya Kris yang sukses membuat galau dan mager melandaku beberapa hari terakhir sejak gugatan itu, aku berusaha menghibur diriku sendiri dengan membuat fanfik Kaihun lagi–mencoba dengan konflik yang ringan. Aku bener-bener potek buat bikin angst. Complicated mungkin akan di hentikan sementara karena di cerita itu paling banyak sudut pandang Kris, dan itupun kalo ada yang nungguin /hiks/ Kalau keukeuh ngelanjutin, aku takut hasilnya malah makin ngebingungin. Maafkan kelabilan dan ke-moody-anku ya.
TAPI TETEP AJA DI SINI ADA WUFANNYA HUEEEE. Mau gimanapun juga aku tetep dukung OT12. Kalau wufan gaada nanti ada yang gak punya kopel dong… Lagian sebelas member, kayak tim sepakbola aja weh. Kesebelasan gitu /cannot
MAAF GUE MALAH CURCOL SEMBARANGAN. Ini baru prolog ne. Kalau peminatnya sedikit, yah mungkin bakal say goodbye untuk ff ini. Bdw jika ada yang ingin sukarela menolong /hah/ bisakah mengusulkan genre yang tepat untuk cerita ini?
Reviewnya ya guys. Mengertilah publish via hp itu cukup sangat merepotkan. Thankseuu
28.05.14
byunpies
