Wake You Up
It's BTS fanfic | KookGa | Fluffy | do not plagiarism | this story copyright © WithYoongi
.
.
.
.
.
.
"uh, Jin-hyung.. Kenapa harus aku?"
Seokjin meringis mendengar pertanyaan Yoongi yang sudah berkali-kali di lontarkan. Ia mematikan kompor terlebih dahulu sebelum membalikkan tubuhnya untuk menatap Yoongi yang tengah terduduk di meja makan.
"harus kubilang berapa kali kalau aku sedang sibuk memasak, Min Yoongi?"
Yoongi malah terkekeh melihat Seokjin yang terlihat marah. Tidak mau membuat anggota tertua di grupnya itu tambah marah, Yoongi langsung melesatkan kakinya ke kamar Jungkook, Taehyung dan Jimin.
Tapi kemudian Yoongi kembali lagi.
"oh iya, hyung!"
Yoongi dapat mendengar Seokjin mengerang. "astaga, apa lagi?!"
Yoongi memamerkan senyumannya melihat Seokjin yang menyilangkan lengannya dengan spatula di tangannya.
"bagaimana caranya membangunkan Jungkook? Kau 'kan ahlinya."
Seokjin memutar bola matanya. "dengan caraku saja." lalu mulai sibuk lagi dengan telur gulungnya.
Alis Yoongi bertemu. Cara Jin-hyung? Yang mana?
Sambil memikirkan apa yang dimaksud dengan 'cara Jin-hyung' Yoongi berjalan ke arah kamar Maknae-line.
.
.
Taehyung dan Jimin sudah tidak berada di ranjangnya lagi. Hanya tersisa Jungkook yang masih betah di dalam selimut tebal sambil memeluk boneka beruang putih besar. Milik Yoongi.
Yoongi tidak tahu kenapa boneka pemberian fans-nya ada di kamar para anggota muda. Tapi ia tidak terlalu ambil pusing. Yoongi mulai melangkahkan kakiknya mendekati Jungkook.
Oh iya, 'cara Jin-hyung'!
Yoongi kembali berpikir lagi. Memangnya cara seperti apa yang Seokjin lakukan untuk membangukan Jungkook?
Menamparnya mungkin? Yoongi pikir itu adalah cara terbaik. Pasti Jungkook akan segera bangun dari tidurnya karena kaget dengan rasa perih di pipinya.
Tapi sebelumnya Yoongi memakai cara yang lebih manusiawi dulu. Ia mendudukkan dirinya di sisi ranjang lalu menggoyangkan lengan Jungkook dengan kencang.
"bangun Jeon!" tapi Yoongi tidak mendapat respon apa pun. Membuat Yoongi meniup poninya. Ini baru percobaan pertama.
Yoongi kembali memutar otak. Lalu ide gila mendatanginya. Yoongi memposisikan dirinya terduduk di perut Jungkook, tangannya naik untuk meraih rambut Jungkook lalu menjambaknya di sana.
"hey bangun! Jungkook!" dan menggoyangkan kepala Jungkook dengan kekuatan. Jungkook sendiri hanya mengerang lalu mengambil tangan Yoongi dan menghempaskannya.
Tanpa sadar Yoongi mengerucutkan bibirnya. Masih dalam posisi terduduk di perut Jungkook, Yoongi kembali berpikir tentang cara Seokjin membangunkan Jungkook.
Dan, oh! Yoongi mengingatnya!
.
Sebenarnya Yoongi ragu-ragu untuk melakukannya. Tangannya yang sudah mengepal di dada Jungkook berpindah sedikit demi sedikit. Entah kenapa Yoongi jadi gugup untuk melakukannya. Bukankah ini pelecehan pada anak di bawah umur?
Yoongi menarik tangannya, menggosokkan kedua tangannya bersamaan. Berdoa di dalam hati semoga saja hanya dalam satu kali percobaan bocah ini segera terbangun.
Tangan Yoongi mulai turun lagi, merambati dada Jungkook dengan perlahan. Dan perbuatannya itu membuahkan hasil, Jungkook terkikik kegelian dalam tidurnya.
Ya, tapi ia masih tertidur.
Setelah menghela nafas, Yoongi menutup rapat matanya. Tangannya mulai mengelus puting Jungkook dengan gerakan perlahan. Tidak, Yoongi tidak mau melihat pelecehan ini.
"geli~"
Mendengar gumaman Jungkook membuat Yoongi menarik tangannya dengan segera. Ia membuka matanya dan pelipisnya berkedut kesal di saat melihat Jungkook yang masih tertidur seperti mayat.
Yoongi kembali melakukan aksinya. Sekarang ia lebih berani, Yoongi mencondongkan tubuhnya, membuat tubuhnya menempel dengan tubuh Jungkook. Ia langsung memasukan tangannya di balik kaus Jungkook. Ibu jarinya mengelus puting Jungkook lagi, berulang kali.
Jungkook terlihat terganggu, ia meraih tangan Yoongi lalu menjauhkannya dari tubuhnya.
Yoongi pikir Jungkook masih tertidur. Ia baru saja ingin kembali melancarkan aksinya tapi lengannya di tahan tangan Jungkook dan pemuda itu memudar balikkan posisi mereka.
.
"oh? Yoongi-hyung?"
Dengan mata yang setengah terbuka, Jungkook menelisik wajah pelaku yang baru saja mengganggu tidurnya. Yoongi sendiri masih mendapat serangan jantung dengan perlakuan Jungkook yang tidak terduga. Anak ini walaupun masih setengah sadar tapi tenaganya sangat kuat.
Jungkook mengernyitkan dahinya melihat sosok Yoongi di depannya. Pantas saja cara membangunnya berbeda, ternyata bukan Jin-hyung.
"ya, betul sekali. Kau sudah bangun? Sekarang menyingkirlah dan turun ke bawah, hanya kau yang belum makan."
Yoongi mendorong bahu Jungkook agar ia segera menyingkir dari tubuhnya. Dengan keadaan Jungkook yang setengah sadar memudah Yoongi untuk membuatnya menjauh. Setelah itu Yoongi tanpa bersuara meninggalkan Jungkook.
.
"ugh, ada apa denganku?"
Yoongi tengah menyenderkan punggungnya di dinding tepat di samping pintu kamar Jungkook. Ia menangkup kedua pipinya yang panas, mengingat kejadian tadi.
"dasar bocah! Kenapa dia bisa membuatku seperti ini?"
.
.
.
.
"jadi,"
Seokjin menggeser duduknya agar lebih mendekat ke arah Yoongi di sofa ruang tengah.
"berhasil?"
Yoongi mengernyitkan dahinya, memasukan sesendok ice cream ke dalam mulutnya terlebih dahulu.
"apanya? Membangunkan Jungkook?" Yoongi balik bertanya sambil sekali lagi menyendok ice cream vanillanya.
Seokjin mengangguk. "iya," lalu mengambil sendok dari tangan Yoongi. "berhasil?" tanyanya.
"eum," Yoongi menatap ke arah langit-langit. Lalu matanya menatap Seokjin yang tengah memakan ice creamnya.
"hyung, apa yang Jungkook lakukan setelah kau membangunkannya?"
.
Seokjin menoleh dengan kerutan di dahinya. Tidak mengerti maksud dari pertanyaan temannya itu.
"setelahnya? Jungkook langsung bangun."
"dia tidak melakukan sesuatu padamu?"
Pertanyaan yang dilontarkan Yoongi membuat Seokjin semakin bingung. Ia menunjuk wajah Yoongi menggunakan sendok.
"sebenarnya ada apa? Kenapa pertanyaanmu aneh sekali?"
Yoongi mulai terlihat gugup. Tidak mungkin 'kan ia menceritakan kejadian tadi pagi pada Seokjin. Yoongi takut dimarahinya kerena sudah melecehkan Jungkook (ya, Yoongi benar-benar berpikir tadi adalah pelecehan)
"ti-tidak ada! Aku.. Hanya bertanya." dan dengan perkataannya, Yoongi melarikan diri dari Seokjin.
.
Sepeninggalan Yoongi, Seokjin kembali asyik memakan ice creamnya. Bibirnya menyunggingkan sebuah seringaian kecil. Setelahnya ia tertawa pelan.
"dasar bodoh."
.
.
.
.
Tengah malam Yoongi terbangun. Berjalan ke arah dapur untuk meminum segelas air mineral karena tenggorokannya yang terasa kering. Dan juga Yoongi tidak bisa tidur. Tadi siang ia sudah puas tidur sampai-sampai makan siang pun terlewatkan.
Yoongi meminum segelas air mineralnya dengan sekali teguk. Menghela nafas lega setelah menelannya. Tangan Yoongi membuka lemari es, mencari sesuatu yang bisa dimakan.
Sampai saat sebuah lengan melingkar di pinggangnya membuat pergerakannya terhenti.
.
Yoongi memekik kaget lalu ia membalikan tubuhnya. Mendapati Jungkook dengan mata yang setengah terbuka.
"dasar! Kau mengagetkanku tahu!" Yoongi menjitak kepala Jungkook dengan gemas. Membuat sang empu meringis kesakitan.
"maaf hyung," jeda sesaat. Jungkook menumpukan keningnya di bahu Yoongi. "aku hanya sedang merasa ingin memelukmu."
Napas Yoongi tercekat mendengarnya. Pipinya memerah sampai ke telinga. Jantungnya juga berdetak dengan tidak stabil. Untunglah Jungkook tidak dapat melihat. Yoongi sangat malu sekarang.
"ka-kau kenapa?" sial, kenapa suaraku terbata?
Jungkook mengangkat kepala untuk dapat menatap mata Yoongi. Diam-diam Yoongi mengutuk di dalam hati karena perbedaan tinggi badan mereka yang terlihat jelas. Jungkook masih dalam masa pubertasnya, ingat itu.
Dan juga dengan lengannya yang berotot itu ia mengeratkan pelukannya di pinggang Yoongi.
"hyung, aku mencintaimu."
.
"APA?!"
Mata Yoongi melebar mendengarnya. Ia memandangi Jungkook dengan pandangan anehnya. Sedangkan Jungkook sendiri terlihat sangat serius.
"kau pasti mengigau! Iya! Kau pasti masih setengah sadar!" Yoongi tertawa canggung sambil berusaha untuk melepaskan pelukan Jungkook di pinggangnya.
"iya, kau mengigau! Pergi tidur lagi sana!"
Tapi yang di lakukan Jungkook semakin membuat Yoongi terkejut.
Jungkook menangkup kedua pipi Yoongi lalu mencium bibirnya dengan lembut.
.
.
.
.
Yoongi tengah dalam pikiran dalamnya saat ini. Tangannya sudah memegang ponsel, memfokuskan dirinya untuk menulis lirik. Tapi kemudian Yoongi mengerang saat tidak ada satupun ide yang masuk ke dalam otaknya. Membuat Yoongi tanpa sadar mengerucutkan bibirnya.
"arg! Aku harus menyibukkan diriku!"
Yoongi mulai berdiri lalu hanya berjalan memutar di ruang tengah. Ia harus menyibukkan dirinya atau tidak kejadian kemarin malam akan selalu terulanh di otaknya.
Dan sekarang pun kejadian itu berputar lagi di otaknya.
.
Yoongi merosotkan dirinya di sofa sambil menutup wajah memanasnya menggunakan kedua telapak tangannya.
"ugh, Memalukan~" bahkan telinganya juga sampai memerah jika mengingatnya.
Yoongi menjauhkan tangannya ketika ia merasakan seseorang yang duduk di sebelahnya. Dan Yoongi mengutuk di dalam hati ketika mendapati sang pelaku yang telah berhasil membuat dirinya bersemu seharian ini.
.
"kau memikirkanku, ya?" dan dengan entengnya ia bertanya seperti itu.
Yoongi mendelik ke arah Jungkook. Tolong siapa saja pukul bocah ini untuk Yoongi.
"huh? Untuk apa? Tidak penting."
"benarkah? Tapi pipimu memerah, hyung. Kau pasti memikirkan yang kemarin malam ya?" Jungkook mencodongkan dirinya ke arah Yoongi. Tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.
Walaupun pipinya memanas, Yoongi harus tetap mengontrol raut wajahnya. "semalam kau mengigau."
"tidak," Jungkook menjawab dengan cepat.
"aku ingat malam itu aku memelukmu di dapur. Aku ingat saat aku berkata 'hyung, aku mencintaimu'. Aku juga ingat saat aku menciㅡ"
DUAK
"ㅡaw!"
.
"DASAR BOCAH! PERHATIKAN PERKATAANMU, JEON JUNGKOOK!"
Yoongi sudah berlari meninggalkan Jungkook yang masih mengaduh kesakitan karena mendapat pukulan kuat di kepalanya. Setelah beberapa menit ia mengusap kepalanya, Jungkook tersenyum penuh kemenangan. Ia mengangkat kedua tangannya di udara.
"kau akan menjadi milikku, Yoongi-hyung~"
.
.
.
.
Seorang Min Yoongi tidak pernah merengek seperti ini dalam hidupnya.
Ia tengah memeluk lengan Seokjin dengan rengekkan yang keluar dari mulutnya berkali-kali. Memeluk lengan Seokjin semakin erat ketika ia hanya mendiamkan Yoongi dan kembali sibuk dengan buah yang sedang dimakannya.
"Seokjin-hyung~" Yoongi mengerucutkan bibirnya. "aku tidak mau membangunkan Jungkook lagi."
Seokjin memutar bola matanya. Yoongi yang merengek seperti ini sebenarnya sangat jarang. Tapi kalau boleh jujur Yoongi jadi terlihat menggemaskan. Maka dari itu Seokjin jadi ingin terus membuat Yoongi merengek.
"pergi sana! Cepat bangunkan bocah itu, aku ingin memasak sarapan."
Yoongi makin mengerucutkan bibirnya ketika Seokjin menyingkirkan tubuh Yoongi dari lengannya. Ia juga sudah pergi ke dapur meninggalkan Yoongi tanpa pilihan lain.
Membangunkan Jungkook sudah menjadi hal yang paling Yoongi hindari sekarang.
Belum lagi bocah itu selalu mengungkit kejadian ciuman itu jika sempat.
Membuat Yoongi ingin meremasnya sampai menjadi bulat lalu menendangnya.
Omong-omong, Yoongi sudah berada di kamar Jungkook. Hanya berdiri di samping ranjang Jungkook dan menatapnya dengan malas. Terpikir oleh Yoongi untuk membiarkannya tidur saja, sampai Seokjin yang membangunkannya.
Tapi sepertinya jika Yoongi memilih begitu, ia akan berurusan dengan 'Angry Jin-hyung' yang sangat dihindari olehnya juga teman seperjuangannya.
Catatannya, jangan berurusan dengan Seokjin yang sedang marah.
.
Yoongi berjalan perlahan ke sisi lain ranjang Jungkook. Mengambil boneka beruang putih besarnya yang lupa untuk ia ambil. Yoongi mengangkatnya tinggi-tinggi lalu melemparnya sekuat tenaga ke arah Jungkook.
Tapi sepertinya Yoongi lupa jika itu hanya boneka. Mereka lembut dan empuk.
"ya Tuhan, apa salahku?" Yoongi bermonolog sambil mengusap wajahnya.
Ia mulai mendudukkan dirinya di sisi ranjang. Menatap Jungkook lalu mulai memggoyangkan tubuhnya dengan kencang.
"hei, bangun!" tangan Yoongi mulai menepuk pipi Jungkook lumayan keras, membuat pemiliknya mengerang sakit.
Tepat saat itu Jungkook membuka matanya. Yoongi menatap Jungkook, mereka bertatapan cukup lama. Sampai pada akhirnya Jungkook menutup matanya lagi lalu membalikkan tubuhnya untuk kembali tidur di dalam selimut hangatnya.
.
Jungkook diam-diam tersenyum. Ia sudah terbangun sedari tadi Yoongi melemparinya dengan boneka beruang. Tapi Jungkook ingin membuat Yoongi membangunkannya seperti beberapa hari yang lalu.
Jungkook dapat mendengar Yoongi mendengus sebal. Ia ingin sekali melihat wajahnya, pasti sangat menggemaskan.
Setelah beberapa menit tanpa pergerakan, Jungkook dapat merasakan bagaimana tubuh Yoongi yang menaiki ranjang lalu mendekat kearahnya.
Jungkook mengira Yoongi akan mbangunkannya seperti beberapa hari yang lalu. Tapi yang ia dapat adalah Yoongi yang memeluknya dari belakang.
.
Jungkook membatu. Tidak menyangka Yoongi akan melakukan hal semacam ini pada dirinya, apalagi ia sedang ㅡberpura-puraㅡ tidur.
Yoongi menempelkan pipinya pada punggung Jungkook, menatap langit-langit sambil bertanya pada dirinya sendiri. Apa yang sedang aku lakukan?
Entahlah, Yoongi sendiri juga bingung kenapa ia bisa seberani ini untuk memeluk Jungkook yang parahnya sedang tertidur. Pura-pura, sih.
.
"hyung.."
Dan Yoongi dikagetkan dengan Jungkook yang membalikan tubuhnya. Membuat Yoongi berhadapan langsung dengan dada Jungkook.
Sial, Yoongi tidak pernah tahu jika Jungkook kecil mereka sekarang sudah sebesar ini.
"hyung.." suara Jungkook menggema lagi.
Yoongi berusaha membuat wajahnya sedatar mungkin. "oh? Kau sudah bangun?" dan pertanyaan apa itu? Jelas-jelas Jungkook sedang menatapnya.
Dasar Min Yoongi bodoh.
.
"kenapa memelukku?" punggungmu terlihat enak untuk dipeluk.
"tidak tahu." tidak mungkin 'kan Yoongi menjawab seperti itu?
Jungkook tersenyum sambil membalas pelukannya. Yoongi dapat merasakan tangan Jungkook yang mengelus punggungnya dengan lembut.
"mau menemani aku tidur, hyung?" Jungkook sedikit menjauhkan tubuhnyanya agar dapat menatap wajah Yoongi.
Yoongi menggelengkan wajahnya. "aku disini untuk membangunkanmu." lalu menyembunyikan kembali wajahnya di dada Jungkook.
"benarkah? Kau terlihat nyaman sekali di dalam pelukanku." tangan Jungkook sekarang mengelus rambut Yoongi dengan sayang.
Jungkook berkata begitu tetapi Yoongi lebih memilih untuk diam saja. Membiarkan keheningan yang nyaman mengelilingi mereka. Dengan sebelah tangan Jungkook yang mengelus punggung Yoongi dan sebelahnya lagi mengelus Yoongi.
Yoongi seperti sedang dimanjakan. Dan diam-diam ia sangat menyukainya. Maka dari itu Yoongi makin menempel pada tubuh Jungkook.
.
"eum, hyung?" Jungkook melilitkan beberapa helai rambut Yoongi di jarinya.
"apa kau tidak percaya saat aku berkata sangat mencintaimu?"
Straight to the point!
"aku benar-benar mencintaimu, hyung. Kau harus menjadi milikku!"
Jungkook mengeratkan pelukannya, mempertemukan kening mereka. Yoongi dapat melihat bagaiman bibir Jungkook mengerucut lucu. Seperti sedang merajuk.
Yeah, bagaimana pun juga Jungkook masih kecil dalam penglihatan Yoongi.
.
Yoongi terkekeh lalu menjauhkan wajahnya. "kau memaksaku, huh?" dan menjitak sayang kepala Jungkook.
"lagi pula aku tidak menerima penolakan!"
Yoongi memutar bola matanya kemudian ia tersenyum. Dasar bocah ini.
"kalau begitu aku tidak punya pilihan lain selain menerimamu, begitu?"
Jungkook mengangguk semangat.
Lalu ia membuka suaranya. "lagi pula walaupun aku tidak memaksamu kau akan tetap menerimaku." dan menyeriangai di akhir kalimatnya.
Dasar bocah, bisa-bisanya membuat pipi Yoongi memerah.
Jungkook tertawa melihat wajah memerah Yoongi. Ia lalu menurunkan wajahnya untuk mengecup pipi Yoongi berkali-kali.
Saat Yoongi mengangkat kepalanya untuk menatap Jungkook, ia dihadiahi sebuah kecupan manis di bibirnya. Membuat Yoongi tersenyum lalu membalas ciuman Jungkook.
.
.
"oh iya, hyung? Mulai sekarang kau bisa membangunkanku dengan menggunakan cara Jin-hyung tetapi harus dengan versimu!"
"kau bicara apa?"
"jika kau mau membangunkanku, kau harus duduk di atas perutku, lalu kau harus mengelusnya dengan lembut. Oh iya! Jangan gerakan bokongmu, hyung! Itu membuatkuㅡ"
"JEON JUNGKOOK! PERHATIKAN PERKATAANMU, BOCAH!"
.
.
.
.
.
.
.
END
.
.
.
.
Yosh! Jk-suga selesai! \^o^/
sugarlove dan teflon-nim req kookga. Trus infiressyubie req kookga yang jin bangun jungkook waktu di yaman tv.
Tapi jadinya gini ㅠ.ㅠ maaf ya aku blm bisa buat yg rated m -/- nanti kalo udh berani aku bikin sequel ini dengan rated m!
Gimana ceritanya? Bagus kah? Jelek kah? Atau alurnya kecepetan?
Kritik dan saran sangat diterima :3 oh iya! Aku rencananya mau buat namgi hihiw :3 coming soon!
With Love,
WithYoongi
Muah~
