Fault of Destiny
.
.
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Tragedy, Hurt/Comfort, Supranatural
Rate: T
.
.
Summary: Semenjak keluaranya dibantai, Sakura menjadi dingin dan tak mempercayai sekitarnya. Anehnya, dia tiba-tiba memiliki kemampuan meramal masa depan, melihat isi hati seseorang dan masa lalu seseorang yang hanya dimiliki oleh kakaknya. Kakashi Hatake, senpai sekaligus teman masa kecilnya mendekatinya.
Focus Pair: KakaSaku
Figure Pair: NaruHina, SasuKarin, SaiIno
~Don't Like Don't Read~
Chapter 1 – Prolog
Malam itu, Konoha Hotel ramai oleh pengunjung yang datang dengan pakaian pesta. Yah, gedung termewah di kota Konoha itu sengaja disewa oleh Haruno Corp untuk perayaan ulang tahun putri ke-2 mereka.
Gadis yang sedang berulang tahun itu sungguh beruntung. Tak hanya paras cantik dan kepintaran yang dimilikinya, tapi juga keluarga yang kaya raya dan menyayanginya.
"Selamat ulang tahun, Haruno-san." Ucap salah seorang rekan bisnis ayahnya.
"Terima kasih, Miyamoto-san." balas gadis itu dengan tersenyum.
"Hai, pink!" Sapa seorang pria dengan rambut perak anti gravitasi miliknya. Tuxedo abu-abunya menyelaraskan warna rambutnya.
"Hai, Kakashi-chan!" balas gadis itu.
"Selamat ulang tahun, ya! Ini hadiahku." Ucap pria itu. Lalu, ia mengeluarkan kotak kecil berwarna pink dengan corak bunga sakura merah.
"Apa ini?"
"Buka saja." Gadis itu membuka kotak itu. Ada kalung berliontin bunga sakura di dalamnya.
"Indah sekali." Gumamnya memandangi kalung itu.
"Dibuat khusus untuk mu." Ucap pria itu dengan tersenyum.
"Terima kasih. Bisa pakaikan?" pintanya pada pemilik mata heterochrom itu.
"Tentu." Pria itu memakaikan kalung liontin bunga sakura itu.
"Terima kasih." Ucap gadis itu sekali lagi.
"Sama-sama. Sudah, ya. Ada rekan bisnis ayahku disini. Aku diminta ayahku menemaninya." Pamitnya. Lalu pria itu pergi setelah mendapat jawaban dari gadis itu.
"Sakura!" Panggil seorang gadis berambut merah berkacamata memanggil gadis pink itu.
"Karin!" Balas Sakura sambil berlari dan memeluk sahabat yang sudah bersamanya selama ini.
"Selamat ulang tahun ke-13, jidat!"
"Hehe, sama-sama, mata empat." Ucap Sakura dengan bahagia.
"Mana nii-chan mu yang tampan, itu?"
"Hmm, katanya masih ada urusan di kantor. Jadi dia datang terlambat."
"Ooh," Karin hanya meng-oh-kan. Sejenak mereka memandang suasana pesta yang semarak. Karin melihat sosok yang di kenalnya. Ternyata di adalah kakak Sakura, Gaara.
"Sakura, itu Gaara-kun!" Ucap Karin sambil menunjuk Gaara.
"Waah, benar itu nii-chan ku. Sebentar, ya Karin." Ucap Sakura lalu berlari menuju kakak tersayangnya.
"Gaara nii-chan!" Panggil Sakura dengan berlari ke arah Gaara.
"Sakura."
"Akhirnya nii-chan datang juga."
"Hmm, iya." Ucap Gaara dengan wajah tampak sedih. Tapi dia berusaha menyembunyikannya.
"Mana hadiahku?"
"Oh, hadiah," Ucap Gaara masih terlihat sedih.
"Ada apa, nii-chan? Kau terlihat pucat? Kau kelelahan?"
"Bukan apa-apa."
"Aku khawatir denganmu, nii-chan."
"Tidak apa-apa Sakura." Ucap Gaara masih mengelak.
"Hmm, baiklah. Tapi kalau nii-chan pingsan, aku gak mau nolong."
"Hmm, baiklah." Ucap Gaara berusaha menghilangkan ekspresi aneh di wajahnya. Dia lalu meninggalkan adik kecilnya itu. Sakura sendiri terheran dengan sikap kakakny yang tak biasa itu.
.
Skip Time
.
Saat ini, seluruh keluarga Haruno berkumpul di ruang keluarga. Sakura berada di tengah-tengah tumpukkan hadiah dan Gaara di sampingnya.
Sakura memandang Gaara dengan khawatir. Semakin lama dilihat, wajah Gaara semakin pucat. Rasanya Gaara seperti akan kehilangan sesuatu miliknya.
"Kenapa, nii-chan?"
"Aku tidak apa-apa, Sakura."
"Apa ada sesuatu yang hilang?"
"Tidak, hanya saja,"
"Hanya, apa?"
"Aku takut,"
"Kenapa?"
"Aku takut kehilanganmu."
"Hahaa, nii-chan. Kamu seperti akan meninggalkanku saja."
"Maafkan aku, Sakura."
"Untuk apa?"
"Untuk semua yang terjadi."
"Apa maksud nii-chan?"
"Tak ada waktu lagi, Sakura."
"Apa maksud nii-chan dengan tak ada waktu lagi? Apa nii-chan akan pergi?" Tanya Sakura khawatir. Wajah Gaara berubah menjadi sangat sedih.
"Yang terpenting setelah malam ini terlewati, jangan pernah kau lupakan kenangan-kenangan indah yang ada diingatanmu. Tetaplah mempercayai hati nurani dan teman-teman terdekatmu. Bersikaplah jujur pada perasaanmu dan teruslah melangkah maju. Jangan pernah menatap ke belakang." Ucapnya lalu dia memeluk Sakura dengan sangat erat hingga gadis pink itu kesulitan bernafas.
"Nii-chan, sakit."
"Maafkan aku, Sakura. Ini cara untuk melindungimu." Ucap Gaara yang tiba-tiba menangis.
'BRAKKK!' Sekelompok orang berpakaian hitam memasuki mansion Haruno. Mereka membawa banyak senjata api. Masing-masing dari mereka segera melumpuhkan anggota keluarga Haruno beserta pelayan-pelayan mereka.
Sakura terkejut ketika satu persatu keluarganya berjatuhan tak bernyawa. Sakura semakin shock ketika ayah dan ibunya ikut jatuh karena tembakan mereka langsung ke kepala. Tangannya bergetar memegangi baju Gaara.
"Nii-chan, tou-chan dan kaa-chan, mereka." Ucap Sakura bergetar. Air hangat keluar dari matanya.
"Sakura, ikut aku!" Gaara menarik tangan Sakura dan membawanya jauh dari ruang keluarga itu. Sakura berlari mengikuti kakaknya. Salah seorang dari mereka mengetahuinya dan memberitahu pada teman-temannya.
Mereka mengejar Sakura dan Gaara hingga ke taman belakang. Gaara masih menggenggam tangan Sakura dengan erat. Sampai akhirnya mereka berada di jalan buntu.
"Sakura, satu lagi,"
" Apaa, i.. itu?"
"Takdir bisa berubah!" Gaara seketika memeluk Sakura dengan erat.
"Nii-chan."
"Maaf-kan aku. Tapi, ingatlah apa yang ku katakan barusan, kau mengerti?"
"Nii-chaaan.." Ucap Sakura. Matanya tertutup sambil memeluk kakaknya.
.
.
'DOOORRRR'
Sakura terkejut dengan suara itu. Dia berusaha membuka matanya tapi tangan Gaara menutupi mata emeraldnya yang indah. Air hangat membasahi pelupuk matanya. Meski aneh, entah kenapa Sakura merasa sangat mengantuk. Dia pun tertidur di pelukkan Gaara yang bersimbah darah.
.
.
Mata emerald cantik itu membuka matanya. Dia menciumi bau amis disekitarnya. Matanya terkejut mendapati kakaknya, Gaara menindihnya.
"Nii-chan?" Sakura menggungcang guncangkan badan Gaara yang telah dingin itu.
"Dingin? Kenapa sangat dingin?" Tanyanya. Dia lalu membalikkan badan kakaknya dan mendapati luka tembak yang tepat mengenai jantungnya.
Jantung Sakura berdegup sangat kencang. Dia berharap tak terjadi apa-apa pada Nii-channya tercinta. Diguncang-guncangkannya badan Gaara sambil menangis.
"Nii-chaaan.. Banguun…" Tangisnya.
"NII-CHAAAANNN!"
~To Be Continued~
(N\A) Ini dia fanfic multichap keduaku. Review dan Flame? Monggo…
