UNSOLVED CASE
.
.
Disclaimer : Tokoh-tokoh yang muncul dalam fanfiction ini original by mr. Masashi Kishimoto sementara ceritanya sendiri murni dari hasil pemikiran autor.
Warning : Typo, AU, Sasuke/Sakura/Naruto/Sasori/Hinata, Rated M, OOC, Mengandung unsur kekerasan dan Gore.
.
.
PROLOG
.
.
Seorang wanita berperawakan tinggi dan memakai gaun malam berwarna hijau tua menghampiri sebuah ruangan. Wajahnya tertutupi setengah dari dahi hingga hidungnya sementara tangannya memegang sebuah pisau kecil yang sering digunakan para dokter bedah dalam operasi. Dari dalam mulutnya terdengaar senandung lembut.
Tangan kanannya memutar kenop pintu, dari dalam ruangan terlihat seorang wanita lainnya tengah tertidur lemas diatas sebuah ranjang single. Gaun yang dipakainya terlihat kusut dan basah oleh keringat sementara kaki dan tangannya terikat ke setiap sudut ranjang. Meskipun terlihat lemah wanita itu terus mencoba berbicara. Memohon untuk dilepaskan. Isakannya juga sesekali terdengar.
Wanita bergaun hijau tua itu seperti menulikan telinganya dan dengan tenang menghampiri wanita dengan gaun merah muda tersebut. Tangannya terulur mengelus rambut wanita dengan rambut pirang tersebut, mrapikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik wanita tersebut.
Wanita dengan gaun hijau itu tersenyum lembut pada wanita di bawahnya dan mengambil segelas air yang ia sodorkan pada wanita bergaun merah muda.
"Minumlah ini Ino. Kau akan merasa lebih baik. Dan kalau kau beruntung kau tidak akan merasakan sakit" Ino mencoba menolak dengan menggelengkan kepalanya dengan keras tapi wanita bergaun hijau tua itu segera menjambak rambutnya dan memaksa Ino untuk menenggak minuman yang entah berisikan apa.
Dengan kasar wanita itu melemparkan kembali kepala Ino hingga membentur ranjang dibawah tubuhnya. Untuk beberapa menit ia duduk dengan tenang menunggu reaksi minuman yang ia berikan pada Ino. Setelah puas ia segera mengambil kembali pisau bedah yang sempat ia simpan di atas meja di samping ranjang.
Wanita itu terlihat memperhatikan dada Ino dengan wajah penuh dengan sorot mata jijik. Ia menurunkan tali gaun di bahu Ino sehingga memperlihatkan sebelah payudaranya. Wanita itu menekan-nekankan pisau bedahnya diatas payudara sebelah kiri Ino.
"Aku benci barang palsu seperti ini. Tapi kau juga pasti tidak keberatan bukan jika aku mengambilnya satu untuk kenang-kenangan pertemuan kita?" wanita itu menekan pisau bedahnya hingga melukai payudara Ino.
Darah segar mengucur dari luka yang dibuat oleh wanita itu namun ia tidak berhenti sama sekali malah semakin menekannya semakin dalam. Dari sudut mata Ino terlihat cairan bening yang terus mengalir tapi tidak ada suara ataupun gerakan dari tubuhnya. Hanya sorot matanya saja yang menyiratkan rasa sakit yang tidak terkira.
Dengan tenang wanita itu membuat sayatan melingkar dipayudara Ino. Darah segar terus mengalir dan membasahi gaun indah milik Ino. Wanita itu terdengar kembali bersenandung. Bibir bergincu merah terang miliknya sesekali tersenyum sambil terus menyayat dada kiri Annaly. Tangannya yang lain mengangkat sebuah gundukan kenyal berwarna putih transparan dari dada Ino. Ia mengangkat gundukan kenyal itu menghadap lampu.
"Jadi seperti ini bentuk sebuah silikon? Dan kau memakai sebuah silikon yang cukup besar rupanya." Wanita itu memandang kearah Ino yang sudah setengah sadar dan tersenyum puas.
Wanita itupun lantas mengambik sebuah kamera SLR yang telah ia persiapkan sebelumnya diatas meja dan mulai memotret tubuh Ino yang bersimbah darah.
"Aku menyukai kenang-kenangan darimu ini. Akan aku simpan dengan kenang-kenangan dari wanita lainnya."
Wanita itu sekali lagi tersenyum dan menyimpan kembali karea SLRnya dan berjalan menuju sebuah kamar mandi di dalam kamar itu dan meletakan silikon yang digenggamnya kedalam wastafel. Ia mencuci silikon tersebut dengan sangat hati-hati dan perlahan, dari bibirnya kembali terdengar senandung.
Ia kemudian memasukan silikon itu kedalam sebuah kotak kaca kecil dan membawanya kembali kedalam kamar tempat Ino berbaring. Ia memandang Ino bingung sebelum meletakkan kotak kaca berisi silikon tersebut keatas meja.
"Kau. Ah aku hampir melupakanmu. Tunggu sebentar ya." Wanita itu berjalan kearah sebuah lemari dan mengeluarkan suntikan dan sebuah botol kaca kecil berisikan air garam didalamnya.
Ia mengisikan air garam tersebut kedalam suntikan kemudian berjalan kearah Ino. Ia membungkuk di samping Ino dan menyuntikkan air garam itu tepat diatas lubang menganga didada kiri Ino.
"Selesai. Sekarang kau akan beristirahat dengan tanang. Tidak ada lagi kepalsuan yang akan hidup dalam dirimu. Aku sudah membebaskanmu." Wanita itu tersenyum lembut pada Ino sebelum keluar dari ruangan dengan sebuah kotak kaca kecil berisikan silikon dada kiri Ino ditangan kanannya.
Autor Note: YATTAAA~~~~~ Akhirnya aku kembali bergelut dalam bidang perFFan(?) lagi! aku sangat kangen kalian semuaaaa! /peluk satu-satu reader/ oke mina-san maaf ya kalau ada yang mencari ff aku yang lainnya aku hapus. rencananya akan aku republish dengan beerbagai perbaikan disana-sini. semoga kalian puas dengan hasilnya nanti. dan ngomong-ngomong apa kalian menyukai FF baruku? semoga kalian sukaaa.. jangan lupa review kalian semua sangat aku nantikan untuk perkembangan FF aku kedepannya. HONTO NI ARIGATOUUU
