A/N

Haloooo~

Arisa bingung, antara T ama M..

Blom tau bakal ada LEMON ato nggak..

Yaudah pilih yang tengah-tengah aja!

Hehe

Title : Our Story at Our School

Author : Arisa Akaike

Fandom : NARUTO

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rating : Antara T dan M *?*

Pairing : *Pasti* SasuNaru

-Anda pasti tahu siapa dan seperti apa Uzumaki Naruto dan Uchiha Sasuke, jadi saya sebagai Author yang luar biasa malesnya tidak akan menulis bagian 'INTRODUCTION' *dikeroyok*-

Suasana pagi yang dingin di sebuah sekolah besar berasrama besar pula. Konoha Gakuen, sekolah yang paling bergengsi seantero negara Api-lah namanya. Namun, suasana yang tenang nan sepi itu musnah setelah terdengar suara melengking dari salah satu kamar di asrama sekolah itu.

"Temeee! Teme-Teme-Temeeeeee!" Naruto mengguncang-guncang tubuh Sasuke yang masih terbaring dikasur bercover bed biru dengan motif kipas ditengahnya.

"Ngh.. Ada apa, Dobe? Sekarang masih jam 5..!" Sasuke menggeliat pelan, kembali meringkuk didalam selimut yang bermotif sama seperti cover bed-nya.

"Eeeh! Kau menjanjikan sesuatu padaku hari ini!" Naruto menyibak selimut yang menyelubungi tubuh sang Uchiha ini.

"Ng.. Janji.. Janji.. Oh, iya. Aku janji ini, 'kan?" Sasuke menarik dagu Naruto dan mencium bibir merah itu singkat. Naruto menarik kepalanya hingga menampilkan blush merah alami dipipinya.

"Da.. dasar Teme mesuuuum!" Naruto mengambil bantal Sasuke dan melemparkannya tepat diwajah Sasuke.

"Kau ini. Seperti ini yang pertama saja bagimu. Kau lupa kalau kita sudah menjalin hubungan hampir selama satu setengah tahun, Dobe-Koi?" ujar Sasuke tenang.

"Ta.. tapi 'kan.. nggak tiba-tiba seperti tadi, Teme! Aku 'kan jadi kaget!" ujar Naruto sambil membalikkan badannya untuk membelakangi Sasuke. Wajah yang sudah merah semakin merah mengingat sudah berpuluh.. atau mungkin beratus-ratus kali mereka berciuman. Dan mereka sudah melakukan 'itu' beberapa kali.

"Maaf," Sasuke menggunakan nada bersalah dan membenamkan wajahnya ditengkuk Naruto.

"Pekat sekali wangi citrusmu sekarang, dobe. Kau baru mandi, ya?" kata Sasuke sambil menghirup dalam-dalam aroma khas kekasihnya itu. Naruto sedikit merinding merasakan udara yang bergerak ditengkuknya itu. Belum lagi pagi ini sangat dingin.

"Tentu saja! Sedangkan kau? Bau! Mandi sana!"

"..Tidak mau," Sasuke yang mulai membandel semakin membenamkan wajahnya ditengkuk Naruto. Satu tangannya menahan tangan Naruto agar tidak berontak, dan yang satunya manyusup kedalam kaus Naruto.

"Heeh! Lepas! Teme! Lepas!" Naruto mencoba melepaskan diri, berusaha menghindar dari 'Serangan Nafsu' Sasuke.

"Temani aku mandi," Sasuke menggigit kecil tengkuk Naruto dan menjilat bekasnya. Suasana pagi yang dingin membantu Sasuke untuk mendengar desahan seksi dari mulut Naruto.

"Nngh.. Aah.. Ngh.. Ng.. Nggak.. Mah.. mauh.. Aahn.."

"Harus mau,"

"Si.. sialan.. nh.. teme! Le.. lepas.."

"Tidak,"

"Teme.. kau.. kejam.."

"Eh.." Sasuke merasakan bahwa ada yang jatuh. Air mata Naruto?

"Naruto, jangan menangis!" dengan panik Sasuke melepas cengkramannya. Sungguh ia tak ingin melihat wajah ceria orang yang dicintainya hancur karena air mata. Apalagi yang menyebabkan itu adalah dirinya sendiri.

"Naru.."

"Ahahaha! Kau tertipu, Temeee! Seharusnya kau melihat wajahmu yang panik itu! Ahahahaha!" Naruto berdiri dan memberi juluran lidah dan gaya yang mengejek. Tak lupa dengan tawanya yang keras dengan suaranya khas itu.

"Brengsek! Awas kau, Dobe.. Jangan kira kau bisa selamat MALAM ini..!"

"Eeh! Kau mau nge-Rape aku lagi? Aku tak akan terpengaruh pada trik yang sama!" ujar Naruto penuh semangat.

"Oh, ya?" Sasuke melipat tangannya didepan dada, memberi gestur menantang dihadapan Naruto.

"Tentu saja!"

"Tidakkah kau menyadari bahwa SELAMA ini aku melakukan trik yang SAMA padamu untuk mendapat yang kumau?" Sasuke berbicara dengan nada yang tenang sekaligus meremehkan.

"Eh.. Ng.. I-itu.." Naruto kelabakan. Ia kehabisan kata. Ia tak biasa berdebat dengan Sasuke kalau menyangkut kekurangannya. Yah, karena Sasuke selalu benar.

"Daripada kau memikirkan kata untuk membalasku, lebih baik kau berpikir tentang cara agar kau bisa lolos dari 'Serangan'-ku malam ini. Yah, walau aku tahu bahwa cara yang kautemukan tak akan berhasil" kata Sasuke tenang sambil melangkah untuk mengambil handuk dan berlalu menuju kamar mandi.

"Si-sial..! Bisa bahaya kalau nanti aku tertangkap! Eh, tadi aku mau ngapain ya? Oh, iya! Aku 'kan mau menagih janji Teme! Sampai lupa!"

Tak lama kemudian, Sasuke keluar dari kamar mandi. Ia mengambil pakaian yang disimpan di lemarinya dan memakainya. Ia masih berpikir janji apa yang sudah ia berikan pada Naruto.

'Ah, nanti aku juga tahu'

"Teme, ayo!" Naruto berlari menuju pintu depan dan memakai jaket oranye, syal berwarna kuning, dan pelindung telinga oranye. Sasuke yang sudah berpakaian juga memakai jaket biru serta syal hitamnya.

"Memangnya kita mau kemana pagi-pagi begini, Dobe?" tanya Sasuke setelah sampai di taman diluar area sekolah. Tentu ia tak lupa meminta izin pada penjaga gerbang sekolah untuk pergi sementara.

"Kencan, Teme-kun~" bisik Naruto sembari memeluk lengan Sasuke.

"Kencan? Sepagi ini?"

"Yah, aku kan risih kalau dilihat orang sedang berkencan denganmu.."

"Maksudmu? Kau tidak suka bila berkencan denganku?" Sasuke melirik kearah Naruto. Ekspresi wajahnya terlihat kalau ia agak tersinggung.

"Bu.. bukan begitu! Kita 'kan selalu berkencan di area sekolah selama ini.. Jadi yang melihat kita kencan sudah mengetahui dengan baik hubungan kita.."

"Kalau kau tak mau dilihat orang, untuk apa kita kencan diluar? Pagi-pagi, pula!"

"Justru aku memilih pagi hari karena tidak banyak orang yang ada disekitar sini! Sudahlah! Yang pasti, aku.."

"Kau apa?" tanya Sasuke panasaran. Naruto menggerakkan jari telunjuknya, menyuruh Sasuke untuk mendekatkan telinganya. Sasuke menurut.

Naruto berbisik, "Yang pasti aku.." dan mencium pipi Sasuke "..menyukaimu, Teme!"

Sasuke terdiam. Pipinya sedikit menghangat. Dengan tulus ia tersenyum kearah pemuda yang dicintainya itu. Ia membungkuk sedikit untuk bisa mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Naruto yang agak lebih pendek darinya. Dan, dengan perlahan ia memberi ciuman lembut di dahi Naruto yang tak lama kemudian berpindah ke bibir.

"Jangan pernah berpikir kalau aku tidak menyukaimu, Dobe. Jangan pernah" kata Sasuke sambil tersenyum. Naruto membalas senyuman itu dengan senyumannya yang manghangatkan jiwa. Tangan Sasuke menggapai untuk meraih tangan Naruto dan menggenggamnya erat. Sambil bergandengan tangan, mereka berjalan berkeliling taman yang sepi itu.

"Ah! Teme! Teme! Lihat!" Naruto menarik-narik lengan Sasuke sambil menggunakan tangan satunya untuk menunjuk-nunjuk sesuatu.

"Apa, Dobe?"

"Ayo, kita kesana!" Naruto menggandeng tangan Sasuke sambil berlari menuju sebuah stand.

"Taiyaki?" tanya Sasuke heran.

"Paman! Aku mau 5 Taiyaki!" ujar Naruto yang sepertinya tidak mendengar Sasuke. Setelah mendapat bungkusan berisi 5 buah Taiyaki hangat, Naruto mengajak Sasuke untuk duduk di kursi panjang ditepi fountain taman itu.

"Teme, kau tidak mau?" Naruto menyodorkan bungkusan hangat itu. Sasuke menatap bungkusan itu. Sebenarnya ia tidak terlalu suka, tapi mengingat ia belum makan apapun pagi ini ia memutuskan untuk mengambil satu.

Sasuke menggigit kue berbentuk ikan itu dan mengunyahnya perlahan. Ia melirik kearah Naruto yang makan dengan lahap. Sasuke tersenyum melihat raut wajah Naruto yang riang. Rasanya ia rela mati saat itu juga.

"Teme? Kok nggak dimakan? Nggak enak?" tanya Naruto. Sasuke yang sedari tadi memperhatikan wajah manis Naruto tersadar dari pengaruh pesonanya.

"Hah? Oh, Nggak. Enak kok"

"Oh"

Mereka makan hingga tak terasa hanya tersisa satu Taiyaki.

"Yah, tinggal satu.." Naruto menghela napas kecewa. Sasuke yang melihat ekspresi kecewa Naruto tersenyum.

"Untukmu saja, Dobe" ujar Sasuke tulus.

"Eeh? Bagaimana denganmu, Teme?"

"Aku sudah cukup senang melihat wajahmu yang lebih manis dari madu" *Gombal2! Gombal kuadrat!*

"Tapi.. Aku merasa nggak adil, deh.. Kita bagi dua saja, yah?" Naruto menunjukkan ekspresi yang memperkuat keinginannya didepan Sasuke. Sasuke? Tentu tak bisa menolak. Tapi sepertinya ia memiliki rencana lain.

"Dobe, kau tahu aku tak bisa melawan kalau kau menunjukkan wajah bodohmu itu, 'kan?"

"Iya.. Hah? Bodoh?"

"Hahaha, Iya iya. Kita bagi dua. Tapi.."

"Tapi..?"

"Makannya begini.." Sasuke mengambil Taiyaki dan menggigit bagian ekornya. Lalu ia menempelkan bagian kepala ke bibir Naruto.

"Gigit," kata Sasuke dengan rahang yang menjepit ekor kue. Naruto menurut saja dan melakukan apa yang dikatakan Sasuke dengan wajah yang merah. Mereka memakan kue itu sedikit demi sedikit. Disaat yang sama bibir mereka semakin mendekat seiring dengan habisnya kue itu. Akhirnya, kue itupun habis dan diakhiri dengan sebuah ciuman antara dua insan yang dimabuk cinta itu.

"Mmnh.. Nn.." desah Naruto saat ciuman itu semakin hangat.

"Sa.. Nnh.. Suke.. Engh..!" Naruto mendorong Sasuke pelan dengan tangan yang agak lemas. Sasuke menghentikan aksinya dan memandang Naruto dengan pandangan kesal dan heran.

"Ada apa, Naruto?"

"O.. orang-orang melihat kita.." kata Naruto dengan wajah merah. Dahi Sasuke berkerut bersamaan dengan alisnya yang turun. Benar-benar menunjukkan kekesalannya akibat jawaban Naruto yang menurutnya hanyalah 'nonsense'.

"Biarkan saja. Aku ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa Uzumaki Naruto hanyalah milikku seorang. Hanya untukku. Uchiha Sasuke" Sasuke menggenggam tangan Naruto dan mencium punggung tangannya.

Naruto terdiam sejenak. "Le.. lebih baik.. kita kembali ke asrama.." Naruto berdiri, berusaha menyembunyikan pipinya yang memerah. Tapi percuma, mata onyx Sasuke tidak akan melewatkan salah satu ekspresi kesukaannya terlewat dari pandangannya. Benar saja, Sasuke tersenyum kecil saat menangkap suasana hati Naruto.

"Baiklah," Sasuke berdiri dan menggandeng tangan Naruto.

Mereka benar-benar tak menyadari bahwa ada yang menatap mereka dengan tatapan penuh kebencian...

A/N

HWAHAHAHAHAHA! HWAHAHAHAHAHAHAHAHA! HWA- *disumpel kaos kaki 20 pasang*

Aaaaargh! Pada akhirnya juga Risa pilih rate M! Ret Em!

Yasudahlah..

Lagian ketauan banget kalo Risa nih males banget orangnya yah?

Ga tau malu banget, deh!

Yang Mysterious Box butuh apdeeet! Apdeeet!

Read THEN Review, 'Kay?