Cinta Main Main
Note :
(Writing) = Author POV
(Writing) = Hinata POV
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Cinta Main - Main
Pair : Naruto U & Hinata H
Warning : AU, OOC, Typo bertebaran, no EYD, mainstream, alur yang berantakan, cerita pemula.
By : Rozzeana
Rated : T
.
Konoha High School.
Guguran beberapa helai Sakura seolah menyambut siswa - siswi di Konoha, baik siswa lama maupun siswa baru. Keramaian yang menjadi rutinitas tahunan disetiap sekolah di Jepang, bahkan didunia menjadi tonton bagi mereka yang telah menginjak tahun kedua atau ketiga disekolah. Penyambutan yang sebenarnya hanya dilakukan oleh mereka yang berkepentingan tapi tak menutupi jika mereka yang kini menyandang status 'senpai' pun ikut mencuri kesempatan untuk melihat kearah keramaian.
Seorang gadis bersurai Indigo dengan mata amethys terlihat berada diantara keramaian orang - orang yang sedang menatap sebuah papan besar dengan penuh harap.
'ah, yokatta. aku sekelas dengan Ino-chan.' gadis bersurai Indigo itu tersenyum.
Namaku Hinata Hyuga, hari ini adalah hari pertamaku di SMA sekaligus pertama kalinya aku bersekolah disekolah campuran.
"Hinata!" panggil seorang gadis berambut pirang ponitail.
"Ino-chan."
Ino Yamanaka, Sahabatku sekaligus tetanggaku. Aku sangat bahagia karena aku satu kelas dengannya, sebab aku tidak tahu bagaimana harus berinteraksi dengan pria. setidaknya jika ada Ino pasti ada yang akan membantuku.
"Sudah lihat pembagian kelas?" Hinata mengangguk. "syukurlah kita sekelas." Ujar Ino.
"umm. yoroshiku onegaishimasu." Ujar Hinata.
"yup, ayo kita kekelas." ajak Ino.
.
.
.
Kelas 1-C
BRUK
Hinata yang hendak masuk kedalam kelas tidak sadar jika dari dalam ada yang akan keluar hingga terjadilah tabrakan yang membuat Hinata terjatuh terduduk.
"Hinata, Daijoubu?" Tanya Ino sembari mengulurkan tangan untuk membantu Hinata bangun dari jatuhnya.
"umm." Hinata tersenyum menerima uluran tangan Ino.
"Apa kau tidak memiliki mata?!" Bentak pria yang bertabrakan dengan Hinata.
Kasar, begitulah para pria dimataku. Karena itulah aku menjadi takut lalu berkembang menjadi bingung menghadapi pria. Tentu saja keluargaku terkecuali.
"ah, go-gomenasai." Ujar Hinata menunduk.
"Tidak sopan, kau sudah menabrakku, meminta maaf dengan cara menunduk seperti itu!" omel pria itu.
"ada apa Kiba?" Tanya seseorang berkulit pucat yang juga keluar dari kelas.
"Ah, Sai. Dia menabrakku, lalu meminta maaf dengan menunduk!" Adu pria bernama Kiba.
"hey! kau juga salah, keluar pintu sambil berlari!" Omel balik Ino.
"Hinata." Panggil seseorang dari belakang Hinata dan Ino.
"Neji-nii."
Neji Hyuga, kakak sepupuku. Dia adalah anak dari saudara kembar ayahku. Selama ini aku hanya berinterasi dengan pria dari keluargaku atau kenalan ayah dan teman Neji. Neji sangat melindungiku, walau tidak jarang sikapnya agak sedikit berlebihan. Tapi aku menyayanginya.
"Ada apa?" Tanya Neji.
"Hinata tidak sengaja bertabrakan dengan dia!" Ino menunjuk kewajah Kiba. "Hinata sudah meminta maaf tapi dia malah memarahi Hinata." Adu Ino.
"Dia mem-"
"Sudahlah Hinata, jangan terlalu ditanggapi. Lebih baik kau masuk kedalam kelas, abaikan saja dia." Ujar Neji dengan tatapan menusuk kearah Kiba.
Hinata menggangguk lalu masuk kedalam kelas langsung menuju tempat duduknya, dan Neji pun pergi meninggalkan Kelas Hinata.
Setelah Neji pergi, Kiba dan Sai kembali kedalam kelas menghampiri teman - temannya yang lain.
"Ada apa?" Tanya pria dengan model rambut spike berwarna Hitam.
"Kiba bertabrakan dengan gadis berambut panjang terurai itu." Jawab Sai menunjuk kearah Hinata yang sedang berbicara dengan Ino.
"Hinata." Ujar pria tadi.
"Kau kenal dengannya, Sasuke?" Tanya Kiba.
"Tidak kenal, aku hanya tahu jika dia adik sepupu Neji." Jawab pria yang dipanggil Sasuke.
"Adik Neji? Sepertinya bisa aku ajak untuk bermain." Ujar Pria bersurai pirang jabrik.
"Jangan macam - macam Naruto. Kau tahukan jika Neji sudah marah seperti apa." Ujar Sai.
"Macam-macam? Hanya satu macam saja kok. Lagipula sepertinya Kami-sama memang menakdirkanku untuk bermain dengannya." Ujar pria bernama Naruto.
"Yakin sekali kau." Ujar Kiba.
"Lihat saja." Ujar Naruto menyeringai, lalu berjalan meninggalkan teman - temannya.
.
.
.
Tempat duduk Hinata.
Ino yang mendapatkan meja tepat dibangku paling belakang dekat pintu, dan Hinata yang mendapat meja nomor 2 dari depan dibaris kedua dari pintu depan, merasa terpisahkan didalam kelas. Setelah meletakkan tasnya, Ino langsung duduk dibangku sebelah kanan Hinata yang kelihatan belum didatangi oleh pemiliknya. Karena belum ada tas yang tergantung dimeja tersebut.
"Andai kita duduk bersebelah pasti akan lebih lengkap hari ini." Keluh Ino.
"Kita masih bisa bersama saat istirahat." Ujar Hinata tersenyum.
"Aku ketoilet dulu ya." Pamit Ino.
"Jangan terlalu lama, nanti kau terlambat upacara." Ujar Hinata mengingatkan.
"Tidak aku hanya sebentar." Ino tersenyum sambil berlalu.
SREK
Sepergiannya Ino, bangku disebelah Hinata yang tadi diduduki Ino ditarik sepertinya oleh pemiliknya.
"Ohayo." Ujar seseorang yang duduk disebelah Hinata.
"O-ohayo." Jawab Hinata dengan wajah menunduk, karena menyadari jika yang menyapanya adalah seorang pria.
"Hey, jika kau menunduk bagaimana cara kau mengingat wajah teman sekelasmu." Tegur orang itu.
"ah, go-gomen. aku kurang terbiasa dengan pria." jawab Hinata.
"Kenapa? Padahal jika kulihat kau cukup manis. Sayang sekali jika seperti itu, bisa - bisa kau tidak memiliki kekasih nantinya."
"I-itu karena aku baru pertama kali bersekolah disekolah campuran." Jelas Hinata.
"Souka. Kalau begitu bagaimana jika mulai dari aku." Pria itu mengulurkan tangannya. "Kita berkenalan." Hinata mengangkat wajahnya dan melihat pria itu tersenyum. "Namaku Naruto Uzumaki."
"Hi-hinata Hyuga desu." Ujar Hinata menyambut tangan Naruto.
"Hey kalian ayo berbaris didepan kelas, sebentar lagi upacara akan dimulai!" panggil seorang guru.
"ayo Hinata." Ajak Naruto.
"Umm." Hinata mengangguk lalu bangun dari duduknya, menyusul Naruto keluar kelas.
Bersamaan dengan itu, murid - murid dikelas itu mulai keluar dan membuat barisan didepan kelas.
"Sebelum mulai upacara, perkenalkan saya adalah wali kelas kalian. nama saya Kakashi Hatake." Ujar guru tadi.
.
.
.
Jam Istirahat.
"Kau tidak kekantin Hinata?" Tanya Naruto.
"Ti-tidak, aku membawa bento." Jawab Hinata.
"ah, kalau begitu aku tinggal ya. jaa." Naruto langung menghampiri teman - temannya dan pergi kekantin.
"Hinata!" Panggil Ino. "kita makan di dekat lapangan yuk, sekalian membeli jus." Ajak Ino.
Hinata hanya mengangguk dan pergi bersama Ino.
.
.
.
Lapangan,
Hinata dan Ino sedang duduk disebuah bangku yang menghadap kearah lapangan yang telah dilindungi dengan jaring, agar tak ada bola yang membahayakan.
"Inoo!" Panggil seseorang berambut pink pendek.
"Sakura!" Ino tersenyum. "kau ada dikelas mana?" Tanya Ino saat Sakura sudah berdiri disebelahnya.
"Aku dikelas A. kau?" Jawab Sakura.
"Aku dikelas C." Jawab Ino. "ah, iya kenalkan ini Hinata, Hinata kenalkan ini Sakura, temanku saat di SMP." Ino memperkenalkan Sakura dan Hinata.
"Apa kau bersaudara dengan Neji Hyuga?" Tanya Sakura.
"Di-dia memang kakak sepupuku." Jawab Hinata.
"Pantas mirip." Sakura tersenyum. "Ino dulu banyak cerita tentangmu. Ino pasti sering merepotkanmu ya." Ledek sakura.
"Hey!" Omel Ino.
"Ti-tidak, justru akulah yang sering merepotkan Ino-chan. ah, a-apa Sakura-san sudah makan siang?" Tanya Hinata.
"Aku baru saja membeli roti." Jawab Sakura menunjukkan 2 bungkus roti.
"tidak biasanya kau tidak membawa Bento?" Tanya Ino.
"Aku kesiangan tadi pagi." Jawab Sakura.
"Ba-bagaimana kalau makan bersama disini." Tawar Hinata.
"Bolehkah?" Tanya Sakura.
"Tentu saja boleh. tapi apa tidak ada yang menunggumu dikelasmu?" Tanya Ino.
"Tidak ada." Jawab Sakura lalu duduk disebelah Hinata.
"Kenapa?" Tanya Ino.
"Semuanya baru, jadi aku harus kenali mereka dulu." Jawab Sakura.
"Memangnya tidak ada yang berasal dari SMP kita dulu?" Tanya Ino.
"ada, tapi aku tidak terlalu akrab dengannya." Jawab Sakura. "dikelasmu bagaimana? ada yang satu SMP?"
"Sama. Aku hanya ingat wajah tidak tahu nama." Jawab Ino.
"Yah, kebanyakan yang lulus dari SMP lebih memilih masuk ke SMA negeri, tidak seperti kita yang malah memilih SMA swasta." Ujar Sakura. "oh, iya jika Hinata bagaimana? apa ada yang satu SMP?" Tanya Sakura.
"Se-sepertinya tidak ada." Jawab Hinata.
"kenapa? satu pun tidak ada?" Tanya Sakura.
"SMP ku adalah se-sekolah khusus perempuan, ja-jadi mereka semua pasti melanjutkan ke SMA khusus juga, ka-kalau pun masuk sekolah campuran kecil kemungkinan akan bertemu disatu sekolah, ka-karena pasti sangat sedikit jumlahnya." Jawab Hinata.
Sakura hanya menganggukkan kepalanya seraya memakan roti yang tadi dibelinya, begitu pula dengan Hinata dan Ino yang tetap mengobrol dengan tetap memakan bento masing - masing.
Setelah menyelesaikan makan, mereka bertiga memutuskan untuk langsung kembali kekelas masing - masing.
.
Kelas 1-A
Sakura, Hinata dan Ino baru tiba didepan kelas A, karena memang perjalanan dari lapangan mengharuskan melewati kelas A.
"Hinata!" panggil seseorang dari dalam.
"Neji-nii."
"Kau makan siang dimana? aku kekelasmu tapi kau tidak ada." Tanya Neji.
"A-aku makan siang didekat lapangan bersama Ino-chan dan Sakura-san." Jawab Hinata.
"Sudahlah, jangan terlalu khawatir, Hinata pasti bersamaku." Ujar Ino.
"Aku hanya khawatir Hinata diganggu laki - laki seperti tadi." Ujar Neji.
"Tenang saja, jika laki - laki yang mengganggunya aku yang akan maju untuk membelanya." Ujar Sakura.
"Sekarang aku tidak khawatir karena ada kau, tapi tadi aku belum tahu jika Hinata bersamamu." Ujar Neji.
"hoamp! Apa kau yakin tidak akan merasa khawatir seperti tadi lagi?" Ujar seseorang dari dalam.
"Shikamaru/-san." Ujar mereka bersamaan saat melihat siapa yang bicara.
"Sakura-san mengenal Shikamaru-san?" Tanya Hinata.
"Hinata apa kau lupa jika aku, Neji dan Shikamaru satu SMP? itu artinya Sakura juga satu SMP dengan Neji dan Shikamaru." Jawab Ino.
"ah, gomen aku lupa." ujar Hinata tersenyum kikuk.
Sementara mereka sedang berbicara didepan kelas A, segerombol pria datang.
"Hinata!" panggil seseorang. "Jangan terlambat masuk kekelas yaa." orang itu lalu pergi meninggalkan Hinata tanpa menunggu Hinata menjawab ucapannya.
"Itu... Naruto kan?" Ujar Sakura.
"Kau kenal dengannya?" Tanya Shikamaru.
"Aku, dia dan Sasuke bertetangga, yaa seperti kalian." Jawab Sakura.
"Lalu apa kau mengenalnya?" Tanya Ino pada Shikamaru.
"Kami dulu satu SD." Jawab Shikamaru.
"Satu SD? Berarti kau juga satu SD denganku!" Ujar Sakura.
"Benarkah?" Tanya Shikamaru.
"Dia sekelas denganmu Hinata?" Tanya Neji.
"Bukan hanya sekelas, tapi mereka duduk bersebelahan." Jawab Ino.
"Kau harus berhati - hati padanya Hinata." Ujar Sakura mengingatkan.
"Memangnya kenapa?" Tanya Ino.
"Kau pasti akan dibuat repot olehnya dan juga fansnya." Jawab Sakura menunjuk sekumpulan perempuan yang berbisik sembari menatap kearah Hinata.
"Baru hari pertama sudah memiliki fangirls?" Tanya Ino tak percaya.
"Dia memang selalu merepotkan." Ujar Shikamaru.
"Jaga dirimu darinya Hinata." Ujar Neji mengingatkan.
"Ba-baiklah." Hinata mengangguk patuh.
.
.
.
Kelas 1-C
Gerombolan pria yang tadi bertemu dengan Hinata dikelas A, ternyata adalah Naruto dan kawan - kawannya.
"Apa - apaan itu tadi? kau menegurnya dengan wajah seperti itu." Tanya Kiba.
"Sangat menggelikan." Ujar Sai.
"Sudah ku katakan aku ingin bermain dengan adik Neji." Jawab Naruto.
"Kau tidak lihat tadi ada Sakura?" Tanya Sasuke.
"Lalu?" Tanya balik Naruto. "aku tidak peduli, aku yang menemukannya lebih dulu dibandingkan Sakura, lagipula kau kan ada." Lanjut Naruto seraya merangkul Sasuke.
"lepaskan. kau menjijikan." Ujar Sasuke sinis.
"Haha.." Tawa Naruto.
.
.
.
Waktu pulang sekolah,
Rak sepatu.
Naruto baru akan mengganti sepatunya, dan disaat yang sama dia melihat Hinata sedang berdiri bersandar dirak sepatu menghadap keluar.
"Hinata, apa kau sudah mau pulang?" Tanya Naruto.
"I-iya, aku sedang menunggu Neji-nii." Jawab Hinata.
"Kukira kau pulang sendiri, tadinya ingin kuajak pulang bersama." Hinata mendongak menatap Naruto. "Kalau begitu kutemani saja tidak apa - apa kan? Kau pasti bosan jika menunggu sendiri. Memang Neji sedang apa?" Lanjut Naruto.
"Ne-Neji-nii tadi dipanggil oleh wali kelasnya, ka-karena Neji-nii ditunjuk untuk menjadi ketua kelas." Jawab Hinata kembali menunduk.
"Ketua kelas, itu pasti sangat merepotkan." Ujar Naruto.
Naruto melirik kearah Hinata yang sedang menunduk, Naruto lalu menarik dagu Hinata agar Hinata menatapnya.
"Padahal tadi kau sudah menatapku, kenapa sekarang menunduk lagi?" Tanya Naruto sembari tersenyum lalu melepaskan tangannya pada dagu Hinata.
"go-gomen." Ucap Hinata kembali menunduk dengan wajah yang tersipu malu.
"ah, menunduk lagi. Jika kau susah mendongakkan wajahmu bagaimana jika aku yang mengikuti wajahmu." Naruto lalu membungkukkan badannya agar bisa ditatap oleh Hinata walau Hinata sedang menunduk.
Hinata yang terkejut dengan yang dilakukan Naruto hanya bisa tersipu tanpa bicara apapun, sedangkan Naruto hanya tersenyum menatap Hinata. Tapi tiba - tiba bayangan sebuah tangan melintas dari samping Hinata dan mendorong Naruto, hingga Naruto mundur beberapa langkah akibat dorongannya.
"Jangan ganggu Hinata!"
"Neji-nii." Ujar Hinata saat melihat siapa yang mendorong Naruto.
"Aku tidak mengganggunya." Jawab Naruto.
"Apa pun maksudmu, jangan dekati Hinata." Ujar Neji dingin. "Ayo Hinata." Neji lalu menarik tangan Hinata.
Hinata yang ditarik Neji, hanya bisa menatap Naruto tanpa bisa berkata apa pun.
"Akhirnya aku temukan mainan yang bagus." Naruto menyilangkan tangannya didadanya seperginya Hinata dan Neji.
oOo
Kelas 1-C
"Gomen ne Naruto-san. kemarin aku belum sempat mengucapkan terima kasih, dan meminta maaf tentang perlakuan Neji-nii padamu." Ujar Hinata saat Naruto duduk dibangkunya.
"Tidak apa - apa, mungkin aku sudah keterlaluan menggodamu kemarin." Ujar Naruto tersenyum.
"Tapi tetap saja aku merasa tidak enak pada Naruto-san." Ujar Hinata.
"Baiklah, jika kau memaksa, aku akan menerima permintaan maafmu asal kau memanggilku dengan suffix '-kun'. Bagaimana?" Tawar Naruto.
"Ta-tapi." Hinata memainkan kedua jari telunjuknya.
"Jika tidak mau, itu artinya kau tidak sungguh - sungguh meminta maaf padaku."
"Ba-baiklah." Hinata menundukkan wajahnya. "Na-na-naru-naruto...-kun."
PLASH
Wajah Hinata berubah merah tomat, sedangkan Naruto yang melihatnya hanya tertawa keras.
.
Setelah itu, setiap harinya Naruto terusendekati dan menggoda Hinata dimana pun mereka bertemu, tak peduli jika disana juga ada Neji.
.
Atap Sekolah.
Bel baru berbunyi tanda jam pergantian kelas, tapi Naruto malah tertidur diatap sekolah.
"oy, Dobe!" panggil Sasuke. "Kau benar - benar bermain dengan Hinata?"
"Tentu saja." jawab Naruto yang sedang tiduran menatap langit. "Ada masalah?"
"Sekarang belum tapi jika nanti jadi masalah, jangan libatkan aku." Ujar Sasuke.
"Nanti? Memangnya akan ada apa?" Tanya Naruto lalu bangkit dan duduk.
"Kau tidak lihat dia sangat polos, jika dia sampai jatuh hati padamu bagaimana?" Tanya Sasuke.
"Jika sampai seperti itu, pasti permainan semakin menyenangkan." Jawab Naruto dengan cengiran khasnya. "Dan jika sampai hal itu terjadi, aku ingin lihat bagaimana respon Neji." Entah kenapa, mendadak ekpresi wajah senang Naruto berubah menjadi ekpresi wajah jahat.
"Terserah kau lah, tapi jika kau sampai termakan permainanmu sendiri jangan buat keributan." Ujar Sasuke mengingatkan.
"Termakan? Mana mungkin." Ujar Naruto remeh dengan ekspresi yang sama.
'Baka, kau bermain dengan hati seseorang tidak menutup kemungkinan malah kau yang nantinya akan jatuh cinta pada Hinata.' Omel Sasuke dalam hatinya.
oOo
Sudah beberapa minggu setelah kejadian itu, Naruto bukannya menghentikan permainannya malah semakin acuh dengan sekitarnya saat menggoda Hinata.
Lapangan Olahraga.
PRIT...PRITT..PRIITT..!
"Para siswa istirahat ditepi lapangan, jangan keluar dari lapangan olahraga. para siswi berbaris." Teriak guru Olahraga.
Menurut jadwal hari ini kelas 1-C sedang diadakan lomba lari.
"Hinata berjuanglah!" Teriak Naruto dari tepi lapangan.
"Astaga! ada apa dengannya? Apa dia tidak sadar jika itu merepotkanmu? lihat sekumpulan gadis bodoh itu mulai menatapmu sinis!" Ujar Ino. "Lagipula apa bagusnya dia? lihat saja tingkahnya yang seperti orang bodoh." Ejek Ino saat melihat Naruto melambaikan tangan sembari melompat - lompat.
"Jangan meledek orang seperti itu Ino-chan, itu tidak baik." Ujar Hinata.
"Aku tidak meledek, itu fakta." Jawab Ino.
.
.
.
"Hinata berjuanglah!" Teriak Naruto lagi sembari melambaikan tangannya.
"kau masih bermain dengan Hinata." ujar Kiba.
"Dia terlalu lucu untuk tidak dianggap." Jawab Naruto seraya melambaikan tangannya dan melompat - lompat ditempat.
"Jangan bilang jika kau sudah jatuh cinta padanya." Tuduh Kiba.
"Bicara apa kau?!" Omel Naruto. "aku akui dia cantik dan pintar, tapi itu bukan berarti aku jatuh cinta padanya!" Lanjut Naruto.
"Cih, kita lihat saja nanti." Ujar Sasuke sebelum bangkit dan beranjak pergi.
"Mau kemana? kita tidak boleh meninggalkan lapangan." Tanya Kiba.
"Membeli jus."
.
.
.
Setelah selesai jam pelajaran Olahraga, para murid sedang berganti seragam dan beristirahat.
Ruang ganti wanita.
"Tunggu sebentar Hinata aku masih kegerahan." Ujar Ino.
"Jika aku kembali kekelas duluan tak apa?" Pinta Hinata.
"Kalau kau mau seperti itu, baiklah tak apa." Jawab Ino.
Setelah itu Hinata langsung berjalan sendirian menuju kelasnya.
Kelas 1-C
"ah, belum ada yang kembali." Ujar Hinata setelah membuka pintu dan ternyata kelas masih sangat kosong.
GREP
"Ikut, kami mau bicara." Seseorang menarik tangan Hinata pergi meninggalkan kelas.
.
.
.
Kebun belakang sekolah.
BRUK!
Punggung Hinata menabrak dinding karena didorong oleh gadis yang menariknya tadi.
"Jelaskan pada kami ada hubungan apa kau dengan Naruto!" Bentak gadis berambut hijau pendek yang tadi mendorong Hinata.
"Ka-kami hanya teman satu kelas." Jawab Hinata.
"Tidak mungkin jika hanya teman satu kelas!" Bentak gadis dengan hiasan bunga kertas dirambutnya.
"Ta-tapi it-"
"Kau pasti melakukan sesuatu untuk menggodanya kan!? Kau pasti sengaja memonopoli Naruto untuk dirimu sendiri!" bentak gadis berambut hijau tadi.
"Ti-tidak." jawab Hinata.
"Hey!" gadis dengan hiasan rambut itu mencengkeram pipi Hinata. "Jauhi Naruto atau-"
"Atau apa?" seseorang tiba - tiba muncul dari balik dinding. "Suara kalian sangat mengganggu tidurku."
Orang itu menghampiri Hinata lalu menepis tangan orang yang mencengkeram pipi Hinata.
"Shikamaru-san." Ujar Hinata lega.
"Kau menyebalkan Shikamaru!" Omel gadis yang menggunakan hiasan rambut.
"Oy Conan, bukankah kau sudah memiliki kekasih? Kenapa masih mengurusi Naruto? Kalau tidak salah nama kekasihmu itu Yahiko anak kelas 3 kan? Kira - kira jika dia tahu apa yang akan dia lakukan ya?" Ujar Shikamaru sinis.
Gadis dengan hiasan rambut yang dipanggil Conan membelalakkan matanya terkejut oleh ucapan Shikamaru yang ternyata mengetahui statusnya.
"Jangan ikut campur urusan kami!" Bentak gadis berambut Hijau.
"Jika hal ini aku adukan pada sekolah dan kau dikeluarkan dari sekolah, apa ya yang akan dilakukan orang tuamu, Fuu?" Tanya Shikamaru dengan seringai kemenangan melihat keterkejutan dari gadis yang dipanggil Fuu.
Sementara kedua gadis itu masih diam mematung akibat terkejut, Shikamaru sudah menarik Hinata pergi dari tempat itu.
.
.
.
Kelas 1-C
Ino sedang berdiri didepan pintu kelas dengan wajah cemas ditemani Naruto, Sai, Sasuke, dan Kiba.
"itu Hinata." tunjuk Sai.
"Astaga, Hinata. kemana saja kau? Kau bilang ingin kembali kekelas, tapi hanya ada seragammu saja itu pun tergeletak didepan pintu kelas!" Ujar Ino khawatir. "Kenapa kau bersama Shikamaru?" Tanya Ino saat menyadari Hinata tak sendiri.
"Aku bertemu Hinata dikebun belakang." Jawab Shikamaru.
"Sedang apa kau disana?" Tanya Ino.
"Diserang 2 lebah yang merasa pangerannya berpaling." Jawab Shikamaru sembari menatap Naruto.
"Memangnya lebah memiliki Pangeran? Bukankah lebah hanya memiliki Ratu?" Tanya Kiba.
"Kenapa kau menatap Naru-" Ino diam sesaat. "Astaga! Siapa yang menyerang Hinata?" Tanya Ino.
"2 lebah dari kelas B." jawab Shikamaru lalu pergi menuju kelasnya.
"Shikamaru-san!" Shikamaru menghentikan langkahnya tapi tidak menoleh. "Arigatou." Ujar Hinata.
Tanpa menjawab ucapan Hinata, Shikamaru kembali melanjutkan langkahnya.
"Sok keren sekali dia." Gerutu Sai.
"Kelas B memiliki sarang lebah?" Tanya Kiba.
"Bukan lebah sungguhan, yang dimaksud Shikamaru adalah penggemar Naruto." Jawab Sai menjelaskan.
"Katakan siapa orangnya?" Tanya Naruto.
"Tidak apa, Shikamaru sudah memperingatkan mereka." Ujar Hinata berusaha tersenyum.
"Jika memang tidak apa - apa, kenapa aku masih melihat tanganmu bergetar?" Tanya Naruto dengan tatapan tajam.
"A-aku hanya masih terkejut saja." Jawab Hinata.
"Hin-"
PLAK!
Ino menepis kasar tangan Naruto yang baru saja ingin meraih tangan Hinata.
"Lebih baik kau jauhi Hinata! Jika kau masih mendekati Hinata bukan hanya tanganmu yang aku pukul tapi wajahmu!" Ancam Ino lalu menarik Hinata masuk kedalam kelas.
"Hentikan saja permainanmu Naruto, urusanmu dengan Neji bukan dengan Hinata." Ujar Sai sebelum ikut masuk kedalam kelas.
To Be Continued
.
.
.
Zona Rozzeana ::
Ini ff multichap pertama aku, semoga ga keluar jalur dan masih bisa diterima semuanya ya.
Buat yang baca dimohon kerendahan hatinya untuk meninggalkan jejak sepatah duapatah kata. Kritik atau ejekan diterima kok :) Selama itu tidak menjatuhkan (?) hehe...
Semoga semuanya ga bosan baca ff ini yaa :)
. . .
Salam,
.
.
.
Rozzeana Chaa,
