Chapter 1
Call of Duty Z
Disclaimer : Masashi Kishiomoto
Rate : T-
A/N : Saya telah berusaha untuk menyajikan cerita ini sebaik-baiknya. Namun meskipun begitu saya mengakui bahwa fic ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka saya menerima saran dan kritik konstruktif demi peningkatan kualitas cerita ini kedepannya.
Permulan !
Desa Konohagakure adalah salah satu desa ninja terbesar di antara lima negara besar, desa ini adalah desa yang tersembunyi dibalik rimbunan pepohonan disalah satu derah Negara Hi no Kuni. Meski begitu bukan berarti desa ini terisolasi dari dunia luar. Hal itu dapat dilihat dari betapa ramainya orang yang ada di desa tersebut.
Disalah satu apartemen, terdapat seorang anak laki-laki dengan kaki kananya di ikat oleh sebuah rantai hitam yang menyatu dengan dinding, anak itu duduk dan menatap dinding di sebrang sana dengan tatapan sedih dimata beriris birunya, rambut merahnya seolah bercahaya di tengah minimnya pencahayaan di apartemen itu. Entah apa yang ia pikirkan tapi yang pasti dia hanya menatap dinding tanpa melakukan kegiatan lainnya. Jika diperhatikan lebih seksama, apartemen ini sama seperti apartemen lainnya ada berbagai macam perabotan rumah tangga seperti meja kursi, memiliki dapur 1 unit kompor dan berbagai macam peralatan rumah tangga lainya.
Semua yang dimiliki apartemen ini cukup lengkap tapi mengapa anak itu terlihat sedih ? kenapa ia dirantai ? dan kenapa ia hanya diam tanpa melakukan apa-apa, padahal rantai itu cukup panjang jika ia hanya bergerak dalam apartemen, bahkan ia sama sekali tidak mencoba melepas paksa rantai itu.
-cklek-
Anak itu menoleh pada pintu ketika seseorang masuk kedalam apartemen itu, seorang remaja laki-laki berambut hitam dan mata violet yang membawa sekantong plastik buah-buahan, lalu laki-laki itu menatapnya sejenak "Apa kau lapar ?" anak itu mengangguk sebagai jawaban, lelaki itu melemparkan kantong plastik itu kehadapan anak itu, sehingga menyebabkan buah-buahan didalamnya derserakkan dilantai apartemen. Anak itu dengan cepat memungut buah-buahan itu dan memakannya dengan rakus.
" Aku akan pergi, kau bereskan tempat ini ! paham !" tegasnya, kemudian melangkah pergi "Matte !..." lelaki itu terhenti, dan diam menuggu apa lagi yang ingin diucapkan oleh si anak "...Kapan aku bisa keluar dari sini ? aku merindukan Tou-san dan Kaa-san, Menma-nii !"
"Seperti yang kubilang sejak awal, orang gagal sepertimu tidak pantas bertemu mereka, sama seperti aku mereka juga membencimu !"
"Tapi—"
"DIAM ! dengar adik tak berguna, kau akan tetap disini sampai mati ! jadi jangan pernah bermimpi untuk bertemu Tou-san dan kaa-san. Jadi tunggulah disini sampai suatu hari kau bertemu dengan malaikat kematian !"
-BLAAM-
Remaja bernama Menma itu pergi meninggalkan Naruto yang menatapnya dengan gelinangan air mata.
-o0o-
Matahari mulai tengggelam meninggalkan bercak-bercak senja di bumi, saat ini di salah satu apartemen kumuh yang ada di desa Konoha, dapat dilihat jika seorang anak lelaki berambut merah menyala dan mata biru terangnya sedang menatap indahnya langit sore, lalu ia mengalihkan pandangannya pada tebing Hokage, yaitu tempat dimana wajah para Hokage atau pemimpin desa Konoha dibuat pahatan wajahnya.
Naruto POV
Kutatap wajah-wajah Hokage yang ada di tebing itu, dan kembali ku teringat kenangan dimana mereka mencampakkanku, mereka yang seharusnya menyayangiku sedari kecil. Malah mengkhianatiku, kakak kandungku yaitu, Menma mengatakan bahwa Ayah dan Ibu tidak menyayangiku, karena itulah sedari kecil aku berada diapartemen kecil ini dan tak pernah sekalipun melihat wajah orang tuaku, meski aku bisa melihat wajah Ayah dari sini, tapi itu hanyalah sebuah patung ? benda mati yang tak bisa bergerak dan berbicara. Apalagi Ibuku aku tak pernah sekalipun melihatnya wajahnya, pernah kucoba untuk kabur dari sini tapi percuma ? entah kenapa rantai ini mencengkramku begitu kuat, seolah-olah kebebasan adalah impian yang paling bodoh untuk orang sepertiku.
Membenci mereka ? tentu saja aku sangat membenci mereka, tapi apa yang bisa kulakukan ? bahkan meski aku membunuh ataupun berusaha membuat mereka menyesali perbuatan mereka, tapi hasilnya apa ? Nihil. Sebab kasih yang menghilang tak akan pernah kembali, rasa sayang yang tak pernah muncul dihati mereka telah menghilang dalam gelap dan terangnya Neraka.
Ingin aku membunuh diriku sendiri tapi keberanian itu tak kunjung datang padaku. Tapi ada satu hal yang selalu menjadi pertanyaan didalam pikiranku ? kenapa mereka tak membunuhku ? kenapa mereka malah mengasingkanku ? seharusnya akan lebih mudah bagi mereka dan diriku jika mereka melenyapkanku dari dunia ini ? tapi mengapa tak mereka lakukan ?.
Naruto POV E.N.D
Naruto menghentikan lamunanya ketika menyadari langit sudah menjadi gelap dan suasana menjadi lebih mencekam, perlu diketahui bahwa Naruto sangat takut jika berada dalam kegelapan. Entah apa penyebabnya, tapi setiap kegelapan datang maka ia akan meringkuk disudut apartemen seperti saat ini ia meringkuk ketakutan dan terus memanggil orang tuanya berharap ada yang akan menyelamatkannya, tapi tak ada seorangpun yang datang untuk melindunginya dari rasa takut itu. Ia terus meringkuk ketakutan sambil menutup mata dan telinga seolah-olah ada sosok menakutkan yang mengawasinya, air mata mulai menetes dari sudut mata yang tertutup
-klang-
Ia langsung membuka kedua matanya ketika mendengar suara itu dan dapat ia rasakan bahwa rantai yang mengekang gerakkannya telah terlepas ? dan tanpa menunggu lama ia langsung berlari keluar apartemen tanpa memperdulikan alas kaki yang harusnya ia pakai sebelum keluar apartemen.
-o0o-
"Hah hah hah hah hah." Naruto terus berlari tanpa memperdulikan kakinya yang benar-benar terasa sakit, ia lalu berhenti sejenak dan mengatur nafasnya dan melihat sekitarnya, ia sekarang berada di bawah cahaya lampu jalanan di sebuah gang sempit, ia kemudian berjalan perlahan meninggalkan tempatnya berdiri meski rasa takut masih menghantui dirinya karena gelapnya tempat itu dan saat ini hanya satu yang ada dikepalanya 'Aku harus bertemu Menma-nii, apapun yang terjadi aku harus menemuinya. Ada hal yang harus kupastikan darinya !?"
Naruto akhirnya terus mencari dan mencari tapi sang kakak tak kunjung ditemukan, akhirnya ia memutuskan untuk duduk pada salah satu kursi di sebuah taman, ia menghela nafas lelah sambil melihat kakinya yang terdapat banyak luka akibat tak memakai alas kaki saat keluar dari apartemen.
"Haaaah, dimana kau Menma-nii. ?" gumamnya pelan dan mengangkat wajahnya dan kembali lagi rasa takut itu menelusup di relung hatinya saat menyadari bahwa hari sudah benar-benar larut makam "y-ya ampuun, dan kenapa disini gelap sekali !?" ia memandang betapa minimnya cahaya di tempat itu.
"Hoooh, kufikir kau akan memilih kabur daripada mencariku ?" dan suara itu membuatnya terkejut dan langsung berdiri dan memandang kegelapan yang ada di depannya. Dan perlahan tapi pasti orang yang berada di balik kegelapan itu mulai melangkah mendekat pada cahaya dan memperlihatkan wujudnya, ya ia adalah Menma kakak dari Uzumaki Naruto "Nii-san, ada yang ingin kutanyakan padamu !"
Menma mengangkat sebelah alisnya "Baiklah, katakan apa yang ingin diketahui oleh adik bodoh sepertimu !" Naruto mengepalkan tangannya "Kenapa kalian ? kenapa kalian membiarkanku tetap hidup ? akan lebih mudah bagi kalian untuk menghabisiku daripada membunuhku ?"
"Hmm, jadi begitu ya... beruntung sekali aku karena kau menanyakannya sekarang..." Menma lalu menutup matanya lalu "Dengar baik-baik adik bodohku, bagi kami kau adalah orang yang paling tidak berguna didunia. Tapi bersyukurlah karena aku masih berbaik hati padamu dan membiarkanmu hidup karena kau masih memiliki kegunaan lainnya. Kau tau seorang ilmuwan bernama Orochimaru ?" Naruto menggeleng, dirinya merasa takut saat Menma tersenyum psikopat "...dia adalah pengkhianat desa ini, tapi bagiku, bekerjasama dengannya memiliki keuntungan tersendiri. Dan coba tebak apa yang dia lakukan hari ini ? dia mencoba mengkhianati perjanjian kami dan mengkhianatiku jadi saat ini..." Menma menghentikan perkataannya sejenak sebelum menatap Naruto dengan ekspresi kebahagiaan yang benar-benar gila dan hal itu membuatnya menjadi semakin takut.
"KaU aKaN MaTi" Dengan cepat Narauto berlari kencang kearah hutan "HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA" melihat itu Menma hanya tertawa gila. Sementara itu Naruto terus berlari tanpa memperdulikan kakinya yang mulai berubah merah karena menginjak banyaknya kerikil tajam dan juga betisnya yang terdapat banyak luka gores karena dengan paksa menerobos tanaman berduri.
"hah hah hah hah hah hah hah hah hah !"
-DUAR—
"HAHAHAHAHAHAHAH DiManA KaU AdiK ManIsKu HAHAHAHAHAHAH !"
Naruto sudah sangat kelelahan namun ia tak bisa berhenti karena menma terus mengejarnya dan menyerang mebabi-buta tanpa memperdulikan hutan yang hancur karenanya.
-Bruk—
Naruto terduduk ketakutan saat melihat apa yang ada dihadapannya, ya itu adalah Menma dengan senyuman bahagianya, Naruto dapat melihat dengan samar Katana dengan warna agak kehitaman dengan gangang hitam yang di gunakan Menma untuk menghancurkan sebagian hutan.
-Jleb—
Pandangannya mulai memburam dan jatuh ketanah dengan darah yang menggenangi tanah dan luka tusukkan di punggungnya. Ekspresi Menma berubah jadi datar saat melihat itu dan melihat kearah tubuh tegap seorang pria yang menusuk Naruto "Kau tidak seharusnya tidak ikut campur Uchiha !"
Pria bermarga Uchiha itu berbalik menatap Menma dengan mata merah yang sangat mengerikan hingga membut menma agak terkejut, lalu ia membuang kunai berlumuran darah ditangannya kemudia berjalan pergi menjauh dari tempat itu "Sisanya kuserahkan padamu ya...Menma." Menma tak memperdulikan itu dan memilih mengangkat tubuh penuh darah itu dan membawanya pergi.
-o0o-
Malam berganti pagi, di sebuah desa di Negara api yang letaknya agak jauh dari Konohagakure banyak pria terlihat akan pergi kesuatu tempat, hal itu dapat dilihat dari banyaknya kereta kuda pengangkut barang ditempat itu. Seorang pria tua dengan rambut putih panjang dan kumis serta jenggot putih terlihat berdiri tegap sibuk mengatur orang-orang.
"Shiroken-sama barang ini, diletakkan dimana ?" seorang pria tambun paruh baya bertanya pada kakek itu, "Ah.. itu letakkan saja di kereta paling depan"
"Ha'i" pria itu kemudian pergi melanjutkan pekerjaan, "Shiroken-samaaaaa,Shiroken-sama hahahahhah..." teriakkan seorang pria muda berambut cokelat jabrik membuat semua orang heran "Ada apa Yuichi ? kenapa kau berlari seolah-olah ada orang yang akan membunuhmu ?"
"Bukan hahhahhahhahhahhahhahh... bukan seperti itu Shiroken-sama, hahhh..." meski mencoba menjelaskan sesuatu tapi rasa lelah akibat berlari membuatnya sulit untuk menjelaskan pada orang didepannya "Tenangkan dirimu dan berbicaralah dengan jelas Yuichi !" tegas Shiroken, Yuichi lalu menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan "Ada mayat Shiroken-sama !"
"Hah ?"
-o0o-
Ditepi sungai Rio terdapat banyak perempuan dan anak-anak berkumpul mengerubungi seorang anak berambut merah yang tergeletak tak berdaya ditanah "Apa yang terjadi pada anak itu ya ?" tanya salah seorang wanita 30-an pada temanya "Entahlah tapi sepertinya percobaan pembunuhan. Kudengar dari Mei-chan, anak itu tergeletak ditepi sungai saat ia menemukannya."
"Eh, Mei yang menemukanya ?!"
"Iya, tapi kau tenang saja Mei baik-baik saja meski melihat mayat, awalnya aku juga khawatir. Tapi untunglah dia hanya pingsan dan tidak depresi."
"Syukurlah, dia sudah sembuh dari Traumanya."
"SEMUANYA BERI JALAN, SHIROKEN-SAMA TELAH DATANG!" seorang lelaki nampak berteriak agar perempuan yang didoiminasi ibu-ibu itu dapat memberi jalan untuk salah satu tetua desa toredo itu, Shiroken berjalan tegap ! Tetap mempertahankan aura tegas seorang pemimpin. Ia terhenti dan memperhatikan dengan teliti anak yang ada dihadapanya itu "Bagaimana kronologisnya ?"
"Shiroken-sama, pagi ini adik sepupuku Mei seperti biasa mengambil air disungai tapi, saat itu ia tak sengaja melihat seonggok tubuh yang sudah tergeletak di pinggir sungai tak jauh dari tempat ia biasa mengambil air dan hal itu membuat ia terkejut dan pingsan, beruntung salah satu warga yang kebetulan lewat disana melihat mei pingsan segera menuju kesana untuk menyelidikinya, selebihnya kurasa Shiroken-sama sudah tau kelanjutan ceritanya." Yuichi mencoba menjelaskan secara detil apa yang terjadi, ia memandang kasihan anak laki-laki yang tergeletak tak sadarkan diri itu.
Ia benar-benar tak menyangka ada orang yang tega berbuat begini pada seorang anak yang baru berusia 10 tahun "Yuichi bawa ia ketempatku. Dan tunggu disana sampai aku kembali, ada hal yang harus kuurus terlebih dahulu."
"ha'i !" kemudian ia membopong anak itu dan pergi dengan cepat, "kalian semua bubarlah !" setelah para penduduk yang berkerumun tak ada lagi Shiroken tiba-tiba berteriak.
"Kiriyama !" tiba-tiba seorang pria berkacamata dengan rambut hitam muncul dibelakangnya "Bawa orang-orangmu dan awasi semua tempat disekitar desa !"
"Ha'i" dan setelah pemuda bernama Kiriyama itu pergi Shiroken tetap berdiri dan menatap langit luas didepannya "ya, ampun, hal merepotkan akan dimulai sebentar lagi."
3 Bulan kemudian
Disebuah kamar bergaya tradisional jepang, terdapat seorang anak laki-laki sedang terbaring lemah tak berdaya. Perlahan namun pasti ia mulai membuka sepasang kelopak mata itu dan memperlihatkan langit safir yang begitu indah, anak itu mencoba duduk meski rasanya seluruh badanya bisa remuk kapan saja "ugh" 'ini dimana ?' hanya kata-kata itulah yang yang terlintas di pikirannya saat ini. Tak ingin berpikir panjang ia mencoba berjalan namun...
-bruk-
"itte-te, ah, sakit sekali" ia terjatuh, mencoba bangkit dan berjalan namun ia kembali jatuh. Namun untungnya pada percobaan ke 6 ia berhasil meski agak tertatih. Ia mencoba berjalan pelan kearah jendela, dan dapat dilihatnya hamparan rumput luas sejauh mata memandang. Termenung dia memikirkan kejadian yang selama ini menimpanya.
-kryuuuk-
"haaah..." 'lebih baik aku mencari sesuatu untuk dimakan, tapi, ini rumah siapa ? Terserahlah, yang penting makan dulu' ia kemudian berjalan keluar kamar dengan santai. Sepertinya ia sudah mulai terbiasa menggerakkan tubuhnya, tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi gembira saat mencim bau harum yang membuat liurnya menetes.
Dengan cepat ia langsung berlari mengikuti aroma itu, sampailah ia pada sebuah pintu geser dan tanpa ba-bi-bu ia langsung membuka pintu itu. Lagi-lagi wajahnya semakin berseri-seri bagaimana tidak, di depanya sebuah meja makan khas jepang dengan berbagai hidangan diatasnya.
Ia langsung duduk dan makan dengan sangat lahap "hk' !" namun sepertinya ia rerlalu lahap hingga tersedak, mencoba mencari air tapi ia lupa bahwa saat ia menemukan makanan itu tidak ada air didekatnya dan saat ia nenyadari itu ia menjadi panik.
"minum ini." Naruto yang tak menyadari dan tak terlalu peduli dengan orang yang memberikanya air, ia langsung minum air itu tanpa mengatakan sepatah katapun "apa kau menyukai makanannya ?" Naruto hanya mengangguk semangat dan tetap melanjutkan acara makanya, tapi kemudia ia berhenti saat menyadari situasinya saat ini "S-s-siapa kau ?" ia langsung merosot mundur menjauh dari pria tua didepannya 'ada apa ini ? Kenapa aku merasa sangat takut ?" orang yang dipanggil pria tua itu hanya tersenyum dan berdiri menatap anak dibawahnya "Namaku Uzumaki Shiroken salah satu pemimpin desa toredogakure." Ujarnya penuh aura yang seolah mengatakan aku ini hebat.
"a-a-a..." tak ada kalimat pasti yang keluar dari mulutnya. Naruto sudah mempersiapkan dirinya jika harus berbicara pada pemilik rumah ini. Namun yang terjadi saat ini malah sebaliknya, dia merasa takut, dia yakin pemilik rumah ini tidak berniat buruk, tapi entah kenapa ia benar-benar takut.
"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan ?"
"AAAAAAAAAA..." dengan cepat ia langsung keluar dari salah satu wshitsu di rumah itu dan berlari ke halaman.
-Bruk-
"Itte !" namun ia menabrak seseorang dan membuatnya terjatuh "Sebenarnya apa yang terjadi denganmu nak ?" Shiroken yang rupanya di tabrak oleh Naruto hanya kebingungan, pasalnya anak ini terlihat sangat ketakutan. Ia mencoba mengulurkan tangannya tapi ditepis dengan cepat "Menma-nii maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku..." dapat dilihat otak Naruto benar-benar kacau, Shiroken yang melihat betapa traumanya anak ini hanya diam 'Begitu rupanya ? Kau mengalami trauma karena hal itu, kalau begitu...' Shiroken dengan cepat memeluk Naruto dengan cepat ! "Tenanglah nak, aku pasti akan melindungimu. Jadi, tenanglah, tak akan ada lagi yang menyakitimu !" Naruto yang awalnya terkejut dengan kehangatan yang ia rasakan, kemudian menangis dengan sekuat tenaga, karena ia tak pernah menyangka akan ada saat dimana seseorang melindunginya'...aku pasti akan melindungimu dan mengajarimu bagaimana caranya hidup didunia yang keras ini.'
TBC...
Komentarilah dengan sopan, ok !
