Holaa! ini fic khusus untuk come back planning yang dibuat oleh AnnZie (:

Dedicated for COME BACK PLANNING
Idea: AnnZie-chan Einsteinette
SasuSaku Lady-chan mengikuti CBP dengan sukarela, tanpa paksaan untuk mengikuti acara ini.
COME BACK PLANNING adalah sebuah proyek yang diikuti banyak author dari fandom Naruto Indonesia yang bertujuan untuk membantu membersihkan fandom ini dari fic-fic alay dan gaje. Kami tidak suka author baru yang menuangkan gagasannya dengan perealisasian yang tidak baik, sehingga hanya menumpuk di fandom ini.

Ini fic twoshot loh!


Disclaimer: Masashi Kishimoto

Tapi fic ini punya saya :)

Don't like, don't flame *kalo ngasih masukan, sangat disarankan*


Chapter 1: Kemping

Matahari mulai menunjukkan batang hidungnya, pepohonan pun ikut meramaikan suasana dengan menjatuhkan daunnya oleh perantara angin. Seorang perempuan berparas cantik, dengan rambut indigo yang ia biarkan terurai dengan indahnya mulai terduduk di tempat tidur quenn size kesayangannya. Mata lavendernya juga mulai terbuka sedikit demi sedikit.

"Emm... sudah pagi ya?" gumamnya sambil meregangkan tubuh dan mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.30.

"Ah!" gadis itu berteriak dan langsung ngacir ke kamar mandi, begitu ia tahu, bel sekolah akan berbunyi setengah jam lagi.

.

"Aku berangkat!" teriak wanita itu sambil mencomot sebatang roti selai coklat yang ada di meja.

"Eh? Sarapan dulu, Hinata!" balas okaasannya pada gadis yang diketahui bernama Hinata.

"Sudah kok! Sayonara!" Hinata mulai mendekati mobil Lexus putihnya dan segera berlalu pergi. Okaasannya hanya berdecak ringan.

.

.

.

Zeeng!

Hinata memakirkan mobilnya di tempat yang sudah tersedia. Segera ia turun dan berlari sekencang yang ia bisa, melewati bermeter meter jalan setapak, lalu akhirnya ia sampai di tujuan. Konoha Niji.

"Tunggu!" jerit Hinata ketika melihat pagar sudah ditutup. Gak tahu hukum alam atau apa, ia melompat melewati pagar itu dan... zep. Berhasil. Satpam sekolah yang melihatnya cuma bisa bengong, sedetik kemudian, hinata memamerkan jari telunjuk dan jari tengahnya kepada sang satpam sambil menjulurkan lidah lalu bergegas ke kelasnya.

Drap... drap...

Brak!

Pintu didobrak dengan garangnya oleh Hinata.

-lirik- -lirik-

Berbagai pasang mata memandang ke arah Hinata dengan... halus? Hampir semua di kelas ini menyukai Hinata karena kebaikannya.

Hinata's POV

Namaku Hinata Hyuuga. Siapa yang tidak asing dengan kata Hyuuga? Semua orang mengenalnya. Nah, aku tidak sombong loh. Tapi aku adalah anak dari kepala sekolah disini, Hiashi Hyuuga. Aku anak kedua dari 3 bersaudara, dibilang kedua juga gak tau ya, karena aku dan kakakku adalah anak kembar. Ya, aku mempunyai kakak kembar yang... aku juga tidak tahu mengapa aku harus bersaudara dengannya. Dia super duper ekstra sangat nyebelin sekali. Namanya Neji Hyuuga. Dibilang jelek sih enggak. Dibilang cakep yah... ya, mungkin. Oke, sedikit. Ya, memang SANGAT ganteng. Dia termasuk salah satu dari 4 cowok terpopuler di sekolah ini. Dan aku juga termasuk salah satu dari 4 cewek terpopuler disini. Sedangkan adikku perempuan, namanya Hanabi Hyuuga. Dia sangat menggemaskan! Jauh sekali dari Neji. Mau tahu siapa aja ketiga cewek terpopuler selain aku? Dan siapa juga ketiga cowok terpopuler selain...'dia'? Baca ficnya! :p

"Selamat pagi, Hinata-chan." Sapa Naruto sambil menggaruk garuk rambut nge-jrengnya.

Cowok berambut kuning nge-jreng ini namanya Naruto Uzumaki. Dia salah satu cowok terpopuler di sekolah ini. Ehm, bukan gimana ya... sepertinya ia suka padaku. Tapi gak tau kenapa aku tidak tertarik sama sekali dengannya. Padahal ia tampan, baik, pintar, sopan dan tentu saja, kaya. Aku sih tidak melihat orang dari isi dompetnya saja, tapi tau kan orangtua jaman sekarang?

"Hai," balasku tersenyum. Aku berusaha selalu ramah terhadap orang orang yang ada disini. Sepertinya aku tidak punya musuh. Yah, kecuali guru biologiku, Asuma-sensei. Jujur saja, aku sangat lemah dalam bidang biologi.

"Mau diantarkan ke tempat dudukmu?" tanyanya dengan muka tulus.

"Hm, boleh," jawabku berusaha agar kelihatan tidak terpaksa. Dia tersenyum dan menggandeng tanganku ke tempat duduk.

"Hai!" wuh! Oke, teriakan berbagai macam orang tadi hampir membuat telingaku tuli. Sepertinya ada 5 orang yang beteriak memanggilku.

"Ohayou, tuan putri." Sapa Ino. Dia termasuk dalam ke empat geng terpopuler yang termasuk aku di dalamnya. Ia memiliki rambut pirang panjang yang dikuncir satu dan poni yang menjulang panjang hingga dagunya.

"Hinata, udah ngerjain PR?" tanya Tenten. Ia sangat terkenal pemalas, padahal ia memiliki IQ yang mendekati Shikamaru. Tapi tak tahu mengapa ia tak memanfaatkannya. Tenten berambut sangat lucu, bercepol dua. Banyak pria yang sering caper terhadap rambutnya agar dapat perhatiannya. Tapi akhirnya juga ia cuekkin. Kasian...

"Sudah, tapi gak mau dicontek." Jawabku sinis, Tenten memelas, tapi aku cuekin saja. Hohohoho...

Hm, aku mengalihkan pandangan dan melihat sesuatu berwarna pink. Oh, dia Sakura Haruno. Mempunyai mata emerald yang sangat indah, terkadang aku iri pada matanya. Rambutnya yang tidak terlalu panjang, ia biarkan tergerai. Kepalanya ia hias oleh bando pita yang sangat pas jika ia pakai.

Nah, itu adalah teman se-gengku. Ke empat cewek terpopuler di sekolah ini, Sakura, Ino, Tenten dan aku. Selain itu, mau tahu ke empat cowok terpopuler disini?

Yang rambutnya mirip pantat ayam dan bermata onyx itu namanya Sasuke Uchiha. Hm, dia orangnya cool dan pendiam tapi aku tahu, perhatian dan rasa simpatinya bisa melebihi siapapun, rela berkorban demi teman. Pernah, karena harus melindungi Naruto, ia rela tertabrak sepeda yang dikendarai oleh seorang kakek tua, sungguh tragis.

Lalu disitu ada kakak kembarku, yang gayanya SOK cool dan SOK pendiam, padahal kalau dirumah, hii, lebih cerewet dari Sakura. Gomen, Sakura. Rambutnya panjang sepunggung, lebih malah. Terlihat seperti banci taman lawang.

Kalau pemuda berambut merah dengan tato 'Ai' di kepalanya itu Gaara. Sabaku no Gaara. Dia cowok termanis yang pernah kulihat, gayanya cool dan terkesan cuek, tapi murah senyum.

Naruto, Sasuke, Neji dan Gaara. Sebenarnya aku, Tenten, Sakura, Ino, Sasuke, Gaara, Neji dan Naruto itu bersahabat. Haha, makanya kita dijuluki 4 cowok dan cewek terpopuler. Kita selalu kumpul bareng, makan bareng dan bahkan kita dipasang pasangkan. Kalian taulah, aku dengan Naruto, Ino dengan Gaara, Sakura dengan Sasuke dan Neji dengan Tenten. Eits, tapi tidak berpacaran lho, hanya sekedar 'dipasang pasangkan' oke? Cocok ya? Gak. Walaupun dipasangkan dengan Naruto, tapi hanya ada satu cowok yang bisa membuat hatiku luluh. Pria 'Ai' itu. Cuma dia...

End of Hinata's POV

-000-

Kriing!

"Hah, pelajaran sampai disini dulu, sayonara!" Iruka-sensei mengakhiri pelajaran. Semua murid bernafas lega.

"Hinata-chan, ke kantin bareng yuk?" tiba tiba Naruto muncul di sebelah Hinata dengan senyum termanisnya.

"Ehm, yang lain?" tanya Hinata. Karena tentu ia tidak mau jika hanya berdua dengan Naruto, bisa mati gaya.

"Nanti mereka nyusul aja," jawab Naruto enteng sambil menaruh kedua tangannya di belakang kepala.

"Aku ingin bersama Tenten." Balas Hinata dengan senyum agak memaksa.

"Hm, yasudah. Ayo,"

"Ayo kemana?" tanya Hinata kebingungan setelah tangannya ditarik paksa oleh Naruto.

"Katanya mau sama Tenten? Ayo kita samperin mereka," Naruto kembali tersenyum, sementara Hinata menunduk malu sambil mengangguk. Mereka pun berjalan menuju gerombolan yang terlihat sedang mengobrol.

"Pada ngomongin apa ini?" Naruto tiba tiba melompat dan berjongkok, tepat ditengah gerombolan yang melingkar itu. Yang tak lain adalah teman temannya.

"Gini, jum'at besok kan tanggal merah, sedangkan sabtunya kita memang selalu libur. Kita pingin mengadakan acara bersama. Kira kira apa ya?" jawab Sakura seraya menaruh tangan di dagunya.

"BERENANG!" teriak Naruto spontan.

"Kita kan sudah ke pantai 3 bulan yang lalu, yang lain dong." Protes Ino.

"Tapi aku mau berenang..." puppy face no jutsu –by Naruto.

"Diam, dobe. Jangan egois." Ujar Sasuke sambil menjitak kepala Naruto.

"Ittai! Teme jelek! Wleee!" balas Naruto sambil menjulurkan lidah.

"Sini ah, kamu menganggu pemandangan," Neji langsung menarik Naruto untuk duduk di sebelahnya. Naruto hanya pasrah. Sementara Hinata sudah duduk di sebelah Tenten sedari tadi.

"Bagaimana kalau berkemah?" Hinata mengusulkan. Semua pandangan langsung tertuju pada mata lavender itu.

"Ide bagus! Bagaimana?" teriak Tenten.

"Aku setuju," ujar Sasuke.

"Aku juga," tambah Gaara.

"Aku ikut." Ujar Sakura.

"Neji? Ino? Naruto?" tanya Tenten pada tiga sahabatnya yang masih membisu.

"Kita ikut!" teriak mereka bertiga serempak.

-000-

"Hah, akhirnya kita sampai..." ujar Naruto yang langsung terduduk di rerumputan.

"HUTAN!" teriak Neji yang memang pecinta alam, sambil meregangkan tangannya ke udara.

"Hei, ke hutan aja bangga, berisik nih." Protes Hinata yang sedang membereskan tasnya.

"Huh, apa urusanmu?" balas Neji cepat, seakan tidak peduli.

"Kau membuat telingaku tuli, bodoh."

"Whatever, loser." Ujar Neji sambil membentuk jari tangannya menjadi huruf 'L'

"Gulet tah?" ya, mungkin kalian heran kenapa Hinata bertingkah super OOC begini. Jika sudah bersama kakak kembarnya itu, biasanya ia berubah 180 derajat.

"Hiaaat!" Hinata berlari ke arah Neji dan melempar sesuatu. Yang tak lain tak bukan adalah kaos kaki Naruto.

"Hmph!"

"Bingo!" teriak Hinata GaJe sambil lompat lompat.

"Adik durhaka!" balas Neji setelah menyingkirkan kaos kaki jahanam itu dari wajah tampannya. Mata Naruto berkaca kaca(?) sembari mengambil kaos kakinya yang tergeletak di rerumputan.

"Gak takut!" ujar Hinata. Neji mulai berlari mengejarnya. Terjadilah lomba marathon antara Neji dan Hinata. Yang melihat mereka hanya tersenyum kecil.

"Ah! Hahaha," Hinata tertawa tawa. Wajahnya terlihat gembira.

"Mau kemana kau?" Neji masih terus mengejar Hinata diantara pepohonan rindang yang menjulur tinggi ke atas.

"Hey, berhenti. Ayo bantu beres beres." Ucap Gaara kepada mereka berdua. Sontak, Hinata pun berhenti, tapi Neji terus mengejarnya sehingga mereka bertabrakan dan Neji jatuh menimpa Hinata.

"Hei! Menyingkir dariku, baka!" jerit Hinata sambil mendorong Neji menjauhi tubuhnya.

"Kau yang tiba tiba berhenti, kenapa menyalahkanku?" protes Neji tidak setuju.

"Kau tidak dengar Gaara tadi? Ayo kita beres beres!" Hinata berdiri dan mulai menghampiri Gaara. Sementara Neji masih diam di tempat.

"Perasaanku saja, atau memang Hinata menyukai Gaara ya?" gumam Neji sambil tersenyum. Sedetik kemudian, ia mulai menyusul Hinata.

.

.

"Gaara, kamu mau makan apa?" tanya Ino yang sedang mengudek udek tasnya.

"Apa saja lah, memang kamu bisa masak?" sindir Gaara sambil mendekati Ino.

"Kamu menyindirku ya?"

"Oh, haha tidak kok." Gaara tertawa kecil.

"Huh, jadi kamu mau makan apa?" Ino mengulang pertanyaannya.

"Aku bilang apa aja boleh, kan?" jawab Gaara sambil tersenyum. Ino ikut tersenyum.

"Aku akan masak belatung rebus bumbu rica rica ya?"

"Eh? Menjijikan! Kamu bercanda kan?" Gaara meringis jijik.

"Akan serius kalau kamu memang yang minta."

"Hah, oke lah, aku ingin... hm... yakiniku dan sushi." Jawab Gaara santai.

"Yo! Kau kira ini di restoran bintang 5? Kita ini di hutan!" protes Ino cepat.

"Haha, aku hanya bercanda! Aku ingin mie instan saja, cepat ya!"

'Mereka serasi sekali,' batin Hinata yang ternyata sedari tadi memperhatikan Gaara dan Ino.

"Hey! Berhenti menarik rambutku!" teriak Ino pada Gaara yang hanya bisa tertawa. Hinata tersenyum hambar.

"Hey, Hinata-chan!" sapa Naruto sambil menepuk bahu Hinata. Hinata tak bergeming.

"Hinata?" Naruto mulai mendekatkan wajahnya pada Hinata untuk melihat keadaannya.

"Hinata? Hey! Kenapa kau menangis?"

-000-

Malam sudah tiba, bulan purnama mengelilingi mereka yang sedang melingkar diantara api unggun.

"Don't stop believing..." lantunan lagu terdengar dari mulut mereka, menambah suasana ceria di sekitarnya.

"Kyaa!" tiba tiba terdengar suara teriakkan perempuan.

"Hey, Sakura, kamu kenapa?" tanya Sasuke yang khawatir.

"Tadi seperti ada yang lewat..."

"Gyaaa!" jeritan semua gadis yang ada disana pun terdengar.

"Hey, hey, tenang lah!" Naruto berusaha menenangkan, tapi tak dapat dipungkiri juga, ia pun gemetar ketakutan.

"Aku punya ide." Tiba tiba Neji menyeringai.

"Apa?" tanya Hinata sambil memeluk Naruto yang ada di sebelahnya.

"Bagaimana kalau kita adakan jurit malam?"

BUGH!

Sebuah kayu yang entah asalnya dari mana, sukses membentur jidat Neji.

"Kau gila?" teriak hampir seluruh manusia yang ada di sekitar situ.

"Aww. Aku kan hanya menyarankan." Protes Neji sambil menyentuh dahinya yang sedikit berdarah.

"Tapi itu ide bagus juga." Ujar Sasuke dengan seringainya.

"Hey!" Sakura menepuk pundak Sasuke tanda tidak setuju.

"Sudah lah, semua akan baik baik saja." Sasuke menenangkan Sakura.

"Semua setuju?" tanya Neji. Semua terdiam.

"Ayolah, kita polling aja ya! Yang tidak mau siapa?"

Sakura, Ino dan Hinata mengangkat jari tengahnya.

"Tenten! Angkat tanganmu." Bisik Ino pada Tenten, Tenten menggeleng.

"Aku ingin mencobanya, sepertinya seru." Ujar Tenten berani, Neji tersenyum girang.

"Jadi sudah jelas kan? 3 lawan 5. Jika kalian bisa matematika, pasti tahu jawabannya." Neji terlihat senang, sementara yang tadi mengangkat tangan menunduk lesu sekarang.

"Sekarang semuanya berdiri!" perintah Neji. Semua langsung berdiri tanpa terkecuali.

"Kita bagi 4 kelompok, satu kelompok terdiri dari 2 orang." Kata Neji.

"Boleh pilih sendiri pasangannya kan?" tanya Naruto was was. Tak mau Hinata diambil orang lain tentunya, malam malam begini lagi.

"Oh, tidak dong. Biar seru, kita pakai undian. Aku bikin dulu," jawab Neji sambil berbalik badan dan mencari kertas.

"Hey! Kenapa tidak pilih sendiri saja?" protes Naruto dan Sasuke berbarengan.

"Biar seru, sudah kalian diam saja! Kalau memang jodoh, 'kan kalian akan bersama nanti."

Naruto dan Sasuke agak tersenyum. 'Benar juga.' Batin mereka.

.

"Yap! Sudah jadi! Sekarang maju satu orang." Ujar Neji. Orang pertama yang maju adalah Tenten. Ia mengambil satu kertas dari beberapa tumpukan kertas disitu dan mulai membukanya.

"Neji..." gumamnya. Wajahnya bersemu merah, termasuk juga wajah Neji.

"Ehm, jadi Tenten bersamaku ya." Ucap Neji sambil berdehem ria dan ber-blushing ria. Tralalalala~

"Selanjutnya!"

Sasuke maju dan mengambil kertas itu lalu membukannya. Ia sweatdrop berat.

"Dobe?" tanyanya pada diri sendiri. Naruto menelah ludah.

"Tak ada yang namanya dobe disini!" teriak Naruto sambil menutup kuping.

"Naruto," ulang Sasuke sambil membaca tulisan di kertasnya.

"Ya, jadi Naruto bersama Sasuke ya!" ucap Neji tertawa.

"GAK ADIL!" jerit SasuNaru kompak.

"Sudah lah, selanjutnya!"

Sekarang giliran Ino yang maju ke depan.

"Sakura...?" kata Ino. Sakura sih biasa saja, tapi Ino sepertinya kecewa.

"Berarti tinggal satu pasangan lagi ya?" ujar Neji sambil melirik ke arah Hinata dan Gaara. Terlihat dari mata Neji, ia senang sekali. Sementara Gaara dan Hinata bersemu merah.

"Hinata dan Gaara." Lanjut Neji tersenyum puas.

"Eh?" Hinata seakan tak percaya, sementara Naruto sudah mewek.

"Ehm, mohon kerjasamanya, nona Hyuuga." Gaara mendekati Hinata. Hinata nge-fly.

"Sudah semua kan? Oke, pasangan SasuNaru berjalan dari arah utara, SakuIno dari arah timur, GaaHina dari arah barat, sedangkan aku dari arah selatan. Semuanya setuju?" instruksi Neji. Semua mengangguk.

"Sekarang ambil senter kalian dan kita mulai!"

To Be Continued

*speechless*

gyaaa! ini pair asik juga ya, baru nyadar xD biasanya saya cuma bikin SasuSaku. gyaaa!

ehem, pengen minta pendapat para readers, maaf kalo ancur :(

pasti ngebosenin ya? apalagi Hinata's POV nya muter muter kan? gomeeeeeen!

gomen gomen gomen gomen gomen gomen gomen gomen..

ada yg mau review? :3 author berharap~