Di Sungai Itu

.

.

Di sungai itulah, saat pertama kalinya aku melihatmu. Kau berjalan bersama dengan kedua temanmu. Kalau aku tidak salah ingat, mereka bernama Jongin dan Sehun. Kau berjalan paling belakang, dan hanya tersenyum maklum menyaksikan pertengkaran kedua temanmu yang mempunyai warna yang sangat kontras itu. Dan kau tahu bahwa aku deklarasikan bahwa aku cinta padamu di hari itu juga.

.

Hari demi hari berlalu dan aku masih memperhatikanmu. Aku menemukan kebiasaanmu yang lain. Setiap Selasa dan Kamis, adalah hari dimana kau pulang dari berlatih olahraga. Kau akan pulang saat matahari mulai condong ke barat. Dengan tubuh yang masih di penuhi keringat, kau berjalan perlahan seraya menenteng bola berwarna orange, yang kalau aku tidak salah ingat bernama bola basket. Kau tau? Kau benar-benar tampak sangat keren dan, eerrr seksi? Maaf aku tidak biasa mengucapkan kata itu, hehe…

.

Di sungai itu juga, saat pertama kalinya kau menghampiriku dan kita duduk bersebelahan. Tak pernah ada kata terucap di antara kita. Saling diam. Ketika kau terlalu fokus mengamati aliran sungai itu, aku akan dengan beraninya mecoba melirik wajah tampanmu. Dan selalu saja seperti itu. Hihihi…. Tolong jangan marah padaku karena aku melihatmu diam-diam ya. Tapi sejujurnya aku selalu melihatmu sih, walau kau datang untuk singgah ataupun hanya sekedar lewat.

.

Kau tahu? Aku suka sekali mata bulatmu. Aku juga suka bibirmu yang berbentuk plum itu. Dan yang paling aku suka adalah kuping lebarmu itu. Benar-benar perpaduan yang sangat indah. Belum lagi kau memliki tubuh yang sangat indah. Tinggi dan cukup berisi. Aku suka pokoknya.

.

Tapi sayang, di sungai itu pula aku mendapati bahwa kau jatuh cintah padanya. Sesosok pemuda mungil dengan senyumnya yang cerah. Aku bisa melihatnya, saat matamu tampak tak dapat berpaling dari sosoknya. Kau tahu? Ini kali keduanya aku merasakan sakit saat aku berdiri di sini. Di pinggir sungai.

.

Aku sadar, kau tidak lagi datang ke sungai. Aku bisa melihatmu sedang berusaha mengejar pemuda cantik itu. Seperti hari ini, aku melihatmu berjalan berdua dengannya. Kalian tampak sangat bahagia. Senyum kalian tak pernah luntur dari wajah kalian. Kau sangat bahagia ya. Hmm, bagaimana tidak, pemuda itu benar-benar cantik ya.

.

Dan hari ini, untuk ketiga kalinya aku merasakan sakit. Di sungai ini aku melihatmu. Di sungai ini kita menghabiskan waktu berdua. Dan di sungai ini pula aku kehilanganmu. Aku hanya dapat menatap nanar pada wajah gugupmu. Beberapa kali kau menggusap tengkukmu. Aku tahu kau pasti sangat gugup karena pria cantik itu sedang berdiri di hadapanmu.

"Maukah kau menjadi kekasihku?"

Dengan nada terbata, kau mengucapkan kalimat itu pada lelaki cantik itu. Aku dapat melihatnya, binar cantik mata pemudamu semakin cantik saat kau selesai mengucapkan kalimat itu. Dan pemuda itu mengangguk tanpa ragu. Aku juga pasti akan melakukan itu jika kau juga mengucapkan itu padaku. Tapi aku tau, itu tak akan pernah terjadi.

.

Ini adalah kesakitan ketiga kali yang aku lewati di sungai ini. Yang pertama saat kematianku di sungai ini. Yang kedua saat aku tahu kau jatuh hati pada pemuda cantik itu. Dan ketiga adalah saat kau benar-benar menjadi miliknya.

.

Tapi selamat untukmu ya. Semoga kau bahagia dengan pemuda cantikmu. Siapa namanya? Byun Baekhyun?

.

End

.

.

AAAAA!

Maapkan kalau cerita ini gaje. Ini hanya sekedar drabble random yang muncul ketika Red sedang bongkar-bongkar foto lama. ide ini muncul pas Red melihat foto sebuah sungai yang ada di deket sekolah Red pas Red di Jepiiiip. hhehehe- Semoga terhibur~ Btw, ada yang masih bingung sama endingnya?