Title : Hurt
Cast : Kim Jongin, Do Kyungsoo (GS), Park Chayeol, Byun Baekhyun (GS), Kim Jongdae, Kim Minseok (GS), and other (akan bertambah sesuai alur).
Rate : M (?)
Happy Reading
...
"Aahh, Yeol-ah.. A-aku, akan . ."
"Tahan Kyung, kita keluar bersama."
Suara desahan panas dan bunyi tubuh yang saling menyatu terdengar dari kamar sebuah hotel ternama di Korea. Ruangan yang semula dingin, menjadi terasa sangat panas dan sarat akan bau percintaan yang khas.
"Keluar sekarang Kyung. Ngghh. . . " Tubuh atletis seorang pria nampak sedang menanamkan miliknya lebih dalam ke tubuh wanita yang tengah berada di bawahnya. Terdengar geraman pelan akibat pelepasan kenikmatan yang baru saja dicapai.
Lelaki bertubuh atletis, bergeser dari atas tubuh wanita yang saat ini keadaannya sama berantakkan dengan lelaki tersebut. Rambut coklatnya berantakkan, wajahnya terlihat sayu, masih jelas terihat bekas saliva di bibir dan sekitar pipinya akibat pergumulan panas tersebut.
Tarikan napas terengah berasal dari ke dua insan yang saat ini tengah menetralkan detak jantung masing-masing. Bukan karena mereka saling mencintai, namun karena mereka telah melakukan aktivitas penuh nafsu selama tiga jam.
"Aku akan mentransfer sesuai apa yang kaukan hari ini untukku." Lelaki bertubuh atletis menyampingkan tubuhnya menghadap pada wanita yang kini juga memposisikan tubuhnya menghadap lelaki tersebut. Ia mengambil selimut dan menutupi tubuh telanjangnya. Lelaki tersebut terkekeh meilhat wanita tersebut yang mungkin sedang malu.
"Tidak Yeol. Aku memang berniat membantumu. Aku tidak sedang menjual tubuhku." Chanyeol, lelaki bertubuh atletis memutar bola matanya malas. Jemarinya terulur menyeka keringat di wajah wanita tersebut, juga menyampirkan anak rambut yang menutupi wajahnya.
"Kau mau berhenti?" Lelaki itu bertanya dengan nada serius. "Aku bisa menjadi suami untukmu jika kau mau. Soal cinta, kita bisa pikirkan nanti. Aku hanya tidak ingin melihat kau bergonta-ganti lelaki, yah meskipun hanya pada lingkar pertemanan kita. Tapi tetap saja. Aku yakin, mereka juga tidak keberatan kalau aku menikahimu." Mengelus pelan surai kecoklatan wanita tersebut, Chanyeol masih menatap lurus ke dalam mata wanita di hadapannya.
"Tidak Yeol. Aku sudah pernah bilang bukan, aku akan berhenti jika aku sudah menemukan seseorang yang tepat. Dan seseorang itu bukan dirimu. Kau bisa menemukan seseorang yang lebih baik dari diriku." Wanita itu mengulurkan tanganya mengusap keringat di pelipis Chanyeol. Padahal menurut Chanyeol, Kyungsoo, wanita yang kini berbaring di sisinya adalah perempuan baik yang telah jatuh ke dalam sisi kelam kehidupan. Wanita itu, pernah merasakan pahit yang berasal dari seseorang di masa lalu, sehingga membuat Kyungsoo tenggelam dalam pilihan hidup yang salah. Chanyeol akui dirinya pun adalah bagian gelap kehidupan itu sendiri, namun jauh di dalam hati terdalamnya, ia ingin melihat dan membahagiakan wanita ini setulus yang ia bisa. Chanyeol menyayangi Kyungsoo seperti adik kandungnya meskipun seharusnya seorang kakak tidaklah pantas untuk menggauli adiknya sendiri. Chanyeol bertanya-tanya siapa gerangan lelaki yang mematahkan sayap suci Kyungsoo, membuat Kyungsoo seperti kehilangan seluruh tubuh dan dirinya. Chanyeol tahu dirinya tidak mengenal Kyungsoo sedari awal, karena ia mengenal Kyungsoo dimulai pada saat Kyungsoo mulai berjalan dalam kegelapan. Kyungsoo itu wanita luar biasa menurut Chanyeol, ia di buang, di injak-injak harga dirinya, tapi Kyungsoo masih bisa bangkit dengan sisa-sisa hati juga harga diri yang berantakkan pecah. Kyungsoo wanita karir yang sukses, ia mempunyai bisnis di bidang Food and Fashion, memiliki Restoran yang tersebar dengan beberapa cabang. Ia juga mempunyai toko fashion yang ia kelola bersama beberapa sahabat karibnya. Tapi, Kyungsoo memanglah wanita karir dengan catatan bersih, tapi di luar itu semua, langkah kakinya masih menapak di jalan yang gelap dan kotor. Karena Kyungsoo, menjual tubuhnya dengan harga tinggi, kepada beberapa orang yang akhirnya menjadi sahabatnya. Termasuk Chanyeol. Chanyeol dan beberapa kawan pernah bertanya pada Kyungsoo, mengapa ia menjual tubuhnya padahal tanpa menjual diri pun Kyungsoo memiliki banyak harta, namun jawaban Kyungsoo tidak lagi membuat merka mampu bertanya kembali - 'karena dari pada di injak-injak, lebih baik tubuhku ku jual saja. Setidaknya, itu membuat aku terlihat berharga' - Chanyeol tau itu salah, tapi luka di hati Kyungsoo ia tidak yakin kapan akan menyebar hingga membuat Kyungsoo mati. Chanyeol hanya bisa berharap, Kyungsoo akan berhenti, atau seseorang menghentikannya.
"Kyungsoo... " Kyungsoo, tersenyum hangat saat Chanyeol menyebut namanya. "Sampai kapan? Aku tidak ingin melihatmu seperti ini. Katakan padaku siapa si brengsek yang merubahmu menjadi seperti ini? Aku akan membunuhnya dengan kedua tanganku sendiri." Chanyeol mengambil telapak tangan Kyungsoo yang masih menyeka keringatnya. Ia mengecup pelan tangan Kyungsoo hingga membuat wanita itu terkikik.
"Jangan bercanda Yeol."
"Aku tidak bercanda Kyung. Ku rasa, mereka juga tidak keberatan untuk membantuku membunuh si brengsek itu." Kyungsoo memutar bola matanya malas mendengar penuturan Chanyeol. Jauh di dalam hatinya, wanita itu berterima kasih karena memiliki sahabat seperti Chanyeol dan beberapa orang lainnya. Meskipun, Kyungsoo melakukan cara yang kotor untuk bisa mengenal mereka.
"Aku tidak ingin melihat kalian berakhir di penjara,"
"Kita bisa membeli hukum, asal kau tau." Kyungsoo mendengus sedang Chanyeol hanya terkekeh pelan.
Bunyi telpon masuk menggema dalam kamar hotel, Chanyeol maupun Kyungsoo sontak mengecek ponsel mereka masing-masing yang ternyata berasal dari ponsel Chanyeol. Dengan sigap, ia mengambil ponsel tersebut dan menggeser tombol hijau di layar.
"Ada apa?"
"Aku lupa. Kau dimana? Kau bisa menemuiku dulu di hotel. Nomor kamarku 246."
"Emm. Oke. Sampai ketemu nanti.
Chanyeol menutup panggilan dan bergegas turun dari tempat tidur. "Siapa?" Tanya Kyungsoo saat melihat Chanyeol mulai memunguti pakaian mereka berdua yang tergelatak naas di lantai kamar hotel.
"Adik sepupuku. Dia baru tiba dari Jepang. Aku lupa harus menjemputnya. Makanya ku suruh saja dia kemari. Tak apa?" Chanyeol bertanya sembari melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Kyungsoo hanya menjawab 'ya' pelan.
"Aku akan membersihkan diri lebih dulu. Atau kau ingin mandi bersama?" Chanyeol mengedipkan matanya ke arah Kyungsoo, yang lantas di balas Kyungsoo dengan lemparan bantal. Chanyeol tertawa keras kemudian membawa tubuh telanjangnya masuk ke dalam kamar mandi dan 10 menit kemudian ia selesai dan langsung bertukar dengan Kyungsoo untuk membersihkan tubuh.
Kyungsoo mendudukkan tubuhnya di ranjang yang terlihat masih berantakkan, bahkan bantal yang ia gunakan untuk melempari Chanyeol pun masih tergelatak tidak jauh dari pintu kamar mandi, ia kemudian mulai menaburkan sedikit bedak di wajahnya yang terlihat sedikit pucat. Tak lupa juga ia membubuhi lipbalm pada bibir berbentuk hatinya. Tak berbeda jauh dengan Kyungsoo, Chanyeol telah rapi dengan celana hitam dan kemeja biru yang melekat pas di tubuh tegapnya, Kyungsoo baru akan meminta Chanyeol untuk menarik resleting dressnya namun didahului oleh bunyi bel yang beraasl dari pintu. Chanyeol yang kebetulan berada tidak jauh dari pintu, langsung saja membuka pintu hotel dan menyambut girang adik sepupunya yang telah lama tidak berjumpa.
"Yow bro. Lama tidak bertemu." Kedua lelaki dewasa tersebut terlihat saling berpelukan, tak lupa salam tinju khas lelaki.
"Yeol, bisa bantu aku di sini." suara perempuan yang berasal dari sisi kanan kamar menyita perhatian dua lelaki tersebut.
"Masuklah dulu," Chanyeol menyuruh adik sepupunya itu untuk mengikutinya. Chanyeol mengahampiri, memungut kembali bantal yang tergelatak di lantai. Chanyeol menemukan Kyungsoo membelakanginya, terlihat kesulitan menutup restleting dressnya. Punggung mulus Kyungsoo masih bisa terlihat oleh Chanyeol bahkan oleh lelaki lain yang kini juga berada tidak jauh dari Kyungsoo.
Bunyi restleting yang ditarik menjadi satu-satunya suara dalam kamar hotel. Setelah yakin dress Kyungsoo menutup sempurna, ia kembali menaruh atensi pada adik sepupunya yang terlihat penasaran dengan wanita yang menjadi teman Chanyeol malam ini.
"Ah Kyung, kenalkan adik sepupuku - " Kyungsoo berbalik menatap lelaki tampan yang berdiri tidak jauh dari tempatnya. Kyungsoo nyaris limbung begitu matanya menatap siapa lelaki tersebut.
- Jongin
"- Kim Jongin. Jongin, kenalkan temanku. Do Kyungsoo." Chanyeol memperkenalkan kedua orang tersebut dengan riang, ia bahkan tidak menyadari wajah Kyungsoo yang mendadak berkeringat banyak dan terlihat sangat pucat.
.
Kyungsoo ingin menampar wajahnya sendiri dengan kekuatan penuh kalau bisa. Dia kira, lelaki ini tidak akan pernah lagi muncul di hadapannya, garis hidupnya tidak akan pernah lagi bersinggungan dengan garis hidup milik lelaki ini. Kyungsoo kira, kakinya akan tegar berdiri jika lelaki ini ada di hadapannya, namun kenyataannya ialah ia bahkan harus memegang erat lengan Chanyeol agar tidak jatuh.
"Kau oke?" Chanyeol sedikit kaget melihat Kyungsoo yang tiba-tiba mengeratkan pegangan pada lengannya. "Kau pucat Kyung." Chanyeol baru sadar jika Kyungsoo terlihat pucat dan berkeringat.
"Aku oke." Kyungsoo menemukan suaranya bergetar, ia menelan ludah gugup, tenggororkkanny terasa mencekik. Kyungsoo mengira waktu telah menyembuhkan lukanya, namun ia salah. Kehadrian lelaki yang ternyata adalah sepupu Chanyeol itu, seperti menusuk pisau di dada kirinya. Ngilu. Kyungsoo ingin berteriak marah, tapi ia bahkan tidak sanggup menatap langsung ke dalam mata lelaki itu.
"Aku akan mengantarmu pulang. Jonginah, aku akan mengantar Kyungsoo setelahnya aku akan mengantarmu. Tak masalah?" Jongin, lelaki yang sedari tadi berdiri mematung di hadapan Chanyeol dan Kyungsoo tidak mengeluarkan sepatah katapun. Jongin terlalu sibuk memperhatikan wanita di hadapannya, dia tidak menyangka akan bertemu kembali dengan wanita itu dengan cara seperti ini. Jongin ingin mengumpat kasar entah pada siapa, Dia ingin marah, tapi saat ia tidak sengaja menatap ke dalam mata Kyungsoo, Jongin tidak tahu luka siapa yang paling berdarah.
"Jonginah?" Chanyeol menepuk pelan bahu Jongin. Chanyeol heran mengapa sepupunya itu tidak menjawab perkataannya. Jongin nampak sibuk dengan pikirannya, tapi sorot matanya terlihat kosong.
"Kim Jongin!" Chanyeol sedikit berteriak karena ia tak kunjung mendapatkan atensi Jongin, Chanyeol harus buru-buru mengantarkan Kyungsoo karena keadaan Kyungsoo yang tiba-tiba menjadi buruk. Kyungsoo terlihat sangat pucat, tangannya juga mendadak dingin. Dalam hati Chanyeol merasa bersalah karena temah meminta Kyungsoo melayaninya selama tiga jam penuh.
"Ada apa hyung?" Jongin tersadar dari lamunannya, matanya menangkap raut wajah Chanyeol yang terlihat sangat khawatir, dan wajah Kyungsoo yang terlihat sangat pucat. Jongin ingin menyentuh wajah itu, namun urung karena sedari awal mereka memilih tidak saling mengetahui.
"Kita akan mengantar Kyungsoo lebih dulu, setelahnya aku akan mengantarkanmu." Jongin mengangguk dan Chanyeol memapah tubuh Kyungsoo melewatinya, menuju pintu keluar. Jongin berjalan pelan mengikuti dari belakang. Ia kembali memikirkan apa yang terjadi dengan Kyungsoo selama tujuh tahun ini. Mengapa Kyungsoo menghilang setelah apa yang dilaukan Jogin untuknya, juga apa hubungan Kyungsoo bersama Chanyeol. Dan kalau indera penciumannya masih berfungsi dengan baik, tadi pada saat ia memasuki kamar hotel, Jongin bisa mencium bau sex yang menguar di dalam kamar tersebut.
Chanyeol menduduki Kyungsoo di kursi belakang, memasangkan sabuk pengaman kemudian memacu mobilnya keluar dari area parkir hotel. Jongin yang duduk di samping Chanyeol melirik Kyungsoo dari kaca spion mobil, sekali pandangan mereka bertemu tapi Kyungsoo langsung membuang wajahnya.
"Kau mau ku antar ke rumah sakit?" Suara Chanyeol menjadi pemecah hening di antara mereka. Kyungsoo menggeleng menatap Chanyeol melalui spion, ia memberikan senyum hangatnya pada Chanyeol. Dan Jongin yang melihat interaksi keduanya pun hanya bisa mengepalkan telapak tanganya.
"Kau yakin? Kau terlihat sangat pucat. Harusnya kau bilang padaku jika kau sakit. Aku tidak memaksamu untuk melakukan itu."
"Aku punya dokter di apartmentku Yeol. Jangan khawatir dan berhentilah menyesal. Bangunkan aku jika sudah sampai." Chanyeol mengangguk dan Kyungsoo menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi. Ia benar-benar perlu menutup matanya, ia hanya tidak ingin melihat sosok lelaki yang duduk tepat di samping Chanyeol. Kalau bisa, ia ingin menghilang dari dunia di mana lelaki itu berada.
.
TBC?
.
Author Note :
Ehe ehe. Aku kembali bersama FF baru. Sejujurnya ini mendadak, aku lagi di perpustakaan, baca buku, dan ngantuk. Aku coba buka Ff dan keterusan nulis.
Aku juga lagi rindu banget sama KaiSoo yang angst, dan jadilah ff ini. Ini Chap awal sih, dan aku gak tau kapan bisa lanjutin. Ini ide yg gak matang, tapi aku orangnya suka ngapload duluan walaupun ujung-unungnya menyesal. wkwk. dan bisa saja FF ini aku hapus tiba tiba. Tapi sengaja ku post mau liat ada yg baca atau enggak. hahahaha.
maafkan aku yg suka post ff baru tapi yg sebelumnya belum selesai. :D
Udah gitu aja sih. ff ini pun banyak yg genrenya kek ini. hahaha.
baii baii..
Anna *
