"Shindou kau tahu apa kata yang akan ku ucapkan namun tertahan saat melihat mu." Ujar kiper berambut putih itu sambil tersenyum.
Shindou menaikan alis. "Apa?"
"Aishiteru."
Shindou tercengang dengan mulut menganga lebar.
Inazuma Eleven Go © Level-5
Warning : OCC, typos, EYD tidak sesuai, etc..
Happy Reading
"Ibuki kau gila heh. Apa kau demam? Sungguh kali ini tak lucu dan keterlaluan." Pemuda bersurai brown itu memasang wajah datar.
Ibuki menggeleng. Dia bangkit, mendekati Shindou, dan duduk di sebelahnya. Matanya menatap langsung pada Shindou yang balik menatapnya.
"Ini bukan lelucon atau salah satu rencana aneh ku. Ini serius. Demi kami-sama Shindou aku mencintai mu kau mengerti?" Shindou tampak terkejut. Nada bicara Ibuki kedengan sangat serius dan meninggi, berbeda dari biasanya.
'Mungkin kah Ibuki, tapi ah aku tak bisa percaya pada kiper busuk itu'
Menarik napas dalam, Shindou tersenyum. "Sunggu?" Tanya Shindou masih dengan senyum.
"Sungguh." Jawab Ibuki mantap.
Dan entah karena apa tiba-tiba jantung Shindou berdetak sangat cepat.
'Aku kenapa? Kenapa aku berharap Ibuki mencintai ku? Kenapa? Mungkinkah aku jatuh cinta padanya'
"Shindou?"
"I-iya?" Jawab Shindou sedikit tergagap.
"Kau kenapa?" Tanya Ibuki lagi.
"Tidak. Tidak apa-apa." Jawab Shindou seperti biasa.
Setelah itu tak ada yang berbicara. Keduanya terdiam dengan detak jantung yang berdetak tak normal. Keduanya terlihat begitu canggung.
"Buktikan." Setelah keheningan melanda mereka cukup lama. Shindou akhirnya mengeluarkan suaranya memecahkan kecanggungan serta keheningan di antara mereka.
"Hah?" Ibuki menatap pemuda bermata hazel di sebelahnya dengan wajah tanya.
"Buktikan bahwa kau mencintai-"
Shindou membulatkan matanya. Jantungnya berdetak sangat sangat cepat, lebih cepat. Ketika pemuda berambut putih itu menempelkan bibirnya. Melumatnya lembut dan mengajaknya bertarung lidah.
"Sekarang percaya bukan bahwa aku sungguh mencintai mu." Ujar Ibuki sambil menunjuk dadanya sendiri.
Shindou melirik Ibuki sekilas. "Entahlah Ibuki." Ujar Shindou seraya bangun dari duduknya, kemudian pergi meninggalkan Ibuki.
"Hah bahkan setelah aku menciumnya!" Ibuki tampak kebingungan.
-End-
Astagah cerita ini sungguh ngga jelas dan aneh. Uh, sorry jika tidak memuaskan karena alur kecepetan atau kesalahan penulisan dan tanda baca.
Gomen *-*
