JENO ATAU JAEMIN

Bagaimana bisa Renjun kini terjebak diantara dua orang kepo yang sedang mewawancarainya. sebut saja mereka oknum Haechan dan oknum Mark Lee yang tidak sengaja ia temukan sedang berduduk duduk manja di taman sekolah. Tadinya niat renjun hanya numpang lewat dan duduk sebentar untuk menyapa mereka berdua. namun kini malah renjun yang ditahan untuk pergi karena kedua oknum kepo tersebut masih asyik mengerjai renjun dengan pertanyaan pertanyaan tidak penting menjurus ke kurang ajar mereka.

" Jadi gimana njun, kalau misalnya Jeno dateng kerumahmu terus bawa orangtuanya buat ngelamar kamu, kamu terima gak? "

Itu haechan yang masih lesehan didepan renjun melontarkan pertanyaan tidak jelas yang berhasil membuat renjun naik darah. Oh, renjun sudah mulai naik darah sejak kedua oknum ini terus mengungkit pertanyaan tentang Jeno dan Jaemin, yang diketahui seluruh warga sekolah sebagai PPR ( Para Pengejar Renjun ).

" NGGAK! itu nggak akan pernah terjadi "

jawab renjun dengan nada kesal khasnya. bukan kesal karena hal tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadi atau tidak. namun ia kesal karena sudah muak dengan pertanyaan teman-temannya yang selalu mengerjainya seperti ini.

" Ya kan aku bilangnya 'kalau' njun.. kira kira kamu terima gak? "

" Kaya nya Renjun bakal nolak Jeno dan nikah sama Jaemin deh, Chan "

itu Mark lee yang sejak tadi duduk disebelah Renjun sambil menyimak kini ikut menanggapi. Membuat pria manis itu kini mengeluarkan death glare nya pada Mark lee.

Renjun benci posisi seperti ini sebenarnya. karena renjun merasa dirinya tidak memiliki hubungan apapun dengan kedua orang yang sejak tadi selalu di-up namanya.

tapi Renjun tidak bisa menunjukan emosinya, karena ia tau Haechan dan Mark memang sering melakukan candaan tidak bermutu seperti ini. Jadi Renjun hanya bisa menanggapinya dengan lapang dada walaupun kadang rasa kesalnya mulai terpancing.

" sudah deh ya, aku mau ke balik ke kelas "

Padahal Renjun sudah mau beranjak, tapi Mark Lee kembali menarik tangannya membuat pria mungil itu kembali duduk direrumputan bersama mereka.

" Sabar dong njun, aku tau kamu udah gak sabar kan pengen balik ke kelas buat liat Jeno dan Jaemin? "

Renjun hanya bisa tertawa meratapi betapa miris hidupnya dikepung oleh dua orang yang hobinya membuat Renjun terus merutuk dalam hati.

" Aku rasanya ingin menyublim saja " begitu kata renjun dalam hati.

Haechan dan Mark masih saja asik berhalusinasi mengenai bagaimana Renjun saat dilamar Jeno atau Jaemin, dan Renjun yang terjebak diantara keduanya dengan wajah konyol yang ia paksakan untuk tertawa.

tiba-tiba saja seseorang bergabung diantara mereka, pria berambut coklat madu dengan gaya rambut coma, dan tatapan intens nya yang langsung tertuju pada Renjun mampu membekukan suasana.

" WAHAHA kebetulan sekali "

" benar-benar jodoh "

itu Haechan dan Mark lee yang kembali melelehkan suasana. Namun berbeda dengan Renjun yang merasa sebentar lagi hidupnya akan benar benar habis.

Haechan, Mark Lee ditambah Na Jaemin. menurutmu apa yang akan terjadi? seketika Renjun merasakan kepalanya terserang migrain.

" Lagi ngomongin aku? "

Jaemin bertanya dengan tatapannya yang masih tertuju pada Renjun yang sejak tadi hanya membuang wajahnya.

" Iya Jaem, kita lagi persiapan buat nanti kamu kalau mau lamaran ke rumah Renjun "

Ceplos Haechan yang dihadiahi tatapan melotot dari Renjun. Jaemin yang mendengar kata kata Haechan tersebut menyemburkan tawanya renyah.

" Aku gak nyangka kalian se-pro ini sama aku, kira kira rencana awalnya gimana? "

Tuhkan- bukan Jaemin namanya kalau ia tidak menanggapi dengan wajah sumringahnya. Detik berikutnya mereka sudah sibuk mendiskusikan tentang rancangan panitia resepsi, penanggung jawab konsumsi dan seksi acara. Oh andaikan mereka tau kalau telinga Renjun sudah hampir mengeluarkan asap.

Saat bell masuk berbunyi, Renjun merasa seperti ada malaikat yang baru saja datang menyelamatkannya, ia benar benar tersenyum menang.

Mereka berjalan bersama kembali ke kelas. Haechan dan Mark berjalan didepan sementara Renjun dan Jaemin berjalan dibelakang mereka.

Renjun rasanya kaget saat ia merasakan sebuah tangan merangkulnya dari belakang. ia tau siapa pemilik tangan itu, sontak ia melontarkan death glare andalannya pada pria tinggi yang berjalan disampingnya.

Pria itu ikut menatap kearah Renjun dengan menunjukan senyum manisnya yang seakan mengatakan "Memangnya kenapa? "

Renjun kembali membuang tatapannya dan memutar bola matanya jengah, ia pun dengan segera menyingkirkan tangan besar yang dengan berani mendekap pundaknya itu. Jangan sampai orang-orang melihatnya, bisa bisa persepsi mereka tentang PPR itu semakin dianggap nyata dan makin menghantui pikiran Renjun. Namun Jaemin tetaplah Jaemin, ia dengan keras kepalanya kembali menempatkan tangan itu ditempat yang menurutnya memang harus ia lindungi. Renjun sangat lelah untuk terus menghindar, akhirnya ia pasrah.

saat memasuki kelas, ada beberapa pasang mata yang menangkap kejadian tersebut, termasuk pria berambut hitam dengan wajah stoic yang duduk dibarisan depan paling pojok. dia Lee Jeno yang dikenal sebagai PPR selain Jaemin.

Renjun tidak sadar dengan itu, ia hanya menatap kearah tempat duduknya karena ia ingin segera sampai kesana dan terlepas dari kerdus tampan ini. Namun ternyata Jaemin sangat peka dengan tatapan cemburu Jeno, ia malah sengaja menyunggingkan senyum mengejek yang seakan mengatakan " Kalah kau Lee Jeno "

sebelum ia melepaskan dekapannya dari Renjun dengan sangat tidak rela.

Jeno merasa sangat tertantang untuk melempar Jaemin dengan kotak pensil yang tersuguh dimejanya. Namun ia harus tetap cool dan menjaga harga dirinya agar tidak tercoreng hanya karena seorang Na Jaemin yang tidak seberapa.

-- t b c --

Hai chinguya! akhirnya aku tergoda untuk buat yang berchapter gini. Doain ya semoga aku gak berhenti diawal atau ditengah jalan :v

See you on next chapter!