Ah! My first game fic! Halo! Nama saiah LvNa-cHaN. Fic game pertama, nih! Fic yang terinspirasi dari rumor yang mengatakan Akihiko ada di P4 dan kita bisa ngelawan Minato! Cuman rumor, ato mungkin spoiler, nggak tau... Nama MC P3 di sini adalah Arisato Minato (ya, iyalah!), nama MC P4 adalah Seta Souji, kenapa bisa milih Seta Souji? Karena itu memang nama di manganya, silakan cari di website terdekat dan cari nama Persona 4. Hehe... Nama Kuma di sini adalah Teddie, untuk USA versionnya, sih. Waktunya dimulai tanggal 1 April 2012, 9 hari setelah event terakhir Persona 4. Bagi yang baca, udah tau, ini adalah SPOILER, jadi kalo nggak mau baca spoiler, silakan klik back button walaupun LvNa-cHaN senantiasa mengupdet fic ini. And thanks for reading! Mungkin fic ini ancur, so please R&R!

Warning : Bagi yang belum menamatkan P3 FES, baik The Journey maupun The Answer (walaupun tampaknya tidak mungkin ada yang belum menamatkan), cepat klik back button kalau tidak mau melihat spoiler. Dan 1 lagi, kendala yang paling besar adalah, bagi yang belum pernah main P4 Japanese version (ato mungkin ada yang pernah main tapi nggak ngerti ceritanya, apalagi anda melongo setelah melihat 'dia' mati dan credit roll berjalan) klik back button juga. P3, spoiler tentang apa yang terjadi dengan MC P3 (semua orang sudah tau sekarang, jadi tampaknya tidak ada yang peduli). P4, spoiler tentang pembunuhnya, boss last battle, dan sedikit tentang karakternya (termasuk asisten baru Igor. Ya, old man Igor selalu punya cewek cantik di sebelahnya yang selalu menemaninya. Itu aneh)

Summary : Bagaimana jika Minato dan Souji bertemu? Lawan baru yang harus dihadapi? My first game fic. Please R&R! Crossover P3 dan P4. Semacam FES bagi P4? Yeah, you can guees it. That's why this fic named Persona 4.3. SPOILER.

Disclaimer : P3 maupun P4 punya ATLUS, lebih tepatya, semua MegaTen series milik ATLUS. Saiah hanya mempunyai cerita ini saja. Kalo saiah yang punya, cerita ini bakal saiah adaptasiin jadi gamenya dan yang namanya Takeba Yukari itu nggak ada di dunia ini (maksud saiah di dunia MegaTen). Chidori nggak bakal mati, Takaya disuruh ke laut dan Jin itu punya gue. Kenapa? Karena, he looks so cool when he summoned his persona! Sayang, personanya CACAD. Hanya karena personanya saja sudah menurunkan imej Jin menjadi 50.


Persona 4.3.

Contract

Arisato Minato

Seta Souji

Kau akan bertanggung jawab atas segala perbuatanmu di masa mendatang

Tidak akan ada yang bisa menghindari waktu itu

Dan waktu itu akan mengantarkan kita semua ke sebuah akhir yang sama

Dan ini pun akan dimulai…

Chapitre 1 : The Journey Begins

-1 April 2012-

'JESS, JESS, JESS, JESS…'

Suara kereta tersebut menemani Souji yang sedang terlelap di dalam kereta. Dia tertidur. Wajah yang ditemani belahan poni 'mangkok' itu terlihat sangat manis. Wajar saja, dia pasti kelelahan setelah mengeluarkan tenaga sebesar itu untuk mengalahkan Izanami no ookami di pertarungan terakhir.

"Stasiun Inaba… Stasiun Inaba… Bagi penumpang yang turun di sini silakan periksa barang bawaannya kembali. Kereta akan berangkat dalam 5 menit… 5 menit…"

Mendengar suara tersebut, Souji pun terbangun dari tidurnya dan kemudian berdiri dari kursi. Dia meregangkan badannya setelah perjalanan 2 jam ke Inaba. Setelah itu, dia mengambil tasnya yang terletak di atas kursinya. Dan kemudian Souji berjalan menuju keluar pintu kereta.

Saat dia keluar dari stasiun tersebut, dia melihat pemandangan yang tak asing baginya. Ya, Inaba, sebuah kota kecil yang masih dipenuhi oleh sawah dan pegunungan dengan udara yang masih bersih. Setelah menghirup napas dalam-dalam, kemudian matanya menemukan sekelompok orang yang sudah tak asing baginya. Ya, seorang cowok berambut coklat yang terlihat blak-blakan, cewek berambut pendek yang terlihat tomboy, cewek yang terlihat tenang dan memakai bando, seorang cowok dengan bekas luka di dahinya, seorang cowok bishounen dengan mata biru dan rambut kuning, cewek yang memiliki 2 ikatan di rambutnya, seorang cewek yang terlihat sangat maskulin, dan terakhir seorang anak kecil yang menempel di balik tubuh ayahnya.

"Yo! Souji!", teriak Yosuke sambil melambaikan tangan.

"Seta-kun!!", teriak Yukiko dan Chie bersamaan.

"Senpai!", kata Kanji.

"Ehehehe… Souji-senpai…", kata Rise dengan muka memerah.

"Hm, Seta-senpai", kata Naoto, masih dengan gaya maskulinnya.

"Sensei, teddie, yoo!!", teriak Teddie yang sekarang berada dalam wujud manusia dengan suara cemprengnya itu.

"Kh… Onii-chan…!", teriak Nanako sambil menangis dan kemudian berlari ke arah Souji.

"Halo… Mina…", balas Souji dengan senyuman di bibirnya.

Dan dalam sekejap kemudian semua orang sudah berlari ke arah Souji, menyambut teman mereka yang baru saja kembali ke Inaba. Dimulai dengan Nanako yang langsung memeluk kakak kesayangannya itu, diikuti dengan semuanya. Ryoutaro hanya bisa diam sambil tersenyum melihat keponakannya itu memiliki banyak teman yang luar biasa. Dan kemudian dia berjalan mendekat ke arah Souji dan yang lain.

"Hei. Tampaknya sudah ada sambutan hangat, ya. Rasanya aneh, padahal kamu baru pergi selama 1 minggu. Rasanya kangen sekali, ya? Bagaimana kabar kakak?", tanya Ryoutaro.

"Hm, oka-san sudah pulang ke sini, tapi otou-san masih bekerja di luar negeri. Katanya dia akan pulang 1 tahun kemudian", balas Souji sambil memegangi kepala Nanako yang memeluknya daritadi.

"Hm, kedua orangtuamu itu sibuk seperti biasa, ya. Tapi katanya kamu mau menghabiskan liburan dengan pergi ke Port Island? Kenapa kembali ke Inaba dulu?", tanya Ryoutaro.

"Karena……"

"Aku tidak bisa melupakan teman-temanku yang berharga di sini…", kata Souji sambil tersenyum. Yosuke pun tersenyum, diikuti dengan yang lainnya yang juga tersenyum. Tentu saja, mereka tidak mungkin melupakan 1 tahun yang melelahkan memecahkan dalang yang berada di balik semua kasus pembunuhan, berikut melawan makhluk-makhluk aneh yang berada di Mayonaka TV. Sekarang, Adachi dan Izanami sudah tidak ada. Mereka bisa menarik napas lega, berterimakasihlah kepada Souji yang sudah menyelamatkan dunia dari tangan Izanami.

Dan, kenapa Souji menghabiskan liburan bersama dengan teman-temannya, padahal Souji baru saja kembali ke kota asalnya selama 1 minggu?


-Flashback-

-5 days ago-

'Triiing, triiing, triiing, triiiing!' (Ringtone : Pursuing My True Self, we are living our lifeeeeee… Souji benar-benar keren di sini. Sedang memakai kacamatanya, lalu berlari dan kemudian Izanagi keluar… I'm in love with him…)

Handphone milik Souji berbunyi ketika dia sedang berada di kamarnya. Waktu baru menunjukkan pukul 7 malam. Souji pun berjalan menuju tempat tidurnya di mana dia menaruh handphone tersebut. Setelah mengambilnya, Souji pun menjawab panggilan telepon tersebut.

"Halo?"

"Sooooouuuujiiiiiiiiii!!", teriak Yosuke dari telepon. Spontan Souji langsung budeg mendengar toa dari Yosuke itu.

"Apaan, sih?! Bikin kuping orang budeg ajah!!", sewot Souji.

"Maaf, maaf, bagaimana kabarnya di sana? Semuanya kangen, nih… Aku juga kangen sama bento buatanmu yang kita makan saat istirahat sekolah…", kata Yosuke yang dari nada suaranya terlihat sedikit kecewa. Spontan saja, Souji langsung sweatdropped mendengar kata 'kangen sama bento' Memangnya ini kencan apa?!

"Heh… Rasanya kamu cuman kangen sama makanan buatanku, deh…", kata Souji sweatdropped sambil merebahkan dirinya di kasur.

"Hahahaha… Nggak, kok! Oh, ya! Tadi kami semua berbicara, nih. Dan kami ada rencana, loh! Kamu mau dengerin, nggak?", tanya Yosuke.

"………Nggak………", jawab Souji singkat.

"Hu…Hue… Souji, kau begitu kejaaaaam…", tangis Yosuke dengan gaya lebainya dari arah telepon.

"Ikkkh!! Cuman bercanda juga!! Jangan nangis, napa, sih?! Lebai banget tau!!", sewot Souji.

"Hehehehe… Maaf, begini, loh. Kita bakal mulai semester baru di pertengahan April, kan? Kita ada rencana buat pergi lagi ke Port Island, nih! Tempat yang kita datangi taun lalu buat trip sekolah itu, loh!", kata Yosuke.

"Port Island? Oh, ya, aku ingat. Jangan bilang kamu mau melihat kita dipermalukan lagi di Escapade, gitu? Itu benar-benar mimpi buruk, tau, nggak?", kata Souji lemas.

"Ya, nggaklah… Hohohoho… Aku jadi ingat dengan ciumannya Teddie sama Kanji… Huwaaaa… Ciumannya napsu…", kata Yosuke. Spontan Souji langsung sweatdropped mengingat hal itu kembali.

"Nggg… Kamu nggak menelponku cuman untuk merevisi aib kita dulu, kan?", tanya Souji sweatdropped.

"Nggak, dong! Gimana? Kamu mau ikut, nggak? Yang lainnya sudah setuju. Tinggal kamu saja, nih! Ikut ajah, yuk!", ajak Yosuke. Souji pun diam sebentar, lalu berbicara kembali.

"Hm, baiklah. Aku akan berbicara dengan ibuku dulu. Nanti kalau oka-san setuju aku akan telpon balik", kata Souji sambil tersenyum.

"Baiklah! Aku tunggu teleponnya, ya! Dah-dah, Sou!! Love you always!! Muaaah!!" 'Piiip, piiip, piiip, piiip…' Sambungan telepon terputus, Souji pun langsung pingsan mendengar kata-kata dari Yosuke.

-End of Flashback-


"Yah, kamu akan berangkat besok, kan? Tidur saja dulu di sini. Kamarmu sudah siap. Bagaimana dengan yang lain? Ayo, ke mobil. Kalian akan kuantar pulang", kata Ryoutaro sambil berjalan ke arah mobilnya.

"Arigato, Doujima-san!", kata mereka semua.


-Doujima's resident-

Setelah mengantarkan semuanya, Ryoutaro pun mengarahkan mobilnya ke rumah miliknya yang terletak di sebuah gang kecil. Kemudian, setelah Ryoutaro memakirkan mobilnya, Nanako membuka pintu masuk dengan kunci yang dia bawa tadi. Mengikuti Nanako dan Ryoutaro, Souji pun melangkahkan kakinya ke arah pintu masuk. Dilihatnya, pemandangan yang tak asing baginya, sebuah rumah kecil yang nyaman dan tentram yang dia tinggali selama 1 tahun. Di sebelah kirinya terlihat sebuah dapur kecil, tempat dia biasa memasak di sana, sebuah meja makan dan 3 kursi. Di depannya ada sebuah rak kecil dan sebuah kalender. Sebuah TV, dan meja kecil tempat dia biasa memperlihatkan sulap kecil miliknya ke Nanako. Sebuah sofa tempat Ryoutaro biasa tidur karena kelelahan di sana, dan yang terakhir, sebuah pintu yang mengarah ke tempat tidur Nanako dan Ryoutaro dan juga sebuah tangga yang mengarah ke kamarnya.

"Tidak berubah, ya?", kata Souji.

"Tentu saja, nii-chan! Onii-chan, kan, baru pergi selama 1 minggu!", kata Nanako sambil memeluk lengan Souji.

"Hm, benar juga, ya… Tapi entah kenapa, rasanya kangen… Seperti sudah lama sekali…", kata Souji sambil tersenyum. Nanako tetap memeluk kakak sepupu kesayangannya itu sambil tersenyum. Ryoutaro hanya bisa tersenyum sambil menghela napas.

"Sudah dulu Nanako, Souji baru saja kembali ke sini. Dia pasti lelah. Ayo, duduk dulu. Akan kuambilkan minum", kata Ryoutaro sambil mengambil air putih dingin dari kulkas setelah Souji duduk di kursi. Kemudian Ryoutaro menyodorkan sebuah gelas berisi air putih ke arah Souji.

"Arigato", jawab Souji singkat dan kemudian meminum air tersebut sampai habis. Kemudian, Souji pun kembali berbicara,

"Tempat ini tenang seperti biasa, ya, Ryoutaro-san…", kata Souji sambil menyenderkan dirinya ke kursi.

"Yah, mungkin sekarang jauh lebih tenang. Pekerjaanku pun tidak seketat dulu. Sampai sekarang pun… Aku masih sedikit kaget tentang Adachi… Aku tidak menyangka dia yang…", kata Ryoutaro lesu, diikuti dengan Souji dan Nanako.

"Otou-san… Nanako sudah tidak apa-apa, kok! Jadi tidak apa-apa, ya!", kata Nanako yang tersenyum untuk menyemangati ayahnya itu. Ryoutaro pun tersenyum, begitu pula dengan Souji.

"Sudahlah, setidaknya dia sudah tidak bisa melakukan perbuatan buruk lagi. Oh, ya, Sou. Kau pasti lelah, kamu harus bersiap-siap untuk besok. Kamarmu masih seperti biasa, di atas sana", kata Ryoutaro mengakhiri ucapannya sambil menunjuk ke arah tangga.

"Ya, arigato, Ryoutaro-san. Baiklah, aku akan beristirahat dulu", kata Souji sambil berdiri dari kursi.

"Ah! Onii-chan! Aku masih ingin berbicara dengan onii-chan sebentar lagi…", kata Nanako dengan nada lesu.

"Nanako! Sudah kubilang Souji sedang lelah! Setelah pulang, dia juga akan kembali ke sini lagi!", kata Ryoutaro sedikit tegas.

"Tidak apa-apa. Aku tidak terlalu capek, kok. Nanako mau menemaniku sebentar?", kata Souji kepada Nanako yang mengikuti dibelakangnya.

"Ah…! Ng!", kata Nanako dengan wajah berseri-seri. Ryoutaro hanya bisa menghela napas ketika melihat anak dan keponakannya itu menaiki tangga. Kemudian dia hanya bisa tersenyum.


-Doujima's resident, Souji's room-

-00.00 a.m.-

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. 3 orang penghuni rumah milik keluarga Doujima ini sudah tertidur lelap. Begitu pula dengan Souji, yang juga sudah tertidur di futon miliknya setelah lelah bermain dengan Nanako malam itu. Dan malam ini, semuanya akan dimulai…

…………………

…………………

…………………

"……Hah……?"

Souji mencoba membuka matanya, kemudian dia mencoba untuk bangun dari tidurnya. Setelah dia benar-benar bangun, dia melihat sekelilingnya. Pemandangan yang asing baginya. Di situ hanya ada kabut putih dimana-mana.

"Ini…di mana…?", tanya Souji terhadap dirinya sendiri. Hanya kabut yang menemaninya di situ, kabut yang terasa aneh.

"Kabut ini…rasanya…aneh…", kata Souji setelah melihat gumpalan kabut yang berada di sekelilingnya.

Tiba-tiba saja, entah dari mana, muncul seekor kupu-kupu berwarna biru terang di tengah kabut tersebut.

"…! Kupu-kupu?"

Kemudian, kupu-kupu tersebut terbang menjauhi Souji, memaksa Souji untuk mengikuti kupu-kupu tersebut ke arah dia terbang. Spontan saja Souji langsung mengikuti kupu-kupu tersebut.

"Ah, tunggu!"

Souji terus berlari, berlari, dan berlari mengikuti kupu-kupu berwarna biru terang itu. Kupu-kupu tersebut tampak seperti membawanya ke suatu tempat. Dia sudah tidak mengetahui berapa lama dia sudah berlari. Intuisinya terus mengatakan untuk mengikuti kupu-kupu tersebut di dalam tempat yang tidak dia ketahui. Tak lama kemudian, kupu-kupu tersebut mengantarnya ke sebuah tempat. Ke sebuah pintu, pintu yang terasa aneh, bahkan pintu tersebut memiliki beberapa mata yang bergerak-gerak (Waktu pertama kali ngeliat ini, LvNa-cHaN sedikit jijik tapi juga nangis. Hwehehehe… Menyedihkan banget…).

"Pi…pintu…?", kata Souji kaget setelah melihat pintu yang terasa sedikit menyeramkan tersebut. Kemudian, Souji pun memperhatikan pintu itu lagi, dan ditemukannya beberapa kawat yang berada di setiap sisi pintu tersebut yang bersatu di tengah-tengah. Anehnya, tidak ada apapun di tengah-tengahnya. Padahal, kawat itu seperti didesain untuk menyangga 'sesuatu' di sana. Setelah itu, Souji pun sadar bahwa kupu-kupu yang diikutinya sudah menghilang entah ke mana. Kemudian, dia berjalan mendekati pintu tersebut.

"Ini pintu apa? Seperti ada untuk sesuatu…", kata Souji sambil memegang pintu tersebut.

'SRRIIIIIIIIIINGG!!'

"?! Hah…?!"

Tiba-tiba pintu itu bersinar terang, terang sekali, sampai-sampai Souji harus menutup matanya saking terangnya. Di dalam kebingungannya itu, cahaya itu tampak seperti menelannya. Dan Souji pun hilang di balik cahaya tersebut…


-Back to Doujima's resident-

"Huuuuaaaah!!", teriak Souji setelah terbangun dari mimpinya yang sedikit aneh itu. Dan dia menyadari bahwa dia masih berada di kamarnya di rumah Ryoutaro.

'Eh…eh? Mim…mimpi? Tapi… tadi itu seperti kenyataan… Pintu yang kupegang itu…apa?', tanya Souji dalam hati.

………

"Cih…", kata Souji sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

'Namanya juga mimpi, ya… Tidak aneh, sih…'

"Tidak aneh? Lalu bagaimana cara membedakan mimpi dan kenyataan?"

Sebuah suara menjawab pertanyaan dalam hatinya. Dengan sedikit was-was, Souji pun menengok ke sebelahnya dan menemukan… seorang anak kecil berambut biru dengan pakaian hitam putih. Kulitnya pucat bagaikan hantu, spontan saja Souji hampir berteriak.

"A…a…a…Ha…Ha…Ha…nn…nn…tu…", kata Souji terbata-bata sambil bergidik ketakutan melihat anak kecil tersebut. Anak kecil itu pun berbalik ke arahnya dan tersenyum, senyum yang sangat manis, dan kemudian menaruh jari telunjuknya di bibirnya.

"Sssst… Jangan berteriak, nanti orang lain akan mendengarnya…", kata anak kecil tersebut. Souji hanya bisa diam, tak mampu berkata apa-apa. Tentu saja, melihat seorang anak kecil yang tiba-tiba saja muncul di kamarnya. Siapapun bisa ketakutan kalau melihatnya, apalagi anak ini memiliki kulit putih pucat. Setelah diam beberapa saat, Souji pun memberanikan diri untuk berbicara.

"Ka…Kau ini…siapa…atau…apa?", kata Souji sedikit was-was. Tetapi, anak kecil itu tidak menjawab, melainkan hanya tersenyum.

"Sudah tidak ada waktu lagi, aku tak bisa menjelaskannya sekarang. Waktuku terbatas, baiklah…", kata anak kecil tersebut sambil mengeluarkan sebuah buku lalu membuka buku tersebut.

"Kulihat kau sudah menandatangani kontrak, ya, Seta-san?", tanya anak kecil tersebut sambil tersenyum ke arah Souji.

"Kontrak?", tanya Souji tidak mengerti.

"Buku yang kautandatangani di velvet room", kata anak kecil tersebut sambil memperlihatkan buku tersebut ke arah Souji. Souji pun mengenali buku tersebut, buku yang diatandatanganinya 1 tahun yang lalu yang diberikan oleh Margaret.

"Kalau begitu, kuberikan ini…", kata anak kecil tersebut sambil memberikan Souji sebuah kunci.

"Kunci ini…"

"Ya, itu kunci untuk menuju velvet room. Kau sudah tidak bisa kembali ke sana semenjak 1 minggu yang lalu, kan?", jawab anak itu.

"Kau…ini siapa…?", tanya Souji kepada anak itu. Anak itu kemudian menatap Souji, lalu tersenyum.

"Kau bisa panggil aku…"

"Pharos…"

"Pharos…?"

"Ya, berhati-hatilah, karena kemudian ini semua akan dimulai…", kata Pharos di mana dirinya tiba-tiba menghilang dalam kegelapan kamar tersebut. Spontan saja Souji pun terhenyak.

"!! Tu…tunggu!! N…ngh…!", rintih Souji ketika tiba-tiba saja kepalanya terasa sakit sekali setelah anak itu menghilang. Dia pun memegangi kepalanya (bayangkan Takaya maupun Adachi men-summon personanya, huahahaha… Yeah, Adachi overacting there…).

'A…apa…ini…?! Rasanya sama…seperti sewaktu Izanami bersalaman denganku… Kh… Ah… Sakitnya…sudah hilang…'

Dalam kebingungan tersebut, Souji pun memutuskan untuk tidur setelah menunggu selama 30 menit tapi tak terjadi apa-apa, dan anak yang bernama Pharos itupun tidak muncul lagi.


-Inaba's station-

-2 April 2012-

Waktu menunjukkan pukul 6.50. pagi. Souji dan kawan-kawannya sudah berada di depan stasiun Inaba ditemani oleh Ryoutaro dan Nanako.

"Fuuuaaah… Aku tidak bisa tidur tadi malam…", kata Chie yang menguap sambil meregangkan badannya.

"Kau ini… Jangan menguap yang besar-besar… Cewek bukan, sih?", tanya Yosuke yang sweatdropped melihat tingkah laku Chie.

"Ikh, emang apa masalahnya kalo begitu?!", sewot Chie sambil menendang bagian 'critical' milik Yosuke.

'DUAAAAK!!'

"GYAAAAAAA!!", teriak Yosuke kesakitan sambil memeganginya, diikuti semua orang yang sweatdropped melihatnya.

"Kh…Kh…Pft…HAHAAHAHAHAHA!!", tawa Yukiko yang semakin lama semakin besar saja. Sifat buruk Yukiko kambuh lagi di sini, semua orang pun langsung sweatdropped (lagi).

"Eeeh… Sudahlah, Satonaka-senpai. Sebentar lagi keretanya akan berangkat!", kata Kanji untuk menangkan Chie.

"Hm! Awas kau Yosuke!! Takkan kupinjami kaset lagi!!", teriak Chie sambil mengarahkan jari telunjuknya ke muka Yosuke yang masih kesakitan.

Selagi yang lain sedang berusaha untuk menangkan Chie, Souji hanya berdiri diam menyendiri dari yang lainnya. Dia tidak ingin teman-temannya khawatir melihat dirinya sekarang. Ya, sejak tadi pagi, dia mengalami sakit kepala yang sama seperti saat dia menerima Izanagi sebagai persona miliknya. Tapi, Rise pun (yang palling peduli) bisa menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dalam diri Souji.

"Ng? Souji-senpai? Kau tidak apa-apa? Kau kelihatan tidak sehat…", kata Rise sambil mendekat ke arah Souji. Spontan saja Souji pun kaget.

"Ng! Ri…Rise?! Aku tidak apa-apa, kok! Itu cuman perasaanmu saja! Aku tidak ada sakit kepala atau sebagainya, kok! Hahahaha!", kata Souji salah tingkah. Langsung saja Rise menyadari bahwa senpai tersayangnya itu mengalami sakit kepala.

"Ah! Jadi senpai sakit kepala, ya? Kenapa nggak bilang daritadi?!", sewot Rise. Spontan saja yang lainpun langsung menengok ke arah mereka berdua.

"Sudahlah… Sudah tidak terlalu sakit lagi, kok…", kata Souji.

"Tapi intinya masih sakit, kan?! Mina! Ada yang bawa obat sakit kepala, nggak?!", tanya Rise kepada semuanya. Tentu saja semuanya mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Onii-chan sakit?", tanya Nanako dengan muka khawatirnya kepada Souji.

"Tidak, kok. Sudah tidak apa-apa. Rise juga, sudah tidak sakit lagi, kok! Aku sudah tidak apa-apa!", kata Souji kepada Rise yang sudah mengebu-gebu dari tadi.

"Benar, ya? Pokoknya kalau sakit, cepat bilang sama yang lain! Kamu ini nggak mau buat orang khawatir, sih!", kata Rise ketus (Thanks for Rise's HP and SP heal! Yei!).

"Tenang saja…", kata Souji.

"Perhatian, perhatian… Kereta jurusan Iwatodai akan berangkat 5 menit lagi… Para penumpang dipersilakan untuk menaiki kereta…"

"Akh! Teddie!! Keretanya sebentar lagi mau berangkat, Teddie, ne!!", kata Teddie sambil menunjuk ke arah kereta.

"Senpai! Ayo kita naik ke kereta sekarang!", kata Naoto.

"Ah! Baiklah! Nanako, Ryoutaro-san! Aku pergi dulu, ya! Aku pasti akan bawa oleh-oleh nanti!", kata Souji sambil melihat sekali lagi ke arah Nanako dan Ryoutaro.

"Ya! Berhati-hatilah di jalan, Sou!", teriak Ryoutaro.

"Dah-dah, nii-chan! Jangan makan yang aneh-aneh, ya…!", kata Nanako mengingatkan Souji.

'Jangan makan yang aneh-aneh? Yah, sudahlah…', kata Souji dalam hati. Dan kemudian berkata, "Iya! Tenang saja!"


-Inside the train-

Kelompok Souji dan kawan-kawan sudah menempuh 2 jam perjalanan dan mereka belum juga sampai di stasiun Iwatodai. Mari kita lihat kesibukan apa yang dialami para anak SMA yang memiliki kekuatan aneh ini.

"Kartu Ace sekop!! Teddie menang, Teddieee!!"

"Aaaakh!! Curang!! Tadi kartu Ace sekopku jatuh dan aku tidak menemukannya!! Ternyata diambil kamu, toh!! Kembalikan, Teddie!!"

"Teddie, noooooo!!"

"Chie… Sudahlah… Ini, kan cuman mainan…"

"Heh… Amagi… Kau tau tidak ada yang bisa menghentikan Chie ketika dia marah… Ukh… Masih sakit, nih, Chie…"

"Aku bawa obat merah, loh, Hanamura-senpai! Mau??"

"Eeeh… Rise… Bukannya kalau dikasih obat merah malah tambah perih…"

"Kenapa nggak diguyur pake air saja?"

"Senpai, ke toilet dulu saja sana…"

"Ngomong-ngomong, aku bawa bekal, nih… -mengeluarkan sebuah kotak makan yang lumayan besar-"

"Kyaaaaa!! Bento-set milik Souji!! Aku di sini saja, aku di sini saja!!"

"Eehh… Hanamura-senpai… Kalau seperti kau terlihat seperti sedang kencan dengan Souji-senpai…"

"Ada kare roll, nggak?"

"Ada! Nih, Naoto"

"Aku ingin makan yatsuhashi…"

"Eh, Chie, yatsuhashi itu makanan khas Kyoto…"

"Aku sudah tau, Yosuke! Aku kepengen ajah…"

"Hm… Seperti biasa, enak sekali, Seta-kun… Coba kalau ada teh chamomile juga…"

"Apaan, tuh, Teddie? Makanan, ya, ne? Enak, nggak?"

"Hm, chamomile itu teh yang memiliki aroma wangi dan warnanya tidak pekat seperti teh kebanyakan, atau lebih tepatnya bening"

"Hooo… Seperti biasa Naoto, pintar sekali… Nggak aneh Kanji jadi suka…"

"Ghh!! Yo…Yosuke-senpai!!"

"Hm? Apa yang dibilang Hanamura-senpai tadi?"

"Ti…tidak apa-apa, kok… Na…Naoto-kun…!"

'SEEER…'

"Gyaaaa!! Kanji-kun mimisan lagi!! Tisue, tisue!!"

"A…ada! Ada! I…ini!!"

GYAAA, GYAAA, GYAAA!!

BZZZZT!!

Teddie bentuk kostum beruang muncul dari layar TV.

"Gomen, para pembaca yang baiik, Teddie! Karena suatu alasan, siaran Mayonaka TV ini dihentikan karena Kanji-kun mengalami mimisan yang cukup parah, dan…"

"KAMU MENGGANGGU PROSES MEMBACA, TEDDIEEE!!"

"U…Uweeeeng… Teddie hanya memberitahukan bahwa siarannya sedikit terganggu, ne…"


-Port Island station-

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Kelompok Souji itu sudah berada di sebuah kota yang besar dan megah, mereka sekarang berada di Iwatodai station.

"Aaaah… Sudah sampai, ya… Capek banget…", kata Chie sambil meregangkan badannya.

"Iya, tapi 5 jam tidak terasa, ya. Tau-tau kita sudah sampai di sini…", kata Yukiko.

"Hm… Jadi kita akan check-in dulu ke Shirakava Boulevard atau main dulu?", tanya Souji.

"MAAIIIN DULUUUU!!", teriak semuanya (minus Souji yang bertanya, Naoto yang jaga imej, sama Yukiko yang sweatdropped).

"Heh… Dasar… Bagaimana dengan tasnya?", tanya Souji sambil sweatdropped.

"Yah, kita bopong saja, senpai!! Nggak berat-berat amat, kan?", balas Kanji.

"Tasku ini berat tau… Penuh dengan makanan… Yosuke!! Kenapa harus aku yang membawa makanannya?!", sewot Souji.

"Eh… Karena apapun makanannya, yang pasti buat itu Souji…", kata Yosuke pasang tampang innocent.

"Ciiih… Yah, sudahlah… Kita main dulu… Puas? Sekarang mau ke mana?", tanya Souji yang akhirnya menyerah juga.

"NONTON BIOSKOOOP!!"

Dalam hati, Souji berpikir, 'Jauh-jauh datang ke sini cuman mau nonton bioskop?! Kenapa nggak nonton layar tancep aja sekalian?! Kenapa nggak ke Escapade, kek. Ke mana, kek. Arrrrrghhhh!!'

Dan akhirnya, dengan berat hati, Souji pun mengikuti gerombolan teman-temannya itu yang kepengen nonton bioskop.

"Wuaaaah… Banyak orang, ya, Teddie!!", kata Teddie sambil melihat-lihat sekeliling.

"Hm, ini memang kota besar, tidak seperti Inaba. Tidak aneh di sini terlihat ramai jika dibandingkan dengan Inaba", kata Yukiko sambil tersenyum.

"Kota asalmu juga seramai ini, Sou?", tanya Yosuke.

"Yah, Akihabara biasa-biasa saja, kok… Yang pasti udaranya lebih kotor daripada Inaba…", balas Souji.

"Heh, yah… Inaba benar-benar seperti desa, sih… Ah! Ada film Power Ranger (emang masih jaman?) di bioskop!! Aku mau lihaaaaaat!!", teriak Yosuke kegirangan setelah melihat judul Power Ranger : Back in Eksyen ada di luar bioskop tersebut.

"Bodoooh!! Umurmu berapa, siiih?!", sewot Chie sambil kembali menendang Yosuke, sekarang di pantat.

"Gyaaaaaa!!"

Dan akhirnya, sekali lagi, Chie naik darah lagi dan semua orang sedang berusaha menenangkannya. Naoto yang memang tidak biasa dengan keributan itupun berjalan menjauh dan menuju ke toko bunga yang berada di seberang bioskop tersebut.

'Haaah… Kalau Chie-senpai sudah naik darah itu memang sudah susah…', pikir Naoto dalam hati sambil menghela napas. Kemudian dia melihat-lihat bunga-bunga yang indah di toko tersebut. Sampai datanglah seorang perempuan berambut kuning pendek yang memakai bando ke toko bunga itu. Dia memakai baju yang menutupi lengannya, dan memakai rok dengan legging yang menutupi seluruh kakinya.

"Eh, permisi…", kata cewek itu.

"Oh! Sudah datang, ya? Ini pesananmu, seperti biasa, 1 buket bunga lily warna putih!", kata penjaga toko tersebut sambil menyerahkan 1 buket bunga lily ke cewek itu.

"Terimakasih, ini uangnya", kata cewek tersebut sambil menyodorkan 3000 yen ke tangan penjaga toko itu. Kemudian, penjaga toko itu berbicara lagi.

"Duh, kamu ini, setiap minggu pasti selalu membeli bunga di sini… Mau diberikan untuk siapa? Pacarnya, ya?", goda penjaga toko tersebut. Spontan saja muka cewek itu langsung memerah.

"Eh, bu…bukan, kok… …", kata cewek itu dengan muka memerah.

"Duh, mukanya jadi merah begitu… Nggak usah disembunyiin, deh. Pacarnya, ya?", goda penjaga toko itu lagi. Kemudian anak cewek itu hanya terdiam lalu berbicara kembali.

"Bukan… Tapi, dia seseorang yang sangat penting buatku…", kata anak cewek itu dengan suara yang sedikit bergetar, tetapi penjaga toko itu tidak menyadarinya, di samping itu, Naoto yang mendengar daritadi pun bisa menyadarinya.

'Seseorang yang penting… Tapi suaranya terlihat sedikit bergetar, penjaga toko itu tidak menyadarinya, ya?'

"Oh, seseorang yang penting? Ya, sudah, kapan-kapan kembali ke sini lagi, ya!"

"Hm, arigato. Aku akan kembali lagi ke sini…", kata cewek tersebut dan kemudian membalikkan badannya. Spontan saja, matanya yang berwarna biru terang itu langsung bertemu dengan mata milik Naoto yang memperhatikannya daritadi. Tiba-tiba saja, anak cewek itu sedikit syok melihat muka Naoto. Naoto pun juga sedikit kaget setelah melihat ekspresi cewek itu yang terlihat kaget.

"!! K…Kau…?!"

"E….Eeh…?"

To be continued


Yup! This is chapitre 1, mina-san! Di sini, saiah benar-benar membuat Yosuke super lebai! Saiah minta maap kepada pecinta Yosuke agar tidak mengaplok saiah layaknya Chie… Btw, sudah tau siapa anak cewek tadi? Tentu udah, dong! Ya, LvNa-cHaN juga merasakan perasaan yang sama terhadap Naoto ketika melihatnya pertama kali di cover Japanese version. Saiah dan teman saiah yang juga penggemar P3 langsung bilang, "Omigot!! Minato?! Dia kembali di P4, bahkan sebagai playable character?!", Ya, berharaplah bahwa saiah benar, dan ternyata salah, dan setelah tau dia bukan Minato, kita berdua tetap sangat menyukainya (di kala itu kami berdua membenci Souji yang memiliki tatanan rambut ala cangcuterzz). Dan kami mendapatkan sebuah fakta yang lebih mengerikan lagi daripada itu ketika saiah melihatnya di game. Yeah, he is… (nah, jangan, deh… Buat bagian ini silakan menemukannya sendiri di game… Why? Bertanya-tanya kenapa Kanji bisa suka sama Naoto? Ya, Kanji pun mempertanyakan itu, nanti di gamenya ada penjelasannya. Silakan dicari. Dan silakan muntah-muntah ketika melihat boss shadow no 4, jika dihitung dari boss yang pertama kali muncul di mimpi Souji. Yup, adek saiah pun muntah-muntah melihatnya). Dan bagi para otaku (khususnya cowok) selamat berbahagia di boss no 5, karena saiah pun menikmatinya. Haha! Btw, di chapter ini, hampir di setiap kata Teddie saiah salah tulis menjadi Kumaaaaa!! Arrrrggh!! Well, chapitre 2 coming soon!!


It's time for Mayonaka TV talkshow!!

Teddie : Kembali denganku, Teddie! Dengan maskot game P4 ini!! Inilah, Mayonaka TV talkshow, neee!! Sekarang, kita akan mewancarai MC dari game P4 yang juga merujuk sebagai sensei-ku, yooo!! Inilah, Seta Souji-sensei!!

Souji : Halo, semuanya… Aku bawa bento-set. Ada yang mau?

Yosuke : Aku mauuuuu!!

Chie : Souji!! Yosuke!! Jangan bercanda!! Ini siaran Mayonaka TV live tau!! –menendang Yosuke lalu menyeretnya-

Semua : -sweatdropped-

Teddie : Ah, sudahlah. Itu salah Yosuke sendiri, teddie!! Baiklah!! Untuk pertanyaan pertama!! Apa hobi dari Souji-sensei, nee? –mengarahkan mike ke mulut Souji-

Souji : Hobi? Emm… Masak dan mancing…

Semua : SIIIIIIIIING…

Teddie : Eng, ya, 2 hobi yang bertolak belakang sekali, ya, ne… Baiklah, pertanyaan selanjutnya! Siapa orang yang paling disukai sensei?

Souji : Nanako…

Rise : Uwaaaaaaaa!! Senpai jahaaaaat!! Apakah senpai sudah melupakan Rise-chiii…?? –mengeluarkan air mata dan ingus segentong-

Souji : dan Rise… -sweatdropped-

Rise : Horeeeeee!! Rise-chiii sayang senpaiiiii!! (why Rise here really looks like Misa? No, much more like… Tobi…)

Teddie : Nggg… Teddie… Ya, pertanyaan selanjutnya, apakah yang ingin dilakukan sensei sekarang merujuk di chapter 1 ini, nee?

Souji : Hm, check-in ke Shirakava Boulevard, nonton berita, masak buat semuanya, dan lalu tidur. Besoknya boleh mancing atau ke Escapade…

Teddie : Sensei ini anak sekolahan, bapak-bapak atau ibu rumah tangga, sih?

Souji : Entahlah, aku cuman ingin masak saja…

Kuma : Kalau begitu, ditentukan bahwa status sensei sekarang diubah dari seorang siswa SMA multi persona-user menjadi seorang ibu rumah tangga multi persona-user!! Sampai jumpa di Mayonaka TV talkshow selanjutnya, teddie!!

Souji : Bentaaaar!! Apa maksudnya ibu rumah tangga?! Memangnya anak cowok nggak boleh masak apa?!